Lampion Merah

Lampion Merah

1199 bookmarks
Custom sorting
Kelenteng Zhao Fu Miao (昭福庙)
Kelenteng Zhao Fu Miao (昭福庙)
Kelenteng Zhao Fu Miao (昭福庙) Kelenteng Zhao Fu Miao (Simplified: 昭福庙, Traditional: 昭福廟, Pinyin: Zhāo Fú Miào, Hokkien: Cao Fuk Miao), secara harafiah berarti Kelenteng Pancaran Bahagia. Terletak di Jalan Cargo Taman Suci Nomor 9 Denpasar, Bali, Indonesia. Dewata utama yang dipuja di kelenteng ini adalah Dewi Sui We Sen Niang (Simplified: 水尾圣娘, Traditional: 水尾聖娘, Pinyin: Shuǐ Wěi Shèng Niáng).… Baca selengkapnya https://www.tionghoa.com/kelenteng-zhao-fu-miao-%e6%98%ad%e7%a6%8f%e5%ba%99/
·tionghoa.com·
Kelenteng Zhao Fu Miao (昭福庙)
DONGZHI BUKAN SAAT TIBA MUSIM DINGIN
DONGZHI BUKAN SAAT TIBA MUSIM DINGIN
DONGZHI BUKAN SAAT TIBA MUSIM DINGIN Salam Kebajikan,  惟德動天, Beberapa hari yang lalu perayaan dan persembahyangan Dongzhi baru saja dilaksanakan dengan berbagai motif, baik karena alasan agama maupun alasan 'budaya'. Bertebaran berbagai ucapan dan meme mengenai Festival Dongzhi berikut berbagai gambar kue ronde. Berbagai tulisan dibuat dan dapat dibaca di media sosial maupun media massa. Sebuah peristiwa agama dan budaya tentu saja mengandung makna dan asal usul. Makna bisa beragam tergantung sudut pandang, motif, dan zaman. Asal-usul pun bisa beraneka karena beberapa alasan, misal karena sumber bacaan atau pengetahuan yang dimiliki penulis. Membaca beberapa tulisan mengenai Dongzhi yang beredar dalam lini masa, ada salah kaprah dari para penulis tersebut. Para penulis mengatakan bahwa Dongzhi adalah 'tibanya musim dingin' atau 'ketibaan musim dingin'. Dongzhi bukanlah saat tibanya musim dingin. Dongzhi adalah saat Zhong Dong (bulan pertengahan musim dingin). Saat tibanya musim dingin adalah saat Li Dong (7/8 November pada penanggalan Masehi). Dongzhi adalah titik tengah antara Li Dong (7/8 November) dan Li Chun (4/5 February). Kita simak Liji IVD Yue Ling I: 10 "Pada bulan ini, tiba saat upacara Li Dong (tegak musim dingin). Tiga hari sebelum upacara, Pencatat Sejarah Agung (Daishi) melapor kepada Tianzi dengan berkata, "Pada hari anu adalah saat upacara Li Dong (8 November), Kejayaan kebajikan musim ini ada pada air." Tianzi segera bersuci diri; dan pada hari Li Dong, Tianzi langsung memimpin San Gong, Jiu Qing, dan para Da Fu menyambut kehadiran musim dingin di pinggiran kota utara (Bei Jiao)..." Saat Meng Dong (bulan pertama musim dingin) adalah sekitar Li Dong (7/8 November) dan Xiao Xue (22/23 November). Saat Zhong Dong (bulan pertengahan musim dingin) adalah sekitar Da Xue (7/8 Desember) dan Dong Zhi (21/22 Desember). Saat Ji Dong (bulan terakhir musim dingin) adalah sekitar Xiao Han (5/6 Januari) dan Da Han (20/21 Januari). Jadi harus dipahami mengenai er shi si jie qi 二十四节气 (24 'kedudukan' matahari) yang dihitung berdasarkan posisi matahari pada ekliptika yang membagi satu tahun ke dalam 24 periode yang setara sehingga tidak terjadi salah kaprah. Selama ribuan tahun, penanggalan yang digunakan di Tiongkok adalah penanggalan lunisolar, kombinasi antara peredaran bumi mengelilingi matahari dan bulan mengelilingi bumi, hanya awal tahun barunya beberapa kali berubah, hingga sejak zaman Dinasti Han (104 SM) hingga sekarang digunakan penanggalan Kongzili/Imlek dengan awal tahun baru antara Da Han (20/21 Januari) dan Yu Shui (19/20 Februari). Penanggalan Kongzili berbeda awal tahun barunya dengan kalender Huang Di (2711 SM–2598 SM). Dalam sistem penanggalan Huang Di, awal tahun baru adalah pada saat Li Chun (4/5 Februari). Baginda Yao yang memerintah tahun 2357 SM-2257 SM bersabda dalam Shu Jing I. Tang Shu. Yao Dian I: 8.  "O! Kamu Xi dan He, camkan setahun itu ada 366 hari; dengan mengingat adanya bulan kabisat, tetapkanlah ke empat musim dalam setahun. Berdasar itu, aturlah beratus tukang/pekerja itu sehingga semua pekerjaan sepanjang tahun terselenggara baik." Dengan membaca kitab-kitab klasik Ru-Khonghucu (Wu Jing), akan diketahui betapa ilmu perbintangan (astronomi) telah berkembang dengan pesat ribuan tahun sebelum kalender Gregorian/Masehi yang kita gunakan sekarang diciptakan. Kalender Gregorian merupakan perbaikan  kalender Julian dan ditetapkan penggunaannya pada tahun 1582 M, lalu pada abad ke 20 M diadopsi penggunaannya oleh negara-negara di Asia—termasuk Indonesia dan Tiongkok karena bangsa Eropa mampu menaklukkan bangsa-bangsa Asia dan menguasai perdagangan. Sayangnya warisan yang sedemikian luar biasa diterima oleh umat Ru-Khonghucu dan orang Tionghoa pada umumnya sering kali terlupakan dan terabaikan. (US) 23122021 https://www.uungsendana.com/2021/12/dongzhi-bukan-saat-tiba-musim-dingin.html
·uungsendana.com·
DONGZHI BUKAN SAAT TIBA MUSIM DINGIN
Hidup Adalah Perubahan
Hidup Adalah Perubahan
Hidup Adalah Perubahan Salah satu hal yang pasti terjadi dalam kehidupan di dunia ini adalah perubahan. Perubahan tidak akan pernah bisa dihindari. Sebagai manusia, kita kadang berharap tidak akan ada yang berubah dalam hidup kita, apalagi jika selama ini kita hidup dalam kondisi yang nyaman. Sebaliknya, orang yang berada di posisi bawah atau sedang kesusahan akan terus berupaya berubah dengan mengatasi keterpurukan. Perubahan dapat membuat kehidupan kita menjadi lebih baik atau sebaliknya. Tidak jarang manusia dipaksa untuk berubah karena kondisi atau bencana yang menimpa. Alangkah baiknya jika kita menyadari bahwa hidup sejatinya terus berubah. Selanjutnya kita harus dengan penuh kesadaran terus merevisi dan memperbaiki diri menjadi lebih baik. Lantas, bagaimana cara mengubah hidup menjadi lebih baik? Miliki target Jika kita telah mengetahui apa yang diinginkan di masa depan, maka penting untuk mulai mengambil tindakan dan menetapkan tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Jangan biarkan impian hanya menjadi impian karena apabila ingin mengubah hidup menjadi lebih baik, maka harus mengubah impian menjadi kenyataan! Menikmati rasa tidak nyaman Rasa tidak nyaman itu baik dalam proses perubahan. Contohnya sekuntum tanaman di pot yang kecil perlu dicabut lalu dipindahkan ke pot yang lebih besar agar tanaman dapat tumbuh lebih lebat dan indah. Proses mencabut membuat tanaman kesakitan, tetapi menjadikannya tanaman yang lebih indah daripada sebelumnya. Terus belajar Mempelajari hal yang baru akan membuatmu mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan lebih percaya diri. Belajar akan membantumu untuk lebih mudah beradaptasi dan fleksibel terhadap situasi yang baru. Membangun kebiasaan baik Ada beberapa kebiasaan yang membantu seseorang menjadi lebih baik dan ada kebiasaan yang akan menghentikan seseorang mencapai tujuan. Hal yang perlu dilakukan adalah segera mengganti kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik. Jika kamu terbiasa malas, maka segera ubah kebiasaan ini dengan lebih rajin. Jika kamu sering membuang waktu dan tidak produktif, segeralah berubah agar menjadi produktif dan bisa mengerjakan banyak hal yang bermanfaat. Meneropong ke dalam Meneropong ke dalam dilakukan untuk melihat kekurangan diri sendiri. Melakukan introspeksi diri, mengetahui kelemahan, dan mengakuinya akan membuatmu semakin cepat untuk memperbaiki diri. Jika kita ingin hidup yang lebih baik dan bahagia, yakinlah bahwa kita adalah penulis cerita kehidupan kita sendiri dan teruslah berubah. Jadikan perubahan sebagai tantangan dan hiduplah dengan penuh gairah dan optimis menuju aku yang lebih baik! https://taotsm.org/hidup-adalah-perubahan/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=hidup-adalah-perubahan
·taotsm.org·
Hidup Adalah Perubahan
Merevisi Diri dalam Berhubungan dengan Orang Lain
Merevisi Diri dalam Berhubungan dengan Orang Lain
Merevisi Diri dalam Berhubungan dengan Orang Lain Merevisi diri artinya memperbaiki pola pikir, sifat, sikap atau perilaku, dan tindakan kita menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dan memerlukan orang lain. Oleh karena itu, memperbaiki sikap dan tindakan kita dalam berhubungan dengan orang lain termasuk bagian yang penting dalam proses merevisi diri. Merevisi diri dalam berhubungan dengan orang lain dapat dimulai dengan membiasakan diri untuk melakukan hal-hal yang paling sederhana, misalnya mengucapkan  “terima kasih” kepada orang yang menolong kita, mengucapkan “tolong” saat meminta bantuan, dan mengucapkan “maaf” apabila kita melakukan kesalahan. Hal-hal lain yang juga dapat kita lakukan, seperti mempedulikan orang-orang di sekitar kita (orang tua, saudara, pasangan, anak, tetangga, dan teman), memaafkan kesalahan orang lain, memotivasi orang lain, menghibur orang yang sedih, serta memberi nasihat yang baik apabila diminta. Merevisi diri sendiri merupakan kebajikan yang besar nilainya karena merevisi diri dapat membawa perubahan yang positif tidak hanya pada diri sendiri, tetapi juga pada orang lain. Berikut ini beberapa contohnya. Ketika kita memberikan senyuman atau pujian kepada orang lain, orang lain akan merasa dihargai. Ketika kita memberikan perhatian kepada orang lain, orang lain akan merasa dipedulikan. Ketika kita berbuat baik dengan tulus kepada orang lain, orang lain akan merasa bahagia dan terhibur serta dapat menularkan semangat kepada orang lain untuk ikut berbuat kebaikan (menciptakan rantai kebaikan).             Semakin terbiasa merevisi diri, kita akan menjadi pribadi yang semakin baik. Kita akan menjadi orang yang lebih peduli, lebih ramah, lebih toleransi, lebih perhatian, lebih sabar, murah senyum, mudah memaafkan, mudah berbuat baik kepada sesama, dan masih banyak lagi. Seiring perubahan diri kita ke arah yang positif, kita akan mempunyai lebih banyak teman karena mereka menjadi nyaman dan senang berada bersama kita. Keberuntungan juga tentu saja akan mengikuti kita. Musuh terbesar dalam merevisi diri adalah kemarahan. Marah yang tidak dapat dikendalikan dapat menyebabkan kita kehilangan nalar, kehilangan kontrol diri, serta berbuat hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, mengendalikan marah juga penting untuk dilatih. Proses latihan ini memerlukan waktu dan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kita boleh dikatakan berhasil mengendalikan marah ketika diri sendiri sudah tidak dapat marah lagi dan dapat menjaga ketenangan diri dalam situasi apa pun. Sebagai orang yang siutao, kita sebaiknya merevisi diri secara terus-menerus. Proses revisi diri seharusnya tidak ada habisnya dan sampai akhir hayat. Hal ini sejalan dengan tujuan utama siutao, yaitu menuju kesempurnaan (zhen shan mei). Selamat merevisi diri. https://taotsm.org/merevisi-diri-dalam-berhubungan-dengan-orang-lain/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=merevisi-diri-dalam-berhubungan-dengan-orang-lain
·taotsm.org·
Merevisi Diri dalam Berhubungan dengan Orang Lain
Hal yang Benar Dipelajari Hal yang Tidak Benar Dijadikan Cermin
Hal yang Benar Dipelajari Hal yang Tidak Benar Dijadikan Cermin
Hal yang Benar Dipelajari, Hal yang Tidak Benar Dijadikan Cermin Manusia adalah makhluk sosial. Seiring perjalanan hidup, kita pasti bertemu dengan berbagai macam manusia. Selalu ada hal yang bisa dipelajari dari setiap pertemuan dan selalu ada ilmu yang bisa didapatkan dari setiap orang yang kita temui. Ketika bertemu dengan orang yang lebih baik atau hebat daripada kita, sebaiknya kita mempelajari dan mencontoh kelebihan-kelebihan mereka. Ketika bertemu dengan orang yang kurang daripada kita, biarlah kekurangan mereka dijadikan sebagai cermin untuk memperbaiki kekurangan kita. Kita sebagai manusia tidak hanya memiliki kecenderungan untuk merasa kagum dan takjub terhadap orang yang kita anggap hebat, tetapi juga cenderung mencela atau merendahkan orang yang kita anggap memiliki kekurangan. Sering kali kita lupa bahwa segala sesuatu memiliki yin dan yang. Semua hal pasti ada kelebihan dan kekurangannya, begitu pula manusia pasti memiliki sifat baik dan buruknya. Sebagai contoh, seseorang memiliki sifat yang dermawan tetapi arogan atau seseorang yang memiliki sifat egois bisa saja hebat dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya. Tidak ada orang yang sempurna. Namun, selalu ada yang bisa kita pelajari dari sifat atau karakter orang lain. Manusia adalah makhluk yang unik. Kepribadian manusia terbentuk karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yaitu faktor genetik yang membangun sifat-sifat dasar manusia. Faktor eksternal seperti lingkungan, pendidikan, dan pengalaman hidup manusia. Faktor-faktor tersebut bersama-sama tergabung dalam proses pembentukan kepribadian seseorang. Salah satu tujuan kita siutao adalah mengikis sifat-sifat yang kurang baik dan terus mengasah dan menumbuhkan sifat-sifat baik di dalam diri kita. Pemikiran bahwa tidak ada yang bisa dipelajari dari orang yang pendapatan dan pendidikannya lebih rendah daripada kita merupakan kesombongan yang menghalangi perkembangan kita. Pembelajaran yang benar tidak hanya bisa diperoleh dari orang yang memiliki kemampuan luar biasa, tetapi juga dari orang yang terlihat biasa-biasa saja. Jika kita bertemu dengan seseorang dan menemukan hal-hal yang salah pada diri mereka, maka kita harus bisa menjadikan kesalahan mereka sebagai cermin bagi tindakan-tindakan kita agar kita tidak melakukan kesalahan yang serupa. https://taotsm.org/hal-yang-benar-dipelajari-hal-yang-tidak-benar-dijadikan-cermin/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=hal-yang-benar-dipelajari-hal-yang-tidak-benar-dijadikan-cermin
·taotsm.org·
Hal yang Benar Dipelajari Hal yang Tidak Benar Dijadikan Cermin
Cara Hidup Penuh Syukur dan Bermakna
Cara Hidup Penuh Syukur dan Bermakna
Cara Hidup Penuh Syukur dan Bermakna “Hidupku sangat bermakna, begitu pula hidupmu.” Mengapa sering kali kita menganggap hidup ini membosankan? Mengapa hidup hanya begini-begini saja? Kita ingin sesuatu yang berbeda setiap hari. Kita merasa kurang, bahkan merasa tidak memiliki apa pun. Kita ingin mencapai atau mendapatkan yang lebih. Jika ada setitik rasa bersyukur, mata dan hati kita akan terbuka. Mari kita lihat sejenak ke dalam diri kita! Bersyukurlah atas darah yang mengalir, jantung yang berdetak, dan napas yang masih berembus; bersyukurlah atas semua yang kita miliki di dalam jiwa dan raga kita; bersyukurlah karena kita masih bisa membuka mata pada pagi hari dan bergerak melakukan aktivitas; bersyukurlah saat kita masih bisa berjumpa dengan keluarga yang kita sayangi; bersyukurlah ketika kita masih memiliki kesempatan untuk berbuat kebaikan kepada orang-orang di sekitar kita; bersyukurlah karena kita masih bisa memasak atau makan kenyang setiap hari; serta bersyukurlah atas banyak hal yang kita dapatkan di setiap detik hidup kita. Semua itu nikmat. Nikmat yang seperti itu apakah masih kita pertanyakan? Apakah masih kita ragukan? Janganlah kita membuat jurang pemisah antara kita dan diri kita! Kesedihan, kehilangan, kecemasan, ketakutan, dan kesakitan menjadi alasan yang memicu kita untuk terus berjuang mempertahankan hidup dan mengusahakan napas setiap menit dan detik. Pada saat itu mungkin yang kita ingat hanyalah bernapas dan bernapas, bukan lagi seberapa banyak harta benda yang dimiliki. Kita mungkin tersadar sejenak bahwa terlalu sering mata kita melihat keluar, mempedulikan apa yang ada di luar, serta mengomentari apa yang kita lihat dan dengar. Namun kala itu terjadi, kita belajar untuk lebih peduli pada diri kita. Ternyata diri kita merupakan sistem yang sangat unik. Tanpa kita perintah, seluruh organ tubuh sudah melakukan pekerjaannya dengan sangat sempurna dan nyata. Inilah kebesaran dan keagungan Tao yang memfasilitasi dan memodali kita dengan sempurna. Namun, kadang kala kita terlena dengan nikmat tersebut kemudian menyepelekan, bahkan tidak menghiraukan dan tidak merawatnya. Orang yang sedang bermusuhan mungkin berpikir untuk apa susah-susah memperjuangkan ego, toh lebih susah lagi memperjuangkan napas yang tersendat-sendat. Untuk apa bermusuhan, bila pada akhirnya akan kehilangan satu sama lain. Akan jauh lebih indah bila kita semua bersatu dan berjuang bersama, mengesampingkan semua perselisihan, serta menghargai hidup ini untuk menyongsong hari esok yang lebih indah. Setidaknya kita bisa mengambil hikmah dari situasi saat ini. Sisihkan waktu untuk melihat ke dalam diri kita, syukuri apa yang kita miliki, jangan selalu melihat keluar, serta buatlah diri kita selalu bahagia dan sehat karena kesehatan adalah yang utama! Mungkin ini terlalu klasik bagi kita, tetapi tanpa kita sadari ini penting. https://ydpmti.org/cara-hidup-penuh-syukur-dan-bermakna/
·ydpmti.org·
Cara Hidup Penuh Syukur dan Bermakna
DONGZHI 21 DESEMBER?
DONGZHI 21 DESEMBER?
DONGZHI, 21 DESEMBER? Salam Kebajikan,  惟德動天, Pada zaman dinasti Zhou (1046 SM – 256 SM), saat matahari berada di 23½° Lintang Selatan adalah hari Tahun Baru. Upacara sembahyang Jiao dilaksanakan pada hari Xin; karena pada hari itu Dinasti Zhou pertama kali melaksanakan sembahyang besar Jiao pada saat hari mulai kembali (Dong Zhi). —Liji IX, Jiao Te Sheng II: 3 “Pada bulan Zheng Yue (Cia Gwee) saat matahari di garis balik (selatan), itu saat melakukan sembahyang kepada Shang Di (Tuhan Yang Maha Kuasa). ..."  —Liji XVIII ZA JI B II: 24 Waktu kita geser ke tahun 2021 Masehi. Titik balik Matahari terjadi pada hari ini, Selasa 21 Desember 2021. Fenomena astronomi ini punya nama lain Solstis Desember, Winter Solstice, atau titik balik musim dingin. Dikutip dari situs Edukasi Sains LAPAN, Solstis Desember adalah posisi ketika Matahari berada paling selatan terhadap ekuator langit jika diamati oleh pengamat di permukaan Bumi. "Puncak Solstis Desember tahun ini terjadi pada tanggal 21 Desember pada pukul 22.59.23 WIB. Baik pengamat di belahan Bumi bagian utara maupun selatan, akan mendapati Matahari terbit dari arah timur-tenggara dan terbenam dari arah barat-barat daya," kata Organisasi Penerbangan dan Antariksa (ORPA) BRIN (dulu Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional/LAPAN). Jadi hari ini, adalah Dongzhi. Tak perlu bingung bila Dong Zhi bukan tanggal 22 Desember dalam penanggalan Masehi seperti tahun ini. Penanggalan Masehi atau Gregorian yang merupakan modifikasi penanggalan Julian baru digunakan pada tahun 1582. Kebetulan saja Dongzhi bersamaan dengan tanggal 21, 22, atau 23 Desember pada penanggalan Masehi. Kita tidak lagi merayakan tahun baru karena awal tahun baru tidak lagi pada saat Dongzhi, sekarang penanggalan yang kita gunakan adalah penanggalan Kongzi (Kongzili) yang populer dikenal sebagai penanggalan Imlek dengan awal tahun antara saat dahan (20 Januari) dan yushui (19 Februari). Namun demikian umat Konghucu tetap melaksanakan upacara persembahyangan Dongzhi kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan sajian khas ronde. Upacara sembahyang JIAO ialah untuk persembahan syukur besar kepada TIAN Tuhan Yang Maha Esa dan diarahkan kepada matahari yang menjadi jodoh rembulan. Dinasti Xia melakukan sembahyang seperti itu di dalam gelap (malam hari); dinasti Yin melakukan sembahyang itu di dalam terang (tengah hari); dan dinasti Zhou melakukan sembahyang itu sepanjang hari, terutama saat fajar dan menjelang malam. —Liji XXI JI YI I: 18 Umat Konghucu Indonesia biasa melaksanakan persembahyangan saat menjelang fajar dan malam hari. Hal ini karena mengikuti Nabi Kongzi yang hidup pada saat zaman Zhou. Bertepatan saat Dongzhi, Nabi mulai perjalanannya berkeliling negeri selama 13 tahun untuk menjalankan misinya sebagai Genta Rohani mengembalikan dunia ke dalam dao. Nabi Kongzi adalah Genta Rohani yang menyedarkan manusia kembali ke dalam dao. Melalui ajarannya Nabi mengetuk hati manusia untuk hidup dalam dao. Penjaga tapal batas negeri Yi (Gi) mohon bertemu dengan Nabi dan berkata, “Setiap ada seorang junzi lewat di sini, aku tidak pernah tidak menemuinya.” Oleh para murid ia diizinkan menemuinya. Setelah keluar, ia berkata, “Saudara-saudaraku, mengapa kalian nampak bermuram durja karena kehilangan kedudukan? Sudah lama dunia ingkar dari dao, kini Tian Yang Maha Esa menjadikan Guru selaku Mu Duo (Genta Rohani).” —Lunyu III: 24 Nabi Kongzi melaksanakan misinya tersebut karena sebagai seorang Sheng telah memperoleh penglihatan batin (wahyu) bahwa beliau mendapat tugas dari Tian, Tuhan Yang Maha Esa. Dalam tugas suci dan mulia ini berbagai bahaya yang mengancam dapat dilalui karena senantiasa berada dalam perlindungan dan rahmat Tian. Nabi terancam bahaya di Negeri Kuang. Beliau bersabda, “Sepeninggal Raja Wen, bukankah kitab-kitabnya aku yang mewarisi?” “Bila Tian hendak memusnahkan kitab-kitab itu, aku sebagai orang yang lebih kemudian, tidak akan memperolehnya. Bila Tian tidak hendak memusnahkan kitab-kitab itu, apa yang dapat dilakukan orang-orang Negeri Kuang atas diriku?” —Lunyu IX: 5 Nabi dengan penuh iman berkeyakinan bahwa tiada sesuatu yang bukan karena Ming (Firman). Apapun hambatan dan tantangan yang dihadapi tidak terlepas dari Ming (Firman). Gong Bo Liao memfitnah Zi Lu di hadapan Ji Sun.   Zi Fu Jing Bo datang kepada Nabi dan melapor, “Tuanku nampaknya keras kepala membenarkan hasutan Gong Bo Liao, tetapi saya masih mempunyai tenaga untuk membunuhnya dan menyeret mayatnya ke pasar.” Nabi bersabda, “Kalau dao akan dapat dilaksanakan dan berkembang, itulah ming; kalau dao itu harus musnah, itupun ming. Apa yang dapat dilakukan Gong Bo Liao terhadap ming?” —Lunyu XIV: 36 Dalam setiap upaya dan misi yang dilaksanakan takkan pernah lepas dari kritik dan sikap sinis. Tapi Nabi menyadarkan kita bahwa kita adalah manusia yang harus menjalankan kemanusiaan kita agar selaras dengan Jalan Suci Tian. Kita manusia harus menjalani kehidupan ini bersama manusia, bukan menyingkirkan diri dari manusia. Chang Ju dan Jie Ni mengolah ladang mereka bersama.   Nabi Kongzi melewatinya lalu meminta Zi Lu untuk bertanya pada mereka letak tempat penyeberangan. Chang Ju membalas bertanya, “Siapa yang memegang kendali kereta itu?”   Zi Lu menjawab, “Kong Qiu (nama kecil Nabi)”.   Chang Ju berkata lagi, “Apakah ia Kong Qiu dari negeri Lu?”   “Benar”, Jawab Zi Lu.   “Kalau begitu ia telah tahu di tempat mana sungai itu bisa diseberangi!”   Zi Lu lalu bertanya pada Jie Ni.   Jie Ni balas bertanya, “Siapakah Tuan?”   “Zhong You.”   “O, penganut Kong Qiu dari negeri Lu itu?” “Banjir sudah melanda segala sesuatu di dunia ini, siapakah yang dapat memperbaiki? Daripada engkau mengikuti orang yang hendak menyingkiri orang-orang jahat dengan pergi ke tempat-tempat lain, bukankah lebih baik ikut aku menyingkiri masyarakat?” Lalu, ia melanjutkan pekerjaannya.   Zi Lu melaporkan hal itu ke Nabi Kongzi.   Nabi Kongzi merenung sesaat dan bersabda, “Kita manusia, tidak dapat hanya hidup bersama burung dan binatang. Bukankah aku ini manusia? Jika aku tidak berkumpul dengan manusia, dengan siapa aku akan berkumpul? Kalau dunia dalam dao, Qiu tidak usah berusaha memperbaikinya.” —Lunyu XVIII: 6 Pada saat Dongzhi, umat Konghucu melakukan persembahyangan Genta Rohani, untuk mengenang dan meneladani upaya Nabi mengetuk hati umat manusia agar hidup dalam dao. Sehingga saat Dongzhi dikenal pula sebagai hari Genta Rohani. Pada hari suci ini kita pun memperingati hari wafat Yasheng Mengzi (372 SM – 289 SM) yang berpulang pada hari ini meninggalkan nama harum dan terlebih lagi berhasil menegakkan dao Nabi dari upaya-upaya pengaburan. Dengan demikian saat Dongzhi kita bersembahyang mengucap syukur dan harapan kehadirat Shang Di, Tuhan Yang Maha Kuasa sesuai tuntunan Kitab Suci, beriringan dengan kehangatan jiwa kita menerima suara gema Genta Rohani, penyedar hidup serta memperingati hari wafat Mengzi Sang Penegak. Cukupkah saat Dongzhi ini umat Konghucu sekedar makan ronde?   Kalau orang lain hanya sekedar memaknai begitu, adalah bijak bila kita tidak ikut-ikutan. (US) 21122021 Catatan: Penanggalan Kongzili seperti juga Zhou Li adalah penanggalan Yin Yang (Lunisolar), memadukan perhitungan bulan mengelilingi bumi dan bumi mengelilingi matahari. Dongzhi dihitung berdasarkan peredaran bumi mengeliling matahari. https://www.uungsendana.com/2021/12/dongzhi-21-desember.html
·uungsendana.com·
DONGZHI 21 DESEMBER?
MODUL PENDAMPINGAN TOKOH AGAMA DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
MODUL PENDAMPINGAN TOKOH AGAMA DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
MODUL PENDAMPINGAN TOKOH AGAMA DALAM PENANGGULANGAN BENCANA Salam Kebajikan,  惟德動天, "WDDT, saya lagi ikut acara kemenpppa, bisa kasih masukan? Tentang mengatasi bencana alam menurut pandangan Konghucu."  Begitulah isi pesan WA masuk di gawai saya dari bu GS. Tak berapa lama saya dikirimi WA kerangka acuan pengembangan modul. Kerangka acuan saya pelajari, lalu saya jawab, "Mengenai psikososialnya ya?" "Ya, sama soal bencana yang dialami... Bagaimana tindakan kita menghadapinya" Saya segera mencari informasi mengenai psikososial dan seketika memberi jawaban.  "Kalau menurut saya yang perlu disadari dan dilakukan adalah: Bencana alam adalah proses perubahan dan peleburan alam semesta yang terjadi untuk tercapainya keseimbangan dan keharmonisan baru sehingga secara spiritual, sebagai manusia menerimanya sebagai Tian Li (hukum Tian). Dalam keterkaitan yang saling berpengaruh dalam hubungan Tian Di Ren, manusia ikut berkontribusi pada terjadinya bencana alam. Untuk poin 1 manusia perlu menyikapi dengan iman dan sikap spiritual bahwa Tian adalah Sang Pencipta dan Sang Penerima. Asal dan menujunya segala sesuatu. Dalam kaitan bencana alam dengan Tian Di Ren. Maka manusia perlu harmonis dengan alam, menjaga lingkungan hidup, tidak merusak alam, mengendalikan nafsu tetap dalam batas tengah seperti dibimbingkan dalam Kitab Zhongyong. Dengan demikian, dalam hal bencana alam ini perlu: 1) sikap spiritual yang tepat. 2) meningkatkan religiusitas 3) pendampingan rohaniwan dan ahli dibidangnya 4) pemulihan fisik dan psikis." Sesuai kerangka acuan, acara Kemenpppa tersebut adalah dalam rangka persiapan pembuatan "Modul Pendampingan Tokoh Agama dalam Penanggulangan Bencana melalui Pendekatan Dukungan Psikososial dan Spiritual” dari berbagai agama. Saya diminta bantuan untuk menjadi penulis. Berdasarkan kesanggupan yang harus ditandatangani, akan dilakukan beberapa kali pertemuan yang diinisiasi oleh Wahana Visi Indonesia untuk melaporkan dan mengevaluasi mengenai perkembangan pembuatan modul dengan waktu yang cukup ketat. Buku akan diterbitkan oleh Wahana Visi Indonesia. Dengan keterbatasan yang saya miliki, jadilah saya penulis dan telah menyelesaikan penulisan sesuai tenggat waktu. Sekarang modul sedang dilakukan finishing. Modul agama Konghucu terdiri atas 5 bab: Bab I Bencana dalam Perspektif Agama Konghucu Bab II Pandangan Agama Konghucu terhadap Penanganan Bencana Bab III Prinsip-Prinsip Panduan Tokoh Agama dalam Kebencanaan Bab IV Ceramah Empatik dan Kontekstual dalam Situasi Bencana Bab V Model Dukungan Psikologis Awal (DPA) dengan Pendekatan Nilai Luhur Agama Konghucu Modul dilengkapi dengan Questions and Answers (QA) Modul Kebencanaan dan Penanggulangan Bencana dalam Perspektif Konghucu. Setelah modul selesai akan diadakan workshop dan pelatihan bagi trainer dan pendamping. Kabarnya fokus workshop dan pelatihan akan dilaksanakan di DKI dan Tangerang. Mungkin daerah-daerah lain akan menyusul. Sesuai permintaan, tugas saya sebagai penulis telah selesai. Tiba saatnya para rohaniwan dan agamawan Konghucu untuk menindak lanjuti dengan menjadi trainer dan pendamping. Modul dibuat untuk maksud tersebut.  Asal ada kemauan Pasti Bisa!! (US) 17122021 https://www.uungsendana.com/2021/12/modul-pendampingan-tokoh-agama-dalam.html
·uungsendana.com·
MODUL PENDAMPINGAN TOKOH AGAMA DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
KITA BUKAN PENAKLUK ALAM
KITA BUKAN PENAKLUK ALAM
KITA BUKAN PENAKLUK ALAM Salam Kebajikan,  惟德動天, Banyak fenomena alam yang tidak biasa terjadi sekarang ini. Beberapa negara yang tidak pernah mengalami hujan salju tiba-tiba mengalaminya. Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat serta beberapa negara Asia seperti Tiongkok mengalami cuaca dingin yang ekstrem. Di lain pihak es di kutub utara mulai mencair. Kita pun merasakan akhir-akhir ini udara terasa lebih panas daripada biasanya. Musim hujan dan musim kemarau datang silih berganti dengan kurang teratur. Banjir dan tanah longsor acap-kali terjadi dan sudah dianggap biasa. Belum lagi polusi udara terasa menyesakkan nafas. Banyak upaya yang dilakukan untuk mengatasi persoalan ini. Salah satu upaya adalah ditandatanganinya Piagam Bumi serta kompensasi yang diberikan pada negara-negara seperti Indonesia untuk melindungi hutannya sebagai paru-paru dunia dan meredam pemanasan global. Bagi agama Konghucu, isu kritisnya adalah kembali kepada dimensi spiritual harmoni dengan alam, dalam kesatuan Tian, di, ren. Dalam agama Konghucu, diakui sepenuhnya bahwa manusia terikat dengan bumi, tubuh, keluarga dan komunitas dan tidak pernah mengingkari bahwa manusia selaras dan sepadan dengan tatanan kosmis. Eksistensi komunal, keluarga, jasmaniah dan alam semesta/bumi merupakan praktik pengikut Konghucu yang bermakna transenden. Hal ini misalnya terlihat dari prinsip feng-shui (angin dan air) yang menyatukan rencana manusia dengan lingkungan melalui peningkatan kedekatan dengan alam. Ajaran Nabi Kongzi tentang bakti juga menekankan pentingnya sikap untuk tidak semena-mena terhadap alam. Zengzi berkata, “Pohon wajib dipotong pada waktunya; hewan-hewan wajib disembelih pada waktunya.” Nabi bersabda, “Sekali memotong pohon, sekali menyembelih hewan tidak pada waktunya, itu melanggar laku bakti”  —Li Ji XXI: II: 13 Prof. Tu Wei Ming seorang ahli agama Konghucu dari Harvard mengartikan kekaguman dan ketakziman terhadap alam semesta karena didorong oleh harapan untuk merespon realitas tertinggi yang membuat hidup bermakna dan bertujuan. Dari perspektif penciptaan ataupun evolusi, manusia berhutang budi pada ‘Tian, Bumi, dan ribuan benda” untuk mendukung eksistensi diri. Dalam upaya membayar kembali hutang ini, manusia wajib membina diri sehingga bisa mencapai kemanusiaan secara penuh di tengah-tengah keajaiban eksistensi. Dalam pengertian tertinggi, realisasi diri bergantung pada mengetahui dan melayani Tian. Mutualitas hati dan pikiran manusia dan Jalan Suci Tian diperantarai oleh pembinaan hubungan yang harmonis dengan alam. Melalui pembinaan diri semacam itu, manusia membentuk tiga serangkai dengan Tian dan alam semesta. Menjadi tiga serangkai merealisasikan secara penuh potensi mereka sebagai makhluk kosmologis atau pun antropologis. Pengertian mengenai mutualitas ini, yang dicapai melalui hubungan tiga serangkai, menghalangi pembebanan kehendak manusia pada Tian dan mentransformasi keinginan manusia untuk menaklukkan alam. Melalui keyakinan dan pemahaman ini, manusia tidaklah sekali-kali berkehendak menaklukkan alam dan menyombongkan diri sebagai penakluk alam, namun menghargai peran alam dalam membawa manusia ke pencapaian yang lebih tinggi. Contoh sederhana misalnya dalam upaya pendakian gunung tertinggi di dunia, saat mencapai puncak tertinggi, manusia tidak mengklaim dirinya sebagai penakluk gunung tersebut saat menancapkan bendera, tetapi dia bisa menjadi yang tertinggi karena dia didukung oleh gunung tersebut. Sikap seperti ini akan membawa pemanfaatan alam dengan lebih bijaksana dan tidak semena-mena. Lagi pula memangnya manusia mampu menaklukkan alam? Kenyataannya fenomena alam tidak biasa yang terjadi sekarang adalah akibat ulah manusia yang terlalu sombong menjadi seorang penakluk. Harmoni bukanlah tentang menaklukkan tetapi tentang mutualitas, tentang kesadaran bekerjasama. (US) 17122021 https://www.uungsendana.com/2021/12/kita-bukan-penakluk-alam.html
·uungsendana.com·
KITA BUKAN PENAKLUK ALAM
MENUNGGU BERMUTU
MENUNGGU BERMUTU
MENUNGGU BERMUTU Salam Kebajikan,  惟德動天, Maka Jalan Suci seorang Junzi menuntut diri sendiri sebagai pokok. Dinyatakan itu kepada rakyat banyak; diujikan itu kepada hukum Tiga  Raja yang lalu, agar tiada kesalahan; ditegakkan  di antara langit dan bumi agar tidak bertentangan; dan dinyatakan itu kehadapan Tuhan Yang Maha Rokh sehingga tiada keraguan. Maka walaupun harus  menunggu beratus zaman serta  munculnya seorang Nabi baru, tidak merasa was-was. Dinyatakan itu kepada Gui Shen sehingga  tiada keraguan, itu menunjukkan ia mengenal Tian. Walaupun harus menunggu beratus jaman hingga munculnya seorang Nabi Baru, tidak merasa was-was; itu menunjukkan bahwa ia mengenal manusia.   —Zhongyong XXVIII: 3-4 Kududuk di kursi ini. Di tepian jalan tempat orang berlalu lalang. Kemana mereka menuju, mengapa,  dan untuk apa mereka berada hanya kuserap sekena yang ada. Sesekali tanpa sengaja ku lihat sejuta rona,  suka dan nestapa pada wajah-wajah mereka. Diiringi desah nafas, tawa kecil,  dan suara-suara yang menyapa telingaku walau tak kuminta. Hatiku mengeluarkan suara menerka-nerka tanpa sengaja. Disinilah ku berada, di antara langkah mereka. Menunggu sesuatu yang dapat memicu jemu. Kenapa pula jemu saat tahu mengapa dan untuk apa menunggu? Kini kududuk di kursi lain yang berbeda. Tak ada lagi lalu lalang langkah di depanku. Yang ada suara putaran roda berseling,  suara mesin dan sesekali suara klakson menyapa telingaku. Sesekali mataku mencoba menangkap,  makna suara yang terdengar.  Agar ku tahu suasana sekitar, dan tak terpenjara oleh gawai di tanganku. Kalbuku berkata-kata menilai suasana. Disinilah ku berada, di jalanan. Aku menuju ke tempat lain menggenapi mengapa dan untuk apa yang berbeda Kenapa pula aku harus berkeluh gerutu dan jemu menunggu? Sebentar lagi dan nanti dan nanti kuperlu alas,  kursi bebatuan atau apapun di dalam gedung, taman, selasar,  atau dalam kendara untuk duduk, untuk menunggu Dalam mengapa dan untuk apa yang berbeda, dalam suasana hati tak tentu sama. Bukankah kehidupan bukan cuma langkah dan karya tapi juga menunggu?   Menunggu itu perlu Menunggu itu rindu Menunggu itu melatih kalbu Menunggu itu tentu Untuk apa kelu? Bagaimana kamu? Siap menunggu? (US) 14122021 https://www.uungsendana.com/2021/12/menunggu-bermutu.html
·uungsendana.com·
MENUNGGU BERMUTU
Istana E Pang (阿房宫)
Istana E Pang (阿房宫)
Istana E Pang (阿房宫) Istana E Pang (Simplified: 阿房宫, Traditional: 阿房宮, Pinyin: Ē Páng Gōng), terkadang ditulis Istana Er Pang atau Istana E Bang, adalah kompleks istana kekaisaran Qin Shi Huang (Hanzi: 秦始皇, Pinyin: Qín Shǐ Huáng). Mulai dibangun pada tahun 212 SM, dan pada saat ini lokasinya terletak di Desa Epang, 15 kilometer ke arah barat pinggiran Kota Xi’an, Provinsi Shaanxi.… Baca selengkapnya https://www.tionghoa.com/istana-e-pang-%e9%98%bf%e6%88%bf%e5%ae%ab/
·tionghoa.com·
Istana E Pang (阿房宫)
Mengapa Mausoleum Kaisar Qin Shi Huang Belum Digali ?
Mengapa Mausoleum Kaisar Qin Shi Huang Belum Digali ?
Mengapa Mausoleum Kaisar Qin Shi Huang Belum Digali ? Mausoleum Kaisar Qin Shi Huang (Simplified: 秦始皇陵, Traditional: 秦始皇陵, Pinyin: Qín Shǐ Huáng Líng) adalah mausoleum kekaisaran pertama di Tiongkok, sehingga pasti berisi sejumlah besar peninggalan budaya dan sejarah. Namun mengapa hingga saat ini mausoleum tersebut belum digali untuk mengungkap peninggalan-peninggalan bersejarah tersebut?… Baca selengkapnya https://www.tionghoa.com/mengapa-mausoleum-kaisar-qin-shi-huang-belum-digali/
·tionghoa.com·
Mengapa Mausoleum Kaisar Qin Shi Huang Belum Digali ?
Di Manakah Kaisar Qin Shi Huang dimakamkan ?
Di Manakah Kaisar Qin Shi Huang dimakamkan ?
Di Manakah Kaisar Qin Shi Huang dimakamkan ? Hal-hal mengenai Kaisar Qin Shi Huang (Hanzi: 秦始皇, Pinyin: Qín Shǐ Huáng) masih banyak yang berselimut misteri. Salah satunya adalah di manakah sebenarnya Kaisar Qín Shǐ Huáng dimakamkan. Untuk waktu yang lama, terdapat dua dugaan. Di Makam Mausoleum Qin Shi Huang Kaisar Qín Shǐ Huáng mulai membangun mausoleumnya begitu dia naik takhta sebagai Raja Zheng dari Negara Qin (Hanzi: 秦王政, Pinyin: Qín Wáng Zhèng).… Baca selengkapnya https://www.tionghoa.com/di-manakah-kaisar-qin-shi-huang-dimakamkan/
·tionghoa.com·
Di Manakah Kaisar Qin Shi Huang dimakamkan ?
Mausoleum Kaisar Qin Shi Huang
Mausoleum Kaisar Qin Shi Huang
Mausoleum Kaisar Qin Shi Huang Tentara Terakota banyak menarik wisatawan, baik wisatawan dalam maupun luar negeri untuk berkunjung. Namun Tentara Terakota hanya bagian kecil dari Mausoleum Kaisar Qin Shi Huang (Hanzi: 秦始皇, Pinyin: Qín Shǐ Huáng), yang mana sebagian besar masih belum digali. Akan banyak hal-hal menakjubkan yang mengejutkan menanti.… Baca selengkapnya https://www.tionghoa.com/mausoleum-kaisar-qin-shi-huang/
·tionghoa.com·
Mausoleum Kaisar Qin Shi Huang
TEPAT WAKTU
TEPAT WAKTU
TEPAT WAKTU Salam Kebajikan,  惟德動天, Saya pernah mendengar seseorang berkata bahwa dalam Agama Konghucu tidak diajarkan mengenai ketepatan waktu, sehingga tak masalah bila acara yang dilaksanakan tidak tepat waktu—alias ngaret. Sontak saya mengatakan baca lagi deh kitab dengan seksama. Dalam agama Konghucu beribadah ada waktunya, berdasarkan bulan, berdasarkan tanggal bahkan berdasarkan jam, tidak sembarang. Bahkan sajian juga tidak sembarang, bisa berbeda tergantung musimnya yang diyakini akan membawa dampak positif maupun negatif. Musik pun ada aturannya boleh ditabuh atau tidak, tergantung upacaranya. Itu dari aspek religiositas dan spiritualitas upacara. Dari aspek moral dan etika yang merupakan pancaran dari religiositas dan spiritualitas, mewujud dalam karakter kita sebagai manusia. Kita tak mau membuat orang yang telah hadir mesti menunggu orang-orang tak datang tepat waktu. Mungkin saja orang telah mempunyai jadwal acara lain setelah acara kita dan tak pantas kita tak menghargainya. Agama adalah bimbingan untuk manusia menempuh Jalan Suci. Bukan cuma sekedar sederet aksara. Bukan hanya kata atau kalimat yang dibaca letterlijk. Di dalamnya ada rasa dan ada logika. Ada yang tersurat dan tersirat. Ada keteladanan dan nilai-nilai. Dengan demikian Kitab Suci memberi penjelasan pada dan menjadi cermin bagi kita untuk menjalankan kehidupan sesuai dengan yang dikehendakiNya. US. 08122021 Li Ji VIII, Li Qi—Peralatan Kesusilaan I: 5 https://www.uungsendana.com/2021/12/tepat-waktu.html
·uungsendana.com·
TEPAT WAKTU
Mengapa Kaisar Qin Shi Huang Tidak Memiliki Permaisuri ?
Mengapa Kaisar Qin Shi Huang Tidak Memiliki Permaisuri ?
Mengapa Kaisar Qin Shi Huang Tidak Memiliki Permaisuri ? Dalam masyarakat Tiongkok, merupakan hal yang wajar bagi seorang Kaisar untuk memilih seorang Permaisuri. Setelah berhasil menyatukan seluruh Dataran Tengah, Kaisar Qin Shi Huang (Hanzi: 秦始皇, Pinyin: Qín Shǐ Huáng) melakukan berbagai perubahan dan penyempurnaan besar-besaran terhadap berbagai aturan, salah satunya adalah istri pertama kaisar diberi gelar “Permaisuri” (Simplified: 皇后, Traditional: 皇后, Pinyin: Huáng Hòu).… Baca selengkapnya https://www.tionghoa.com/mengapa-kaisar-qin-shi-huang-tidak-memiliki-permaisuri/
·tionghoa.com·
Mengapa Kaisar Qin Shi Huang Tidak Memiliki Permaisuri ?
Penemuan Korek Api Pertama
Penemuan Korek Api Pertama
Penemuan Korek Api Pertama Selama ribuan tahun, orang Tiongkok kuno menyalakan api seperti budaya kuno lainnya, mereka menggunakan potongan kayu kecil atau tali yang dipilin sebagai kayu bakar, batu yang dipukulkan pada batuan yang mengandung pirit besi (pirit besi merupakan sulfida besi) atau baja, atau arang bekas yang terus menyala dalam cangkang, tulang atau tanduk.… Baca selengkapnya https://www.tionghoa.com/penemuan-korek-api-pertama/
·tionghoa.com·
Penemuan Korek Api Pertama
10 Prestasi Utama Dinasti Qin Tiongkok
10 Prestasi Utama Dinasti Qin Tiongkok
10 Prestasi Utama Dinasti Qin Tiongkok Dinasti Qin yang didirikan oleh Kaisar Qin Shi Huang (Hanzi: 秦始皇, Pinyin: Qín Shǐ Huáng) adalah dinasti kekaisaran pertama di Tiongkok yang pemerintahannya berlangsung dari 221 SM hingga 206 SM. Meskipun hanya bertahan selama 15 tahun, sehingga menjadi dinasti terpendek dalam sejarah Tiongkok, namun Dinasti Qin memberikan sumbangsih yang sangat besar terhadap perkembangan Tiongkok.… Baca selengkapnya https://www.tionghoa.com/10-prestasi-utama-dinasti-qin-tiongkok/
·tionghoa.com·
10 Prestasi Utama Dinasti Qin Tiongkok
Tiga Proyek Rekayasa Hidrolik Besar dari Qin
Tiga Proyek Rekayasa Hidrolik Besar dari Qin
Tiga Proyek Rekayasa Hidrolik Besar dari Qin Negara Qin (Simplified: 秦国, Traditional: 秦國, Pinyin: Qín Guó), yang kemudian menjadi Dinasti Qin, memberikan sumbangsih sangat besar terhadap kemajuan arsitektur dalam sejarah Tiongkok. Sistem Irigasi Dujiangyan, Terusan Zhengguo, dan Terusan Ling dikenal sebagai “Tiga Proyek Rekayasa Hidrolik Besar dari Qin”, dan masing-masing sangat revolusioner pada masanya.… Baca selengkapnya https://www.tionghoa.com/tiga-proyek-rekayasa-hidrolik-besar-dari-qin/
·tionghoa.com·
Tiga Proyek Rekayasa Hidrolik Besar dari Qin
Kuil Dua Raja ( Er Wang Miao / 二王庙 ) Dujiangyan
Kuil Dua Raja ( Er Wang Miao / 二王庙 ) Dujiangyan
Kuil Dua Raja ( Er Wang Miao / 二王庙 ) Dujiangyan Kompleks bangunan kuno Kuil Er Wang (Simplified: 二王庙, Traditional: 二王廟, Pinyin: Èr Wáng Miào) terletak di kaki Gunung Yulei (Simplified: 玉垒山, Traditional: 玉壘山, Pinyin: Yù Lěi Shān) diluar gerbang barat Dujiangyan (Simplified: 都江堰, Traditional: 都江堰, Pinyin: Dūjiāngyàn) dan merupakan bagian penting dari Sistem Irigasi Dūjiāngyàn.… Baca selengkapnya https://www.tionghoa.com/kuil-dua-raja-dujiangyan/
·tionghoa.com·
Kuil Dua Raja ( Er Wang Miao / 二王庙 ) Dujiangyan
Li Bing (李冰) : Ahli Teknik Pemeliharaan Air
Li Bing (李冰) : Ahli Teknik Pemeliharaan Air
Li Bing (李冰) : Ahli Teknik Pemeliharaan Air Li Bing (Simplified: 李冰, Traditional: 李冰, Pinyin: Lǐ Bīng) adalah seorang insinyur pengairan pada masa Negara-Negara Berperang. Lǐ Bīng diangkat oleh Raja Zhaoxiang dari Qin (Simplified: 秦昭襄王, Traditional: 秦昭襄王, Pinyin: Qín Zhāo Xiāng Wáng) sebagai perfek daerah Ba (Simplified: 巴, Traditional: 巴, Pinyin: Bā), sekarang daerah Sichuan, Chengdu.… Baca selengkapnya https://www.tionghoa.com/li-bing-%e6%9d%8e%e5%86%b0/
·tionghoa.com·
Li Bing (李冰) : Ahli Teknik Pemeliharaan Air
NILAI-NILAI SPIRITUAL
NILAI-NILAI SPIRITUAL
NILAI-NILAI SPIRITUAL Salam Kebajikan,  惟德動天, Dalam agama Ru-Konghucu spirit merupakan padanan kata dari Qi. Qi dan Ling (sukma) merupakan Shen (roh) anugerah Tian yang ada pada diri manusia. Di samping Shen, dari Kun (Bumi/Alam) manusia memperoleh anugerah Gui yang mengandung unsur Hun (arwah/nyawa) dan Bo (daya hidup). Gui dan Shen adalah anima dan animus yang ada pada diri manusia. Di samping itu, dari kedua orang tua, manusia memperoleh karunia Jing (intisari gen, jiwa asal/bawaan) yang membawa sifat khas atau karakter tertentu yang diturunkan dari orang tua. Jing adalah ‘aku’ manusia. Untuk menjalankan kehidupan di dunia, Tian menganugerahkan daya hidup rohani berupa watak sejati dan daya hidup jasmani berupa nafsu. Watak sejati adalah Firman Tian yang ada dalam diri manusia. Benih-benih kebajikan ren (cinta kasih), li (kesusilaan), yi (kebenaran, keadilan, kewajiban) dan zhi (kebijaksanaan) dalam watak sejati manusia adalah pancaran kebajikan Tian: yuan, heng, li, dan zhen. Karena daya hidup rohani itulah, manusia menjadi makhluk termulia dan utama dari segala ciptaan Tian. Dengan anugerah ini, manusia berkemampuan untuk mengerti akan kuasa kebajikan Tian sehingga manusia mempunyai nilai dasar yang dapat diikuti. Setiap manusia tanpa kecuali memperoleh anugerah Tian yang sama berupa watak sejati, maka di dunia ini tak ada bangsa terpilih atau bangsa yang lebih mulia dari bangsa lain. Manusia adalah makhluk termulia yang sederajat. Kesadaran manusia akan keberadaan Firman Tian (dalam dirinya) menyebabkan manusia mensyukuri kehidupan ini sebagai anugerah, bukan penderitaan atau gelimang dosa yang mesti ditebus. Dalam setiap hati insan yang mensyukuri kehidupan ini sebagai anugerah, terus bergelora rasa syukur dan keyakinan hakiki bahwa di empat penjuru samudera semua manusia. Selain dikaruniai watak sejati, manusia juga diberikan nafsu yang merupakan daya hidup jasmani untuk melangsungkan kehidupan. Peradaban manusia dapat bertahan hingga kini karena manusia memiliki nafsu-nafsu tersebut. Namun demikian, nafsu-nafsu ini pulalah yang dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan bila manusia tidak dapat memelihara dan mengendalikan dengan baik. Tujuan pengajaran agama tidaklah bermaksud menghapus nafsu-nafsu tersebut, karena bagaimana pun nafsu-nafsu itu penting bagi manusia. Agama bertujuan membimbing manusia agar mengerti bagaimana mengendalikan dan mengelola nafsu-nafsu yang ada di dalam dirinya agar tidak melampaui batas Tengah dan tetap Harmonis. Nilai-nilai spiritual tidak bisa dilepaskan dari keberadaan xing (watak sejati) dalam diri manusia. Hal itu mengingat watak sejati yang merupakan daya hidup rohani adalah benih-benih kebajikan yang telah di-Firmankan Tian di dalam hati nurani manusia. Adanya watak sejati membuat manusia dapat mengenal dan merasakan kehadiran Tian. Dengan menyelami hati dan mengenal watak sejati, manusia akan mengenal Tian. Dengan demikian, manusia dapat hidup sesuai fitrah. Kehadiran Tian dapat manusia rasakan dengan masuk ke dalam diri. Menjaga hati merawat watak sejati itulah cara mengabdi kepada Tian. Untuk menegakkan Firman Tian, yang perlu dilakukan tiada lain kecuali melalui pembinaan diri. Tentang usia pendek atau panjang, tidak perlu bimbang. Dengan merasakan kehadiran Tian melalui watak sejati, karya dan kerja manusia selalu didasari oleh dasar yang benar. Karya dan kerja kita tidak menyimpang dari Jalan Suci. Implikasinya, hubungan vertikal dengan Tian dan hubungan dengan sesama manusia dan alam tidak lagi terpisahkan namun saling berkesinambungan. Belajar untuk membina diri, sembahyang, dan jingzuo menjadi sarana untuk menghayati, memahami dan menegakkan Firman yang diejawantahkan dalam wujud karakter yang baik dan positif, yaitu senantiasa bersikap tengah dalam berpikir, meneliti, merenung dan berperilaku. Wei De Dong Tian (Hanya kebajikan Tian berkenan) dan Xian You Yi De (kehendak untuk memiliki yang satu itu, yaitu kebajikan) bukan lagi menjadi sekedar ucapan salam kebajikan tanpa ruh, tanpa makna, tetapi memenuhi setiap tarikan nafas. (US) 30112021 Mengzi VIA: 6, Mengzi VIIA: 1 https://www.uungsendana.com/2021/12/nilai-nilai-spiritual.html
·uungsendana.com·
NILAI-NILAI SPIRITUAL
Hidupku adalah Tanggung Jawabku
Hidupku adalah Tanggung Jawabku
Hidupku adalah Tanggung Jawabku Hai, Sahabat Tao, kita hidup di dunia ini pasti banyak sekali hal yang kita inginkan, bukan? Memang benar bahwa sebagai manusia kita pasti menginginkan banyak hal.  Contohnya ingin memiliki pacar bagi yang single, ingin mempunyai pekerjaan yang baik, ingin memiliki mobil yang bagus, ingin mempunyai banyak uang, bahkan ingin memiliki jet pribadi. Sebenarnya itu sah-sah saja. Namun, pernahkah Sahabat Tao menyalahkan keadaan sekitar karena belum mendapatkan keinginan tersebut? Misalnya, menyalahkan perusahaan tempat kita bekerja karena memberi gaji tidak sesuai, menyalahkan orang tua kita karena terlahir di keluarga yang biasa-biasa saja sehingga tidak memiliki mobil bagus, menyalahkan teman kita yang memiliki barang-barang bermerek karena kita jadi ingin membelinya, bahkan menyalahkan Shen karena tidak mengabulkan keinginan yang selalu kita utarakan kepada-Nya. Apakah Sahabat Tao pernah berpikir dari sisi sebaliknya? Oh, ternyata saya belum memiliki pacar karena standar saya terlalu tinggi, padahal saya tidak terlalu tampan atau cantik. Contoh lainnya seperti saya masih kurang pintar dalam hal penjualan, makanya perusahaan tidak memberikan bonus yang besar, bisa jadi saya belum berusaha sekuat tenaga untuk menghasilkan uang sehingga uang yang saya peroleh belum banyak. Ketika kita berpikir dari sisi sebaliknya, kita mulai menyadari bahwa sebenarnya kehidupan kita ‘begini-begini saja’ itu karena kita sendiri. Bukan karena orang tua kita, bukan karena orang lain, dan bukan karena keadaan. Mengapa? Karena hal-hal yang ada di luar diri kita tidak dapat kita kendalikan.  Kabar baiknya, ada yang bisa kita kendalikan, yaitu diri kita sendiri. Kita bisa mengendalikan pemikiran kita, cara kita menghadapi masalah, cara bicara kita, kelakuan kita, rajin tidaknya kita belajar, dan merevisi diri. Segala sesuatu yang dapat kita kendalikan inilah yang sebenarnya menjadi tanggung jawab kita sebagai seorang manusia.  Sadar akan kehidupan kita adalah tanggung jawab diri sendiri. Hal ini membuka banyak peluang untuk maju dan belajar lebih untuk menggapai impian serta membuka jalan lain ketika menemukan satu jalan tertutup. Seperti keadaan pandemi saat ini yang mana banyak orang mulai beralih profesi dan mendapatkan kemajuan; kita harus belajar bidang lain yang selama ini mungkin kita abaikan, menjaga kesehatan mental dan fisik, serta memulai usaha baru. Sebenarnya saat kita menyelesaikan suatu masalah, kita belajar dan mendapatkan sesuatu. Masalah-masalah tersebut membuat kita melangkah maju ke depan, melihat peluang, dan berusaha lebih giat.  Sebaliknya, sikap menyalahkan keadaan membuat kita tetap diam di tempat tanpa mau belajar ataupun berusaha, tanpa mau merevisi diri, dan terus menggerutu dalam hati kalau kita sudah baik atau sempurna. Saat seseorang merasa kalau dia sudah baik, berarti dia tidak akan berusaha lagi dan berhenti di titik tersebut.  Ingat, Shen tidak akan memberikan seseorang gelar Master Chef kalau orang tersebut tidak bisa memasak dan tidak akan meluluskan seseorang yang tidak pernah ikut ujian. Jadi, kita harus belajar dan meningkatkan kemampuan diri kita. Kita belajar dan terus merevisi diri agar suatu saat ketika Shen mau mengabulkan permohonan kita, kita sudah siap. https://taotsm.org/hidupku-adalah-tanggung-jawabku/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=hidupku-adalah-tanggung-jawabku
·taotsm.org·
Hidupku adalah Tanggung Jawabku
Xiudao Ada Dalam Kegiatan yang Sepele
Xiudao Ada Dalam Kegiatan yang Sepele
Xiudao Ada Dalam Kegiatan yang Sepele Ketika pertama kali mendengar kata xiudao atau merevisi diri, hal apa yang muncul dalam benak kita? Banyak orang membayangkan bahwa xiudao adalah tentang melatih sukma dan moralitas. Tidak heran apabila banyak orang yang xiudao pada zaman dahulu memilih untuk meninggalkan kehidupan sosialnya dan pergi ke gunung untuk bermeditasi. Mereka beranggapan bahwa xiudao adalah sekadar memperkuat sukma dan melatih kesaktian diri. Ternyata, pandangan seperti itu masih dimiliki oleh kaum xiudao zaman sekarang. Tidak sedikit orang yang hanya mementingkan lian gong, bersembahyang, dan melatih spiritual untuk berhasil dalam xiudao. Banyak orang tidak memahami bahwa xiudao terletak pada semua kegiatan dalam hidup manusia. Mencari uang adalah xiudao. Menjaga kesehatan adalah xiudao. Menyayangi keluarga adalah xiudao. Membaca buku adalah xiudao. Bersih-bersih rumah juga merupakan proses xiudao. Merevisi diri tidak hanya dalam melakukan kegiatan yang terlihat rumit dan berkelas tinggi, tetapi juga dalam melakukan kegiatan sehari-hari yang sepele. Apa hubungan antara faktor kehidupan dan xiudao? Mungkin kita pernah mendengar bahwa xiudao adalah proses menuju kesempurnaan. Walaupun manusia tidak akan pernah bisa sempurna, tetapi kita harus selalu melangkah menuju kesempurnaan selama hidup. Apabila kita mampu meningkatkan kualitas hidup kita dalam segala faktor, barulah kita layak untuk mendapatkan Tao dan memutus rantai reinkarnasi. Coba bayangkan, apakah seseorang dapat dikatakan berhasil xiudao bila keluarganya berantakan, tubuhnya tidak sehat, atau tidak mampu berbuat banyak akibat tidak mapan secara finansial? Seorang manusia dapat berhasil xiudao apabila ia dapat mengatur dan menjalani kehidupannya dengan sebaik mungkin. Ia harus memiliki tubuh yang sehat karena tubuh merupakan wadah bagi sukma yang dilatih. Ia harus mempunyai keluarga yang harmonis karena itu menunjukkan kebijaksanaannya dalam hubungan antarmanusia. Ia harus mempunyai wawasan luas agar pola pikir dan kesadarannya semakin maju. Ia harus cukup secara materi karena hal itulah yang dapat membantu banyak orang di seluruh dunia. Ia juga harus bertanggung jawab terhadap pekerjaan rumah karena hal itu menunjukkan kerendahan hatinya dalam menjalani hidup. Kehilangan salah satu faktor kehidupan sama seperti meja yang kehilangan satu kakinya, tidak seimbang, dan tidak kokoh. Bagaimana menerapkan jiwa xiudao dalam kegiatan sehari-hari? Setelah kita mengetahui bahwa xiudao terletak pada kegiatan sehari-hari, maka penting bagi kita untuk selalu mempunyai jiwa xiudao dalam keseharian kita. Cobalah untuk melakukan segala sesuatu dengan lebih sungguh-sungguh dan tulus! Kita harus memahami bahwa apa pun yang kita lakukan untuk meningkatkan kualitas hidup juga merupakan proses xiudao. Kita tidak boleh lagi bersikap asal-asalan atau meremehkan dalam melakukan segala sesuatu. Misalnya, mencari uang secara giat diimbangi dengan memberikan apa yang kita punya kepada orang lain; merawat tubuh secara baik dan menahan nafsu dari kebiasaan-kebiasaan yang buruk; membina keluarga dan tidak lupa untuk membina diri sendiri terlebih dahulu;  memperluas wawasan tanpa merasa sudah pintar dan mengetahui segalanya; serta berbenah di dalam rumah secara teliti dan tidak mengeluh sehingga batin lebih tenang dan jernih. Semua itu adalah proses xiudao. Xiudao juga ada dalam kegiatan sehari-hari yang terlihat sepele. https://taotsm.org/xiudao-ada-dalam-kegiatan-yang-sepele/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=xiudao-ada-dalam-kegiatan-yang-sepele
·taotsm.org·
Xiudao Ada Dalam Kegiatan yang Sepele
Keadaan Kahar
Keadaan Kahar
Keadaan Kahar Keadaan kahar adalah sebuah kondisi ketika diri kita tidak mempunyai kekuasaan atau kendali atas sebuah kejadian. Pandemi Covid-19 yang kita jalani selama kurang lebih 1,5 tahun ini adalah salah satu contoh keadaan kahar. Walaupun kita bisa menjaga kesehatan, menaati protokol kesehatan yang ketat, serta melakukan vaksinasi, tetapi pandemi ini benar-benar di luar kendali kita. Banyak taoyu yang juga terkena dampak dari pandemi Covid-19, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ada yang terkena dampak ekonomi karena dilakukan lockdown di berbagai daerah. Ada juga yang dirinya atau anggota keluarganya terpapar virus Covid-19. Tentu saja semua orang telah berusaha secara maksimal untuk beradaptasi dengan keadaan kahar ini. Namun, dampak buruk dari pandemi ini tidak bisa dihindari. Lantas apa yang bisa kita lakukan selanjutnya? Pertama, saat kita terpapar virus Covid-19, kita perlu meminta bantuan orang lain secepatnya. Taoyu TSM bisa segera menghubungi Crisis Center TSM untuk mendapatkan bantuan obat dan pertolongan medis. Kita sebaiknya tidak berpikir bahwa kita mampu mengatasi semua ini sendirian. Dengan meminta bantuan, kita tidak memperburuk keadaan dan pada akhirnya kita mampu melewati keadaan kahar ini dengan baik. Kedua, kita perlu memperkuat keyakinan kita pada Tao. Kita harus yakin bahwa jika kita berusaha yang terbaik, maka Dewa-dewi juga akan memberikan yang terbaik bagi diri kita. Terkadang memang hal yang terbaik itu belum tentu adalah hal yang kita inginkan. Namun, selalu ada hikmah dan hal-hal positif dalam setiap kejadian yang kita alami. Perkenankan saya untuk menceritakan sedikit pengalaman saya ketika terpapar virus Covid-19 pada bulan Juni-Juli 2021. Setelah positif Covid-19 pada tanggal 25 Juni, saya segera mengisolasi diri dari anak dan istri. Saya sangat bersyukur kepada Mahadewa karena walaupun saya terpapar virus; istri, anak, dan keluarga besar saya tidak tertular. Saya juga bersyukur karena meskipun saya harus dirawat di rumah sakit selama seminggu karena gejala yang cukup berat, saya masih diberikan kesembuhan dan dapat beraktivitas kembali seperti sediakala. Saat dirawat di rumah sakit, yang bisa saya lakukan adalah lian gong dan memohon kesembuhan kepada Mahadewa Thay Shang Lao Jun. Melalui lian gong inilah saya bisa menghentikan pikiran-pikiran negatif yang muncul, memaksakan diri saya untuk bangkit, serta menguatkan fisik dan mental saya agar lekas sembuh. Pertolongan dan bimbingan dari Mahadewa dan Fu Fa Shen sangatlah berharga sehingga saya tidak perlu berlama-lama di rumah sakit. Dalam beberapa hari saja, gejala-gejala berat yang saya rasakan hilang sepenuhnya sehingga dalam waktu seminggu saya bisa keluar dari rumah sakit. Akhir kata, saya berharap taoyu sekalian mampu melewati pandemi ini dengan baik. Tetaplah menjalankan prokes dengan ketat, segera vaksinasi diri Anda dan keluarga jika belum, serta terus berlatih lian gong dan memohon kepada Dewa-dewi agar selalu dilindungi dari segala penyakit! Tetap berpikir positif, bersyukur atas apa yang kita miliki saat ini, dan bertahanlah agar bisa melewati keadaan kahar ini dengan baik! https://taotsm.org/keadaan-kahar/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=keadaan-kahar
·taotsm.org·
Keadaan Kahar
Kebiasaan yang Menunda Pencapaian
Kebiasaan yang Menunda Pencapaian
Kebiasaan yang Menunda Pencapaian Setiap manusia selalu ingin mendapatkan pencapaian dalam hidup, baik dalam karir, usaha, maupun pekerjaannya. Umat Tao juga pasti ingin mendapatkan satu hasil atau pencapaian yang diidamkan dalam siutao-nya. Kebiasaan yang justru sering menunda pencapaian adalah “Saya tidak ada waktu dan sudah capek.” Bagaimana umat Tao menyikapinya?  Mari kita menyikapinya dengan satu pemahaman sederhana! Sesibuk apa pun dan seberapa banyak waktu yang dilalui, bila kita belum atau tidak mendapatkan satu hasil yang ingin dicapai, berarti hidup kita belum ideal, cara kita belum tepat, dan pola pikir kita perlu diperbaiki. Lakukan perbaikan sedini mungkin untuk mencapai satu prestasi dengan memahami hal-hal berikut! Waktu tidak menunggu kita Waktu berputar setiap detik, menit, jam, dan hari. Hanya mereka yang dapat memanfaatkan waktu dengan baik yang akan mendapatkan satu pencapaian dalam kesempatan yang ada saat ini. Bermimpi saja tidak cukup untuk mencapai hasil Hasil tidak akan tercapai hanya dengan bermimpi, tetapi memerlukan tindakan dan pelaksanaan yang diawali dari kemauan dan keberanian untuk melangkah. Ibarat pohon yang perlu disirami air dan dirawat setiap hari, tindakan kita lama-kelamaan menjadi satu kebiasaan yang melekat pada diri kita, maka pencapaian hasil berbuah dari pohon tersebut, hanya menunggu saat yang tepat.  Penuhi dengan semangat untuk berlatih dan bekerja Pencapaian hanya bisa terpenuhi dengan rencana dan persiapan yang baik dan secepatnya. Bila melakukan latihan atau pekerjaan tanpa semangat, bahkan memiliki pikiran “Saya tidak ada waktu, saya sudah capek”, maka akan terjadi penundaan pencapaian yang dapat menjadi satu kebiasaan. Kita memerlukan semangat untuk menjalankan latihan atau pekerjaan dengan hati-hati. Kita dapat mengategorikan pekerjaan-pekerjaan menjadi ‘sangat penting’, ‘penting’, dan ‘biasa’ agar segera bisa dilaksanakan dan menghasilkan suatu rencana yang tepat dan terperinci. Efisiensi semacam ini tidak hanya membuat kita berubah menjadi lebih baik, tetapi juga sangat bermanfaat dalam menguasai latihan atau pekerjaan kita dengan baik.  Sebaliknya, bila kita terbiasa menunda-nunda, reaksi pertama adalah bagaimana melalaikan latihan atau pekerjaan sehingga semua kesempatan terlewatkan dengan sia-sia. Ambil tindakan Hanya dengan bertindak, kita dapat memenangkan kesempatan seumur hidup ini dan bertahan sampai akhir hidup kita. Hanya dengan menguji diri dan melakukan efisiensi dengan penuh kesadaran, kita barulah bisa memperoleh pijakan yang kokoh. Jika tidak ada tindakan, maka semua pikiran hanya seperti mimpi yang dilewatkan. Fokus dan tekun Kita sering menyimpulkan bahwa alasan belum tercapainya keinginan kita disebabkan karena kita kurang berbakat atau tidak berpengalaman. Padahal, sebenarnya yang terjadi adalah kita tidak mencoba yang terbaik, tidak mencoba untuk fokus, atau tidak melaksanakannya dengan tekun. Temukan jati dirimu dan fungsikan segalanya dengan baik, maka harapan menemukan jalan akan terbuka lebar, mukjizat bermunculan, dan harapan terkabulkan. “Alasan Anda menentukan jalan hidup / latihan / pekerjaan Anda.” “’Saya tidak ada waktu’ dan ‘saya capek’ adalah alasan yang menunda pencapaian.” “Saat Anda memutuskan untuk mencapai sesuatu, akan selalu ada tekanan seperti air dalam pipa yang dinyalakan menggunakan keran.” https://taotsm.org/kebiasaan-yang-menunda-pencapaian/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=kebiasaan-yang-menunda-pencapaian
·taotsm.org·
Kebiasaan yang Menunda Pencapaian
Kejodohan
Kejodohan
Kejodohan Apa itu jodoh? Apakah jodoh kita hanyalah sang belahan jiwa kita? Bagaimana dengan orang-orang lain yang hadir di dalam hidup kita? Mengapa saya bisa menjadi anak papa A dan mama B? Tentu semua hubungan ini bukanlah suatu kebetulan saja. Kita tidak bertemu dengan orang-orang dalam hidup kita secara acak. Alam semesta tidak sedang bermain dadu dengan semua rancangannya. Sesungguhnya pertemuan dengan setiap orang dalam hidup kita adalah suatu bentuk kejodohan. Jodoh dan kejodohan adalah bagian dari takdir yang tak terelakkan. Cara kita menyikapi kejodohan menunjukkan siapa kita dan nilai diri kita selama perjalanan hidup ini. Tidak dipungkiri bahwa semua manusia memiliki kelemahan. Itulah alasan mengapa kita masih menjadi manusia dan belum menjadi dewa. Sering kali ketidakmampuan kita menerima kelemahan orang-orang di sekitar kita dapat menjadi batu-batu kerikil, bahkan gunung hambatan dalam lingkaran kejodohan yang ada. Hal ini menyebabkan, baik diri sendiri maupun orang-orang yang terlibat di dalamnya, terluka. Jika dipikir-pikir lagi, haruskah hal tersebut terjadi? Sebagian besar manusia tidak tahu mengapa bertemu dengan orang yang dijumpai dalam hidupnya. Apa kisah di baliknya? Memang ada segelintir orang siutao yang diberikan mukjizat untuk mengetahui sedikit misteri tersebut. Terlepas dari hal tersebut, entah apa pun alasan kita bertemu dengan jodoh-jodoh kita di kehidupan ini, kejodohan ini adalah kesempatan kita untuk memberikan yang terbaik kepada siapa pun yang kita temui. Kejodohan juga merupakan kesempatan kita untuk mengubah hal-hal yang kurang baik di masa lalu (bila ada) dan menjadikannya indah di masa kini. Bukankah hidup menjadi semarak dan bahagia bila hal tersebut dapat dilakukan? Sebagai orang siutao, dapat bertemu dengan Tao dan belajar Tao Ying Suk juga merupakan kejodohan kita. Entah apa amal baik yang sempat kita lakukan di kehidupan lalu sehingga diberi pusaka yang luar biasa ini. Kesempatan berharga untuk dapat siutao jangan dilepaskan atau diabaikan! Sayangi kejodohan yang ada dengan rajin latihan dan berusaha keras untuk maju dalam siutao! Kita tidak pernah tahu berapa lama kejodohan yang kita miliki. Saat kejodohan berakhir, apakah kita akan menyesal karena belum melakukan yang terbaik? Oleh karena itu, sayangilah setiap detik yang kita miliki dengan orang-orang sekitar kita dan manfaatkan setiap waktu kita untuk siutao dengan sebaik-baiknya! Rajutlah momen-momen indah dengan orang-orang yang kita temui dalam hidup ini! Tempalah diri kita untuk siutao dengan baik! Saat takdir di dunia ini berakhir, setidaknya kita tidak menyesal. https://taotsm.org/kejodohan-2/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=kejodohan-2
·taotsm.org·
Kejodohan
Cara Melewati Masa Sulit
Cara Melewati Masa Sulit
Cara Melewati Masa Sulit Kita semua tahu bahwa saat ini dunia sedang mengalami masa sulit. Dengan adanya pandemi yang berkepanjangan, semua orang terdampak dan segalanya mungkin terasa berat di pundak kita. Mungkin ada yang menjadi sulit keuangannya, terpengaruh kesehatannya, kehilangan sanak keluarga, terpengaruh mental atau semangatnya, dan lain-lain. Entah karena pandemi ataupun kondisi sulit lainnya, apa yang dapat kita lakukan untuk melewati masa sulit dengan baik? Yang pertama, kita sebaiknya memahami dan mengakui apa yang sedang kita rasakan dan alami. Tidak ada gunanya kita berpura-pura baik-baik saja apabila kita tidak baik-baik saja. Perasaan negatif bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan harus dihadapi. Membicarakan hal ini dengan sahabat akan membantu kita agar merasa lebih baik. Jangan ragu untuk meminta pertolongan! Apalagi dalam kalangan taoyu kita sudah terdapat tim Crisis Center TSM yang berjuang keras untuk menolong siapa pun yang membutuhkan. Kita semua di dalam satu kapal dan sudah seharusnya saling membantu. Yang kedua, jangan pernah kehilangan harapan dan teruslah berjuang! Langkahkan kaki ke depan satu per satu, jalani, dan hadapi sedikit demi sedikit! Asalkan terus berjalan, selama masih ada semangat yang berkobar di dalam hati kita, suatu saat kita pasti akan keluar dari masa sulit ini. Yang ketiga, kita harus lebih rajin lian gong. Latihan kita harus jauh lebih intensif dan lebih banyak durasinya daripada sebelumnya. Setiap jam yang kita lewati dengan latihan akan sangat membantu memperbaiki kondisi kita, baik jasmani maupun rohani. Shen gong menggerak-gerakkan anggota tubuh, menyehatkan, dan memperbaiki organ-organ tubuh kita. Jing zuo menguatkan sukma, menjernihkan pikiran, mengisi kembali motivasi dan semangat dalam diri, serta menajamkan intuisi kita. Qi gong menguatkan paru-paru dan stamina serta melancarkan sirkulasi darah kita. Latihan-latihan tersebut sebetulnya sangat kita butuhkan saat ini. Latihanlah sesering mungkin! Dekatkan diri dan mohonlah uluran tangan Dewa-dewi yang mulia dengan tulus, dengan hati yang bersih dan bening agar Dewa-dewi menolong kita melewati masa sulit! Jangan lupa juga untuk mengulurkan tangan kepada sesama meskipun kondisi kita sendiri sedang tidak baik! Apa pun yang kita mampu lakukan, lakukanlah! Sebarkan kebaikan karena kita semua saling membutuhkan saat ini! Semoga kita semua dapat melewati masa sulit ini dengan baik, dengan saling bergandengan tangan dan saling menolong. https://taotsm.org/cara-melewati-masa-sulit/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=cara-melewati-masa-sulit
·taotsm.org·
Cara Melewati Masa Sulit
Lima Makhluk Mitologi Tiongkok Pembawa Keberuntungan
Lima Makhluk Mitologi Tiongkok Pembawa Keberuntungan
Lima Makhluk Mitologi Tiongkok Pembawa Keberuntungan Hai Sahabat Tao, tahukah kamu bahwa dalam kebudayaan masyarakat Tionghoa ada 5 makhluk mitologi yang dianggap sebagai makhluk kayangan pembawa keberuntungan? Tidak jarang makhluk-makhluk tersebut dilukiskan atau dijadikan pajangan di rumah-rumah orang Tionghoa, bahkan beberapa menjadi benda fengshui. Berikut ini adalah kelima makhluk tersebut. 1. Naga (lóng, 龙) Naga adalah makhluk tertinggi dalam mitologi Tiongkok. Hewan kayangan ini bersisik menyerupai ular, tetapi mempunyai kaki dan wajah seperti singa bertanduk. Kekuatan naga disebutkan tiada tara dan hanya sanggup ditandingi oleh dewa-dewi. Oleh sebab itu, seorang kaisar Tiongkok dilambangkan sebagai ‘naga emas’. Seiring berkembangnya peradaban Tiongkok, derajat kebesaran seseorang juga ditunjukkan dengan lambang naga di pakaian atau propertinya. Naga berkuku lima yang tertinggi untuk kaisar, naga berkuku empat untuk golongan bangsawan (keluarga kaisar), dan naga berkuku tiga untuk golongan menteri dan pejabat tinggi. Saking hormat dan kagumnya masyarakat Tionghoa pada sosok naga, hingga kini orang-orang Tionghoa menyebut dirinya ‘keturunan naga’ (lóng de chuán rén, 龙的传人). Sejak dahulu kala masyarakat Tionghoa menghiasi rumahnya dengan lukisan naga karena dianggap membawa keberuntungan. Pada rumah-rumah besar dan bangunan tempat bersembahyang biasanya terdapat patung naga. Setiap awal tahun baru umumnya selalu ada tarian naga (lóng wǔ, 龙舞) agar keberuntungan menyertai di sepanjang tahun yang baru. 2. Burung feng (fèng huáng, 凤凰) Menurut dialek bahasa Hokkian, burung feng biasanya disebut sebagai burung hong. Makhluk ini menyerupai burung merak karena ekornya sangat panjang dan indah, kepalanya memiliki jambul yang indah seperti mahkota, dan tubuhnya berwarna-warni. Burung jantan disebut ‘feng’, sementara yang betina disebut ‘huang’. Feng huang di dalam mitologi Tiongkok dianggap sebagai raja dari para burung yang melambangkan keanggunan, keberuntungan, dan kedamaian. Walaupun dikenal sebagai makhluk mitologi, burung feng huang juga ada di dunia nyata, tetapi rupanya berbeda dengan gambaran di dalam mitologinya. Sejak Dinasti Han, naga dan burung feng banyak digunakan sebagai hiasan istana yang dibangun pada masa itu. Pada perkembangan selanjutnya, burung feng menjadi satu-satunya motif resmi kekaisaran yang hanya dapat digunakan oleh permaisuri sebagai sulaman jubah, mahkota, hiasan rambut, dan aksesori mewah lainnya. Motif burung feng hanya boleh digunakan oleh permaisuri, sedangkan motif naga digunakan oleh kaisar. Burung feng juga sering dilukiskan bersama dengan naga sebagai simbol hubungan yang mesra antara pasangan suami istri dan lambang penyatuan yin dan yang (dualisme). Wanita Tionghoa juga sangat menyukai burung feng karena mencitrakan kelembutan wanita dan kesetiaan terhadap pasangan. 3. Qí lín (麒麟) Hewan mitologi ini digambarkan berkepala naga, bertanduk, bersisik, dan berbadan kuda sehingga sering disebut sebagai unicorn-nya Tiongkok. Dikisahkan bahwa qi lin mampu berjalan di atas daratan tanpa menyentuh tanah, berjalan di atas air, dan melayang di langit. Walaupun bertampang buas, qi lin adalah hewan yang baik hati dan dahulu kala kemunculannya dianggap sebagai pertanda baik atau kemunculan orang bijak. Namun, qi lin  dapat juga menjadi buas dengan menyemburkan bola api jika menemukan hal jahat atau orang yang berniat jahat. Oleh karena itu, masyarakat Tionghoa menganggap qi lin sebagai pelindung kota dan penolak bala atau hal-hal jahat. Setelah masyarakat Tionghoa mengenal hewan singa, terdapat juga qi lin yang digambarkan bertubuh singa dan berkepala naga. Dahulu patung ini diletakkan sepasang di depan bangunan istana atau kuil, tetapi sekarang juga diletakkan di depan gedung pemerintahan, perkantoran, dan pusat bisnis untuk mendatangkan hal baik dan menolak hal buruk. Qi lin jantan digambarkan membawa sebuah bola dengan kaki depan sebelah kanannya, sedangkan qi lin betina digambarkan sedang mengasuh anaknya dengan kaki depan sebelah kirinya. 4. Pí xiū (貔貅) Pi xiu digambarkan menyerupai naga berbadan singa yang kuat dan bersayap. Konon ceritanya ia adalah keturunan kesembilan dari raja naga. Dilihat dari bentuk tubuhnya, pi xiu melambangkan kekuatan, kemakmuran, dan mobilitas. Perutnya yang besar menunjukkan perut yang penuh keberuntungan dan tidak ada pembuangan. Konon pi xiu memiliki nafsu luar biasa hanya terhadap emas, perak, dan berbagai logam mulia. Oleh karena itu, secara fengshui, pi xiu dianggap sebagai makhluk ajaib yang memiliki kekuatan mistis menarik cái qì (财气), yaitu kekayaan dari segala penjuru. Pi xiu juga ada yang jantan dan betina. Perbedaannya dilihat dari tanduknya. Pi xiu betina (disebut bì xié) bertanduk dua, sedangkan pi xiu jantan (disebut tiān lù) bertanduk satu. Keduanya memiliki hobi yang sama, yaitu memakan koin-koin emas dan perak tanpa ada pembuangan. 5. Kura-kura (guī, 亀) Selain burung feng, kura-kura juga adalah makhluk mitologi yang benar-benar ada. Kura-kura adalah hewan yang bisa berumur sangat panjang. Menurut penelitian, kura-kura bisa hidup hingga ratusan tahun. Sejak zaman Tiongkok kuno, kura-kura dianggap sebagai lambang usia panjang dan kelanggengan. Istana kekaisaran umumnya memiliki ukiran kura-kura pada potongan batu atau tembaga sebagai lambang kemakmuran dan kelanggengan suatu dinasti. Masyarakat Tionghoa tidak hanya menganggap kura-kura sebagai lambang kesehatan dan umur panjang, tetapi juga menganggap kura-kura memiliki kemampuan meramal masa depan. Pada zaman kuno, seorang peramal harus membakar tempurung kura-kura kemudian membaca pola yang terbentuk di atas tempurung itu untuk menafsirkan ramalan. Oleh sebab itu, prasasti-prasasti kerajaan sering dipahatkan berdiri menyatu di atas pahatan seekor kura-kura besar. Umumnya, prasasti berisi tulisan-tulisan baik yang diharapkan menjadi kenyataan. Pada masa kini, ornamen atau hiasan berbentuk kura-kura sering dijadikan pajangan di rumah-rumah orang Tionghoa sebagai simbol agar seluruh penghuni rumah memperoleh kesehatan yang prima, panjang umur, serta harapan-harapan yang baik terkabul. https://taotsm.org/lima-makhluk-mitologi-tiongkok-pembawa-keberuntungan/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=lima-makhluk-mitologi-tiongkok-pembawa-keberuntungan
·taotsm.org·
Lima Makhluk Mitologi Tiongkok Pembawa Keberuntungan