Lampion Merah

Lampion Merah

1199 bookmarks
Custom sorting
Pertemuan HY2ABC3 bersama Lie Ping Sen Zhang Men dalam Menyongsong Era Baru TSM XYP
Pertemuan HY2ABC3 bersama Lie Ping Sen Zhang Men dalam Menyongsong Era Baru TSM XYP
Pertemuan HY2ABC3 bersama Lie Ping Sen Zhang Men dalam Menyongsong Era Baru TSM XYP Menyambut Era yang Baru, Memulai Perjalanan yang Baru (Menyongsong Era Baru Thay Shang Men Xiao Yao Pai) 93 orang Huang Yi tingkat tinggi Perguruan Thay Shang Men Xiao Yao Pai Indonesia melaksanakan pertemuan di Surabaya. Pertemuan tahunan Huang Yi tingkat tinggi TSM yang dimulai sejak tahun 2007 telah vakum selama tiga tahun sepeninggal Shifu Li Shanghu pada tahun 2019 dan merebaknya virus Covid-19 pada tahun 2020 dan 2021. Para Huang Yi tingkat tinggi ini merupakan talenta bimbingan Shifu Li Shanghu yang setiap tahun selalu menyelenggarakan perkumpulan Huang Yi tingkat tinggi di Jakarta untuk mendiskusikan perkembangan agama Tao. Tahun ini, pertemuan Huang Yi tingkat tinggi TSM diselenggarakan oleh Taokwan Thay Qing Kung Surabaya pada tanggal 14-16 Mei 2022 di hotel Vasa, Surabaya. Pertemuan dimulai pada tanggal 14 pukul 7 malam. Semua peserta menyanyikan lagu Huang Yi Jing Shen kemudian diikuti oleh kata sambutan oleh ketua panitia, Ss Chen Kechang. Beliau mengatakan bahwa pertemuan kali ini dihadiri oleh para Huang Yi tingkat tinggi dari 21 daerah dari seluruh Indonesia. Semuanya datang dengan gembira, percaya diri, dan dengan semangat yang berkobar. Semoga semuanya dapat senantiasa bersatu dan bersolidaritas menyebarkan TSM. Selanjutnya ZMR Li Binsheng ciangtao dengan tema Shimen. Beliau mengatakan bahwa Shimen adalah tempat di mana guru dan murid memiliki hubungan yang erat. “Satu hari menjadi guru, selamanya sebagai ayah”, untuk itu kita semua harus melaksanakan Zun Shi Zhong Dao, semua bertanggung jawab melindungi Shimen. Kita harus meneruskan warisan dari Shifu dan memajukan TSM, terus berkontribusi demi Tao. Di zaman yang berteknologi maju seperti sekarang, jika ingin menyebarkan Tao, maka harus bisa menguasai media sosial yang modern. Bagaimana cara kita menghadapi reformasi dan inovasi? Reformasi membutuhkan waktu, perlu membimbing dan melindungi orang-orang berbakat, serta membimbing para penerus. Untuk menyebarluaskan Tao, kita harus memiliki keterampilan teknologi. Beliau juga berkata bahwa beliau telah menetapkan 7 rencana kerja. Selain ada bagian media, juga ada bagian hukum yang membantu soal urusan hukum, bagian publisitas dan pembangunan pusat di Jakarta, dan organisasi sosial di bawah TSM; semuanya perlu dikelola secara profesional. Semoga kita semua dapat berbagi tugas dan merampungkan tugas masing-masing. Ciangtao ZMR selesai pada pukul 10 malam. Pada tanggal 15 Mei, dari pagi hingga malam diisi oleh ciangtao 5 orang Huang Yi tingkat tertinggi (Huang Yi tingkat 3), yaitu: Ss. Li Dongsheng, dengan judul “Menapak Jejak Melawan Lupa” Ss. Liu Jiaguang, dengan judul Huang “Semangat Huang Yi” Ss. Zheng Zhuqiang, menjelaskan analisa fungsi dan perana beberapa organisasi sosial dan departemen internal dalam TSM ZMFR Xu Meijuan, dengan judul “Satu Langkah, Derap Bersama para Huang Yi” Ss. Huang Yuanhui, dengan judul “Menyongsong Era Baru TSM XYP” Hingga saat ini, TSM memiliki 5 orang taoyingshi tingkat 3 yang membantu ZMR dalam menyebarluaskan TSM. Pada tanggal 16 pagi, acara dimulai dengan menyanyikan lagu Xiexie Laoshi, dilanjutkan dengan ciangtao ZMR dengan judul “Rencana ke Depan”. Setelahnya, beberapa perwakilan daerah menyampaikan rasa terima kasih, dengan suara bulat menyatakan dukungan atas Li Binsheng sebagai pimpinan tertinggi. Teguh hingga akhir dan takkan pernah goyah. Setelahnya, semuanya menyanyikan lagu Shou Qian Shou dan pembawa acara mengumumkan akhir acara pertemuan ini. Setelah makan siang, semuanya bersiap pulang, berjanji akan berkumpul lagi tahun depan. Kesimpulan: Shifu Li Shanghu telah menyebarkan Tao dengan Taoyingsuk sejak tahun 1970. Selama 50 tahun ini, dapat dikatakan TSM telah menyebar ke seluruh dunia. Beliau mendirikan Thay Shang Men Xiao Yao Pai, mendirikan 20 Taokwan di seluruh Indonesia dan 1 Taokwan di Singapura; seumur hidup mengabdi untuk menyebarkan Tao, berdedikasi demi agama Tao, sehingga digelarkan sebagai Guru Besar Tao. Dalam pertemuan ini, semua orang mengakui sumpah yang telah ditetapkan oleh Shifu Li Shanghu pada pertemuan Huang Yi tingkat tinggi pada tahun 2018, yaitu: mengakui ZMR Li Binsheng sebagai pimpinan tertinggi, patuh atas perintah pimpinan dan tidak boleh melanggar perintah. PENULIS : Jin Di https://taotsm.org/pertemuan-hy2abc3-bersama-lie-ping-sen-zhang-men-dalam-menyongsong-era-baru-tsm-xyp/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=pertemuan-hy2abc3-bersama-lie-ping-sen-zhang-men-dalam-menyongsong-era-baru-tsm-xyp
·taotsm.org·
Pertemuan HY2ABC3 bersama Lie Ping Sen Zhang Men dalam Menyongsong Era Baru TSM XYP
Jaring-Jaring Hukum Langit
Jaring-Jaring Hukum Langit
Jaring-Jaring Hukum Langit Xiudao (siutao) dapat dikatakan sebagai proses merevisi diri yang terus-menerus sepanjang hayat. Dalam perjalanan hidup ini kita dianjurkan untuk selalu memupuk perbuatan baik terhadap orang lain secara terus-menerus. Mengapa demikian? Barangkali ilustrasi di bawah ini dapat membantu kita untuk lebih memahaminya. Kita sering kali melakukan sesuatu tanpa dipikirkan dahulu akibatnya. Setelah sekian lama, bisa dalam hitungan hari, bulan, bahkan tahun, kita melupakan semua tindakan yang pernah kita lakukan. Kita mungkin juga pernah mengingkari perbuatan buruk yang telah kita lakukan terhadap orang lain pada masa lalu. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, mungkin setelah bertahun-tahun atau puluhan tahun kemudian, apa yang pernah kita perbuat, mulai berbuah. Jika itu adalah perbuatan baik, maka buahnya akan terasa manis dan nikmat, tetapi jika itu adalah perbuatan buruk, maka buahnya akan terasa pahit dan tidak nikmat. Tanpa kita sadari, setiap tindakan mempunyai akibatnya masing-masing. Inilah yang dinamakan ‘sebab akibat’. Setiap tindakan dapat dikatakan sebagai ‘sebab’ dan dampak dari tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai ‘akibat’. Sebab dan akibat ini  sering kali dalam banyak hal tidak dapat kita rasakan secara langsung karena terjadi secara lambat laun seiring dengan berjalannya waktu. Ketika muncul buah kebaikan yang manis, kita akan merasa bangga karena itu adalah hasil perbuatan baik atau jasa yang telah kita lakukan sebelumnya. Namun, saat kita mengalami akibat buruk yang pahit, kita sering tidak rela, tidak mau menerima, tidak mengakui, tidak mau merefleksi diri, menyalahkan orang lain, nasib, dan takdir, bahkan menyalahkan langit atau Dewa-dewi mengapa tidak berpihak dan melindungi kita. Sebagai contoh, seseorang melakukan tindakan buruk yang merugikan banyak orang pada masa mudanya. Seiring dengan berjalannya waktu, persoalan tersebut tak kunjung diselesaikan dan dihindari terus sampai belasan tahun, bahkan puluhan tahun lamanya. Saat ia mencapai usia senja dan sudah merasakan nikmatnya nama baik, kejayaan, dan status sosial di masyarakat, masalah yang sudah dilupakan tersebut akhirnya muncul  kembali dan ia pun harus menuai akibat buruknya. Hal ini menyebabkan rasa takut dan malu yang luar biasa dalam hatinya. Ia khawatir kalau masalah ini diketahui orang-orang di lingkungan sekitarnya, maka nama baiknya akan hancur. Kesadarannya masih terbatas pada ‘ego’ dirinya. Ia hanya malu jika orang tahu akan keburukan-keburukannya sehingga ia mati-matian mengingkari realita dirinya dan mulai mencari kambing hitam. Ia menyalahkan sana-sini untuk menutupi aibnya sendiri. Batinnya tentu sangat tersiksa dan meronta. Ia semakin jauh dari jalan Tao yang mulia. Apa yang ia tanam, itulah yang ia tuai sendiri.  天网恢恢,疏而不漏 Tiān wǎng huī huī, shū ér bù lòu Jaring-jaring hukum langit walau tampak samar-samar, tetapi tidak satu pun dapat lolos darinya. 若要人不知,除非己莫为 Ruò yào rén bù zhī, chú fēi jǐ mò wéi Jika tidak ingin perbuatan buruk kita diketahui orang lain, maka satu-satunya cara adalah tidak melakukan perbuatan buruk tersebut. https://taotsm.org/jaring-jaring-hukum-langit/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=jaring-jaring-hukum-langit
·taotsm.org·
Jaring-Jaring Hukum Langit
Warisan dari Pernikahan
Warisan dari Pernikahan
Warisan dari Pernikahan Pernikahan adalah wadah terkecil dan esensial untuk belajar hidup seimbang dan harmonis. Hakikat pernikahan adalah penyatuan unsur ‘yin’ dan ‘yang’, atau unsur maskulin dan feminin. Penyatuan energi dari kedua unsur memunculkan suatu kekuatan atau keajaiban. Energi ‘yin’ dari istri yang bersifat menjaga dan merawat berkolaborasi dengan energi ‘yang’ dari suami yang bersifat mencipta. Keduanya bekerja sama untuk menciptakan legasi/warisan bagi kehidupan berikutnya, termasuk lintas generasi. Penyatuan yin istri dan yang suami menciptakan seorang anak yang mewarisi sifat-sifat kedua orang tuanya. Sifat-sifat ini akan terus diturunkan lintas generasi, yaitu dari ayah dan ibu ke anak, dari anak ke cucu, diteruskan lagi ke cicit, dan seterusnya. Rekam jejak ini ada di dalam DNA sel tubuh semua keturunan. Contohnya, jika leluhur dari ayah atau ibu mempunyai potensi sakit diabetes, maka anak cucu bisa memiliki potensi yang sama. Hal ini sudah umum diketahui oleh masyarakat. Jika hal ini disadari oleh para keturunan dan dijaga dalam pola makan kesehariannya, potensi ini bisa tidak muncul. DNA yang mengandung informasi ini akan menjadi tidak aktif karena tidak dipicu oleh lingkungan (pola makan yang sembrono). Kondisi ketidakselarasan yang dialami leluhur akan menurun ke anak cucu ini sudah diketahui oleh masyarakat Tionghoa. Tak heran jika ada salah satu anggota keluarga yang akan menikahkan anaknya, para senior di keluarga besar akan menyarankan keluarga yang bersangkutan untuk mengetahui dahulu bibit, bobot, dan bebet calon menantunya. Bibit dari leluhur yang fisiknya kuat tentu berbeda dengan bibit dari leluhur yang fisiknya lemah. Demikian juga bobot/karakter dan bebet/kesuksesannya. Kemudian dari sisi mental dan emosional, anak yang orang tuanya berpisah/bercerai tentu berbeda dengan anak yang dididik dengan kehadiran kedua orang tuanya. Anak yang tumbuh di keluarga yang utuh dan harmonis cenderung kuat secara mental dan emosional. Menurut penulis, warisan dari hal-hal yang tidak kelihatan ini jauh lebih penting daripada warisan berupa harta. Warisan berupa harta bisa berkurang atau habis jika kondisi mental dan emosional dari para keturunannya tidak seimbang. Jumlah manusia yang siutao dan berevolusi akan memengaruhi energi kolektif/global. Semakin banyak manusia yang selaras dengan alam, dunia akan menjadi tempat bertumbuh yang semakin baik bagi generasi selanjutnya. Xie Shen en. https://taotsm.org/warisan-dari-pernikahan/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=warisan-dari-pernikahan
·taotsm.org·
Warisan dari Pernikahan
Zhuge Liang
Zhuge Liang
Zhuge Liang Zhuge Liang, Si Naga Tidur, Sang Ahli Strategi Militer Negara Shu pada Zaman Sam Kok, adalah sosok yang tidak asing dan sangat hebat. Beliau gemar membaca dan menguasai bermacam ilmu pengetahuan, di antaranya ilmu geologi, sejarah, dan strategi perang. Pada usia 27 tahun ia diangkat oleh Raja Negara Shu, Liu Bei, sebagai penasihat kerajaan. Zhuge Liang adalah tokoh agama Tao yang sangat menguasai ilmu astronomi dan memahami ritual-ritual keagamaan Tao. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari Zhuge Liang untuk meningkatkan pengetahuan diri kita. Berikut adalah sembilan hal yang harus dimiliki manusia dalam hidup ini. Keheningan Keheningan membantu kita menenangkan diri untuk menjernihkan pikiran. Ia menjelaskan bahwa suasana hening membantu kita melakukan introspeksi diri, mengevaluasi segala tindakan, dan menumbuhkan tekad untuk memperbaiki diri.  Ia juga menegaskan bahwa kunci keberhasilan dalam belajar adalah keheningan sebab dalam keheningan kita dapat menelusuri apa sebenarnya visi dan misi hidup kita. Membentuk karakter Membiasakan diri tidak bersikap tergesa-gesa sebab segala sesuatu memerlukan proses. Kehati-hatian dalam bersikap dapat membentuk sebuah karakter yang utuh. Ada pepatah yang mengatakan, “Diperlukan waktu hanya sepuluh tahun untuk menanam dan memelihara sebatang pohon, tetapi diperlukan paling sedikit 100 tahun untuk membentuk sebuah watak yang utuh.” Hidup hemat Zhuge Liang memberikan petunjuk bahwa hidup bersahaja akan menyelamatkan diri kita agar tidak diperbudak oleh materi. Hidup sederhana, menurut Zhuge Liang, membentuk diri kita menjadi manusia yang lebih bermoral. Jangan terseret dalam pola hidup boros sebab pola hidup boros suatu saat dapat mengubur kita ke dalam tumpukan hutang dan puing-puing kehancuran. Membuat perencanaan Zhuge Liang juga menegaskan tentang pentingnya merencanakan hidup. Gagal merencanakan berarti merencanakan untuk gagal. Dengan melakukan perencanaan yang baik, kita akan dapat menempatkan prioritas dengan baik pula. Sebaliknya, tanpa perencanaan yang baik akan selalu membuat kita gagal menyelesaikan apa pun yang kita kerjakan. Terus belajar Zhuge Liang dalam suratnya menyebutkan bahwa keheningan memaksimalkan pencapaian hasil dari tujuan belajar. Ia meyakini bahwa kemampuan manusia bukan berasal dari pembawaan sejak lahir, melainkan merupakan hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan dengan konsisten. Oleh sebab itu, ia menyarankan agar kita tidak pernah berhenti belajar sampai kapan pun. Dalam proses pembelajaran, kerendahan hati akan sangat membantu kita menyerap dengan mudah ilmu pengetahuan yang dibutuhkan. Manajemen waktu Zhuge Liang sangat menghargai waktu sebab waktu yang berlalu sangat cepat tidak jarang ikut mengikis semangat dan cita-cita kita. Oleh sebab itu, aturlah waktu dengan baik dan jangan pernah menyia-nyiakan waktu dengan melakukan aktivitas yang kurang bermanfaat! Tidak menunda Penundaan dapat menghambat usaha kita dalam mencapai visi dan misi secepat mungkin. Ia menandaskan agar kita menjalankan segala sesuatu dengan efektif dan efisien waktu. Dalam hal ini sangat dibutuhkan kemampuan mengatur waktu. Jika perlu, satu hal dilakukan bersama-sama dengan tim agar lebih cepat selesai. Kekuatan imajinasi Zhuge Liang memberikan nasihat supaya kita berpikir jauh ke depan agar kita tidak tertinggal oleh zaman yang terus berkembang. Imajinasi tentang masa depan dikatakannya lebih kuat daripada pengetahuan. Imajinasi adalah segalanya. Ia adalah penarik realitas yang akan datang. Kesederhanaan Sang penasihat ini mencontohkan kekuatan kesederhanaan dalam setiap surat-suratnya yang singkat dan mudah dimengerti, tetapi sarat tuntunan hidup positif. Tidak ada teori atau tuntunan hidup yang muluk-muluk, melainkan kebijaksanaan hidup yang sederhana. Begitu pun jika kita ingin menghasilkan prestasi hidup yang luar biasa, tidak perlu menggunakan teori yang rumit. Meskipun tindakan atau langkah-langkah yang kita lakukan sederhana, tetapi jika dilakukan dengan konsisten, maka kita akan mudah meraih visi dan misi. Itulah beberapa poin yang bisa kita pelajari dan terapkan di dalam kehidupan kita. Marilah berpikir, bersikap, dan bertindak lebih baik dari hari ke hari!  Jika kita berhasil melakukan yang terbaik artinya kita semakin dekat dengan kehidupan yang kita inginkan, yakni kehidupan yang indah. https://taotsm.org/zhuge-liang/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=zhuge-liang
·taotsm.org·
Zhuge Liang
Wu Wei
Wu Wei
Wu Wei Wu Wei (无为) merupakan sebuah istilah yang sangat populer di kalangan umat Tao. Dalam kitab Dao De Jing bab ke-37 dituliskan, “Dao Chang Wu Wei Er Wu Bu Wei (道常无为而无不为).” Jika diterjemahkan secara harfiah berarti ‘Tao sering kali tidak berbuat, tetapi berbuat’. Seseorang yang moralitasnya tinggi dan tindakannya selaras dengan Tao sering kali bertindak seperti ‘tidak berbuat, tetapi berbuat’. Apa sebenarnya makna dari kalimat ini? Berikut kira-kira penjelasan dari kalimat ‘tidak berbuat, tetapi berbuat’. Interpretasi yang pertama dilihat dari sisi ‘tidak berbuat’, yang berarti apabila manusia tidak berbuat suatu sebab atau tindakan yang dapat menimbulkan akibat tidak baik bagi orang lain dan diri sendiri, berarti ia telah berbuat sesuatu hal yang baik. Dengan kata lain, tidak berbuat suatu kejahatan, hal yang tidak pantas, atau hal yang dapat merugikan orang lain sesungguhnya adalah suatu sikap yang baik dan mulia. Sebagai kaum xiu Dao (siu Tao), kita harus terus melatih diri untuk tidak berbuat segala tindakan yang tidak selaras dengan Tao dan mengikis habis pikiran yang tidak selaras dengan Tao. Segala perbuatan yang dapat merugikan orang lain akan memperbanyak hutang yang harus dibayarkan atau ditanggung akibatnya oleh orang yang berbuat tersebut. Interpretasi lainnya dilihat dari sisi ‘berbuat’, yang berarti berbuat segala sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak, tetapi merasa tidak berbuat. Dengan kata lain, berbuat banyak jasa dan amal, tetapi tidak pernah merasa telah berbuat banyak jasa dan amal, tidak pernah merasa diri memiliki banyak jasa yang pernah diperbuatnya, atau bisa dikatakan juga, berbuat amal, tetapi tidak mengharapkan pamrih dari perbuatannya tersebut. Lao zi mengibaratkannya sebagai kerja paru-paru; jika paru-paru dalam kondisi baik dan normal, maka orang tidak merasa bahwa paru-parunya sedang bekerja; sebaliknya jika paru-paru dalam kondisi yang tidak normal, maka orang akan mengetahuinya karena paru-paru yang tidak normal akan membuat orang tersebut menjadi susah bernapas atau sesak. Jadi sebagai kaum xiu Dao (siu Tao), kita hendaknya dapat berbuat banyak amal dan jasa dengan tanpa pamrih, berbuat semaksimal mungkin hal-hal positif demi kebaikan orang banyak, dan mengendalikan batin dengan tidak merasa diri telah berbuat amal dan jasa. https://taotsm.org/wu-wei/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=wu-wei
·taotsm.org·
Wu Wei
Burung dan Tupai
Burung dan Tupai
Burung dan Tupai Alkisah di sebuah pohon besar di hutan hiduplah seekor tupai bersama dengan teman baiknya yang merupakan seekor burung. Tupai tinggal di dalam batang pohon, sedangkan burung tinggal di atas dahan pohon tersebut. Pada suatu hari burung mengundang tupai untuk makan siang di rumahnya. Ketika tupai datang ke rumah burung, burung menyajikan makanan kepada tupai. Karena burung memiliki paruh yang panjang, maka semua wadah makanan di rumah burung berbentuk tabung panjang yang memudahkan burung untuk memasukkan makanan ke dalam mulut melalui paruhnya. Sayangnya, dengan wadah tersebut si tupai malah mengalami kesulitan untuk mengambil makanannya. Namun, karena menghargai kebaikan temannya, tupai diam saja dan akhirnya tupai pulang dengan lapar. Keesokan harinya, karena ingin membalas kebaikan burung yang telah mengundangnya makan siang, tupai pun mengundang burung untuk datang makan siang ke rumahnya. Pada waktu yang telah ditentukan, burung datang ke rumah tupai. Lalu tupai menyajikan makanan menggunakan piring datar yang biasa ia gunakan. Burung dengan paruhnya yang panjang menjadi kebingungan karena tidak bisa makan dan akhirnya pulang dengan lapar seperti yang dialami oleh tupai. Hal yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah kita sebagai manusia, baik dalam melakukan sesuatu maupun dalam memperlakukan orang lain, harus peka dan memikirkan kebutuhan orang lain. Terkadang kita berusaha memberikan yang terbaik kepada orang lain menurut versi kita, padahal orang tersebut bisa jadi tidak merasa terbantu sama sekali, bahkan menjadi kerepotan. Jika kita ingin membantu atau berbuat baik kepada orang lain, maka ada baiknya kita memikirkan terlebih dahulu apa yang benar-benar dibutuhkan oleh orang tersebut dengan berusaha melihat dari sudut pandangnya serta situasi/kondisi yang sedang ia alami agar kita benar-benar dapat memahami kebutuhan orang tersebut dan memberikan bantuan yang sesuai. https://taotsm.org/burung-dan-tupai/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=burung-dan-tupai
·taotsm.org·
Burung dan Tupai
Kehendak Langit
Kehendak Langit
Kehendak Langit Sebagian besar manusia percaya adanya nasib, takdir, dan kehendak langit. Sebenarnya ketiga istilah itu memiliki makna yang mirip, yaitu jalan hidup yang sudah ditentukan oleh langit dan pada akhirnya akan dijalankan oleh manusia. Oleh karena itu, bila manusia mengalami sebuah kejadian yang tak terelakkan, maka ia akan cenderung menganggap ini sebagai takdir atau kehendak langit. Namun, ternyata masih banyak dari kita yang tidak begitu paham terhadap cara kerja takdir. Apakah kehendak langit itu memang ada? Apakah kehendak langit dapat diubah? Apakah langit memperingatkan manusia sebelum suatu hal terjadi? Pertanyaan-pertanyaan ini sering kali muncul di benak kita. Melalui artikel ini saya mencoba menjabarkan cara kerja kehendak langit yang sesuai dengan ajaran agama Tao. Sebagai umat Tao, kita percaya adanya kehendak langit. Sejak lahir, seorang manusia membawa takdir kehidupannya secara utuh. Hal ini dapat dilihat dan diprediksi dengan cara melihat wajah dan garis tangan seseorang. Nasib baik dan buruk seseorang dapat diperkirakan secara akurat hanya dengan melihat wajah dan garis tangannya. Hal ini menunjukkan bahwa takdir memang sudah ada sejak manusia lahir. Takdir tersebut ditentukan oleh utang piutang yang ia bawa dari kehidupan sebelumnya. Hal ini menjelaskan mengapa lingkungan hidup setiap anak yang baru lahir berbeda-beda. Ada yang lahir di keluarga bangsawan, ada pula yang lahir di keluarga miskin. Ada yang lahir sebagai anak presiden, ada pula yang lahir sebagai anak rakyat biasa. Semua membawa takdirnya masing-masing. Apakah kehendak langit dapat diubah? Jawabannya adalah tidak sepenuhnya, tetapi kehendak langit dapat sedikit dibelokkan. Salah satunya, yaitu melalui upacara Tao untuk memperpanjang umur (yanshou). Banyak sekali kejadian yang menunjukkan bahwa seseorang terlepas dari maut dan diberikan waktu beberapa tahun lagi untuk hidup setelah menjalani upacara yanshou. Walaupun terdengar ajaib, tetapi tentu saja ada pertukaran/imbalan yang dilakukan untuk mendapatkan beberapa tahun kehidupan tersebut. Hal yang ditukar adalah jasa/amal manusia tersebut selama hidupnya. Bila kita ingin mengubah nasib dan takdir, maka satu-satunya cara hanyalah dengan memupuk jasa. Apabila kita sering memupuk jasa selama hidup kita, maka suratan takdir seperti bencana, sakit, dan kematian akan bisa sedikit berubah atau diringankan, baik waktunya maupun intensitas kerusakannya. Beberapa orang lebih mengenalnya dengan istilah karma atau hukum sebab akibat. Walaupun seorang manusia sudah ditakdirkan untuk hidup susah dan tertimpa bencana, dirinya tidak boleh menyerah begitu saja. Ia harus rajin bekerja dan banyak-banyak berbuat amal. Ia harus memiliki moral yang tinggi hingga bisa menggetarkan hati dewa-dewi. Pada akhirnya kehendak langit yang bersifat negatif akan diringankan bagi orang tersebut. Cara terbaik dalam menyikapi nasib, takdir, dan kehendak langit adalah dengan menjadi peka dan mengantisipasi sebelum suatu hal terjadi. Sebenarnya hidup manusia penuh dengan pertanda dan peringatan dari alam semesta, tergantung seberapa peka manusia dalam menerimanya. Apabila terjadi suatu hal dalam hidup kita, maka lebih baik menganggapnya sebagai pelajaran yang bermakna. Semua kejadian sebenarnya terjadi bukan ‘kepada’ kita, tetapi ‘untuk’ kita. Misalnya, pada suatu hari kita terkena sebuah penyakit. Sebagai umat Tao, kita harus segera mencari tahu penyebabnya dan memperbaiki pola hidup kita. Mungkin dengan melakukan ini, kita bisa terbebas dari penyakit kronis yang akan terjadi 20 tahun ke depan. Bukankah langit sudah mengingatkan diri kita? Apabila kita mau lebih memperhatikan, maka setiap kejadian dapat memberikan makna yang berarti untuk kita menjadi manusia yang lebih baik lagi. https://taotsm.org/kehendak-langit/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=kehendak-langit
·taotsm.org·
Kehendak Langit
Keseimbangan Yin dan Yang
Keseimbangan Yin dan Yang
Keseimbangan Yin dan Yang Bayangkan jika kita berada di sebuah tempat di mana kita bisa memiliki semuanya dan melakukan segalanya dengan bebas. Apa yang akan terjadi? Mungkin selama beberapa bulan atau tahun pertama, kita akan merasa sangat bahagia.  Namun, setelah itu, kita akan merasa bosan dan kehampaan mulai merasuk ke dalam hati dan pikiran kita. Kita akan merasa seperti wadah kosong yang tidak berisi. Kita mulai mencari cara untuk mendapatkan dan merasakan sesuatu yang baru dan menarik. Hal di atas bisa terjadi karena pada dasarnya manusia membutuhkan dua hal berikut secara bersamaan. Di satu sisi manusia membutuhkan kepastian dan ketenangan dalam kehidupannya. Di sisi yang lain manusia membutuhkan sebuah petualangan yang menarik, yakni sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya (sebuah ketidakpastian). Inilah yin dan yang di dalam kehidupan manusia. Manusia selalu ingin terlibat dalam sesuatu yang bermakna. Walaupun hal itu di luar kemampuannya, manusia selalu ingin berkontribusi di dalamnya, baik di lingkungan sekitar maupun dalam masyarakat luas. Dengan begitu, manusia baru bisa merasakan hidupnya berarti. Kontribusi yang diberikan tidak serta-merta menguntungkan bagi dirinya, tetapi kontribusi tersebut bisa saja memberikan arti dan manfaat bagi orang lain. Melalui hal inilah, manusia mampu mengurangi pikiran-pikiran negatif. Batinnya menjadi tenang dan hidupnya menjadi damai dan bahagia. Keseimbangan antara kepastian dan ketidakpastian dalam kehidupan merupakan kunci kebahagiaan di dalam hidup kita. Kita tidak hanya ingin hidup kita memiliki cukup kepastian, tetapi juga memiliki cukup ketidakpastian agar kita mampu terus berkembang. Di dalam kepastian kita mendapatkan ketenangan, sedangkan di dalam ketidakpastian kita memiliki kesempatan untuk belajar dan merevisi diri.  Di saat kita mencapai keseimbangan inilah, kita baru bisa merasakan surga di dunia. Kita akan merasa berada di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat. Semua hal di dalam kehidupan kita akan secara ajaib terasa mudah dijalankan dan memberikan hasil yang maksimal. Kita tidak lagi merasa depresi, stres, dan galau saat menghadapi sebuah masalah. Karena keseimbangan inilah, kita mampu mengatasi masalah dengan hati dan pikiran yang tenang. Kepastian dan ketidakpastian akan menjadi sahabat kita dalam menjalani kehidupan. https://taotsm.org/keseimbangan-yin-dan-yang/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=keseimbangan-yin-dan-yang
·taotsm.org·
Keseimbangan Yin dan Yang
Refleksi Ajaran Lie Shang Hu Shifu yang Mulia
Refleksi Ajaran Lie Shang Hu Shifu yang Mulia
Refleksi Ajaran Lie Shang Hu Shifu yang Mulia Waktu sedemikian cepatnya berlalu. Tidak terasa telah tiga tahun Yang Mulia Lie Shang Hu Shifu meninggalkan kita semua. Berbagai cerita dan perjalanan Beliau telah memberikan pembelajaran bagi kita semua sebagai murid-murid-Nya. Bertahun-tahun kita sudah merasakan keagungan ajaran Tao yang diberikan Beliau kepada semua umat. Yang Mulia Lie Shang Hu Shifu senantiasa mengajarkan kepada umat Tao untuk mengedepankan atau mengutamakan perubahan nuansa batin menuju ke arah perbaikan untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Perubahan nuansa batin ini merupakan dasar proses xiudao (siutao) yang menjadi landasan utama dalam mencapai satu harapan atau keinginan dalam kehidupan manusia. Karena manusia terlalu mengejar impian dan harapannya, maka sering terjadi perubahan dalam pikiran dan tindakan yang dilakukan manusia serta nuansa batin yang muncul ke permukaan adalah keegoisan atas kepentingan pribadi yang dalam banyak hal tanpa disadari, ujung-ujungnya telah melupakan nilai dari proses xiudao (siutao) yang berkesinambungan dan terletak dalam kehidupan sehari-hari. Segala suka duka kehidupan sangat berhubungan dengan nuansa batin dalam proses xiudao (siutao). Untuk mencapai suatu hasil, Shi Fu yang mulia selalu memberi wejangan agar kita berusaha memperbaiki nuansa batin dengan meletakkan beberapa fondasi, di antaranya selalu berpikir sebelum bertindak, senantiasa mempunyai kemandirian prinsip dalam melakukan sesuatu, terus belajar demi kemajuan diri, serta mempunyai sudut pandang yang jauh ke depan untuk mencegah hal-hal yang mungkin akan timbul. Dalam hal mengembangkan organisasi, kita harus senantiasa berpatokan pada kebutuhan, mempersiapkan langkah-langkah konkret yang bisa dicapai, dan melakukan evaluasi yang menyeluruh demi kepentingan masyarakat luas. Kalimat pepatah mengatakan, “Berpikir itu gampang, tetapi menjalankan itu sulit.” Sebagai umat Tao, kita harus selalu memperbaiki pola pikir dan pola kerja. Perubahan memerlukan banyak pertimbangan, pengayoman, langkah taktis, solusi yang bisa memberikan kenyamanan, suasana positif untuk melangkah ke arah perbaikan yang terencana dengan baik, kapasitas kepemimpinan yang mempunyai dedikasi tinggi, serta pengetahuan luas dalam masyarakat dan proses siutao-nya. https://taotsm.org/refleksi-ajaran-lie-shang-hu-shifu-yang-mulia/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=refleksi-ajaran-lie-shang-hu-shifu-yang-mulia
·taotsm.org·
Refleksi Ajaran Lie Shang Hu Shifu yang Mulia
Minyak Wangi
Minyak Wangi
Minyak Wangi Ada satu ciri khas dari umat Tao TSM XYP sebelum melakukan upacara, yaitu seluruh pelaksana upacara disemprotkan minyak wangi pada kedua telapak tangannya. Seperti yang kita ketahui, ini merupakan ciri yang khusus dan autentik dari upacara agama Tao TSM XYP. Upacara-upacara dalam agama Tao TSM XYP adalah ritual yang sangat sakral karena melibatkan langsung kehadiran Dewa-dewi. Sebelum melaksanakan ritual, kita memohon dan menyampaikan tujuan ritual tersebut agar dapat dikabulkan. Sebelum bersembahyang, kita harus menyiapkan segala persiapan upacara dengan baik. Bagi umat Tao TSM XYP,  menyemprotkan minyak wangi pada kedua telapak tangan yang telah bersih merupakan suatu simbol kesakralan. Hal ini dikarenakan kedua telapak tangan kita merupakan anggota tubuh yang mewakili gerak, penghormatan, dan pembuka komunikasi dengan dimensi kedewaan. Menyemprotkan minyak wangi pada kedua telapak tangan melambangkan hal-hal berikut. 1. Kebersihan dan kemurnian diri. Hal ini melambangkan bahwa umat Tao mengutamakan ketulusan yang murni serta kebersihan hati dalam melaksanakan semua ritual/upacara keagamaan yang sakral. 2. Keharuman. Hal ini melambangkan bahwa umat Tao juga mengutamakan keindahan dan keselarasan pada setiap pelaksanaan ritual/upacara keagamaan. Semua ritual/upacara Tao TSM XYP diciptakan oleh mahaguru dan pendiri Tao TSM, yaitu Lie Shang Hoo Shi Fu dan diturunkan kepada murid-murid penerusnya yang resmi dipimpin oleh seorang ZMR dari masa ke masa. Pada masa pandemi covid-19 ini, membersihkan telapak tangan dengan mencuci tangan dan menyemprotkan cairan desinfektan atau alkohol pada telapak tangan merupakan protokol kesehatan yang diterapkan di mana-mana, termasuk di taokwan. Apakah setelah menyemprotkan tangan dengan desinfektan atau alkohol tidak perlu menyemprotkan minyak wangi lagi? Ini adalah dua hal yang mirip, tetapi mengandung pemahaman yang berbeda. Membasuh telapak tangan dengan desinfektan atau alkohol merupakan bagian dari kesadaran kita untuk menerapkan protokol kesehatan. Menyemprotkan minyak wangi di telapak tangan merupakan ciri autentik dari pelaksanaan ritual Tao TSM XYP yang suci/sakral. Demikian sekilas pengertian tentang penyemprotan minyak wangi dalam ritual/upacara Tao TSM XYP. https://taotsm.org/minyak-wangi/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=minyak-wangi
·taotsm.org·
Minyak Wangi
Pandangan Hidup Orang Xiu Dao
Pandangan Hidup Orang Xiu Dao
Pandangan Hidup Orang Xiu Dao Hidup ini hanya sementara dan segala sesuatu yang kita miliki juga hanya sementara. Dengan berpegang pada prinsip ini, kita tidak akan terguncang oleh berbagai masalah yang dialami  selama perjalanan hidup kita. Pada umumnya seseorang merasa takut karena tidak mengerti arti hidup. Bencana yang paling besar adalah kematian. Namun, orang yang xiu Dao mengerti bahwa kematian hanya terjadi pada badan kasar karena badan/tubuh itu tidak kekal adanya dan kematian merupakan proses alami (hukum alam). Kalau dalam kehidupan ini kita mengalami kesulitan, kita tidak perlu terlalu gelisah. Sebaiknya kita hadapi segala kesulitan dengan penuh ketabahan dan jangan putus asa. Pepatah mengatakan, “Ada malam pasti ada pagi.” Sebaliknya, jika kita mendapat rezeki atau keuntungan, janganlah menjadi sombong dan lupa daratan karena hujan lebat pun tidak akan bertahan lama. Untuk mencapai kesempurnaan batin, perasaan kita harus bisa seperti matahari yang selalu bersinar tanpa memikirkan atau terpengaruh oleh pandangan orang lain yang memuji atau mengumpat cahaya matahari. Sifat kita harus seperti bumi yang biarpun dicangkul dan dirusak, tetap saja memberikan kehidupan kepada semua makhluk yang hidup di bumi, baik itu manusia, hewan, maupun tumbuhan tanpa membeda-bedakan. Pandangan umum bahwa kebendaan dapat membuat manusia bahagia sebetulnya tidak tepat.  Kita harus menyadari bahwa benda bersifat tidak kekal sehingga tidak dapat memberikan kepuasan abadi. Orang xiu Dao tidak selalu mengejar harta benda, melainkan memiliki pandangan yang lebih luas dan mendalam untuk memegang sesuatu yang kekal. Kita mengetahui bahwa kehidupan manusia tidak luput dari hukum alam, misalnya bayi yang lemah tumbuh menjadi orang dewasa yang kuat. Pada usia dewasa tenaga manusia mencapai puncaknya. Kemudian saat tua, tubuh manusia menjadi lemah kembali, kesehatan semakin mundur, dan pada suatu saat akan menjumpai hari terakhir. Dengan adanya hukum alam, orang xiu Dao dapat menyesuaikan hidupnya dengan pengetahuan yang mendalam dan mengatasi segala kesukaran dunia. Mereka mempunyai sifat yang tenang dan damai, bahagia di dalam sanubarinya, dengan pikiran matang dan tenang mengurangi hawa nafsu dan bisa puas, serta banyak berbuat kebajikan yang menjadikan dirinya bahagia dan tenteram sehingga dapat menyatu dengan alam/Dao. (Disalin dari catatan Lie Shifu) https://taotsm.org/pandangan-hidup-orang-xiu-dao/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=pandangan-hidup-orang-xiu-dao
·taotsm.org·
Pandangan Hidup Orang Xiu Dao
Mengubah Nasib Pada Tahun 2022
Mengubah Nasib Pada Tahun 2022
Mengubah Nasib Pada Tahun 2022 Setiap dari kita tentu pernah mengalami kondisi yang mana kita melakukan apa pun selalu berjalan dengan lancar dan berhasil. Namun, ada kalanya kita juga mengalami kondisi yang mana segalanya terasa sulit dan tidak berjalan lancar sesuai dengan apa yang kita harapkan. Mengapa bisa demikian? Beberapa faktor yang mengakibatkan hal tersebut terjadi di antaranya sebagai berikut. Faktor internal, yaitu hal-hal yang berasal dari dalam diri kita sendiri, meliputi persiapan dan kesiapan kita dalam hal yang sedang kita jalani. Faktor eksternal, yaitu hal-hal yang berada di luar diri kita, seperti waktu/kesempatan, situasi/kondisi, lingkungan, dll. Faktor lain di luar kendali manusia (faktor x), seperti faktor hoki/keberuntungan dan bantuan Dewa-dewi. Saat kita sedang mengalami kesulitan, kita terkadang menyalahkan Dewa-dewi karena tidak membantu kita, padahal jelas tidak demikian. Sebagian besar kesulitan terjadi karena faktor internal yang berasal dari dalam diri kita sendiri, sebagai akibat dari persiapan dan kesiapan kita yang kurang maksimal. Jika kita telah mengupayakan persiapan dan kesiapan dengan semaksimal mungkin, tetapi belum juga berhasil, maka hal ini mungkin disebabkan oleh faktor eksternal yang kurang mendukung pada saat itu. Andaikan menurut analisa kita, faktor internal dan eksternal sudah pasti baik, maka faktor x juga memiliki peranan dalam mendukung tingkat keberhasilan. Jika faktor x tidak mendukung, walaupun kita sudah berusaha dengan maksimal, maka hasil akhirnya tidak akan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Lantas, bagaimana upaya kita untuk memaksimalkan faktor x? Dewa-Dewi selalu merespon dengan cepat apa pun yang kita pikirkan/harapkan/butuhkan. Sembahyanglah dengan hio di atas kepala, rajinlah beramal tanpa mengharapkan pamrih (balas jasa), serta belajarlah untuk selalu memiliki hati yang baik dan berbudi luhur, maka Dewa-dewi akan menyayangi kita. Salah satu kalimat dari Kitab Suci Dewa Er Lang Shen berbunyi, “Matahari dan rembulan ada penuh & sabitnya. Nasib manusia ada pasang surut juga. Meskipun ini adalah takdir, tetapi yang berbudi, yang baik hati, yang belajar TAO, yang mengerti TAO, ketika nasib malang, sialnya dikurangi setengah. Ketika nasib jaya, rezeki ditambah empat sampai lima bagian.” Dalam agama Tao ada upacara atau ritual yang dilaksanakan setiap tahun untuk membantu kita mengubah nasib dari yang kurang baik menjadi baik atau dari yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. Upacara tersebut adalah Upacara Po Un (Bao Yun Yi Shi). Dalam upacara ini anggota keluarga dan tempat usaha yang telah kita daftarkan, didoakan dan dimohonkan kepada Dewa-dewi, terutama dewa thay sui yang bertugas pada tahun tersebut supaya dilindungi dan dijauhkan dari segala rintangan; diberikan harapan, peluang, dan kesempatan yang terbuka lebar dan luas; segala keinginan dan harapan terkabul, berjalan lancar, dan sukses; serta kesehatan, kebahagiaan, dan berkah berlimpah selalu menyertai. Shio yang ciong pada tahun 2022 adalah shio babi, monyet, ular, dan macan. Selain keempat shio tersebut, shio lain boleh ikut mendaftar. Jenderal He E adalah Dewa Thay Sui yang bertugas pada tahun 2022. Semasa hidupnya, Beliau dikenal sebagai orang yang pintar, mantap, banyak akal, pengertiannya tinggi, memiliki hati yang baik, serta suka menolong orang susah. Beliau mendapatkan kepercayaan dari Yuan Shi Zu dan diangkat menjadi kepala tentara. Setelah meninggal, Jenderal He E dianugerahi anumerta ‘Datuk Menjayakan Negara’. Kehebatan Jendral He E inilah yang menjadikan-Nya sebagai salah satu dewa thay sui. Semoga dengan persiapan dan kesiapan yang sudah kita usahakan dengan semaksimal mungkin, ditambah dengan adanya kesempatan dari faktor eksternal serta faktor x (bantuan Dewa-dewi) sebagai booster yang mendukung kita meskipun dalam kondisi yang sedemikian sulit, kita tetap dapat melaluinya dengan baik. Selalu ada saja jalan yang dapat membantu kita untuk keluar dari segala kesulitan tersebut.  Xie Shen en. Thay Shang bao you. https://taotsm.org/mengubah-nasib-pada-tahun-2022/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=mengubah-nasib-pada-tahun-2022
·taotsm.org·
Mengubah Nasib Pada Tahun 2022
Membangun Pondasi Xiu Dao yang Kokoh
Membangun Pondasi Xiu Dao yang Kokoh
Membangun Pondasi Xiu Dao yang Kokoh Perjalanan xiu Dao adalah sebuah perjalanan panjang seumur hidup kita. Dalam prosesnya, pasti ada rintangan-rintangan yang harus dihadapi. Jika kita tidak memiliki pondasi yang kuat, bisa-bisa xiu Dao kita goyah di tengah jalan. Pondasi xiu Dao ini sangat penting. Ibarat pohon yang semakin tinggi, semakin keras pula terpaan angin. Tidak ada cara yang instan untuk xiu Dao karena memerlukan proses dan waktu yang panjang. Seiring berjalannya waktu, dengan keyakinan hati yang teguh, ketekunan berlatih dan belajar, serta semangat yang tidak pernah padam, maka setahap demi setahap kita melangkah maju dalam proses perjalanan xiu Dao kita. Berikut ini cara membangun pondasi xiu Dao yang kokoh. Keyakinan hati yang teguh Kita harus memiliki keyakinan hati yang teguh dalam menjalani xiu Dao. Tao merupakan jalan kebenaran, sedangkan xiu Dao merupakan proses kita memperbaiki diri menuju kebenaran. Proses ini bukan dijalani selama setahun atau dua tahun, tetapi seumur hidup harus kita pertahankan. Jika hati tidak yakin, kita tidak akan mampu menjalaninya.  Jika hati tidak teguh, kita tidak akan mampu mempertahankannya. Ketekunan berlatih dan belajar Beberapa modal utama xiu Dao yang wajib kita miliki, misalnya hati yang baik (hao xin chang), ketekunan dalam berlatih Dao Yin Shu, serta pemahaman terhadap berbagai ilmu pengetahuan dan Dao xue. Dengan memiliki modal-modal utama xiu Dao tersebut, pasti hasil yang luar biasa akan didapat. Setiap orang memang memiliki kelebihan yang berbeda sehingga kita tidak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain. Semangat yang tidak pernah padam Xiu Dao adalah suatu proses yang panjang. Oleh karena itu, jangan pernah berhenti belajar, jangan pernah berpuas diri, dan jangan pernah patah semangat dalam menjalaninya! Kita juga harus selalu bersemangat dalam mengikuti jiang Tao dan kegiatan-kegiatan Tao. Jangan lupa terus berbagi pengetahuan Tao kita kepada orang lain sehingga kita ikut berperan aktif dalam memajukan Dao jiao! Dalam Kitab Thay Shang Lao Jun Zhen Jing halaman 8 kalimat ke-6 tertulis sebagai berikut. 生活極正常,振作做好人, 高樓從底起,修道可安心 . Shēng huó jí zhèng cháng, zhèn zuò zuò hǎo rén, gāo lóu cóng dǐ qǐ, xiū dào kě ān xīn. Kehidupan seperti biasa saja, Giatlah menjadi manusia yang berguna, Rumah susun tinggi mula-mula dari dataran juga, Xiu Dao dapat menenangkan hati atau pikiran. Artinya, dalam menjalani kehidupan ini, kita harus selalu giat berusaha meningkatkan kemampuan diri sendiri. Jangan pernah putus asa dalam meningkatkan kemampuan kita! Ingat, rumah tingkat setinggi apa pun, awalnya dibangun dari dasar atau permukaan tanah. Selain itu, kita juga dianjurkan untuk hidup sederhana dan menjadi manusia yang apa adanya. Hal yang penting adalah selalu berusaha menjadi orang yang baik dan berguna bagi orang lain atau masyarakat. Dalam kehidupan ini memang banyak godaan yang bisa membutakan mata hati kita. Oleh karena itu, hanya xiu Dao yang bisa menenangkan hati dan pikiran sehingga kita dapat memandang persoalan hidup dengan jernih dan pada akhirnya kita bisa mengambil keputusan dengan hati nurani yang jujur dan tulus (hening dan bening). https://taotsm.org/membangun-pondasi-xiu-dao-yang-kokoh/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=membangun-pondasi-xiu-dao-yang-kokoh
·taotsm.org·
Membangun Pondasi Xiu Dao yang Kokoh
Seorang Pemimpin Sejati
Seorang Pemimpin Sejati
Seorang Pemimpin Sejati Kita sering kali menganggap remeh gelar sebagai seorang pemimpin. Sebenarnya tidak sembarang orang bisa menjadi seorang pemimpin sejati karena menjadi pemimpin itu tidak mudah. Dalam keseharian, kita sering menghadapi pemimpin-pemimpin tidak sejati yang asal duduk di posisinya, asal menyuruh, dan bersikap sewenang-wenang, yang penting dirinya sendiri bisa duduk enak, misalnya atasan dalam lingkungan kerja kita yang kelakuannya ngawur. Lie Shifumengatakan bahwa sebagai pimpinan, banyak dibutuhkan orang, maka hidupnya tidak bisa hanya untuk dirinya, tetapi juga harus banyak memikirkan dan mempedulikan orang lain. Hal penting dalam menjadi seorang pemimpin adalah tidak boleh egois. Janganlah bernafsu ingin menjadi pemimpin hanya demi keuntungan, kenikmatan, atau ketenaran diri sendiri! Jangan pula menjadi pemimpin yang selalu menjaga muka saja dan takut namanya tercoreng sehingga menempuh segala cara. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang memikul tanggung jawab paling berat karena memikul semua bawahan dan pengikutnya agar mereka dapat maju dan menjadi lebih baik.  Jadi, pemimpin sejati sebenarnya bukan semata-mata sebuah kedudukan, melainkan perilaku atau tindakan. Tindak-tanduk seorang pemimpin sejati tercermin dalam pikirannya, ucapannya, keputusannya, dan tindakannya. Pemimpin sejati dan pemimpin yang sewenang-wenang sangat mudah dibedakan. Apakah dalam keputusannya, dia terus memilih tindakan yang selalu meningkatkan ketenarannya dan nama baiknya saja, bukan meningkatkan kesejahteraan pengikutnya? Apakah dalam memecahkan masalah, dia memilih jalan yang tidak pandang bulu, yang penting kedudukannya tetap terjaga? Apakah dia memiliki dedikasi, komitmen, dan ketetapan hati yang tinggi dalam menyejahterakan pengikutnya? Apakah dia memiliki visi dan misi ke depan yang jelas atau keputusannya berubah-ubah sesuai dengan hasil terbaik yang diharapkan untuk dirinya? Semua ini adalah indikator penting untuk menilai seorang pemimpin sejati. Seseorang bisa saja meniru perilaku pemimpin lain dan berpura-pura menjadi pemimpin. Namun, dia tidak akan bisa berhasil menjadi seorang pemimpin sejati karena pemimpin sejati itu mendarah daging dan jiwanya berdedikasi penuh. Sepuluh poin penting berikut ini menandakan seorang pemimpin sejati. Memiliki dedikasi dan komitmen. Kemampuan untuk memegang kemudi saat menghadapi masalah pelik dan menjadi tameng terdepan yang berjuang mengatasi masalah. Bekerja keras, bahkan lebih dari pengikut atau bawahannya. Visi dan misinya jelas serta selalu dapat menemukan kesempatan-kesempatan baru dalam memajukan dan menyejahterakan pengikutnya. Ucapannya selalu selaras dengan tindakan atau perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi mentor dan panutan yang baik bagi para pengikutnya serta mampu secara alami memengaruhi orang-orang di sekitarnya menjadi lebih baik. Adil, bijaksana, dan tidak bias. Mampu memotivasi pengikut atau bawahannya untuk bergerak maju dan bersama-sama mengejar visi dan misi yang besar. Tidak ditakuti, melainkan dihormati. Selalu mengambil keputusan terbaik demi kesejahteraan dan kebaikan orang banyak serta tidak akan ragu-ragu, bahkan jika harus mengorbankan dirinya sendiri. Dari poin-poin di atas, seorang pemimpin sejati akan memiliki pengikut-pengikut sejati yang setia, teguh, dan tidak hanya mengekor saja seperti bebek. Karisma luar biasa inilah yang akan membentuk seseorang menjadi pemimpin sejati yang diikuti oleh banyak orang dan mampu membawa kebaikan bagi pengikutnya. https://taotsm.org/seorang-pemimpin-sejati/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=seorang-pemimpin-sejati
·taotsm.org·
Seorang Pemimpin Sejati
Kedamaian Hakiki
Kedamaian Hakiki
Kedamaian Hakiki Sejak dahulu kala, kedamaian adalah hal yang selalu diidam-idamkan oleh manusia. Rakyat mendambakan kedamaian negaranya. Setiap anggota keluarga pun mendambakan kedamaian di rumah. Melihat dari sejarah, kedamaian baru bisa tercipta dengan harga yang mahal. Lalu, di manakah letaknya kedamaian itu? Apakah terhalang dengan ego manusia? Kedamaian hakiki (kedamaian yang sebenarnya) terlihat sederhana, tetapi jauh di awang-awang bagi sebagian orang. Peradaban manusia tidak lepas dari proses naik turunnya sebuah kedamaian. Diawali oleh hiruk-pikuk atau kekacauan, lalu terwujudlah kedamaian, kemudian kekacauan lagi, kedamaian lagi, dst. entah sampai kapan. Layaknya sebuah siklus atau roda kehidupan, kedamaian dan kekacauan terus berganti mengikuti ego manusia, bagaikan sebuah slogan yang didambakan, tetapi sulit diterapkan. Mewujudkan kedamaian hakiki hendaknya dimulai dari berdamai dengan diri sendiri, yaitu menemukan kedamaian di dalam hati yang dapat menenangkan gejolak batin. Tiga hal berikut ini mungkin bisa membantu kita menemukan kedamaian di dalam hati. Memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan sebuah proses. Kehidupan ini adalah sebuah proses. Ada pertemuan dan perpisahan yang mungkin berakhir ketika kita tiada, tetapi mungkin juga setelah itu, kita masih mengalaminya di dimensi lain. Tidak ada yang lepas dari proses, semua terjadi di dalam lingkaran Taiji (太极), ada yin dan yang, dan segalanya bisa berubah. Dengan menyadari ini, batin kita tentu akan lebih tenang dan tidak terbelenggu oleh kekacauan yang sebetulnya hanya sementara. Menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah kewajaran. Ada sebab ada akibat. Keduanya saling berkaitan satu sama lain. Ada hari ini karena hari kemarin telah berlalu dan ada hari esok yang masih menjadi misteri. Apa yang kita perbuat sekarang akan berakibat setelahnya, baik positif maupun negatif. Apa yang menimpa diri kita sekarang merupakan akibat perbuatan kita sendiri pada masa lalu. Di kemudian hari akan terjadi apa, ditentukan oleh tindakan kita yang sekarang. Hal-hal yang terjadi di luar nalar kita, seperti matahari terbit atau tenggelam, hujan gerimis atau hujan badai, air mengalir ke sungai dan laut, dan sebagainya seperti sudah ada yang mengatur, termasuk jalan takdir kita juga sudah diatur. Jadi bukankah semua terlihat wajar saja? Tidak menyesal atas apa yang telah terjadi. Kegundahan hati manusia sebagian besar disebabkan oleh ego yang tidak bisa menerima kenyataan yang terjadi dan adanya rasa penyesalan. Bisa dikatakan ini adalah batu sandungan terbesar seseorang untuk bisa berdamai dengan dirinya sendiri. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk setidaknya berpikir tiga kali sebelum melakukan atau berkata sesuatu. Ketika sesuatu sudah dilakukan atau dikatakan, maka segala konsekuensi yang muncul harus kita hadapi tanpa penyesalan. Jika ternyata yang kita lakukan itu salah, maka yang sudah berlalu tidak perlu disesali, tetapi diperbaiki saja agar lebih baik di masa depan. Dengan begitu, batin kita lebih tenang dan dalam menghadapi setiap masalah, kita bisa dengan cepat meredam gejolak hati yang muncul. Jika setiap orang bisa berdamai dengan dirinya sendiri, tentu kedamaian hakiki bukan lagi sebuah angan-angan dan bukanlah sesuatu yang berat untuk diperjuangkan dengan harga yang mahal. https://ydpmti.org/kedamaian-hakiki/
·ydpmti.org·
Kedamaian Hakiki
Kacamata Kuda
Kacamata Kuda
Kacamata Kuda Sebagian besar dari kita mungkin sudah mengetahui tentang kacamata kuda yang umumnya digunakan oleh hewan kuda. Namun, pernahkah terlintas pertanyaan di pikiran Sahabat Tao, mengapa kuda perlu memakai kacamata? Apakah kuda memakai kacamata karena memiliki rabun seperti manusia atau ada hal-hal lain yang menyebabkan kuda perlu memakai kacamata kuda? Kuda adalah hewan yang memiliki kemampuan melihat yang cukup baik. Kuda memiliki penglihatan periferal dan kemampuan melihat pada malam hari yang baik. Kuda juga memiliki area penglihatan 350 derajat, sedangkan manusia hanya memiliki area penglihatan sebesar 45 derajat. Ini berarti kuda memiliki area penglihatan yang lebih luas daripada area penglihatan manusia. Lalu apa yang menjadi penyebab kuda harus menggunakan kacamata kuda? Kacamata yang digunakan oleh kuda ternyata memiliki fungsi yang berbeda dengan kacamata yang biasa digunakan oleh manusia untuk membantu memperjelas penglihatan. Kacamata kuda merupakan sebuah penutup mata yang bertujuan untuk membatasi penglihatan kuda. Area penglihatan kuda yang sangat luas sebenarnya merupakan bagian dari sistem perlindungan diri, tetapi sering kali hal ini juga yang membuat kuda gampang panik, bahkan hanya dengan sebuah gertakan. Dengan menggunakan kacamata kuda, seekor kuda menjadi lebih tenang dan tidak mudah stres. Penggunaan kacamata kuda dalam sebuah pacuan kuda juga membantu kuda berlari dengan lebih cepat dan fokus. Kecepatan berlari kuda akan berkurang ketika kuda berlari sambil melihat sekitarnya. Dalam pacuan kuda, kuda sangat gampang terkecoh oleh kuda lainnya dan manusia sebagai penonton. Jika dikaitkan dengan kehidupan manusia, kita mungkin perlu menggunakan kacamata kuda dalam kondisi tertentu. Tak jarang dalam kehidupan sehari-hari, manusia saling membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain dari berbagai sisi kehidupan. Hal ini membuat kita gampang terkecoh dan tidak fokus sehingga bergerak lebih lambat dalam mencapai kebahagiaan dan tujuan hidup kita. Namun, dalam menggunakan kacamata kuda ini, kita juga perlu berhati-hati. Ada masanya di dalam kehidupan kita, terutama dalam mengambil langkah dan keputusan yang penting, kita memerlukan masukan dan kritikan yang membangun dari orang lain. Pada saat seperti itu kita harus dapat melepaskan kacamata kuda ini agar tidak salah melangkah dan dapat menjadi manusia yang lebih baik lagi. https://taotsm.org/kacamata-kuda/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=kacamata-kuda
·taotsm.org·
Kacamata Kuda
Mulutku Harimauku
Mulutku Harimauku
Mulutku Harimauku Pepatah Tiongkok 病从口入,祸从口出 (bìng cóng kǒu rù, huò cóng kǒu chū) memiliki arti penyakit datang dari mulut, petaka keluar dari mulut. Bagian pertama, 病从口入 (bìng cóng kǒu rù) mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga kualitas makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari sehingga tidak menimbulkan penyakit. Kualitas makanan dan minuman tentu saja berkaitan dengan banyak hal, tetapi pada prinsipnya yang penting adalah bersih, sehat, dan cukup. Dalam Kitab suci Thay Shang Lao Jun tertulis, “Jaga kesehatan badan bagian dalam diutamakan, kelebihan gizi dan lemak mudah menimbulkan penyakit, jadi siksaan.” Kitab suci Thay Shang Lao Jun mengingatkan kita untuk menjaga asupan makanan bagi tubuh. Melalui mulut, kita memasukkan makanan dan minuman yang mengandung berbagai zat gizi yang diperlukan tubuh. Jika kita dapat mengendalikan dengan baik kualitas dan kuantitas makanan dan minuman yang masuk ke dalam mulut, maka tubuh akan meresponnya dengan baik. Nah, hasilnya adalah tubuh kita tidak mudah sakit. Bagian kedua pepatah Tiongkok, 祸从口出 (huò cóng kǒu chū) mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga kata-kata yang keluar dari mulut agar tidak menimbulkan petaka di kemudian hari. Kata-kata yang baik bisa membawa kebaikan, sedangkan kata-kata yang buruk bisa mendatangkan bencana. Sama halnya dengan menjaga kebersihan makanan yang masuk ke mulut, kita harus menjaga ‘kebersihan’ kata-kata yang keluar dari mulut. Kata-kata yang bersih akan menimbulkan rasa damai di hati pendengarnya, sedangkan kata-kata yang kasar dan kotor akan membuat pendengarnya tidak nyaman. Bagaimana menjaga mulut kita supaya mengeluarkan kata-kata yang bersih? Kata-kata yang terucap atau keluar dari mulut kita bersumber dari pikiran atau batin kita. Maka dari itu, pikiran atau batin kita harus bersih agar kata-kata yang keluar dari mulut juga bersih. Sebaliknya, jika pikiran atau batin kita kotor, maka kata-kata yang keluar dari mulut juga akan kotor. Kitab suci Thay Shang Lao Jun mengingatkan dengan jelas, “Hati-hatilah berbicara dan cerdaslah berpikir!” Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana menjaga pikiran atau batin kita tetap bersih? Inilah tugas bagi setiap orang yang siutao (xiudao) untuk selalu xiu xin yang xing, yaitu merevisi diri secara terus-menerus. Salah satunya adalah mengikis secara terus-menerus sifat sombong, merasa benar sendiri, dan ingin menang sendiri. Dalam berinteraksi dengan sesama, kita seharusnya berusaha menempatkan orang lain pada posisi terhormat dan tidak meninggikan diri sendiri. Dengan selalu memegang prinsip ini dalam berinteraksi dengan orang lain, secara lambat laun pikiran kita menjadi lebih sehat, bersih, dan normal. Dengan cara ini, kata-kata yang keluar dari mulut akan lebih baik, tidak berlebihan, dan bisa diterima orang lain dengan baik. Hasil merevisi diri yang benar akan mengubah kualitas diri secara keseluruhan. Salah satu hasil yang tampak di permukaan adalah sikap dan perilaku yang terpuji serta selalu menjaga sopan santun dalam berbicara dan berinteraksi dengan orang lain. https://taotsm.org/mulutku-harimauku/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=mulutku-harimauku
·taotsm.org·
Mulutku Harimauku
Kemurnian Xiu Dao
Kemurnian Xiu Dao
Kemurnian Xiu Dao Dalam proses xiu Dao yang sedang dijalani, setiap umat Tao menginginkan adanya kemajuan. Untuk mendapatkan kemajuan yang ingin dicapai, tentu diperlukan perubahan-perubahan dalam berpikir dan bertindak yang akhirnya akan menjadikan kita mencapai satu kemurnian dalam xiu Dao sehingga harapan untuk  mengubah segala sesuatu yang ada dalam diri kita dan lingkungan kita bisa terwujud. Salah satu proses untuk mencapai kemurnian xiu Dao hanya bisa dilalui dengan proses pembelajaran dari waktu ke waktu dan setahap demi setahap untuk menggapainya. Bagi umat Tao, panduannya sederhana dan jelas serta melalui berbagai tahapan berikut. 1. Buku-buku ajaran Tao atau kitab suci Tao. Sering membaca buku-buku ajaran Tao yang baik akan sangat membantu dalam mengubah pikiran yang kurang baik menjadi baik. Dengan niat yang baik untuk mengikuti panduan dari buku yang dibaca akan membantu kita dalam menemukan jati diri kita yang sebenarnya. 2. Ajaran Lie Shang Hu Shifu sebagai panduan dalam menjalani xiu Dao, menekankan pada hal-hal berikut. a. Kedamaian Kedamaian diperoleh melalui kemurnian/keaslian pikiran/hati  untuk mengubah  yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik. b. Jasa dan kebaikan Berbuat jasa dan kebaikan harus sesuai dengan aturan dalam masyarakat yang berlaku dan gagasan untuk mencari jasa dan kebajikan tidak boleh dilakukan bila tidak sesuai dengan aturan-aturan dalam masyarakat. c. Berbuat baik Berbuat baik harus datang dari pikiran/hati setiap manusia, bukan berkah/pahala untuk diri sendiri dengan berbuat baik. Jika perbuatan baik dilakukan dengan pola pikir berkah/pahala, ini berarti sudah salah pengertian. Bila airnya sudah tercemar dari sumbernya, maka sungai-sungai di hilir tentu tidak akan jernih. 3. Wejangan orang suci ribuan tahun Jujurlah pada diri sendiri karena semua kebaikan harus dilakukan dengan polos dan murni, tidak boleh dicampur dengan emosi dan kepentingan pribadi. Selain itu, kita juga harus jujur dalam bertindak. Lakukan kebaikan dengan sungguh-sungguh dan tidak perlu menuntut atau memaksa karena segala sesuatu ada takdirnya yang berjalan secara alamiah. 4. Kehati-hatian Baik kitab suci maupun ajaran keagamaan, semua mempunyai satu pedoman yang jelas dalam pelajarannya dan akan menimbulkan keinginan untuk berbuat baik.  Namun,  dalam berbuat baik, kita harus berhati-hati dengan jeratan hal-hal duniawi dan mampu membedakan antara yang baik dan kurang baik. Jika memiliki pertanyaan, kita sebaiknya melakukan pencatatan tentang hal-hal yang baik dan kurang baik, lalu menganalisis dan  memikirkan tentang diri kita secara terus-menerus sehingga pengertian kita bisa meningkat hari demi hari dan memenuhi aspirasi sebagai kemurnian xiu Dao yang mendasar. https://taotsm.org/kemurnian-xiu-dao/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=kemurnian-xiu-dao
·taotsm.org·
Kemurnian Xiu Dao
Sembahyang kepada Leluhur dan Saat Melayat
Sembahyang kepada Leluhur dan Saat Melayat
Sembahyang kepada Leluhur dan Saat Melayat Umat Tao sangat menghargai leluhurnya sehingga senantiasa menjaga kata-kata dan kelakuannya agar tidak mencemarkan nama baik leluhur. Di samping itu, umat Tao juga senantiasa mengenang leluhurnya melalui kegiatan sembahyang yang rutin dilakukan setiap tahun, di antaranya pada saat tutup tahun (tanggal 30 bulan 12 Imlek atau  nian san shi) dan saat festival Qing Ming (tanggal 4/5 bulan April). Selama ini masyarakat pada umumnya melaksanakan sembahyang sesuai dengan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun tanpa ada penjelasan/pengertian yang disampaikan. Akibatnya, banyak generasi muda yang merasa bingung, bahkan enggan melanjutkannya. Bagi umat Tao, tata cara sembahyang kepada leluhur sangat sederhana. Umat Tao memandang bahwa sembahyang kepada leluhur pada hakikatnya adalah menghormati dan mengenang beliau. Oleh karena itu, menghormati leluhur selayaknya menghormati Shen Xian (Dewa-dewi Tao). Dalam memberi persembahan cukup menggunakan buah-buahan segar lima (5) macam. Masing-masing lima buah atau sesuaikan dengan ukuran dan jenis buahnya. Misalnya, jika mempersembahkan kelengkeng, jangan lima (5) butir karena secara estetika kurang bagus. Kemudian disertai dengan lima (5) cawan teh dan sepasang lilin merah. Ketika bersembahyang kepada leluhur, cukup berdiri tegak menggunakan sebatang hio, digenggam dengan kedua tangan, angkat hio di depan dahi, dan pai tiga (3) kali. Pada saat sembahyang di rumah, foto leluhur diletakkan di atas meja. Usahakan ada ganjalan atau dudukannya sehingga tidak terlalu rendah dan tidak tertutup oleh tempat hio (hiolo). Setelah sembahyang selesai, foto leluhur bisa disimpan dengan baik di laci atau lemari dan dikeluarkan kembali pada saat sembahyang berikutnya. Ada alasan khusus yang logis mengapa umat Tao hanya mengeluarkan foto leluhur ketika akan bersembahyang. Pada hakikatnya setiap manusia memiliki kenangan dan pengalaman dengan leluhurnya masing-masing. Ketika kita ditinggalkan oleh beliau, pasti ada rasa sedih dan kehilangan. Untuk mengurangi rasa sedih dan kehilangan ini, maka foto leluhur hanya dikeluarkan pada saat akan bersembahyang. Dalam kehidupan bermasyarakat tentu ada waktu-waktu tertentu ketika sahabat dan kenalan mengalami kedukaan. Pada saat ini umat Tao akan melayat (mai song/ diao sang 吊丧) untuk memberikan hiburan, dukungan moral, dan kehangatan bagi keluarga yang ditinggalkan. Ketika melayat, umat Tao cukup berdiri tegak, memegang sebatang hio di depan dada, dan tidak perlu pai. Selanjutnya, sungkem sejenak dengan satu tangan di depan dada. Jika tidak menggunakan hio, cukup sungkem sejenak dengan satu tangan di depan dada.  Terakhir memberi hormat (menganggukkan kepala) kepada keluarga yang ditinggalkan. Ketika bersembahyang kepada leluhur dan dalam upacara kematian, umat Tao tidak membakar ling wu (rumah-rumahan kertas), uang kertas, atau aksesoris sejenis lainnya karena bakti kepada leluhur seharusnya dilaksanakan ketika beliau masih bersama kita. Jika membakar uang kertas hanya untuk meramaikan suasana, membangkitkan semangat, mengurangi rasa duka, atau sekadar melanjutkan tradisi, lakukan secukupnya saja. Kutipan Kitab Suci Mahadewa Thay Shang Lao Jun ”Anak cucu membuat kebaktian dan berjasa Nenek moyang selalu bergembira Foya-foya membakar ling wu (rumah-rumahan kertas) apa gunanya Karena bodoh dan tidak ada pengertian belaka” “Sebatang hio lambang selamat jaya Hadap Dewa sujudlah di atas kepala Hadap lainnya di depan jidat dan di depan dada Dua tangan sungkem di depan atau satu saja terang cara-caranya” https://taotsm.org/sembahyang-kepada-leluhur-dan-saat-melayat/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=sembahyang-kepada-leluhur-dan-saat-melayat
·taotsm.org·
Sembahyang kepada Leluhur dan Saat Melayat
Menilai Sesuatu Jangan dari Satu Sisi Saja
Menilai Sesuatu Jangan dari Satu Sisi Saja
Menilai Sesuatu Jangan dari Satu Sisi Saja Mengapa di mana pun kita berada, baik di lingkungan keluarga, lingkungan kerja, lingkungan persahabatan, maupun lingkungan sosial lain, kita kadang menemukan terjadinya percekcokan, adu mulut, salah paham, dan sebagainya di antara dua orang atau lebih? Hal tersebut biasanya terjadi karena kesalahan dalam berkomunikasi. Jika masing-masing pihak hanya memikirkan dirinya dan mengabaikan orang lain, maka ada kecenderungan dapat terjadi kesalahpahaman yang berujung pada adu mulut, pertengkaran, atau sejenisnya. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Bukan hanya dalam mendapatkan kebutuhan hidup, tetapi juga apabila seseorang sedang menghadapi masalah, dia akan bercerita kepada orang terdekatnya. Tentunya kita juga sering mendengar curhat (curahan hati) dari saudara atau teman ya. Sebagai orang tengah, saat seseorang sedang menghadapi masalah dan menceritakannya kepada kita, sebaiknya kita bisa menjadi pendengar yang baik. Namun, hati-hati bila kita ingin memberikan tanggapan atas masalah mereka. Tentunya kita tidak mau mempersulit situasi atau masalah mereka. Kita harus bisa menempatkan diri sebagai orang yang netral. Jangan karena kita dekat dengan orang yang bercerita tersebut, kita langsung mendukung apa yang dia katakan dan ikut menyalahkan pihak lain. Pada saat emosi, seseorang akan merasa dirinya paling benar serta menyalahkan orang lain dan keadaan yang menyebabkan masalah terjadi. Padahal keadaannya mungkin saja tidak seperti yang dia pikirkan. Orang lain yang disalahkan mungkin juga mempunyai masalah mereka sendiri. Maka dari itu, saat menilai sesuatu kita tidak boleh menilai dari satu sisi saja. Begitu juga halnya bila kita yang berada di posisi menyampaikan curhat kepada orang lain. Kita sebaiknya memilih teman curhat yang memang bisa netral, memberikan nasihat, dan menyadarkan kita apabila kita berbuat salah. Terkadang saat emosi, seseorang hanya ingin menyalurkan emosinya dengan bercerita kepada orang lain tanpa menginginkan nasihat atau dukungan. Seseorang biasanya akan merasa lebih baik setelah curhat kepada orang lain. Namun, jika kita curhat kepada orang yang salah, maka ada kemungkinan curhat yang bersifat pribadi malah akan tersebar luas dan akhirnya memalukan kita sendiri. Sekarang mari kita tanyakan pada diri kita sendiri, apakah ada seseorang atau sosok yang benar-benar dapat mengerti diri kita, mengerti keadaan kita, serta dapat menasihati dan memberikan petunjuk yang benar kepada kita? Jawabannya ada, yaitu Hu Fa Shen kita. Sebagai umat Tao, tentunya kita sangat beruntung mendapatkan Hu Fa Shen sebagai sahabat sejati yang senantiasa melindungi, menasihati, dan memberikan petunjuk saat kita membutuhkan. Kita dapat menenangkan diri saat lian gong tanpa ragu dan khawatir bahwa teman curhat kita akan mengkhianati kita. Maka dari itu, kita seharusnya mempertajam komunikasi kita dengan Hu Fa Shen dengan cara rajin lian gong. Dengan memiliki hubungan yang dekat dengan Hu Fa Shen, kita akan lebih peka terhadap petunjuk-petunjuk yang disampaikan oleh Hu Fa Shen kepada kita. https://taotsm.org/menilai-sesuatu-jangan-dari-satu-sisi-saja/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=menilai-sesuatu-jangan-dari-satu-sisi-saja
·taotsm.org·
Menilai Sesuatu Jangan dari Satu Sisi Saja
Beramal itu Mudah dan Sederhana
Beramal itu Mudah dan Sederhana
Beramal itu Mudah dan Sederhana Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tentunya kita selalu disibukkan oleh rutinitas yang berulang setiap hari, seperti bangun pagi, bekerja (mencari nafkah), tidur malam, dll. Setiap hari kita rajin berusaha untuk memperoleh penghasilan bagi diri kita dan keluarga. Kita selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup kita dan mengisi pundi tabungan kita di dunia ini, bukan? Jika kita dapat mengisi tabungan yang ada di bank dunia ini, maka tentunya kita juga berharap dapat mengisi tabungan akhirat yang nantinya akan bermanfaat setelah kita selesai menjalani kehidupan di dunia ini, bukan? Bagaimana caranya? Salah satu caranya, yaitu dengan kita melakukan amal. Caranya sangatlah mudah dan sederhana, hanya saja terkadang pemikiran kita membuatnya rumit. Mengapa bisa demikian? Hal ini dikarenakan kita biasanya terbelenggu dengan pemikiran yang bersifat ‘penundaan’. Contoh sifat penundaan, yaitu untuk melakukan amal ini,  tunggu nanti saat saya sudah mempunyai kehidupan yang mapan atau kaya, atau pemikiran bahwa saat ini kita masih memiliki banyak kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga untuk melakukan amal ini akan menjadi beban, atau dikarenakan penundaan waktu lainnya (nanti lagi deh, lain waktu), dll. Sifat penundaan ini akhirnya akan menghambat kita untuk melakukan amal. Dengan demikian bagaimana tabungan akhirat kita dapat terkumpul? Coba kita mulai benahi pola pikir kita terlebih dahulu dengan pemikiran yang sederhana! Jika kita memiliki tabungan duniawi yang banyak, tetapi sekali kita sakit parah, maka tabungan tersebut akan terkuras hanya untuk mengobati penyakit kita. Lain halnya jika kita memiliki tabungan akhirat.  Walau tak nampak wujud tabungannya, tetapi ketika kita mengalami kesukaran dan timbul pemikiran untuk sembahyang memohon bantuan Dewa-dewi, maka tabungan akhirat yang tak nampak ini sangat bermanfaat untuk menolong kita agar dapat lolos dari hal berat yang sedang dialami oleh kita.  Tidak ada batasan besar kecil dana yang harus diberikan untuk beramal. Kita dapat menyesuaikan dengan kapasitas kita. Memberikan dana bisa dilakukan secara langsung atau melalui yayasan penyalur. Salah satu yayasan dalam Perguruan Tao Thay Shang Men Xiao Yao Pai yang menyalurkan dana amal, yaitu Yayasan Dana Paramita Majelis Tridharma Indonesia (YDPMTI) dengan website-nya di https://ydpmti.org. Beramal sebetulnya tidak hanya sebatas dana. Kita dapat beramal dengan tenaga, waktu, pemikiran, menyumbangkan baju bekas yang layak pakai, dll.  Inti dari beramal adalah membantu meringankan beban orang-orang yang membutuhkan bantuan kita. Jika ingin beramal, jangan terlalu banyak pertimbangan dan perhitungan untung rugi. Setiap ada kesempatan untuk beramal, lakukan saja karena usia kita tidak ada yang tahu sampai kapan. Bisa beramal adalah rezeki untuk kita selama masih diberikan kesehatan serta umur untuk menjalani budi amal baik.  Mungkin pada saat awal mula kita melakukan amal, terasa seperti kita melatih diri dengan mendorong agar kita dapat melakukan kebaikan terus-menerus. Dengan seringnya kita melatih diri untuk melakukan hal-hal baik untuk membantu sesama (beramal), maka pelan-pelan akan menjadi sebuah kebiasaan yang spontan sehingga tanpa terasa kita terus melakukan kegiatan amal.  Hal penting yang perlu diingat adalah setelah kita berbuat amal, kita sebaiknya bersikap tenang dan tak perlu mengumbar ke mana-mana bahwa kita telah melakukan suatu kebaikan. Berikut adalah contoh-contoh hal baik yang kita dapat lakukan. Ketika kita menemukan serpihan kaca, paku, silet, atau kulit pisang di jalan, maka hal yang kita dapat lakukan adalah segera ambil dan letakkan di tempat yang lebih aman agar benda-benda tersebut tidak mencelakai orang lain yang melewati jalan tersebut. Di lemari pakaian kita terdapat banyak baju layak pakai yang sudah tidak kita gunakan. Daripada menumpuk di dalam lemari baju kita, bukankah akan lebih bermanfaat jika kita bisa memberikannya kepada orang lain yang membutuhkan? Dengan melakukan amal terus-menerus, tanpa kita sadari tabungan akhirat kita sedikit demi sedikit pasti akan terkumpul. Tabungan akhirat ini besar sekali manfaatnya bagi diri kita. Manfaatnya akan terasa saat kita sedang berada dalam kondisi kritis dalam kesehatan atau nasib buruk yang membutuhkan bantuan Dewa-dewi, sebagai bekal tabungan kita saat kembali ke Tao yang agung (meninggal dunia), serta sebagai bekal untuk kehidupan kita selanjutnya. Semoga nasib kita menjadi lebih baik pada masa yang akan datang. Xie Shen En. Berbuat baik, seperti tumbuh-tumbuhan dalam taman yang indah, Tak kelihatan meninggi, tetapi tiap hari tambah bersemi. Berbuat jahat, seperti batu asahan, Tak kelihatan berkurang, tetapi tiap hari menipis. (dikutip dari Buku Siutao menuju Kesempurnaan) https://taotsm.org/beramal-itu-mudah-dan-sederhana/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=beramal-itu-mudah-dan-sederhana
·taotsm.org·
Beramal itu Mudah dan Sederhana
Terus Belajar demi Kehidupan yang Lebih Baik
Terus Belajar demi Kehidupan yang Lebih Baik
Terus Belajar demi Kehidupan yang Lebih Baik Indonesia telah mengalami pandemi selama dua tahun. Banyak perubahan positif yang kita lakukan, seperti rajin mencuci tangan, mandi setelah pulang ke rumah, dan menggunakan masker, yang membuat kita menjadi lebih sadar akan kesehatan. Sebagian orang malah menjadi lebih pintar selama masa pandemi karena mereka memiliki banyak waktu luang dan tidak bisa pergi liburan. Banyak orang yang belajar keterampilan baru, seperti membuat kue, memotong rambut, mencuci AC, memperbaiki barang elektronik sendiri, malah ada yang mendapatkan jalan untuk melakukan bisnis sesuai dengan hobinya. Namun, ada juga sebagian dari kita yang berubah menjadi negatif, seperti mudah berpikiran yang tidak-tidak alias parno terhadap virus corona, mudah merasa takut, terbebani, merasa bosan hidup karena usaha sedang turun dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup,  serta mudah marah dan tidak tenang karena banyak hal berubah atau memaksa kita berubah. Ini adalah sesuatu yang sangat wajar dan sudah digambarkan dalam simbol yin yang, yang bentuknya bundar serta di sisi hitam terdapat titik putih dan sebaliknya. Baru-baru ini saya melihat status dari beberapa teman saya, “Hidup ini untuk apa? Mengapa kita selalu berusaha? Toh akhirnya tidak dibawa.”  Ternyata ada sebagian orang yang seperti hampir menyerah pada kehidupan. Padahal, kita bisa hidup saja sudah merupakan sebuah berkah yang luar biasa. Kita lahir dalam kondisi yang baik, dari keluarga yang baik, bahkan kita bisa mengenal Tao juga merupakan sebuah anugerah. Sekarang tugas kita adalah memilih apa yang mau kita ubah dan mau berubah ke arah yang positif atau negatif. Berubah memang bukanlah hal yang mudah, tetapi kehidupan selalu memaksa kita untuk berubah. Bersyukurlah kita yang sudah mengenal Tao (jalan menuju kesempurnaan) karena kita bisa menemukan acuan untuk meng-upgrade diri kita menjadi versi kita yang lebih baik, bahkan yang terbaik sehingga kelak kita bisa lepas dari kehidupan dan kematian yang berulang (reinkarnasi). Reinkarnasi sudah dibuktikan melalui penelitian dr. Walter Semkiw yang dituliskan di dalam bukunya yang berjudul Born Again (2008). Menurut dr. Walter Semkiw, reinkarnasi terjadi karena masih ada sesuatu yang belum selesai; saat reinkarnasi kita akan memiliki wajah yang mirip dengan kehidupan sebelumnya terlepas dari laki-laki atau perempuan, corak kepribadian, watak, bakat, bahkan gaya menulis linguistik yang sama. Jadi, sebaiknya kita selesaikan kehidupan saat ini dengan baik dan jangan lahir kembali agar tidak jenuh dengan kehidupan yang terus berputar. Bagaimana cara kita menyelesaikan kehidupan dengan baik apabila kita tidak tahu apa sebenarnya tujuan hidup kita? Belajarlah Tao supaya nanti pada saatnya kita akan tahu untuk apa kita hidup. Satu pertanyaan terakhir, yaitu kalau saya sudah tua, mengapa saya harus belajar terus? Nah, inilah uniknya reinkarnasi. Setelah kehidupan ini, akan ada kehidupan berikutnya. Kita tidak memulai kehidupan ini dari nol karena sebagian dari kehidupan sebelumnya akan kita bawa ke kehidupan setelahnya. Jika pada kehidupan ini kita baik dalam suatu bidang, maka di kehidupan berikutnya kita menjadi lebih mudah dalam mempelajari bidang tersebut. Jadi, jangan pernah berhenti belajar karena itu tidak akan sia-sia! https://taotsm.org/terus-belajar-demi-kehidupan-yang-lebih-baik/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=terus-belajar-demi-kehidupan-yang-lebih-baik
·taotsm.org·
Terus Belajar demi Kehidupan yang Lebih Baik
Ajari Anak Memakai Uang dengan Baik
Ajari Anak Memakai Uang dengan Baik
Ajari Anak Memakai Uang dengan Baik Ada dua orang, sebut saja A dan B. Mereka sama-sama berasal dari keluarga yang cukup mampu. A memiliki kehidupan keluarga yang harmonis dan karir yang cukup sukses, sedangkan B mempunyai keluarga yang tidak harmonis, memiliki hutang, dan selalu ribut tentang uang dengan pasangannya.  Sejak kecil B dibiasakan oleh orang tuanya untuk membelanjakan uang tanpa berpikir matang. Asalkan harga barang itu tidak mahal, ia akan membelinya.  Ia bahkan sering membeli barang yang mirip dengan barang yang sudah dimilikinya. Ia mudah tergiur dengan barang yang murah dan tidak pernah berpikir untuk menabung. Menurutnya, tidak ada gunanya menabung kalau hanya sedikit-sedikit dan lebih baik menabung sekaligus dalam jumlah besar. Ia tidak berpikir bahwa dengan terbiasa menabung, ia akan menjadi lebih bijak dalam menggunakan uang dan tidak mudah tergiur untuk membeli barang-barang yang tidak memiliki kegunaan untuk dirinya. Kebiasaan tidak berpikir panjang dalam menggunakan uang itu terbawa terus sampai dewasa hingga akhirnya menyebabkan keluarganya tidak harmonis dan memiliki banyak hutang.  Berbeda dengan B, A sejak kecil sudah dididik untuk sangat berhati-hati dalam menggunakan uang. Orang tua A selalu menanamkan pola pikir yang bijak kepada anak-anaknya dalam menggunakan uang.  A sudah terbiasa dididik  untuk tidak membeli barang hanya karena harganya murah, tetapi membeli sesuai kebutuhan. A mempunyai prinsip kalau ia tidak terlalu membutuhkan barang tersebut, ia tidak akan membeli. Kebiasaan bijak dalam menggunakan uang terus terbawa sampai A dewasa dan berkeluarga. Cerita ini sangat sederhana, tetapi mempunyai makna yang bagus. Sebagai orang tua, kita harus membiasakan anak belajar menggunakan uang dengan bijak. Anak dibiasakan membeli barang yang memang ia butuhkan dan tidak perlu merasa iri jika temannya memiliki barang yang lebih bagus. Selain itu, anak juga harus dibiasakan untuk menabung, berbuat amal, dan ikut kegiatan sosial jika ada kesempatan.   Uang sering kali membuat seseorang menjadi pribadi yang berbeda. Ada kalanya uang membawa pengaruh negatif karena membuat orang berfoya-foya, lupa diri, sombong, atau melakukan hal-hal di luar nalar demi uang. Banyak keluarga yang frustasi dan merasa tidak bahagia karena masalah keuangan. Apalagi ketika penghasilan menurun, sementara kebutuhan hidup terus berjalan, kita harus lebih berhati-hati dan disiplin dalam mengatur keuangan. Sebaiknya anak sejak dini diajari mengatur uang dengan bijak. Menggunakan uang dengan bijak tidak sama dengan kikir. Bijak di sini juga bukan berarti membeli barang yang termurah, tetapi memperhatikan kegunaan barang sebelum melakukan pembelian.  Setiap umat manusia dalam menjalani kehidupan tentu menginginkan suatu kemajuan.  Untuk mendapatkan kemajuan, diperlukan perubahan-perubahan dalam pola berpikir dan bertindak ke arah yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari. https://ydpmti.org/ajari-anak-memakai-uang-dengan-baik/
·ydpmti.org·
Ajari Anak Memakai Uang dengan Baik
Peresmian dan Kai Guang Altar Dewi Ci Hang Dao Ren dan Altar Dewa Guan Sheng Di Jun di Pantjoran PIK 2 Extension
Peresmian dan Kai Guang Altar Dewi Ci Hang Dao Ren dan Altar Dewa Guan Sheng Di Jun di Pantjoran PIK 2 Extension
Peresmian dan Kai Guang Altar Dewi Ci Hang Dao Ren dan Altar Dewa Guan Sheng Di Jun di Pantjoran PIK 2 Extension Hari Jumat, Tgl 25 Februari 2022, adalah hari yang baik buat segenap umat manusia , juga adalah satu kebahagiaan bagi umat beragama. Berkat doa restu & partisipasi dari semua pihak , khususnya umat TSM XYP pimpinan Lie Ping Sen Zhang Men , beserta dengan segenap organisasinya, serta umatnya bersama-sama mewujudkan satu impian nyata dengan diresmikannya Altar Dewi Ci Hang Dao Ren 慈航道人 / Guan Yin Niang Niang 观音娘娘 & Altar Dewa Guan Sheng Di Jun 关圣帝君 / Guan Gong 关公, di China Town Pantjoran PIK2 Extension.   Altar Dewi Ci Hang Dao Ren dan altar Dewa Guan Sheng Di Jun di China Town Pantjoran PIK2 Extension Jakarta   Rangkaian acara Peresmian dan Khaikuang berjalan dengan baik dipimpin oleh Ss. Huang Yen Hui (Eddy Wijaya) dalam hal ini juga menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan Dana Paramita Majelis Tridharma Indonesia, dipersiapkan dan dijalankan oleh Taokuan Thay Phing Kung (Yayasan Sanggar Sinar Suci) sesuai amanah Pimpinan TSM XYP Lie Ping Sen Zhang Men dengan lancar, baik dan sukses. Acara juga dihadiri langsung oleh jajaran Direksi Agung Sedayu Group yaitu Bp. Ipeng Widjojo, COO Hotel Divisi 2 dan Ibu Sawitri Setiawan, COO Retail & Commercial Divisi 2 serta Operational Manager Panjtoran PIK Bp. Stephanus Adrianta. Ditambah dengan kehadiran Ketua Umum Majelis Tridharma Indonesia (MTI) Bp. David Chaniago The, yang merupakan Majelis yang menaungi Tempat Ibadah Tridharma di 14 provinsi, 24 kota/daerah yang tersebar di seluruh Indonesia, melengkapi meriahnya peresmian ini. Peresmian altar Dewi Ci Hang Dao Ren dan altar Dewa Guan Sheng Di Jun   Kai Guang altar Dewi Ci Hang Dao Ren dan altar Dewa Guan Sheng Di Jun oleh Ss. Huang Yen Hui (Eddy Wijaya)   Segenap umat Taokuan Thay Phing Kung dibawah kepemimpinan Ss. Wang Jun Jiang (Soegiandi), dibantu oleh Koordinator Ss. Fang Shan Wei (Felix Riyandi Rivan), serta bantuan segenap komponen SDM yang mempunyai dedikasi dan kompetensi yang luar biasa , bahu membahu & bekerjasama dengan riang gembira ,dan  kompak serta solid  menyelesaikan rangkaian acara dengan baik dan sukses . Dalam kesempatan ini, Pihak Agung Sedayu Group diwakili oleh Ibu Sawitri Setiawan menjelaskan bahwa Keberadaan Kedua Altar di PIK2 China Town bukan hanya sebagai pusat kuliner, sekaligus juga sebagai pusat budaya yang menghadirkan pengalaman seni yang holistik, dalam rangka mempertahankan kebudayaan suku Tionghoa , mengingatkan juga masyarakat kepada akar budaya , yaitu menghormati keberagaman, mengutamakan kebaikan , dan hidup berdampingan secara harmonis. Tidak lupa kami haturkan banyak terima kasih kepada Agung Sedayu Group & Salim Group atas kepercayaan dan kerjasamanya dengan Yayasan Dana Pramita Majelis Tridharma Indonesia & Taokuan Thay Ping Kung, Jakarta dalam pengenalan Seni Budaya & Tradisi ,khususnya kepada  Bapak Sugianto Kusuma  (Aguan ) , dan Bapak Susanto Kusumo (Cai Cung,) Ibu Natalie , Bp. Ipeng Widjojo , Ibu Sawitri Setiawaan , Bp. Stepahnus Ardrianto. Sembahyang bersama di depan altar Dewi Ci Hang Dao Ren dan altar Dewa Guan Sheng Di Jun   Taoyu-taoyu berfoto bersama di depan altar Dewi Ci Hang Dao Ren   Semoga dengan hadirnya Altar Dewi Ci Hang Dao Ren (Guan Yin Niang Niang) & Dewa Guan Gong, dapat   memberikan nuansa penerangan bagi umat  manusia , bersama  menuju jalan kesempurnaan , penuh dengan ajaran kebaikan dan budi luhur . Xie Shen En, Gong De Wu Liang, Thay Shang Bao You. https://ydpmti.org/peresmian-dan-kai-guang-altar-dewi-ci-hang-dao-ren-dan-altar-dewa-guan-sheng-di-jun-di-pantjoran-pik-2-extension/
·ydpmti.org·
Peresmian dan Kai Guang Altar Dewi Ci Hang Dao Ren dan Altar Dewa Guan Sheng Di Jun di Pantjoran PIK 2 Extension
Peresmian dan Kai Guang Altar Dewi Ci Hang Dao Ren dan Altar Dewa Guan Sheng Di Jun di Pantjoran PIK 2 Extension
Peresmian dan Kai Guang Altar Dewi Ci Hang Dao Ren dan Altar Dewa Guan Sheng Di Jun di Pantjoran PIK 2 Extension
Peresmian dan Kai Guang Altar Dewi Ci Hang Dao Ren dan Altar Dewa Guan Sheng Di Jun di Pantjoran PIK 2 Extension Atas anugerah dan ijin dari Thian Yang Maha Kuasa, Keagungan Maha Dewa Thay Sang Lauw Cin & Dewa Dewi serta berkat kerja sama antara Yayasan Dana Paramita Majelis Tridharma Indonesia dan Yayasan Sanggar Sinar Suci (Taokuan Thay Phing Kung) dengan Agung Sedayu Group, kita semua telah bersama-sama mewujudkan satu impian nyata. Altar Dewi Ci Hang Dao Ren (慈航道人) atau lebih dikenal sebagai Guan Yin Niang Niang (观音娘娘) dan altar Dewa Guan Sheng Di Jun (关圣帝君) atau lebih dikenal sebagai Guan Gong (关公) telah berdiri dengan megah  di China Town Pantjoran PIK2 Extension, Jakarta. Altar Dewi Ci Hang Dao Ren dan altar Dewa Guan Sheng Di Jun di China Town Pantjoran PIK2 Extension Jakarta Pada Jumat, 25 Februari 2022 rangkaian acara Peresmian dan Kai Guang Altar Dewi Ci Hang Dao Ren dan Altar Dewa Guan Sheng Di Jun yang dipimpin oleh Sx. Huang Yen Hui (Eddy Wijaya) berjalan dengan sukses. Acara Peresmian dan Kai Guang juga dihadiri langsung oleh jajaran Direksi Agung Sedayu Group, yaitu Bpk. Ipeng Widjojo selaku COO Hotel Divisi 2, Ibu Sawitri Setiawan selaku COO Retail & Commercial Divisi 2, serta Bpk. Stephanus Adrianta selaku Operational Manager Pantjoran PIK. Peresmian altar Dewi Ci Hang Dao Ren dan altar Dewa Guan Sheng Di Jun Kai Guang altar Dewi Ci Hang Dao Ren dan altar Dewa Guan Sheng Di Jun oleh Sx. Huang Yen Hui (Eddy Wijaya) Segenap umat Taokuan Thay Phing Kung di bawah kepemimpinan Sx. Wang Jun Jiang (Soegiandi), dibantu oleh Koordinator Sx. Fang Shan Wei (Felix Riyandi Rivan), serta segenap komponen SDM yang mempunyai dedikasi dan kompetensi luar biasa bahu-membahu dan  bekerja sama dengan riang gembira, kompak, dan solid untuk menyelesaikan rangkaian acara dengan sukses. Pepatah mengatakan, “Manusia merencanakan, langit dan izin Dewa-dewi menentukan segalanya.” Menurut rencana awal, peresmian akan diadakan pada pukul 09.00, tetapi pada pukul 07.50 terjadi  hujan gerimis di sebagian besar kota Jakarta. Akhirnya pada pukul 10.05 izin dari langit baru turun dengan berhentinya hujan dan keluarnya sedikit matahari. Acara peresmian terasa menyenangkan dengan adanya kesejukan dan para umat yang hadir merasakan kenyamanan dengan bertiupnya angin sepoi-sepoi nan sejuk. Sembahyang bersama di depan altar Dewi Ci Hang Dao Ren dan altar Dewa Guan Sheng Di Jun Setelah acara peresmian selesai sekitar pukul 12.00 siang, cuaca berubah dengan cepat dan gerimis turun kembali. Hal ini menandakan pembukaan dan penutupan acara berjalan dengan riang gembira, sejuk, dan nyaman. Semoga umat yang hadir mendapatkan kesejukan, kenyamanan, dan berkah seperti air yang mengalir. Taoyu-taoyu berfoto bersama di depan altar Dewi Ci Hang Dao Ren Semoga dengan hadirnya Altar Cai Shen, Ci Hang Dao Ren, dan Guan Sheng Di Jun di China Town Pantjoran Jakarta, Perguruan Tao Thay Shang Men Xiao Yao Pai yang didirikan oleh Yang Mulia Lie Shang Hu Shifu dan dilanjutkan oleh Lie Ping Sen Zhang Men, beserta semua komponen organisasinya dan umatnya, dapat memberikan penerangan dan penjabaran ajaran Tao yang seluas-luasnya kepada umat manusia sehingga dapat bersama-sama menuju jalan kesempurnaan, penuh dengan ajaran kebaikan, dan berbudi luhur. Xie Shen En. https://taotsm.org/peresmian-dan-kai-guang-altar-dewi-ci-hang-dao-ren-dan-altar-dewa-guan-sheng-di-jun-di-pantjoran-pik-2-extension/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=peresmian-dan-kai-guang-altar-dewi-ci-hang-dao-ren-dan-altar-dewa-guan-sheng-di-jun-di-pantjoran-pik-2-extension
·taotsm.org·
Peresmian dan Kai Guang Altar Dewi Ci Hang Dao Ren dan Altar Dewa Guan Sheng Di Jun di Pantjoran PIK 2 Extension
Mental Seorang Pejuang
Mental Seorang Pejuang
Mental Seorang Pejuang Dalam hidup ini menang dan kalah adalah suatu hal yang biasa. Sehat dan sakit adalah suatu kealamiahan. Hal yang paling utama adalah mentalitas kita sebagai manusia.  Sebagai seorang taoyu dalam perguruan Tai Shang Men, kita diharapkan bisa menjadi manusia yang lebih unggul. Siapa yang tidak kecewa dengan kegagalan ? Siapa yang tidak merasa takut dengan kematian? Siapa juga yang pernah merasa terpukul karena ditinggalkan atau dibohongi oleh orang terdekatnya? Kekalahan dan ketakutan hanyalah masalah pola pikir. Kesedihan hanya menguras tenaga kita untuk menghadapi hari esok. Hal yang lebih penting adalah bagaimana kita bisa belajar dari kejadian tersebut. Kekalahan dan kegagalan akan menjadi bernilai ketika kesedihan berubah menjadi harapan untuk meraih kesuksesan yang ingin dituju. Untuk memulainya, diperlukan perubahan pola pikir dan semangat. Kita harus melakukan perubahan. Kita ambil contoh yang sederhana. Kita kadang merasa malas  untuk bangun pagi dan beranjak dari tempat tidur yang nyaman, apalagi di kamar yang dingin ber-AC. Ketika berbaring, kita membayangkan harus bangun lalu melakukan rentetan aktivitas yang disukai dan tidak disukai. Padahal, kalau kita secara otomatis bangun, menapakkan kaki di lantai, dan menyalakan semangat, maka kita telah membuat satu langkah pertama untuk berubah. Langkah berikutnya yaitu menjaga kedisiplinan untuk mencapai tujuan yang kita inginkan. Terlihat sangat mudah diraih, tetapi kesuksesan dan kemajuan tidak pernah      tiba-tiba muncul. Kita perlu sedikit memaksakan diri pada langkah pertama, berpikir dan bertindak positif selaras dengan Tao, serta menjalani proses.  Jangan berhenti melangkah menuju tujuan, terutama ketika menghadapi halangan! Semua adalah proses pembelajaran untuk kita agar dapat beranjak dari kekalahan, kekecewaan, atau kesedihan. Proses ini harus  dijalani. Teruslah melangkah dengan mental yang gigih menuju kebahagiaan dan keberhasilan! Pelajari kegagalan untuk meniti jalan keberhasilan! Kritik diri sendiri untuk terus maju dan tidak menyalahkan keadaan yang sedang dihadapi! Teruslah bereksperimen dan mencoba berbagai cara untuk menemukan jalan keberhasilan dan kebahagiaan!  Jadilah pribadi yang optimis dengan mental seorang pejuang!   “Hanya giat, hemat, dan cita-cita luhurlah, baru mungkin timbul harga kejiwaan; karena mereka itu seperti obor yang abadi, menyala terus dalam sanubari kita, juga karena dia, biarpun tekanan luar lebih berat, rintangan lebih besar, jiwa perjuangan hidup pun lebih tinggi”. (Xiu Dao Bao Jian, buku kuning hal. 122) Semoga bermanfaat. https://taotsm.org/mental-seorang-pejuang/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=mental-seorang-pejuang
·taotsm.org·
Mental Seorang Pejuang
Dao yang Agung
Dao yang Agung
Dao yang Agung Pada prolog kitab Qīng Jìng Jīng (清 静 经) dituliskan bahwa Lao Zi mengatakan, “Dao yang besar atau agung (大道) itu ‘tidak memiliki bentuk’ atau wu xing (无形), ‘tidak berperasaan’ atau wu qing (无情),  dan ‘tidak memiliki nama’ atau wu ming (无名).” Kalau diartikan secara harfiah tampaknya sangat biasa, terutama pada arti ‘tidak berperasaan’. Akan tetapi, bukankah seseorang harus memiliki perasaan atau rasa kasih? Mengapa Lao Zi mengatakan demikian? Sebenarnya ada arti apa di balik itu? Kata-kata tersebut dapat diartikan sebagai berikut. 1. 大道无形 (dà dào wú xíng) Dao yang besar atau agung ‘tidak memiliki bentuk’. Tidak berbentuk berarti kita tidak dapat melihatnya secara fisik. Ini dapat diilustrasikan sebagai sebuah sistem yang abstrak. Akan tetapi, seseorang dengan level xiu Dao tertentu dapat merasakan keberadaannya. Sama halnya dengan frekuensi, tidak dapat dilihat secara fisik. Pikiran, ide, atau gagasan manusia juga tidak tampak secara fisik, tetapi dapat menciptakan sesuatu yang berbentuk. Dengan kata lain, suatu barang diciptakan dari ide atau gagasan yang tidak berbentuk. 2. 大道无情 (dà dào wú qíng) Dao yang besar atau agung ‘tidak memiliki perasaan’. Jika diterjemahkan secara harfiah, ini tampak sangat bertolak belakang dengan ajaran Dao. Akan tetapi, maksudnya adalah Dao yang agung itu adil sesuai dengan salah satu hukumnya, yakni hukum sebab akibat, tidak membeda-bedakan seseorang dari sisi mana pun, segala perbuatan (aksi) pasti ada akibatnya (reaksi), siapa pun yang melakukannya. Setiap orang memiliki waktu yang sama dalam sehari, sesuai perputaran bumi, yakni 24 jam, tidak lebih dan tidak kurang. Hujan badai lebat yang terjadi tidak mempedulikan siapa saja yang masih berada di lapangan terbuka. Bisa dikatakan da Dao ini mengatur segalanya dengan adil. 3. 大道无名 (dà dào wú míng) Dao yang besar atau agung ‘tidak memiliki nama’. Lao Zi pernah mengatakan, “Sebuah sistem yang sangat agung dan besar ini sulit untuk diberi nama; karena jika kita mengatakannya hitam, maka dia sudah bukan putih lagi; kalau dikatakan manis, maka dia sudah bukan pahit lagi; padahal dia mencakup keseluruhan yang ada.” Pada akhirnya ‘dengan terpaksa’ Lao Zi memberi nama ‘Dao’ karena cakupannya begitu luas sehingga sukar untuk dibahas dengan jelas karena keterbatasan bahasa yang ada. Demikian. Semoga bermanfaat. https://taotsm.org/dao-yang-agung/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=dao-yang-agung
·taotsm.org·
Dao yang Agung
Pahitnya Bubuk Kakao
Pahitnya Bubuk Kakao
Pahitnya Bubuk Kakao Kata lapang dada sering terdengar, tetapi tidaklah mudah untuk memiliki karakter lapang dada dalam kehidupan ini. Lapang dada berciri-ciri, antara lain tidak mudah tersinggung, pandangan luas dan jauh ke depan, tegar, memahami orang lain, tidak mau menang sendiri, tidak merasa kurang, tidak mudah marah, dan masih banyak lagi. Bila ciri-ciri tersebut sudah mulai kita miliki, maka kemajuan xiu Dao kita semakin nyata. Berikut adalah sebuah cerita pendek yang berjudul “Pahitnya Bubuk Kakao” yang bisa sedikit menggambarkan tentang sikap lapang dada. Ada seorang tua yang bijak didatangi oleh seorang pemuda yang sedang menghadapi masalah. Tanpa membuang waktu, pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya. Pak tua yang bijak hanya mendengarkan dengan saksama. Lalu pak tua mengambil segenggam bubuk kakao pahit dan meminta anak muda itu mengambil segelas air. Pak tua menaburkan serbuk kakao pahit itu ke dalam gelas berisi air dan mengaduknya dengan perlahan. ”Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya?” ujar pak tua. “Pahit sekali, pahitnya bubuk kakao,” jawab pemuda itu. Pak tua tersenyum lalu mengajak pemuda itu untuk berjalan ke tepi danau di belakang rumahnya. Setelah mereka sampai di danau, pak tua kembali menaburkan bubuk kakao yang pahit itu ke danau dan mengaduknya dengan sepotong kayu. “Coba ambil air danau itu dan minumlah!” perintah pak tua. Setelah si pemuda meneguk air itu, pak tua bertanya, “Bagaimana rasanya?” “Segar…,” sahut si pemuda. “Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu?” tanya pak tua lagi. ” Tidak…,” sahut pemuda itu. Pak tua tertawa sambil berkata, “Nak, dengarkan baik-baik! Pahitnya kehidupan sama seperti segenggam bubuk kakao ini, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnya pun sama dan memang akan tetap sama. Akan tetapi, ingatlah bahwa kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki! Hati kita adalah wadah itu. Jadi, saat kita merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yang kita dapat lakukan, yaitu ‘luaskan dan perbesar kapasitas hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu!’ Jangan jadikan hati kita seperti gelas, tetapi buatlah hati kita seluas danau yang mampu menampung setiap kepahitan lalu mengubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian. Dari cerita pendek di atas, kita dapat menyadari pentingnya memiliki hati yang lapang dan luas. Kelapangan dada seseorang berbanding lurus dengan kemajuan xiu Dao-nya. Semakin maju xiu Dao seseorang, semakin lapang dada orang tersebut. Pada awalnya, perasaan lapang dada harus muncul saat kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Lalu seiring waktu, tingkat pemahaman, dan kemajuan xiu Dao kita, maka secara alamiah kita tidak lagi merasa sedang menghadapi masalah karena kita sudah memiliki dada yang lapang. https://taotsm.org/pahitnya-bubuk-kakao/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=pahitnya-bubuk-kakao
·taotsm.org·
Pahitnya Bubuk Kakao
Tidak Semua Orang Ingin Diselamatkan
Tidak Semua Orang Ingin Diselamatkan
Tidak Semua Orang Ingin Diselamatkan Dalam agama Tao kita dianjurkan untuk selalu merevisi diri dengan tujuan akhir yaitu memutus tali reinkarnasi. Selama hidup, kita pun dianjurkan untuk mencari kebahagiaan dan membangun kehidupan yang berkualitas. Orang yang sadar dan mengerti akan selalu mencari kebenaran. Ia akan selalu berusaha bangkit kembali walau terkadang hidup tidak sesuai dengan ekspektasi/harapan. Hati setiap manusia ingin mencari dan menuju kebenaran adalah fakta yang tidak terelakkan. Namun, tidak jarang kita menjumpai orang-orang yang kelihatannya tidak ingin menuju kebenaran. Sering kali kita bertemu dengan orang-orang yang tidak berusaha untuk memperbaiki kualitas kehidupannya. Ternyata tidak semua orang memiliki semangat dan kesadaran xiu Dao yang sama. Tidak semua orang ingin menuju keberhasilan yang didambakan orang banyak. Bagi orang-orang yang ‘tersadarkan’, mereka akan berusaha untuk mengingatkan dan membantu sesamanya keluar dari keadaan tersebut. Ceramah Tao, sharing, seminar, buku-buku, dan pelatihan diadakan untuk menolong orang lain agar tersadarkan. Semua kegiatan tersebut bertujuan agar semakin banyak orang yang mengerti arah dan tujuan hidupnya serta semakin giat untuk merevisi diri masing-masing. Termasuk diri kita sendiri, pastilah pernah berusaha untuk menasihati dan menyemangati teman kita untuk menjadi lebih baik. Namun, apakah hal ini pernah berhasil? Kebanyakan tidak. Walaupun ada beberapa orang yang dapat berubah karena disadarkan oleh orang lain, tetapi kebanyakan perubahan bisa terjadi karena kemauan dan kesadaran orang itu sendiri. Setelah berubah, sebagian orang akan kembali lagi ke kepercayaan, kebiasaan, dan karakternya yang lama. Tak peduli seberapa banyak ceramah yang ia dengarkan atau seberapa banyak teman yang menyemangatinya, ia kembali ke jalan yang ia percayai sedari awal. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua orang ingin diselamatkan dari keadaannya yang sekarang. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Kita harus memahami bahwa definisi kebenaran dan keberhasilan tiap manusia itu berbeda. Kebanyakan orang menganggap keberhasilan dalam hidup berarti mempunyai keadaan finansial, keluarga, kesehatan, dan spiritual yang sangat baik. Sementara bagi orang yang lain, hal itu tidaklah penting. Ada orang yang hanya ingin menjalani kehidupannya mengikuti ke mana arus membawanya dan tidak ingin mempunyai beban pikiran apa-apa. Ada juga orang yang percaya bahwa dirinya tidak ditakdirkan untuk sukses sehingga ia berhenti berjuang dan hanya ingin menikmati hidup. Ini adalah kebenaran versi tiap-tiap orang. Oleh karena itu, berusaha mengubah orang-orang tersebut akan menjadi sulit karena diri kita menyalahi kebenaran versi mereka. Hal ini diibaratkan seperti ingin menyelamatkan orang yang tidak merasa dirinya sedang tenggelam. Mereka telah nyaman dan menentukan jalan hidupnya masing-masing. Berusaha mengubah mereka hanya akan membuat mereka dan diri kita sama-sama kelelahan. Maka dari itu, xiu Dao adalah proses yang dijalankan oleh masing-masing orang. Kita hanya dapat menyampaikan dan mengingatkan tentang kebenaran Tao. Apakah orang lain mau mengikutinya atau tidak tergantung dari tingkat kesadaran masing-masing. Daripada kita memaksa orang lain untuk berubah, akan jauh lebih baik bila kita berfokus dalam mengubah diri sendiri. Dengan begitu, kemajuan dan keberhasilan kita akan terlihat dan diharapkan dapat menjadi panutan bagi orang banyak. Tidak semua orang membutuhkan nasihat. Tidak semua orang ingin keluar dari keadaan hidupnya yang sekarang. Tidak semua orang merasa butuh untuk diselamatkan. Marilah kita lebih berfokus dalam kemajuan Xiu Dao diri kita sendiri! https://taotsm.org/tidak-semua-orang-ingin-diselamatkan/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=tidak-semua-orang-ingin-diselamatkan
·taotsm.org·
Tidak Semua Orang Ingin Diselamatkan
Jika Mau Sukses Janganlah Malas!
Jika Mau Sukses Janganlah Malas!
Jika Mau Sukses, Janganlah Malas! Apa yang membedakan antara orang yang sukses dan tidak sukses? Salah satu faktor penting yang paling memengaruhi adalah rajin atau giat tidaknya orang tersebut dalam hidupnya. Faktor ‘malas’ ini sejatinya paling banyak menghantui semua orang, baik disadari maupun tidak. Malas di sini tidak hanya diartikan sebagai malas bergerak atau bekerja, tetapi juga malas berpikir dan meningkatkan kualitas mentalnya. Untuk memperoleh kesuksesan, seseorang harus memiliki kualitas dan kompetensi di bidangnya. Sementara itu, untuk menjadi orang yang kompeten, kita harus selalu bergerak maju, selalu mencari di mana ada kesempatan untuk dikejar, dan selalu menggali potensi diri untuk dikembangkan. Orang yang malas berpikir dan mencari, akhirnya akan diam di satu titik dan tidak ada perkembangan dalam hidupnya. Apakah kita seperti itu? Apakah dalam kurun waktu belakangan ini kita melakukan rutinitas yang itu-itu saja tanpa mengalami perkembangan yang berarti? Apakah pekerjaan kita begitu-begitu saja dan tidak terasa ada peningkatan? Apakah tanpa sadar kita telah menyerah dan berhenti mengejar cita-cita besar yang pernah kita impikan sebelumnya? Semua ini adalah tanda-tanda yang menunjukkan bahwa hidup kita tersangkut di satu titik, tidak bisa maju, dan tidak bisa naik. Untuk mendobrak keluar dari situasi ini, pertama-tama yang harus kita lakukan adalah mengobarkan semangat di dalam jiwa kita. Tanpa semangat dan motivasi, usaha kita hanya akan bertahan sebentar lalu redup lagi. Api semangat ini harus terus berkobar besar supaya perjuangan kita dapat bertahan lama.  Kemudian, kita harus giat mencari jalan baru. Jangan puas dengan kondisi sekarang yang begini-begini saja, apalagi jika kondisi ekonomi kita belum memadai. Jangan malas berpikir! Selalu ada jalan dalam hidup ini, hanya saja mungkin kita belum menemukannya. Lihatlah dunia luar dan belajarlah dari gaya hidup dan cara-cara yang ditempuh orang-orang sukses! Pelajari setiap situasi dan upayakan menggali kesempatan atau jalan baru yang bisa kita tempuh! Selain itu, daya untuk maju ini jangan hanya diimplementasikan ke luar, tetapi juga ke dalam diri kita sendiri! Caranya dengan belajar dan terus belajar. Apa pun itu, usahakanlah untuk mempelajari hal baru! Hal kecil pun mungkin saja dapat membantu kita mendapatkan kesempatan baru. Perdalam lagi pengetahuan kita, perkuat lagi mental kita, dan tenangkan lagi batin kita! Ketiga hal ini merupakan elemen penting yang dapat menunjang masa depan kita. Jangan pernah menganggap bahwa pengetahuan kita sudah cukup atau kita sudah paling benar karena inilah kecerdasan dalam hidup yang sesungguhnya! Proses belajar tidak akan pernah ada habisnya seumur hidup.  Yang terakhir adalah menghadapi perubahan dengan gagah berani. Dalam hidup, kita pasti akan menghadapi kegagalan. Hal ini membuat kita harus beradaptasi dan mengubah rencana yang mungkin awalnya sudah kita susun dengan rapi, tetapi kini hancur berantakan. Semua ini wajar. Jangan sampai semangat kita pupus karenanya sehingga kita menjadi malas untuk bangkit dan berjalan maju! Jangan sampai kita berpikir bahwa kegagalan adalah nasib yang harus kita terima begitu saja! Bukankah ini sama saja seperti menyerah dalam hidup? Nasib belum menjadi takdir kalau kita tidak menerimanya begitu saja dan tidak berhenti berjuang. Oleh karena itu, bangkit dan berjuanglah, lenyapkan rasa ‘malas’ berjuang dalam diri kita, dan perjuangkan masa depan yang lebih gemilang! Tidak ada kata terlambat. Berapa pun usia kita, selama kita terus maju, di situlah hidup kita akan terus membaik. https://ydpmti.org/jika-mau-sukses-janganlah-malas/
·ydpmti.org·
Jika Mau Sukses Janganlah Malas!