Korban

68 bookmarks
Newest
(627) 3 AREMANIA BERKERABAT DALAM TRAGEDI KANJURUHAN - Dadanya Lebam, Wajahnya Membiru - YouTube
(627) 3 AREMANIA BERKERABAT DALAM TRAGEDI KANJURUHAN - Dadanya Lebam, Wajahnya Membiru - YouTube
3 AREMANIA BERKERABAT DALAM TRAGEDI KANJURUHAN - Dadanya Lebam, Wajahnya Membiru Reporter: M Romadoni | yul SURYA, JOMBANG - Korban tragedi Kanjuruhan asal Jombang, Muhammad Irsyad Aljuned (18) dimakamkan di tempat pemakaman umum Dusun Mernung Lor, Desa Sumbernongko, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, Minggu (2/10/2022). Irsyad, pelajar SMKN Kudu ini adalah salah satu korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan usai laga pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang merenggut ratusan korban jiwa. Kesedihan mendalam dirasakan keluarga saat pemakaman korban tragedi Kanjuruhan. M.Arif Junaedi, ayah korban tak kuasa membendung kesediahannya saat melihat jenazah anak pertamanya itu secara berlahan diturunkan ke liang lahat. Tak hanya dia, Kesi Ernawati ibu korban  tampak meneteskan air mata meratapi  kepergian anaknya secara tragis tersebut. Ia terlihat menangis tersedu-sedu di atas pusara anaknya dalam kondisi guyuran hujan sore itu. Arif mengaku masih tak percaya anaknya meninggal dalam musibah di Kanjuruhan. Saat kejadian itu, dia sedang bekerja di Tulungagung mendapat kabar Irsyad belum pulang dari menonton pertandingan bola di Kanjuruhan. "Saya posisinya kerja di Tulungagung ditelepon ada musibah di Kanjuruhan saat itu (Korban, Red) belum ketemu itu sekitar pukul 03.00 WIB," ujarnya saat ditemui di rumah duka, Minggu (2/10). Menurut dia, pihak keluarga dibantu relawan mahasiswa berupaya mencari hingga akhirnya mendapati korban ditemukan di Rumah Sakit Wava Husada, Kabupaten Malang. "Kondisinya kritis dan meninggal di rumah sakit Wava Husada, Kepanjen karena meluber banyak korbannya sehingga tidak terkontrol," ungkapnya. Ia menceritakan Irsyad ikut bergabung dalam fans Aremania Megaluh Jombang dan seringkali menonton laga Arema FC di Kanjuruhan. Korban sebelumnya berangkat bersama adik kandungnya Adik kandungnya, M. Yaziid Novel Al Bastommy (15) mengendarai motor Vario dari Jombang menuju Malang, pada Sabtu pagi sekitar pukul 07.30 WIB Setibanya di Malang, Irsyad bersama dua saudaranya sebaya yakni satu pria dan satu wanita menuju ke Stadion Kanjuruhan. Nahas ketiga korban yang merupakan satu kerabat ini meninggal akibat kekurangan oksigen sesak napas karena gas airmata, desakkan-desakan hingga terinjak-injak saat hendak keluar stadion. "Ya masih satu keluarga yang meninggal kakaknya dari Tulungagung namanya Haikal kelas 1 SMA dan di Malang Astrid kelas 2 SMA kalau Irsyad kelas 3 SMA," ucap Arif. Kondisi korban mengalami luka lebam di bagian kaki, dada bahkan wajahnya membiru seperti gosong. "Kondisinya luka di kaki, memar di dada dan wajahnya seperti gosong, membiru karena terkena gas airmata, ya ketiganya meninggal yang satu cewek lebam di dada dan pipi kiri," bebernya. Arif sempat mendapat firasat buruk sebelumnya sebelum anaknya pamit untuk menonton pertandingan bola di Stadion Kanjuruhan. Pihak keluarga sempat melarang Irsyad berangkat Magrib untuk menonton laga Derby Arema FC vs Persebaya Surabaya. "Firasat ada daun hijau menempel di baju malam itu saya posisinya kerja di Ngunut Kabupaten Tulungagung tidak lama saya dapat kabar ini," pungkasnya. #aremania #aremafc #persebaya #jombang #kanjuruhan #tulungagung
·youtube.com·
(627) 3 AREMANIA BERKERABAT DALAM TRAGEDI KANJURUHAN - Dadanya Lebam, Wajahnya Membiru - YouTube
(627) CERITA PILU Ibu Muda di Malang, Suami & Balitanya Tewas Tragedi Kanjuruhan: Gas Air Mata ke Tribun - YouTube
(627) CERITA PILU Ibu Muda di Malang, Suami & Balitanya Tewas Tragedi Kanjuruhan: Gas Air Mata ke Tribun - YouTube
Vp: Rizky -- Reporter: Luhur Pambudi TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA-Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang bak kiamat bagi keluarga kecil Elmiati (33) warga Blimbing, Malang. Suami dan anaknya yang masih balita, tewas tergencet kerumunan massa suporter, di malam kelabu itu. Air mata ibu dua anak itu, sepertinya telah mengering, karena terlalu sering terkuras duka, hampir setiap saat. Mengenang kembali petaka pada dua hari lalu, yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) itu, untuk kesekian kali, kini ia hanya bisa melamun dan menatap kosong ke arah lain. Elmiati tak menyangka, di malam itu, sang suami, Rudi Harianto, dan anak bungsunya M Firdi Prayogo (3), bakal tewas terhimpit kerumunan suporter yang panik karena upaya pembubaran massa dari aparat menggunakan pelontar gas air mata. Seingatnya, insiden kerusuhan tersebut, terjadi seusai peluit panjang pertandingan dibunyikan, sekitar pukul 22.00 WIB. Para pemain kedua belah pihak kesebelasan yang berlaga bergegas memasuki pintu utama ruang ganti stadion. Di momen itu, sejumlah penonton yang berupaya menaiki pagar pembatas tribun, berhasil merangsek masuk menyusuri tengah lapangan pertandingan. Psikologis massa suporter yang saat itu kecewa dengan kekalahan tersebut, mendadak makin keruh. Ratusan aparat yang semula bersiaga di sudut-sudut area stadion, mulai menyebar dan mengejar setiap suporter yang terpantau berlarian. Entah dari mana asalnya, beberapa selongsong gas air mata beterbangan ke arah area tribun 13. Tribun yang menjadi tempat Elmiati, bersama suami yang sedang mendekap sang anak balita dalam gendongan, menonton laga Derbi Jatim tersebut. "(Lontaran bola gas air mata) iya ke arah tribun. Lontaran itu masuk ke kerumunan penonton. Suami saya mengajak pulang; ayo pulang aja selak adik keno gas (keburu anak terkena gas). Posisi itu sudah ricuh," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di kediamannya, kawasan Blimbing, Malang, Senin (3/10/2022) Keluarga kecil itu berjalan menyusuri tangga tribun yang juga menjadi tempat mereka semula masuk ununtuk menonton. Kepanikan karena gas air mata tersebut, membuat semua orang di atas tribun 13 itu, memiliki pikiran yang sama dengan Elmiati dan sang suami. Yakni memanfaatkan tangga tribun tersebut untuk keluar menghindari kepungan gas air mata. Ternyata, di tangga tersebut, terdapat ratusan orang yang berjejal. Nahas, Elmiati, suami dan balita mereka, terlanjur merangsek ke dalam tangga karena terdorong oleh ratusan orang lainnya di belakang mereka. "Posisi saya ada di pinggir di tangga pegangan biru-biru itu. Suami saya berada di dekat pintu gerbang. Suami saya berada di baris kedua dekat pintu gerbang (yang tertutup)," ungkapnya. Lantaran terus terdesak merangsek masuk ke dalam tumpukan orang. Elmiati yang semula berdiri di belakang suami, mengaku, tiba-tiba kehilangan sosok suami dari pandangan matanya. Entah di mana keberadaan sang pujaan hatinya itu dan sang anak. Apakah sudah berhasil keluar menyelamatkan diri, ataukan malah tewas terinjak kerumunan. Tubuhnya juga tergencet di antara tumpukan tubuh penonton. Pada momen serba pelik nan putus asa itu, Elmiati mengaku sempat merasa bahwa di situlah ajalnya akan tiba. "Saya juga sudah pasrah kalau nanti ikut meninggal, saya meninggal dengan suami dan anak saya, pikiran saya cuma begitu," gumamnya, kala itu, sembari mengenang. Apalagi di tengah himpitan ratusan tubuh merangsek segala sisi tubuhnya. Elmiati melihat langsung dengan mata kepala sendiri, kengerian itu. Wajah-wajah para suporter yang semula melihat pertandingan sepak bola di atas tribun bersamanya itu, berteriak, merintih kesakitan meminta bantuan pertolongan, hingga terkapar sekarat tak berdaya dengan mulut mengeluarkan busa. "Itu (orang-orang) masih teriak-teriak. Ada yang keluar busa. Ada yang sekarat. Saya lihat sendiri," ungkapnya. Entah dari manah datangnya, laiknya malaikat penolong. Tubuh Elmiati tiba-tiba ditarik oleh orang lain agar terhindar dari desakan kerumunan tersebut, untuk kembali mencari area lapangan yakni di atas tribun. Tak seperti beberapa menit sebelumnya. Area tribun tersebut kini bebas dari asap gas air mata. Hujan gerimis yang menghujani stadion tersebut, menghilangkan. "Ternyata, ada yang menolong saya. Saya diajak ke atas tribun lagi. (Gas air mata hilang) bukan karena angin, tapi karena hujan," terangnya. "Saya dirawat saudara saya. Saya diminta istirahat dan saudara saya itu pergi cari suami dan anak saya," tambahnya. Berbekal dokumentasi foto wajah sang anak dan sang suami, dalam memori kamera ponselnya. Elmiati mengaku, berhasil menemukan keberadaan sang anak, sekitar pukul 01.00 WIB, atau tiga jam seusai kerusuhan tersebut. SELENGKAPNYA https://jatim.tribunnews.com/2022/10/03/pilunya-ibu-di-malang-suami-dan-balitanya-tewas-tergencet-suporter-yang-takut-gas-air-mata #Kanjuruhan #Malang #Arema #tribunjatim #matalokalmenjangkauindonesia
·youtube.com·
(627) CERITA PILU Ibu Muda di Malang, Suami & Balitanya Tewas Tragedi Kanjuruhan: Gas Air Mata ke Tribun - YouTube
(627) Hanya Bisa Menahan Tangis, Roziqin Melihat Anaknya Tak Bernyawa Usai Nonton Arema | tvOne - YouTube
(627) Hanya Bisa Menahan Tangis, Roziqin Melihat Anaknya Tak Bernyawa Usai Nonton Arema | tvOne - YouTube
Jakarta, https://www.tvOnenews.com - 129 Orang meninggal dunia pasca pertandingan BRI Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya. Pertandingan yang dimenangkan Persebaya Surabaya itu berakhir rusuh hingga menelan korban jiwa. Saksikan live streaming tvOne hanya di https://www.tvonenews.com/live
·youtube.com·
(627) Hanya Bisa Menahan Tangis, Roziqin Melihat Anaknya Tak Bernyawa Usai Nonton Arema | tvOne - YouTube
(627) Kakak Beradik Jadi Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan - YouTube
(627) Kakak Beradik Jadi Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan - YouTube
Farel dan Cahyo, kakak beradik asal Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, menjadi korban tragedi Kanjuruhan. Keduanya, dikenal bukan sekedar saudara, tetapi teman sepermainan dari hidup hingga ajal menjemput. #prayforkanjuruhan
·youtube.com·
(627) Kakak Beradik Jadi Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan - YouTube
(627) Kesaksian Keluarga Pasutri yang Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan, Sang Anak Selamat - YouTube
(627) Kesaksian Keluarga Pasutri yang Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan, Sang Anak Selamat - YouTube
MALANG, KOMPAS.TV - Kericuhan terjadi saat Aremania mulai turun ke stadion, setelah tak puas dengan permainan klubnya yang kalah dari Persebaya Surabaya. Sepasang suami istri jadi korban tewas dalam tragedi di Stadion Kahunjuran. Baca Juga Ikut Berduka atas Tragedi Kanjuruhan, La Liga akan Mengheningkan Cipta Satu Menit Sebelum Laga di https://www.kompas.tv/article/334128/ikut-berduka-atas-tragedi-kanjuruhan-la-liga-akan-mengheningkan-cipta-satu-menit-sebelum-laga Pihak keluarga bersaksi usai wasit meniupkan pluit diakhir pertandingan, penonton mulai rusuh menerobos ke lapangan. Sang adik ipar bersaksi saat kejadian di stadion mulai rusuh, mereka sempat terpisah. Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/334134/kesaksian-keluarga-pasutri-yang-meninggal-dalam-tragedi-kanjuruhan-sang-anak-selamat
·youtube.com·
(627) Kesaksian Keluarga Pasutri yang Meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan, Sang Anak Selamat - YouTube
(627) Jeritan Bocah 11 Tahun saat Tragedi Kanjuruhan, Polisi Jadi Penolong, Lihat Ayah ibu Terinjak-injak - YouTube
(627) Jeritan Bocah 11 Tahun saat Tragedi Kanjuruhan, Polisi Jadi Penolong, Lihat Ayah ibu Terinjak-injak - YouTube
TRIBUN-VIDEO.COM - Seorang bocah laki-laki berinisial MA kini harus berpisah selama-lamanya dengan orangtuanya akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. M Yulianton (40) dan Devi Ratna S (30) meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi pasca pertandingan pada Sabtu (1/10/2022). MA sempat menjerit dan meminta bantuan kepada polisi untuk menolong sang ayah yang terinjak-injak. Cerita ini disampaikan oleh paman MA sekaligus kakak korban bernama Doni yang turut menonton laga Arema FC vs Persebaya. Doni bercerita, mendiang Devi baru pertama kali menonton pertandingan sepak bola, sedangkan Yulianton sudah sering menontonnya. Saat peristiwa kericuhan terjadi, MA terpisah dari kedua orangtuanya Yulianton dan Devi Ratna. Yulianton diduga terjatuh dari tribun hingga mengalami sesak napas karena menghirup udara gas air mata. Saat ditemukan, Yulianton sudah dalam keadaan wajah membiru. Doni mengatakan, MA sempat menjerit dan meminta bantuan polisi untuk menolong ayahnya yang terinjak-injak. Namun hanya MA yang berhasil diselamatkan oleh polisi. "Kemungkinan saudara saya ini kemudian jatuh dari tangga tribun. Mukanya sudah membiru pucat. Anaknya minta bantuan ke polisi terus selamat," katanya. Kepada Doni, MA menceritakan melihat prangtuanya terinjak-injak dalam kerumunan penonton yang panik dan berbondong-bondong berlari ke pintu keluar stadion. "Anaknya Mas Anton (Yulianton) masih trauma, saya tanya 'tahu bapak ibu jatuh diinjak-injak?' dia mengangguk, tahu," ungkapnya. Doni kemudian menceritakan pertemuannya dengan MA setelah berhasil keluar dari Stadion Kanjuruhan. Setelah 15 menit berada di luar stadion, tiba-tiba ada yang menyentuhnya dari belakang dan ternyata MA. "Kurang lebih seperempat jam itu kok tidak keluar-keluar. Tiba-tiba saya dijawil anak mas saya dari belakang," kata Doni. Doni pun mengaku kaget mendengar MA mengatakan bahwa kakak dan iparnya masih berada di dalam stadion. Ia mengaku berlari dan mencoba masuk ke stadion, tapi gagal. Akhirnya, setelah beberapa saat ia melihat kakak iparnya digotong orang-orang melewati pintu keluar. "Setelah itu ada yang menggotong perempuan, saya lihat celananya seperti mbak ipar saya, ternyata benar," kata dia. Saat itu ia tak bisa memastikan kondisi kakak iparnya, masih hidup atau tidak. "Saya nggak bisa memastikan masih hidup atau tidak," imbuhnya. Setelah menemukan kakak iparnya itu, Doni kembali berlari ke pintu stasion dan melihat kakak laki-lakinya digotong. "Setelah mbak ketemu, saya lari ke pintu lagi. Saya lihat mas saya digotong, lalu diletakkan di samping pintu keluar," kata dia. Kemudian, korban dipinggirkan keluar stadion dan dibawa ke RS Teja Husada, Kabupaten Malang. Diketahui, hingga kini tercatat 125 orang meninggal dunia akibat insiden ini. (Tribun-Video.com/Tribunnews.com) Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Bocah 11 Tahun Kehilangan Ayah dan Ibu dalam Tragedi Kanjuruhan, Lihat Orangtua Terinjak-injak, https://www.tribunnews.com/nasional/2022/10/03/kisah-bocah-11-tahun-kehilangan-ayah-dan-ibu-dalam-tragedi-kanjuruhan-lihat-orangtua-terinjak-injak?page=all. Penulis: Adi Suhendi HOST: RATU SEJATI VP: Jalu Setyo Nugroho #beritaviral #beritaterbaru #beritaterkini #Malang #Arema #Persebaya #Kanjuruhan
·youtube.com·
(627) Jeritan Bocah 11 Tahun saat Tragedi Kanjuruhan, Polisi Jadi Penolong, Lihat Ayah ibu Terinjak-injak - YouTube
(627) Cerita Seorang Ibu yang Kehilangan Anaknya Saat Tragedi Kanjuruhan, Sumarsih: Saya Cuma Bisa Nangis - YouTube
(627) Cerita Seorang Ibu yang Kehilangan Anaknya Saat Tragedi Kanjuruhan, Sumarsih: Saya Cuma Bisa Nangis - YouTube
MALANG, KOMPAS.TV - Duka masih menyelimuti keluarga korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan. Salah seorang ibu di Kota Malang, harus mengikhlaskan kepergian putra kesayangannya yang meninggal saat menyaksikan pertandingan sepakbola Sabtu (1/10) lalu. Ibnu Muhammad Rafi, meninggal dalam tragedi Kanjuruhan. Baca Juga Polri Selidiki Penggunaan Gas Air Mata oleh Petugas dalam Pengamanan Kericuhan di Kanjuruhan di https://www.kompas.tv/article/334520/polri-selidiki-penggunaan-gas-air-mata-oleh-petugas-dalam-pengamanan-kericuhan-di-kanjuruhan Saat itu, ia pergi bersama ketiga saudaranya. Saat ketiga saudaranya duduk di kategori VIP, Rafi memilih duduk di tribun. Dan saat kerusuhan terjadi, Rafi tidak bisa menyelamatkan diri. Ia menjadi satu dari 125 korban yang meninggal dunia. Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/334521/cerita-seorang-ibu-yang-kehilangan-anaknya-saat-tragedi-kanjuruhan-sumarsih-saya-cuma-bisa-nangis
·youtube.com·
(627) Cerita Seorang Ibu yang Kehilangan Anaknya Saat Tragedi Kanjuruhan, Sumarsih: Saya Cuma Bisa Nangis - YouTube
(627) Tangis Histeris Ibu Korban Tewas Tragedi Stadion Kanjuruhan | tvOne - YouTube
(627) Tangis Histeris Ibu Korban Tewas Tragedi Stadion Kanjuruhan | tvOne - YouTube
Jakarta, https://www.tvOnenews.com - Tangis Histeris Ibu Korban Tewas Tragedi Stadion Kanjuruhan | tvOne Duka mendalam dirasakan keluarga korban meninggal tragedi Stadion Kanjuruhan, asal Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Orangtua korban tak menyangka anaknya menjadi korban kerusuhan usai laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya pada Sabtu 1 Oktober 2022 malam. Saksikan live streaming tvOne hanya di https://www.tvonenews.com/live
·youtube.com·
(627) Tangis Histeris Ibu Korban Tewas Tragedi Stadion Kanjuruhan | tvOne - YouTube