Lampion Merah

Lampion Merah

1199 bookmarks
Custom sorting
Kemandirian dan Kedewasaan
Kemandirian dan Kedewasaan
Kemandirian dan Kedewasaan Dua tolak ukur bahwa kita telah menjadi manusia yang berkembang ke arah yang lebih baik adalah kemandirian dan kedewasaan. Sejak dilahirkan, sebenarnya manusia terus berkembang ke arah kemandirian dan kedewasaan, mulai dari bayi yang belum mampu mengerjakan apa-apa berkembang menjadi pribadi dewasa yang mampu menjaga dirinya sendiri, bahkan dapat membantu manusia lain. Namun, ada pula manusia yang belum mampu melewati fase atau proses menjadi mandiri dan dewasa karena terlalu nyaman, manja, dan  menikmati ‘fasilitas’ dalam hidupnya. Sejak bayi, kita melewati banyak fase pembelajaran agar kita memiliki kemampuan dasar hidup mandiri, seperti belajar berjalan, belajar berbicara, belajar makan sendiri, dan lain-lain. Setelah kita menjadi manusia yang mandiri secara individual, kita belajar hidup mandiri dalam segala aspek kehidupan dan tidak menyusahkan orang lain. Sampai pada usia tertentu seharusnya manusia memiliki kedewasaan berpikir dan kemandirian dalam menjalani kehidupan. Walaupun memang dalam hidup ini tidak terelakkan bahwa manusia membutuhkan bantuan manusia lain, tetapi jangan menggantungkan hidup kita kepada orang lain dan menyalahkan orang yang tidak membantu kita. Hal ini karena sesungguhnya orang lain tidak memiliki kewajiban untuk membantu kesulitan kita. Jika ada orang yang membantu kita, itu karena kebaikan hatinya kepada kita. Ingatlah kebaikan tersebut dan semoga suatu saat nanti kita dapat membalas budi baik tersebut! Sebenarnya prinsip hidup menjadi manusia yang dewasa dan mandiri ini sederhana saja. Berikut ini beberapa contohnya. Jika tidak bisa membantu, jangan membebani! (Jadilah  pribadi yang mandiri!) 别人帮你是情份, 别人不帮你是本份 Bié rén bāng nǐ shì qíng fèn, bié rén bù bāng nǐ shì běn fèn. Hal paling penting yang perlu diingat adalah orang lain tidak mempunyai kewajiban untuk membantu kesulitan kita. Jangan menuntut orang lain untuk membantu kita! Jika kita tidak dibantu, jangan menyalahkan orang lain! Hidup ini adalah tanggung jawab diri kita sendiri. Jadi, jangan menggantungkan hidup dan kebahagiaanmu kepada orang lain! Jika mengetahui bahwa sesuatu itu tidak baik dan tidak benar, jangan melakukannya! Hasilnya sudah pasti salah dan menyusahkan diri sendiri. Jika mengetahui bahwa itu adalah sesuatu yang baik, lakukanlah tanpa banyak perhitungan! Menanamkan kebiasaan yang baik tentu akan mendapatkan hasil yang baik. Pencapaian minimal sebagai seorang manusia dewasa adalah kedewasaan dan kemandirian. Bagaimana kita mampu menolong orang lain jika kita sendiri belum mampu hidup mandiri? Cara berpikir yang dewasa sangat membantu dalam mencapai kemandirian. Jangan memiliki pandangan “Menjadi tua itu pasti, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan”!Marilah kita menjadi pribadi yang berpikiran dewasa dan mandiri hidupnya, yang berkembang ke tahap mampu menolong orang lain. https://taotsm.org/kemandirian-dan-kedewasaan/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=kemandirian-dan-kedewasaan
·taotsm.org·
Kemandirian dan Kedewasaan
Toxic Positivity
Toxic Positivity
Toxic Positivity Memotivasi orang lain dan diri sendiri untuk selalu berpikir positif tentunya adalah hal yang baik. Berpikir positif merupakan sebuah nasihat yang sering diberikan oleh orang tua kepada anaknya, guru kepada muridnya, kepada pasangan, teman, dan saudara. Namun, apakah Sahabat Tao mengetahui bahwa terus-terusan berpikir dan bersikap positif ternyata ada efek sampingnya? Banyak ahli psikologi dan pejuang kesehatan mental mulai berkampanye untuk menyampaikan pesan, bahwa memaksakan diri untuk berpikir dan bersikap positif secara terus-menerus ternyata tidak baik. Istilah baru yang sedang tren saat ini yaitu toxic positivity, yang artinya kepositifan malah menjadi racun atau penghambat keseimbangan mental seseorang. Mengapa bisa begitu? Setiap orang di dunia ini memiliki kemampuan untuk merasakan berbagai emosi, seperti senang, bersemangat, puas, terharu, sedih, marah, kecewa, takut, dan lain-lain. Sebagai contoh, seorang anak kehilangan hewan peliharaan yang selama ini sangat dicintainya. Emosi alamiah yang dirasakannya adalah sedih, takut, kecewa, marah, dan berduka. Bila ia tidak mau mengakui bahwa perasaan itu ada dan nyata, tetapi justru berusaha mengelak, memutarbalikkan fakta, dan meyakinkan dirinya bahwa ia harus bahagia saat itu juga, maka yang terjadi di dalam dirinya adalah ketidakseimbangan hormon dan pikiran/mental. Hal ini dapat mengganggu kesehatan mentalnya bila dilakukan terus-menerus.  Sebaliknya, jika ia mau menerima kenyataan serta melepaskan emosinya dengan menangis dan berduka untuk beberapa saat (tidak sampai berlarut-larut), hormonnya akan lebih seimbang dan kesehatan mentalnya lebih terjaga. Sejak kecil beberapa dari kita diajarkan bahwa bersedih adalah hal yang negatif dan kurang baik. Anak laki-laki diajarkan bahwa menangis adalah hal yang memalukan dan  menunjukkan bahwa dirinya lemah. Pandangan seperti ini mulai tidak dibenarkan dalam dunia parenting. Menghalangi anak untuk mengekspresikan apa yang benar-benar dirasakannya dapat membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang tidak berani terbuka, baik terhadap dirinya sendiri, keluarga, maupun pasangannya di masa depan. Hal ini dapat menghambat komunikasi dengan orang lain, keluarga, dan pasangannya. Ajarilah anak-anak kita untuk mengenali perasaannya dengan kalimat seperti, “Oh adik takut ya?”, “Oh adik sakit ya?”, “Adik tidak senang ya mainan adik diambil kakak?” Setelah itu, kita memberi pengertian dan penjelasan. Kemudian, kita membantu mengalihkan, memberitahunya apa yang harus dilakukan, dan memberi motivasi. Jangan sejak awal langsung dipotong dengan kalimat seperti, “Tidak apa-apa, tidak sakit, tidak usah menangis.” Itu akan menumpulkan potensi pemahaman dirinya. Saat seseorang bisa menerima dan memahami rasa yang dialaminya, ia akan tumbuh dengan jiwa yang lebih seimbang dan lebih bahagia untuk jangka panjang. Asalkan bersedih tidak sampai berlarut-larut. Lalu seseorang bisa bangkit kembali menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Di situlah ia juga belajar untuk merevisi diri. https://ydpmti.org/toxic-positivity/
·ydpmti.org·
Toxic Positivity
Renungan Hidup
Renungan Hidup
Renungan Hidup Hidup di dunia ini seperti roda yang terus berputar, kadang di atas  dan  kadang di bawah. Hidup ini juga ada pasang surutnya. Benarkah bahwa dalam kehidupan di dunia ini tidak ada kebahagiaan yang abadi? Bisakah dari lahir sampai tua kita selalu merasa bahagia tanpa menghadapi masalah atau halangan? Ada orang yang masa mudanya lebih pahit daripada masa tuanya. Sebaliknya, ada pula orang  yang masa tuanya lebih pahit daripada masa mudanya. Jika kita diberikan pilihan: “susah dahulu di masa muda, baru senang di masa tua” atau “senang dulu di masa muda, baru susah di masa tua”, tentunya kita akan susah ya untuk memilih  karena manusia umumnya tidak mau hidup susah. Kita tidak bisa memilih untuk dilahirkan sebagai siapa, pada keadaan seperti apa, dan dilahirkan di keluarga yang bagaimana. Walaupun demikian, saat kita beranjak dewasa, telah menyadari kondisi kita, dan mau mengubah nasib kita  menjadi lebih baik; asalkan ada usaha,  maka nasib ada di tangan kita sendiri. Jika kita dilahirkan di keluarga yang kurang mampu, tentunya masa muda kita akan terasa susah dan tidak menyenangkan. Namun, setelah melewati hal-hal yang tidak menyenangkan tersebut, kita akan menjadi lebih dewasa dan kuat dalam menghadapi masalah atau rintangan di masa depan. Jika kita belajar dari masa lalu, kita akan lebih tangguh dan unggul daripada orang yang belum pernah menghadapi kesulitan di masa lalu. Dengan bekal pelajaran hidup yang telah kita lalui dan keinginan yang kuat untuk mengubah hidup menjadi lebih baik, maka nasib baik akan menyambut kita di masa depan. Sebaliknya, apabila kita terlahir di keluarga kaya, kemungkinan besar kita akan hidup senang di masa kecil, serba berkecukupan, kemauan kita selalu dituruti, serta selalu mendapatkan segala sesuatu dengan mudah. Jika kehidupan kita  terus begitu sampai dewasa, maka ada kecenderungan kita akan mudah putus asa dan kurang mampu dalam menyelesaikan masalah. Akibatnya, masa tua menjadi lebih susah. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa sebenarnya susah atau senang merupakan keadaan yang normal atau wajar terjadi dalam kehidupan manusia. Sebab dan akibatlah yang membuat situasi dan nasib kita seperti saat ini. Kita sendiri yang dapat membuat kehidupan kita menjadi lebih baik atau lebih buruk. Bahkan, jika orang yang terlahir di keluarga kaya menyadari bahwa kehidupan ini tidak akan selamanya mulus, dia  berusaha mendapatkan sesuatu dengan jerih payahnya sendiri, dan tidak sombong atas kekayaan yang dimiliki keluarganya, maka kemungkinan besar nasibnya akan baik terus di masa depan. Dengan renungan singkat ini, semoga kita sama-sama dapat menyadari bahwa dalam kondisi bagaimanapun hidup kita saat ini, suatu saat mungkin saja berubah menjadi sebaliknya. Oleh karena itu, sebaiknya jangan sombong kala kita berada di atas  dan jangan putus asa ketika kita berada di bawah. Kita harus terus berusaha, merevisi diri, dan berdoa  karena nasib ada di tangan kita sendiri. https://taotsm.org/renungan-hidup/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=renungan-hidup
·taotsm.org·
Renungan Hidup
Rapat Umum Gabungan Anggota Pengurus dan Pengawas Perkumpulan Umat Tao Indonesia (PUTI)
Rapat Umum Gabungan Anggota Pengurus dan Pengawas Perkumpulan Umat Tao Indonesia (PUTI)
Rapat Umum Gabungan Anggota Pengurus dan Pengawas Perkumpulan Umat Tao Indonesia (PUTI) Pada Rabu, 12 Januari 2022 diadakan Rapat Umum Gabungan Anggota Pengurus dan Pengawas Perkumpulan Umat Tao Indonesia (PUTI), yang diselenggarakan di kantor DPP Perkumpulan Umat Tao Indonesia, Kompleks Duta Harapan Indah Blok ii No. 36-37, Teluk Gong, Jakarta Utara dengan agenda berikut ini. Pertanggungjawaban pengurus dan pengawas Perkumpulan Umat Tao Indonesia (PUTI), Penggantian ketua dan anggota pengurus Perkumpulan Umat Tao Indonesia (PUTI), dan lain-lain. Keputusan atau hasil rapat tersebut adalah sebagai berikut. Menyetujui dan  menerima segala bentuk pertanggungjawaban semua anggota pengurus dan dewan pengawas yang hadir dalam rapat. Peserta rapat yang hadir selanjutnya menyetujui dan menerima secara aklamasi Bpk. Leonardi Lau, S.H. sebagai Ketua Umum Perkumpulan Umat Tao Indonesia (PUTI) yang baru untuk  periode jabatan tahun 2022–2027. Secara simbolis Ketua Rapat atau Pengawas Perkumpulan Umat Tao Indonesia (PUTI) menyerahkan bendera dan stempel PUTI kepada ketua umum yang baru terpilih dengan pesan sesegera mungkin dapat menggerakkan jalannya organisasi PUTI dan bermanfaat bagi umat Tao. Anggota Pengurus dan Pengawas PUTI memberikan penghormatan kepada Mahadewa Thay Shang Lao Jun Anggota Pengurus dan Pengawas PUTI memberikan penghormatan kepada Li Shifu Serah terima bendera dan stempel PUTI kepada Bpk. Leonardi Lau, S.H. Ketua dan Pengurus PUTI yang baru berfoto bersama https://taotsm.org/rapat-umum-gabungan-anggota-pengurus-dan-pengawas-perkumpulan-umat-tao-indonesia-puti/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=rapat-umum-gabungan-anggota-pengurus-dan-pengawas-perkumpulan-umat-tao-indonesia-puti
·taotsm.org·
Rapat Umum Gabungan Anggota Pengurus dan Pengawas Perkumpulan Umat Tao Indonesia (PUTI)
Lei Shen Li Tian Zun Sang Penebar Dao Ying Suk Imlek 9-1-2573
Lei Shen Li Tian Zun Sang Penebar Dao Ying Suk Imlek 9-1-2573
Lei Shen Li Tian Zun Sang Penebar Dao Ying Suk – Imlek 9-1-2573 Da Jia Xue Dao Hao Xue Dao Da Jia Hao 普化导引雷神李天尊, 救人救世功高法无边。 Pu Hua Dao Yin Lei Shen Li Tian Zun, Jiu Ren Jiu Shi Gong Gao Fa Wu Bian. Lei Shen Li Tian Zun Sang Penebar Dao Yin Suk, Menolong Manusia dan Menolong Dunia Tinggi Jasa2 nya. Dalam rangka memperingati Hari Kebesaran Dewa Lei Shen Li Tian Zun , 9 Feb 2022 (imlek 9-1-2573) Seluruh Taokwan dibawah Yayasan Zheng Dao Li Shang Hu , mengadakan kegiatan upacara bersama. Terlihat dari Taokwan Makassar, Bangka, Jakarta, Surabaya, sampai dengan Taokwan Teluk Intan Malaysia turut meramaikan. Semoga kita semua terbebas dari segala virus dan selalu dilindungi. Xie Shen En #StaySafe Revisi Diri – Siutao – Kita Bisa ~ siutao.com Makassar Makassar Teluk Intan Malaysia Taokwan Bangka Klenteng Kajang, Malaysia https://siutao.com/news/internasional/lei-shen-li-tian-zun-sang-penebar-dao-ying-suk-imlek-9-1-2573/
·siutao.com·
Lei Shen Li Tian Zun Sang Penebar Dao Ying Suk Imlek 9-1-2573
Tour Keliling Klenteng Taokwan Ji Li Gong Makassar
Tour Keliling Klenteng Taokwan Ji Li Gong Makassar
Tour Keliling Klenteng Taokwan Ji Li Gong Makassar Da Jia Xue Tao Hao, Perayaan merayakan Imlek tidak terlepas dari satu tradisi Keliling Kelenteng yang awalnya diprakarsai oleh Li Ming Shen Dao Shi. Pada tanggal 7 Februari Taoyu taoyu Makassar pun sangat solid untuk melakukan tour keliling Kelenteng. Begitu Solid Pengurus dan Taoyu Taoyu dari Taokwan Ji Li Gong Makassar Dari pengurus Taokwan Makassar mengucapkan ” Xin Nian Kuai Le, Wan Shi Ru Yi, Shen Ti Jian Kang “ 新年快乐 心想事成 Semoga kita semua diberikan berkah kesehatan dan rejeki yang berlimpah.. Semoga Taoyu Taoyu diberikan Wu Fu yang berlimpah. Xie Shen En #StaySafe Revisi Diri – Siutao – Kita Bisa ~ siutao.com https://siutao.com/news/regional/makassar/tour-keliling-klenteng-taokwan-ji-li-gong-makassar/
·siutao.com·
Tour Keliling Klenteng Taokwan Ji Li Gong Makassar
Sembahyang Ying Shen Jie Fu Bandung
Sembahyang Ying Shen Jie Fu Bandung
Sembahyang Ying Shen Jie Fu – Bandung Da Jia Xue Tao Hao, Perayaan menyambut Imlek pun tidak ketinggalan dari Kota Bandung. Dari Tao Guan Bandung para Taoyu Taoyu melakukan sembahyang Ying Shen Jie Fu dalam menyambut Imlek 2573 kemarin. Begitu Solid Pengurus dan Taoyu Taoyu dari Bandung. Dari pengurus Tao Guan Bandung mengucapkan ” Xin Nian Kuai Le, Wan Shi Ru Yi, Shen Ti Jian Kang “ 新年快乐 心想事成 Semoga kita semua diberikan berkah kesehatan dan rejeki yang berlimpah.. Semoga Taoyu Taoyu diberikan Wu Fu yang berlimpah. Xie Shen En #StaySafe Revisi Diri – Siutao – Kita Bisa ~ siutao.com https://siutao.com/news/regional/bandung/sembahyang-ying-shen-jie-fu-bandung/
·siutao.com·
Sembahyang Ying Shen Jie Fu Bandung
Lomba EBA EBR Imlek 2022
Lomba EBA EBR Imlek 2022
Lomba EBA EBR Imlek 2022 Da Jia Xue Tao Hao, Selamat pagi semuanya, kami dari Team EBA EBR Yayasan Zheng Dao Li Shang Hu mengadakan lomba untuk memeriahkan Imlek 2022 ini.. Terima kasih untuk yang sudah berpartisipasi dalam lomba kali ini yah… Nah, video2 yang sudah terkumpul sudah kami upload di Channel Youtube: Taoism Explained.. Kami minta tolong partisipasi kalian untuk melihat satu2 para peserta (anak EBA EBR) yang tampil dan men-like videonya yang menurut kalian paling bagus.. paling disuka.. paling lucu.. (boleh 1, boleh 2, boleh semuanya juga boleh..) hehe.. Berikut linknya : Playlist – https://youtube.com/playlist?list=PLKhJa53nnMqeRqaQSYtNhQEuRgmvYQK7E Lomba Fashion Show Adrianna – https://youtu.be/fUD2ZHNAhB4 Arianna – https://youtu.be/0GoOQDFT1Aw Auristella – https://youtu.be/nD6a9c1LzBE Brianna – https://youtu.be/dtoIpHyeW7c Eveline – https://youtu.be/4sgM6XZ5poQ Keinara – https://youtu.be/y3y4e846gPU Kenlee – https://youtu.be/C65doflPWZc Leeroy – https://youtu.be/XrlOF2AAfg4 Maliece – https://youtu.be/D3mCN5xCUAg Mandeson – https://youtu.be/4mU6sOp5rWU Russell – https://youtu.be/pVMgX-bQiBg Lomba Menyanyi Arcelia – https://youtu.be/fkcEPqjue6k Austin – https://youtu.be/rjNLIpccazk Calista – https://youtu.be/_ZNTKQ1hJTk Calvin – https://youtu.be/c_YzXPv4tcA Evencio – https://youtu.be/fL_RVOZe7pE Hugo – https://youtu.be/2a1XpUM-fqU Kimberly – https://youtu.be/fYr4MHpg2Oo Maxian – https://youtu.be/U1s6dW7mGUM Lomba Pantun Arsen – https://youtu.be/EOT_61o-ujY Chrystal – https://youtu.be/YOJG7bgB70k Claire – https://youtu.be/OVi7Vf6hrRE Liko – https://youtu.be/xBttoEFRsRE Mechellie – https://youtu.be/A0JIFj_sCJc Nicole – https://youtu.be/kbXNKepcPeQ Shannon – https://youtu.be/ivghqsvl3Zw Winona – https://youtu.be/09VvES1viUM Lomba Story Telling Keiko – https://youtu.be/X1C0dZ_Jh5U Winston – https://youtu.be/x0IX1cnANTw Lomba TikTok Nita – https://youtu.be/uGpaoEqEb_Q Shindy – https://youtu.be/BnzScZn74Us Terima kasih Xue Tao Ta Jia Hao Xie Shen En #StaySafe Revisi Diri – Siutao – Kita Bisa ~ siutao.com https://siutao.com/news/nasional/lomba-eba-ebr-imlek-2022/
·siutao.com·
Lomba EBA EBR Imlek 2022
Upacara Kebesaran Dewa Cai Shen Jambi
Upacara Kebesaran Dewa Cai Shen Jambi
Upacara Kebesaran Dewa Cai Shen – Jambi Da Jia Xue Tao Hao, Pada tanggal 5 Februari 2022 diadakan Upacara Kebesaran Dewa Cai Shen di Tao Guan Dewa Agung – Jambi Upacara Kebesaran ini dipimpin oleh Lie Ing Shen Dao Shi. Tentunya Upacara di Tao Guan kami sudah sesuai protokol kesehatan juga. Semoga kita semua diberikan berkah kesehatan dan rejeki yang berlimpah.. Semoga Taoyu Taoyu diberikan Wu Fu yang berlimpah. Xie Shen En #StaySafe Revisi Diri – Siutao – Kita Bisa ~ siutao.com https://siutao.com/news/regional/jambi/upacara-kebesaran-dewa-cai-shen-jambi/
·siutao.com·
Upacara Kebesaran Dewa Cai Shen Jambi
Ciam Si Modern Tao Guan Zhen Cheng Gong Jakarta
Ciam Si Modern Tao Guan Zhen Cheng Gong Jakarta
Ciam Si Modern Tao Guan Zhen Cheng Gong Jakarta Da Jia Xue Tao Hao, Seperti yang kita ketahui Ciam si merupakan tradisi kuno milik etnis Tionghoa yang sudah ribuan tahun dipakai. Ritual Ciam si ini biasanya dilakukan untuk mengetahui pilihan yang tepat ataupun perjalanan hidup seseorang di masa datang yang diramalkan berdasarkan syair. Tradisi ini melekat benar dengan orang orang Tao. Di Tao Guan Zhen Cheng Gong, diprakarsai oleh Lie Ming Shen Dao Shi bisa kita dapati Ciam Si namun kali ini bisa kita lihat dengan suatu gebrakan baru mengikuti perkembangan zaman. Ciam Si di Tao Guan ini menggunakan program dalam mencetak hasil nomor Ciam Si yang didapat. Sungguh unik karena bisa dikatakan satu2nya di Indonesia Ciam Si menggunakan program sehingga terpapar syair yang lebih bersih dan jelas. Tao Guan Zhen Cheng Gong Jakarta terbuka bagi siapa yang ingin datang dan mencoba Ciam Si Modern ini. Semoga kita semua diberikan berkah kesehatan dan rejeki yang berlimpah.. Semoga Taoyu Taoyu diberikan Wu Fu yang berlimpah. Xie Shen En #StaySafe Revisi Diri – Siutao – Kita Bisa ~ siutao.com Hasil Ciam Si – Modern Kan ? https://siutao.com/news/nasional/ciam-si-modern-tao-guan-zhen-cheng-gong-jakarta/
·siutao.com·
Ciam Si Modern Tao Guan Zhen Cheng Gong Jakarta
Sembahyang Imlek 2573 Zhen Cheng Gong Jakarta
Sembahyang Imlek 2573 Zhen Cheng Gong Jakarta
Sembahyang Imlek 2573 Zhen Cheng Gong Jakarta Da Jia Xue Tao Hao, Perayaan Imlek Chinese New Year tidak lepas dari sembahyang kepada Dewa Dewi untuk memberikan petunjuk dan rejeki di tahun Macan Air ini. Terlihat begitu antusiasnya taoyu taoyu kita dari Jakarta dan sekitarnya ikut merayakan imlek secara bersama di Tao Guan Zhen Cheng Gong Jakarta. Sembahyan Imlek 2573 ini dipimpin oleh Lie Ming Shen Dao Shi. Pada Malam hari ini pun dilakukan live Ciang Tao via Zoom dan Youtube oleh Lie Ming Shen Dao Shi, terlihat begitu ramai pertanyaan dari Taoyu Taoyu karena sesi ini khusus juga dibawakan membaca garis tangan para Taoyu. 新年快乐 心想事成 Semoga kita semua diberikan berkah kesehatan dan rejeki yang berlimpah.. Semoga Taoyu Taoyu diberikan Wu Fu yang berlimpah. Xie Shen En #StaySafe Revisi Diri – Siutao – Kita Bisa ~ siutao.com https://siutao.com/news/regional/jakarta/sembahyang-imlek-2573-zhen-cheng-gong-jakarta/
·siutao.com·
Sembahyang Imlek 2573 Zhen Cheng Gong Jakarta
Sembahyang Imlek 2573 Zhi San Gong Teluk Intan Malaysia
Sembahyang Imlek 2573 Zhi San Gong Teluk Intan Malaysia
Sembahyang Imlek 2573 Zhi San Gong Teluk Intan Malaysia Da Jia Xue Tao Hao, Perayaan Imlek Chinese New Year tidak lepas dari sembahyang kepada Dewa Dewi untuk memberikan petunjuk dan rejeki di tahun Macan Air ini. Terlihat taoyu dari Malaysia ikut merayakan imlek secara bersama di Tao Guan Zhi San Gong Teluk Intan Malaysia 新年快乐 心想事成 Semoga kita semua diberikan berkah kesehatan dan rejeki yang berlimpah.. Semoga Taoyu Taoyu diberikan Wu Fu yang berlimpah. Xie Shen En #StaySafe Revisi Diri – Siutao – Kita Bisa ~ siutao.com https://siutao.com/news/internasional/sembahyang-imlek-2573-zhi-san-gong-teluk-intan-malaysia/
·siutao.com·
Sembahyang Imlek 2573 Zhi San Gong Teluk Intan Malaysia
新年快乐万事如意 Happy Chinese New Year
新年快乐万事如意 Happy Chinese New Year
· 新年快乐,万事如意 · Happy Chinese New Year ~ Da Jia Xue Tao Hao, Yayasan Zheng Dao Li Shang Hu mengucapkan Selamat Hari Raya Tahun Baru Imlek. 新年快乐 心想事成 Semoga kita semua diberikan berkah kesehatan dan rejeki yang berlimpah.. Terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya Xie Shen En #StaySafe Revisi Diri – Siutao – Kita Bisa ~ siutao.com https://siutao.com/news/nasional/%c2%b7-%e6%96%b0%e5%b9%b4%e5%bf%ab%e4%b9%90%ef%bc%8c%e4%b8%87%e4%ba%8b%e5%a6%82%e6%84%8f-%c2%b7/
·siutao.com·
新年快乐万事如意 Happy Chinese New Year
Surat izin Taokwan Ji Li Gong Makassar
Surat izin Taokwan Ji Li Gong Makassar
Surat izin Taokwan Ji Li Gong Makassar Da Jia Xue Tao Hao, Selamat malam Sesiung Secie sekalian .pada hari yg baik ini tgl 24 Jan 2022 . Kita kedatangan tamu Bapak pembimas Budha Pak Pandit menyerahkan surat izin dari kementerian Agama untuk Taokwan kita ji li gong yg diterima oleh SS Sonny Tjiauwry sebagai ketua Yayasan Dewa Makmur Sentosa . Xie Shen En. #StaySafe Revisi Diri – Siutao – Kita Bisa ~ siutao.com https://siutao.com/news/regional/makassar/surat-izin-taokwan-ji-li-gong-makassar/
·siutao.com·
Surat izin Taokwan Ji Li Gong Makassar
Legenda Dewa Li Thong Pin / Lu Dong Bin
Legenda Dewa Li Thong Pin / Lu Dong Bin
Legenda Dewa Li Thong Pin / Lu Dong Bin Da Jia Xue Tao Hao Gelar : Vo Yu Ta Ti (Hu Yu Te Kun) Dinasty : Tang, Kaisar Tang Te Cong Lahir : Tahun Cheng Yuan ke 44 Tgl 14-4 Imlek di Shansi Sejak kecil, Li Thong Pin sudah memperlihatkan bakatnya untuk menjadi orang yang luar biasa. Kegemarannya yang utama adalah membaca, segala macam buku yang pernah dibacanya tidak akan pernah dilupakan. Pada Usia 15 tahun, beliau mengikuti ujian dan lulus dengan gelar Ji Ren (Ki Jin). Pada masa pemerintahan Kaisar Wu Cong (841-846), pernah 2x beliau gagal dalam ujian Jin She (Cin Su) yaitu semacam gelar sarjana pada jaman dahulu kala. Baru pada waktu pemerintahan Kaisar Yi Cong (860-873) beliau berhasil memangku jabatan sebagai pejabat Tinggi setaraf Bupati. Karena saat itu negara sedang dalam keadaan kacau akibat dari pemberontakan yang dipimpin oleh Hwang Chao yang berasal dari Shan Tong pada tahun 874. Li Thong Pin meletakkan jabatannya dan pergi berkelana. Dalam pengembarannya beliau bertemu dengan Han Chong Li (Han Ciong Lee) atau Chong Li Juan (Ciong Li Kwan) yang mengajarkannya Ilmu Pedang. Sejak saat itu Li Thong Pin selalu tampak membawa Pedang yang menjadi ciri khasnya dan memperoleh sebutan sebagai Chun Yang Ci (Tun Yang Cu). Kemudian Han Chong Li membawa Li Thong Pin ke gunung Chong Nan San (Ciong Lam San), dipuncak He Ling, beliau mengajarkan ilmu Kedewaan kepada Li Thong Pin. Setelah berhasil memiliki Ilmu Tao tersebut, dan beliau naik menjadi Dewa. Dewa Ling Tong Pin lalu berkelana sekitar sungai besar Yang Ce Kiang dan propinsi Che Jiang. Banyak perbuatan mulia yang dilakukan di wilayah itu namun beliau tidak pernah menyebutkan namanya yang sebenarnya, hanya menyebutkan bahwa beliau adalah Hui Tao Ren (Hui Too Jin) yang berarti pendeta Hui. Kejadian – kejadian yang mujizat dalam pengembaraan Beliau adalah : 1. Dewa Li Thong Pin membunuh siluman Naga Siluman Naha yang mengganas di sungai besar wilayah Jiang Luai, sudah lama penduduk daerah itu dicekam ketakutan akan keganasan siluman naga itu. Pembesar negeri juga tidak berdaya. Sudah banyak orang lihai yang didatangkan, tetapi sang siluman naga tetap tidak dapat ditaklukkan. Akhirnya Dewa Li Thong Pin tampil dengan pedang pusakanya berhail membunuh siluman Naga itu, penduduk pun sangat berterima kasih kepada Beliau. 2. Kemudian beliau pergi ke Yue Yang untuk melanjutkan cita citany yaitu mengamalkan ilmunya dan mencari calon murid untuk mewariskan ilmunya demi kebahagiaan umat manusia. Setelah seharian beliau hilir mudik di kota itu, lalu beliau masuk kesebuah kedai dan makan sekenyang kenyangnya, setelah Beliau makan kenyang, beliau lalu pergi begitu saja. Anehnya wanita pemilik kedai itu tidak menegur dan menanyai Beliau. Keesokan harinya beliau mampir lagi di kedai itu dan pemilik kedai tetap melayaninya dengan ramah tamah, lalu dewa Li Thong Pin mengeluarkan sebuah burung kertas yang kemudian diletakkan di dinding. Lalu beliau bersabda kepada Pemilik Kedai itu, karena beliau telah beberapa kali makan tanpa bayar, biarlah burung kertas yang melekat di tembok itu sebagai ganti pembayarannya. Kepada para tamu dihibur cukup memanggil nama burung itu dan seekor burung sesungguhnya akan muncul menghibur para tamu. Si wanita pemilik kedai meskipun kurang percaya dengan apa yang dikatakan oleh Li Thong Pin, tetap dengan senang hati tetap menjamunya seperti biasa. Ternyata apa yang dikatakan Li Thong Pin benar benar terjadi sejak itu kedainya menjadi terkenal karena banyak tamu yang datang untuk melihat burung ajaib itu, dan hal ini mendatangkan keuntungan yang berlimpah limpah pada pemilik yang berhati mulia itu. Kedainya kemudian direnovasi dibongkar dibangun lagi menjadi rumah makan yang besar dan megah dari hasil uang yang diperolehnya dari burung kertas itu , Ketika Li Thong Pin berkenan datang lagi, belia mengingatkan kepada si wanita pemilik rumah makan itu agar tetap berperilaku baik dan banyak menolong orang walaupun sudah kaya raya. Rumah makan mega itu diberi nama Feng He Lou. Dan masih ada sampai sekarang di kota Yue Yang. 3. Sebuah cerita lain, menceritakan bahwa : Li Thong Pin datang ke Yue Yang dengan menyamar sbeagai pedagang minyak. Beliau bermaksud akan menurunkan ilmu kedewaan pada siapa saja yang tidak minta tambahan gratis (emboh Jawa) kalau membeli minyak kepadanya. Selama setahun disitu beliau hanya menemunkan seorang yang tidak tamak dan mementingkan diri sendiri, yaitu seorang perempuan tua, Li Thong Pin pergi kerumah perempuan itu dan menaburkan beberapa butir beras kedalam sumur yang terletak di pekarangan rumah itu. Dan yang terjadi aneh ajaib sekali… air sumur itu berubah menjadi Arak. Dari hail penjualan arak ajaib itu perempuan itu akhirnya menjadi kaya raya. 4. Sebuah buku yang terbit pada Jaman Dinasty Yuan (1280-1368) membuat tulisan cerita legenda “Delapan Dewa merayakan Ulang Tahun” dalam buku tersebut bahwa Li Thong Pin, Han Chong Li, Chang Kuo Lao, Li Tek Kuai, Ho Sian Ku, Lan Cai Ho, Han Siang Ci, Cao Kuo Ciu secara bersama sama disebut Pak Sien artiya Delapan Dewa. Sejak itu nama Li Thong Pin bersama sama kisah Pak Sien tersebar luas kemana mana dan manjadi toko yang dikenal setiap Orang. 5. Sebuah versi lain menuliskan bahwa Li Thong Pin adalah Li Fu Sien She (Lu Hu Sian Shu) yang berarti “Dewa Guru dari Keluarga Li” setelah lulus ujian Jian Shi, beliau bersama sama Cheng Yang Chen Ren (Hang Chon Li) belajar Ilmu Kedewaan (Siu Tao). Dikisahkan pada waktu itu Li Thong Pin bertemu dengan Han Chong Li disebuah kedai arak Han saat itu sedang memanaskan arak diperapian sambil bercakap cakap. Li yang saat itu masih dalam keadaan berkeinginan menikmati keduniawian itu tertidur dan bermimpi seakan akan beliau diangkat menjadi seorang pejabat tinggi, Beliau hidup dalam kemewahan, tetap setelah 50 tahun menjabat, mengalami suatau kesalahan berat yang mengakibatkan dia harus menjalani hukuman dibuang dan keluarganya cerai berai. Dalam kesendiriannya dia mulai merasakan suatu kekosongan dan ketidak langgengan sifat keduniawian itu, dan beliau terbangun. Semua impiannya yang baru dialaminya itu ternyata terjadi hanya dalam waktu sekejap mata saja, sedangkan arak yang direbus oleh HAN masih belum juga hangat. Maka sejak itulah beliau mengikuti Han Chong Li unutk belajar ilmu Kedewaan dan Ilmu Pedang, lalu kemudian menjadi Dewa. 6. Suatu ketika Kaisar Pertama Dinasty Ming (1368 – 1644) bernama Ming Dai Cu (Beng Thay Couw) sangat gelisah karena kepalanya ditumbuhi bisul. Apabila bisul itu tersentuh, sakitnya bukan main. Susahnya beliau ingin bercukur dan beberapa tukang cukur secara tidak sengaja menyentuh Bisul dihukum mati. Para Tukang Cukut seluruh ibu kota menjadi geliah dan takut jangan jangan mereka yang diharuskan untuk mencukur beliau dan menyentuh bisul itu. Pada saat itu Li Thong Pin , sedang melayang layang diudara menyaksikan masalah itu, lalu timbulah perasaan Iba dalam hatinya. Beliau lalu turun kebumi dan menyamar sebagai tukang cukur lalu menghadapi kaisar. Setelah selesai bercukur . Bisul kaisar tidak tersentuh itu 2 hari kemudian menjadi sembuh total. Kaisar Ming Dai Cu girang sekali dan memberinya hadiah barang barang berharga, tetap Li Thong Pin ditolaknya. Beliau hanya minta bendera merah dan pergi meninggalkan istana kerajaan. Begitu keluar dari istana , bendera merah itu lalu ditancapkan di depan sebuah kedai tukang cukur, kemudian Li Thong Pin lalu lenyap. Para Tukang Cukur sangat berterima kasih atas jasa jasa beliau, lalu mereka kemudian mengangkat Li Thong Pin sebagai Dewa Pelindung Tukang Cukur. 7. Ada satu lagi pendapat yang menceritakan bahwa Li Thong Pin adalah seorang sastrawan yang hidup pada masa Dinasty Tan. Beliau sesungguhnya bernama keluarga Li dan pernah menjadi pejabat. Beliau berputera 2 orang , tetapi sayang kedua putranya secara berurutan meninggal dunia dalam usia muda sekali. Dalam kesedihannya beliau mengajak istri nya kegunung untuk bertapa. Karena mereka sekarang tinggal berdua suami istri tanpa anak, maka nama keluarganya dirubah menjadi “Lu” yang dalam huruf Tionghoa berarti “Mulut”. Karena tinggal dalam goa dan beliau merasa sebagai tamu disitu, maka beliau merubah namanya menjadi Thong Pin yang berarti “Tamu dalam GOA” nama aliasnya yaitu “Chen Yang” yang berarti “Yang Murni” ada yang berpendapat sebuatan Chen Yang atau Yang Murni itu karena Li Thong Pin menduda terus setelah istrinya meninggal. 8. Li Thong Pin semasa hidupnya dalam pertapaannya pernah menulis Kitab Suci yang bernama : “Yin Fu Pak Ping Chen Ching (Im Hu Pat Bin Cin Kheng) adalah kitab suci pelajaran kedewaan yang menjalani isi kitab suci itu dapat naik menjadi dewa” Tetapi karena pada masa itu tidak ada yang mau mempelajarinya, maka membuat beliau kecewa, akhirnya kitab suci itu disimpan dalam sebuah tiang batu di klenteng Nan Hwa Sie (Lam Hoa Si) dan menunggu seseorang yang berjodoh untuk menemukannya , Kemudian pada saat klenteng itu dipugar buku itu ditemukan dan dipelajar orang banyak. Mereka yang dapat memahami dan menjalani isi Kitab Suci tersebut dalam pertapaannya dapat naik dan menjadi Dewa. Ie Hwang Ta Ti (Penguasa Surga) menjadi heran dan menanyakan kepada Dewa Dewa Amal (Baru), siapa sebenarnya guru mereka, mereka semua tidak tahu, mereka hanya mengatakan bahwa mereka mengikuti petunjuk sebuah Kitab Suci yang ditemukan di Klenteng Nan Hwa Sie. Maka segera Ie Hwang Ta Ti memeriksa kitab suci tersebut, dan beliau menemukan nama Li Thong Pin yang tertera secara sama dalam kitab suci tersebut. Maka beliau langsung memanggil Li Thong Pin dan diberi gelar “Vo Yu Ta Ti yang berarti Dewa Yang bantuannya dapat dipercaya” Dewa Li Thong Pin sangat dihormati oleh kaum Sastrawan maka sebab itu beliau dimasukkan kedalam salah satu dari 5 Dewa Wen Chang (Dewa Pelindung Pendidikan). – mitos legenda dewa klenteng Di Taiwan banyak klenteng yang memuja Dewa Li Thong Pin, diantaranya yang terbesar adalah Chi Nan Kun (Ci Lam Kiong) yang terletak di pegunungan Mucha sebelah Utara Tai Pei, masyarakat umunya menyebut...
·siutao.com·
Legenda Dewa Li Thong Pin / Lu Dong Bin
Live Zoom Tao Ying Suk Jalan Spiritual Kedewaan Tao
Live Zoom Tao Ying Suk Jalan Spiritual Kedewaan Tao
Live Zoom – “Tao Ying Suk Jalan Spiritual Kedewaan Tao” Ta Cia Sie Tao Hao Bingung dan Heran kenapa ilmu Tao Ying Suk Masih Eksis dan Relevan Meskipun Sudah Berusia Ribuan Tahun ??? Jangan Lewatkan Zoom dan Youtube Live “Tao Ying Suk Jalan Spiritual Kedewaan Tao” Sabtu, 22 Jan 2022 jam 19.30 WIB (Ontime) Join Youtube Live https://youtu.be/Ub87AC_hLSw Zoom Meeting https://zoom.us/j/95485930373?pwd=NXNXUlhCM0NYRllmLzEzejBIdk8rQT09 Meeting ID: 954 8593 0373 Passcode: zhengdao Terima kasih atas supportnya. ~ #Staysafe #XieShenEn #EBA #EBR Click Here to Install Siutao Playstore Apps Revisi Diri – Siutao – Kita Bisa ~ siutao.com https://siutao.com/news/nasional/tao-ying-suk-jalan-spiritual-kedewaan-tao-live-zoom-22-jan-2022/
·siutao.com·
Live Zoom Tao Ying Suk Jalan Spiritual Kedewaan Tao
Perjalanan Tao di kota Singkawang dan Pemangkat
Perjalanan Tao di kota Singkawang dan Pemangkat
Perjalanan Tao di kota Singkawang dan Pemangkat Da Jia Xue Tao Hao… Singkawang,  Kota yang satu ini banyak dikenal dengan sebutan Kota Seribu Klenteng, Kota Seribu Kuil, dan juga dikenal dengan Hong Kong van Borneo. Kota ini menjadi pusat destinasi perayaan Cap Go Meh selain Kota Manado yang banyak sekali dikunjungi para wisatawan. Melihat kota Singkawang yang terkenal dengan seribu kuil ini, tentunya bisa dikatakan banyak sekali tempat ibadah umat Agama Tao, tapi sangat aneh selama perjalanan Tao kami baru kali ini kami mengadakan Upacara Tao Ying di kota ini. Sungguh kehendak langit, Tian YI.. Pada tanggal 15 Januari 2022 tim perwakilan dari Yayasan Zheng Dao Li Shang Hu mendapat kesempatan untuk mengunjungi kota yang terkenal ini. Sungguh elok dan penuh cerita kami disambut dengan meriah oleh teman-teman setempat. Dan bertepatan pada tanggal 17 Januari 2022 Hari Sembahyang Cap Go, dengan kehendak Shen Xian Dewa Dewi , dan pada  hari tersebut terdapat lebih dari 90 orang yang mendaftar untuk ikut dalam Upacara Taoying. Pada Siang hari diadakan Upacara Taoying dan Upacara KweePang di Singkawang dan malam hari dilakukan Upacara Taoying di Pemangkat. Upacara Taoying di Singkawang dan Pemangkat ini dipimpin oleh Lie Ming Shen Dao Shi. Banyak sekali cerita, banyak sekali fenomena yang terjadi disana. Sungguh luar biasa perjalanan dan arahan dari Dewa Dewi. Dan kami yakin kalau diceritakan akan lebih berwarna dan jika kita bertatap virtual dan langsung. Penuh kejadian unik, selain kehadiran Thay Shang Lao Cun , hadir juga salah satu dewa kebesaran yang kita rindukan datang berjubahkan Baju Biru Nan Agung hadir di tengah Upacara. Xie Shen En. Terima kasih kepada para Panitia, dan para Taoyu Taoyu yang membantu, selamat datang bagi teman-teman Tao Yu yang baru. Mari mantapkan hati merevisi diri, satu hati satu visi. Terima kasih atas supportnya. ~ #Staysafe #XieShenEn #GongDeWuLiang Click Here Siutao Playstore Apps Revisi Diri – Siutao – Kita Bisa ~ siutao.com https://siutao.com/news/nasional/perjalanan-tao-di-kota-singkawang-dan-pemangkat/
·siutao.com·
Perjalanan Tao di kota Singkawang dan Pemangkat
BERKABUNG 3 TAHUN? REPOT AMAT!
BERKABUNG 3 TAHUN? REPOT AMAT!
BERKABUNG 3 TAHUN? REPOT AMAT! Salam Kebajikan,  惟德動天, Banyak terdapat ayat-ayat dalam kitab suci Ru-Konghucu mengenai perkabungan tiga tahun: untuk siapa perkabungan tiga tahun dilaksanakan, jangka waktu perkabungan tiga tahun, waktu dan persembahyangan mengakhiri perkabungan, perkabungan tiga tahun dan para raja (pemimpin) besar, alasan mengakhiri perkabungan, perkabungan tiga tahun dan jauh dekatnya kasih, perkabungan tiga tahun dalam kaitan dengan laku bakti dan lain-lain. Setelah pada tulisan terdahulu kita membaca mengenai 'Pertanyaan Perkabungan Tiga Tahun' dalam Kitab Liji, tulisan kali ini menyajikan ayat-ayat lain mengenai perkabungan tiga tahun yang dapat kita simak minimal untuk menambah pengetahuan, syukur bila mau menjalankan dengan tulus karena mengerti mengenai hakikat perkabungan. Mari kita simak. Upacara perkabungan merupakan pernyataan kesedihan yang sangat. Adanya pembatasan di dalam kesedihan, itu mengikuti perubahan yang alami. Peraturan itu dibuat oleh seorang Junzi di dalam memahami awal kehadiran dirinya. —Liji IIB Tan Gong I: 21 Nabi Kongzi bersabda, “Seorang anak sampai usia tiga tahun, baru lepas dari pelukan ayah-bunda. Perkabungan tiga tahun karenanya berlaku bagi semua dibawah langit ini.” —Liji XXXV San Nian Wen: 15 Pada saat mula terjadi kematian, (ratapan) selama tiga hari dilaksanakan tanpa putus; selama tiga bulan tidak melepas (ikat kepala dan sabuk perkabungan); sepanjang tahun dilakukan duka cita dan ratapan/tangisan; tiga tahun dilakukan ungkapan duka cita: –––semuanya itu ialah berangsur-angsur berkurangnya keterikatan kasih. Nabi, sesuai dengan kenyataan berkurangnya perasaan kasih yang alami itu, menetapkan peraturan. Berdasarkan pertimbangan itulah, upacara perkabungan dibatasi tiga tahun. Orang yang bijaksana tidak diperkenankan melebihi masa itu dan orang yang tidak mengerti juga tidak boleh kurang dari itu. Inilah peraturan tengah sempurna (Zhong Yong) tentang perkabungan dan itulah yang dilaksanakan oleh raja (yang bijak). —Liji XLVI Sang Fu Si Zhi: 8-9 Zai Wo bertanya, “Masa tiga tahun berkabung itu apakah tidak terlalu lama?” Seorang Junzi bila selama tiga tahun tidak mempratikkan adat istiadat, niscaya rusaklah kebiasaannya yang baik itu. Bila tiga tahun tidak menabuh alat musiknya, niscaya hilanglah kepandaiannya. Dalam setahun, hasil bumi yang lama sudah habis, hasil bumi baru menggantikannya; kayu-kayu untuk bahan bakar pun sudah empat kali berganti-ganti jenisnya. Bukankah setahun itu sudah cukup?” Nabi membalas bertanya, “Dalam jangka waktu yang sedemikian itu, dapatkah kamu merasa enak memakan nasi yang putih dan mengenakan pakaian yang bersulam?”   Zai Wo menjawab, “Dapat!” “Kalau engkau dapat merasa enak, kerjakan! Seorang Junzi melakukan berkabung karena makan apapun tidak enak, mendengarkan musik pun tidak dapat merasa gembira, berdiam di mana pun tidak merasa enak; itulah mengapa ia melakukannya. Sekarang kamu sudah dapat merasa enak, kerjakan!” Setelah Zai Wo keluar, Nabi bersabda pula, “Yu sungguh tidak berperi Cinta Kasih. Anak lahir setelah tiga tahun barulah dapat lepas dari asuhan ayah bundanya, maka berkabung tiga tahun sudah teradatkan di dunia. Mungkinkah Yu tidak mendapatkan cinta orang tuanya selama tiga tahun?” —Lunyu XVII: 21 Nabi bersabda, “Pada saat orang tua masih hidup, amati cita-citanya; setelah orang tua meninggal dunia, amati perbuatannya. Bila selama tiga tahun tidak mengubah dao orang tua, boleh disebut seorang anak berbakti.” —Lunyu I: 11 Ada seorang Negeri Lu setelah pagi hari melaksanakan upacara penggenapan perkabungan (setelah berkabung 25 bulan dan melakukan sembahyang Da Xiang) ia mulai bernyanyi petang harinya.  Zilu menertawakan orang itu, tetapi Nabi bersabda, “You, adakah engkau belum pernah mendapati orang yang berbuat salah? Melakukan perkabungan selama tiga tahun sungguh lama.”  Setelah Zilu pergi, Nabi bersabda, “Adakah ia harus masih menanti lama? Bulan depan kiranya jauh lebih baik.” —Liji IIA Tan Gong I: 16 Setelah upacara sembahyang Tan, pada akhir bulan ke-27, (anak laki-laki) mengikuti segala kegiatan; dan setelah upacara sembahyang bahagia (Ji Ji), (papan-papan nama leluhur dihimpun kembali ke Miao leluhur), ia kembali ke kamarnya yang lazim. —Liji XIX Sang Da Ji B: 20 Setelah kita simak, marilah kita renungkan apakah upacara perkabungan tiga tahun cukup penting bagi kita sebagai manusia ataukah kita tinggalkan karena kita anggap tidak praktis dan tidak sesuai zaman? (US) https://www.uungsendana.com/2022/01/berkabung-3-tahun-repot-amat.html
·uungsendana.com·
BERKABUNG 3 TAHUN? REPOT AMAT!
Sembahyang Ce IT & Ciang Tao 17 January 2022
Sembahyang Ce IT & Ciang Tao 17 January 2022
Sembahyang Ce IT & Ciang Tao 17 January 2022 Pada tanggal 17 Januari 2022 para Taoyu Jakarta mengadakan sesi Sembahyang Ce IT Bersama dan Ciang Tao oleh SS Alex dan SS acun tentang “Yi Shen Jie Fu“ Jl. Kedoya Raya No.42, RT.12/RW.2, South Kedoya, Kebonjeruk, West Jakarta City, Jakarta 11520 Dengan total ±20 peserta yang telah ikut berpartisipasi. Semoga Ciang Tao dapat kita terapkan nanti di upacara Malam Sincia dan semoga di tahun Macan ini, penuh dengan berkah, jauh dari halangan dan rintangan, sukses selalu dan WuFuk berlimpah. Xie Shen En. #StaySafe Revisi Diri – Siutao – Kita Bisa ~ siutao.com https://siutao.com/news/regional/jakarta/sembahyang-ce-it-ciang-tao-17-january-2022/
·siutao.com·
Sembahyang Ce IT & Ciang Tao 17 January 2022
Ketenangan Menciptakan Kebijaksanaan
Ketenangan Menciptakan Kebijaksanaan
Ketenangan Menciptakan Kebijaksanaan Dalam perjalanan siutaonya, seorang taoyu tidak akan bisa lepas dari proses berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain, baik di lingkungan keluarga, taokuan, tempat kerja, sekolah, maupun masyarakat. Kaum siutao tidak perlu menjauhkan diri dari lingkungan masyarakat atau lingkungan sosialnya. Di dalam lingkungan sosial, sikap dan mental kita akan tumbuh dan berkembang. Kita berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain dimulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga. Proses pembelajaran yang penting dalam keluarga adalah bagaimana kita dapat menempatkan diri dengan sebaik-baiknya dalam keluarga, menghargai semua anggota keluarga, menghormati yang lebih tua, dan menyayangi yang lebih muda. Komunikasi yang baik dalam keluarga menjadi modal penting agar tercipta suasana yang harmonis dan hangat dalam keluarga. Komunikasi mensyaratkan adanya kesejajaran dan kemandirian masing-masing pihak. Hal ini berarti setiap orang adalah insan yang mandiri dan mempunyai hak berbicara dan mengungkapkan pendapatnya masing-masing. Tentunya komunikasi yang baik juga membutuhkan saling pengertian, yang mana masing-masing pihak selalu mencoba untuk berpikir, “Jika aku menjadi dia, aku akan merasa….” atau “Jika aku dalam posisinya, aku akan merasakan….” Inilah yang sering disebut sebagai empati, yaitu berpikir dalam posisi orang lain. Kemampuan berempati atau berpikir dalam posisi orang lain ini mestinya menjadi kemampuan yang terasah dalam proses siutao kita masing-masing. Seyogyanya semakin tinggi level atau derajat siutao kita, kemampuan berempati terhadap orang lain semakin tinggi pula. Dengan kemampuan empati yang tinggi, seseorang dapat mengendalikan dan mengelola hubungan dan komunikasi yang baik dengan sesama, serta membawa keharmonisan dan kerukunan dalam lingkungan sosial. Namun, dalam praktiknya ini sangat sulit dijalankan. Sering kali yang terjadi adalah kita hanya melihat kebenaran melalui kacamata kita sendiri, tanpa mau mengerti posisi orang lain dan alasan perbuatannya. Akibat yang muncul adalah penghakiman terhadap apa yang dilakukan orang lain. Kurangnya empati ini dapat menimbulkan konflik, perpecahan, dan pertikaian dengan sesama. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan berempati? Kuncinya adalah ketenangan. Jika seseorang dapat menjaga batinnya agar tetap tenang pada saat berkomunikasi dengan orang lain, maka ia tidak akan reaktif atau bereaksi keras terhadap respon yang diberikan lawan bicara, melainkan ia akan mempunyai waktu untuk mencerna dan memahami pembicaraan dengan kepala dingin. Dengan demikian, respon balik yang diberikan pun menjadi tidak berlebihan karena sudah melalui proses penyaringan dalam batinnya. Dari manakah ketenangan ini didapatkan? Kita bisa mendapatkan ketenangan dari proses berlatih meditasi (jing zuo) secara berkala. Ketenangan menciptakan kebijaksanaan (静能生慧). Inilah mengapa orang-orang suci di belahan dunia mana pun pada umumnya tekun menjalankan proses meditasi. Dengan mencapai ketenangan, akan muncul pengendalian diri yang tinggi dan pola berpikir yang bijaksana. Inilah rahasianya mengapa ada perkataan, “Orang bijak tetap harmonis, meskipun beragam; orang picik terlihat seragam, tetapi tidak harmonis (君子和而不同,小人同而不和).” Dengan demikian, hasil nyata dari latihan jing zuo kaum siutao adalah membawa keharmonisan dan kedamaian di lingkungan hidupnya masing-masing. Jika ini belum bisa terwujud, seyogyanya proses siutaonya dievaluasi kembali. https://taotsm.org/ketenangan-menciptakan-kebijaksanaan/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=ketenangan-menciptakan-kebijaksanaan
·taotsm.org·
Ketenangan Menciptakan Kebijaksanaan
Pandangan Kaum Tao Tentang Marah
Pandangan Kaum Tao Tentang Marah
Pandangan Kaum Tao Tentang Marah Kita semua pernah mengekspresikan marah, baik dikarenakan hal yang sederhana maupun rumit. Marah merupakan suatu ekspresi yang wajar dari emosi seseorang pada saat mengalami peristiwa tertentu. Namun, marah dapat menjadi masalah jika terlalu sering dilakukan dan tidak tepat dalam mengekspresikannya.  Cara kita mengekspresikan marah dapat memberikan efek positif dan negatif, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Marah dapat memberikan efek yang positif jika disampaikan secara tenang dan tegas dengan tujuan memperbaiki masalah, membina dan membangun orang lain tanpa menyakiti, serta membuat suatu hal menjadi lebih baik. Orang lain pun dapat menerima emosi marah yang kita ekspresikan dengan baik. Sebaliknya, marah yang tidak diekspresikan dengan baik dapat menimbulkan efek negatif, seperti permusuhan, kebencian, dan perbuatan negatif yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Marah yang tidak terkendali dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, hingga kematian bagi diri sendiri. Sementara orang yang dimarahi secara keras, apalagi di depan umum dapat menjadi malu dan terluka perasaannya. Salah satu tujuan pelajaran Tao bukanlah membuat kita selalu mengekang marah ataupun tindakan kita; bukan juga menjadikan kita lemah, licik, atau diapakan saja tak akan melawan; dan bukan juga melarang atau membiarkan kita menjadi pemarah; tetapi ajaran TAO menganjurkan orang untuk pandai mengendalikan dan mengekspresikan emosi dengan cara yang layak serta pada waktu dan tempat yang tepat. Sebagai ilustrasi, andaikan diri kita adalah seorang kusir (pengendara kuda), sedangkan emosi adalah seekor kuda, maka sudah seharusnya kita sebagai kusir dapat mengendalikan kuda (emosi kita) dengan baik. Jangan sampai kita sebagai kusir malah dikendalikan oleh kuda (emosi kita) sehingga diri kita terjatuh, terluka, dan dirugikan oleh kuda (emosi kita) tersebut. Kaum Tao selalu berusaha untuk meningkatkan kesadaran. Dengan meningkatkan kesadaran, tentunya saat marah kita mulai muncul, kesadaran kita akan memberikan pertanyaan kepada diri kita sendiri, “Apakah saya perlu atau harus marah? Jika memang harus marah, maka kalimat apa yang harus saya gunakan agar maksud dan tujuan baik dari marah saya ini dapat diterima dengan baik oleh orang lain?” Masih banyak lagi pertanyaan lain yang akan timbul dalam pikiran kita apabila kita tidak ingin salah dalam mengambil keputusan untuk marah. Jika setelah dipertimbangkan kembali, ternyata kita tidak perlu marah, maka pikiran kita akan berusaha untuk meredam dan mengendalikan emosi marah agar tidak salah berucap atau bertindak yang dapat merusak hubungan keluarga atau pertemanan.  Kaum Tao menggunakan kitab suci Thay Shang Lao Jun sebagai pedomannya, yang mana isi dari kitab tersebut mengandung pengertian-pengertian dan mencakup bidang ilmiah, filsafat, sosiologi, kesehatan, kedewaan, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, kaum yang belajar Tao (siutao) pasti akan lebih banyak tahu mengenai pengertian-pengertian dan kebanyakan dari mereka adalah orang yang sehat jiwa dan raganya. Kaum Tao juga tidak suka mencari masalah atau keributan. Mereka senantiasa berusaha menuju kesempurnaan sehingga dapat menciptakan situasi tenteram dan aman dalam masyarakat di sekitarnya. Coba kita pikirkan! Jika semua orang belajar Tao, mengerti Tao, dan menerapkan pelajaran Tao dalam kehidupan, maka berapa banyak pertengkaran dan kejahatan yang dapat dikurangi? Dengan meningkatnya kesadaran semua orang sehingga mengetahui mana yang baik dan tidak baik untuk dilakukan, maka sudah tentu kehidupan kita akan sangat aman, tenteram dan damai.  Xie Shen en. Marilah kita belajar Tao yang mulia di Perguruan Thay Shang Men Xiao Yao Pai yang didirikan oleh Shifu Lie Song Hoo dan dilanjutkan oleh ZMR Lie Ping Sen! https://taotsm.org/pandangan-kaum-tao-tentang-marah/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=pandangan-kaum-tao-tentang-marah
·taotsm.org·
Pandangan Kaum Tao Tentang Marah
Selamatkan Sapinya!
Selamatkan Sapinya!
Selamatkan Sapinya! Di sebuah desa di daratan Tiongkok ada seorang pemuda yang sedang berjalan menuju ibu kota sambil membawa sebuah bungkusan berisi buku-buku dan pakaian. Di tengah jalan ia melihat seekor sapi yang sedang terperangkap di dalam pasir isap. Sapi itu melenguh ketakutan dan menggerak-gerakkan kedua kaki depannya untuk meloloskan diri. Pemuda tersebut panik dan segera berteriak, “Ini sapi siapa ya? Mengapa ada sapi di tempat seperti ini?” Para pejalan kaki tidak menghiraukannya. Si pemuda kemudian duduk dan berpikir bagaimana seekor sapi bisa terperangkap di dalam pasir isap. Tak lama ada seorang kakek yang berjalan melewati si pemuda dan menyaksikan peristiwa tersebut. Sang kakek kemudian berteriak kepada si pemuda, “Apa yang kamu lakukan di situ? Mengapa duduk saja? Ayo segera selamatkan sapinya!” Si pemuda yang kaget ketika mendengar ada orang yang berteriak kepadanya, dengan tergopoh-gopoh menarik salah satu kaki sapi. Sang kakek juga ikut membantu si pemuda menarik kaki sapi itu hingga akhirnya mereka berdua berhasil menyelamatkan sapi itu dari pasir isap. Sang kakek kemudian bertanya kepada si pemuda mengapa ia tidak segera menolong sapi itu dan malah duduk diam saja. Si pemuda hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan sang kakek. Sang kakek tersenyum, menepuk-nepuk pundak si pemuda, lalu bergegas pergi untuk melanjutkan perjalanannya. Sering kali kita seperti pemuda di dalam cerita di atas. Saat kita menghadapi sebuah masalah, kita berusaha mencari-cari siapa dan apa penyebab masalah yang sedang kita hadapi. Namun, kita lupa bahwa yang harus kita lakukan adalah menyelesaikan masalah terlebih dahulu atau seperti kata sang kakek, “Selamatkan sapinya!” Saat kita menghadapi sebuah masalah, baik besar maupun kecil, kita sering tidak serta-merta menyelesaikan akar masalahnya. Kita malah memikirkan hal-hal yang tidak penting, seperti siapa penyebab masalah, mengapa masalah bisa terjadi, dan apa yang harus dilakukan supaya masalah tidak terulang kembali. Tentu saja hal-hal tersebut penting untuk dipikirkan setelah masalah tersebut selesai. Oleh karena itu, saat kita dihadapkan pada sebuah masalah, segera selesaikan masalah itu! https://taotsm.org/selamatkan-sapinya/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=selamatkan-sapinya
·taotsm.org·
Selamatkan Sapinya!
Memberi Tanpa Batas Dalam Keterbatasan
Memberi Tanpa Batas Dalam Keterbatasan
Memberi Tanpa Batas Dalam Keterbatasan Manusia hidup di dunia tidak luput dari adanya batasan-batasan yang dibuat oleh diri sendiri ataupun yang alamiah adanya. Waktu yang terus berjalan tidak dapat kita hentikan sehingga membuat kita terbatas dalam hal waktu. Kita dapat membuat beberapa batasan untuk diri sendiri, misalnya dengan siapa kita bergaul atau bersosialisasi sehingga kita terhindar dari pergaulan yang tidak sehat. Kita juga kadang membuat batasan untuk diri sendiri yang menjadikan kita tidak berani mencapai hal yang seharusnya kita bisa capai. Bisakah kita membatasi kemampuan, cita-cita, dan imajinasi kita? Apakah kemampuan untuk mendalami hal-hal di luar bakat kita itu terbatas? Adakah hal-hal yang berada di luar batas kemampuan kita? Adakah batasan untuk meraih cita-cita kita? Apakah kita bisa membatasi imajinasi kita dalam menentukan akan seperti apa kita nantinya? Berapa lama batas waktu yang diperlukan untuk mewujudkan cita-cita? Satu-satunya cara untuk menemukan batasan kemampuan kita adalah dengan mencoba melampaui batasan dari hal yang kita pikir mustahil bisa kita kerjakan. Apakah kita mau dan mampu melampauinya? Kita dibatasi oleh waktu kita di dunia untuk xiudao, merevisi diri, memupuk kebaikan, meningkatkan kemampuan, dan belajar segala hal yang nantinya menjadi bekal kita setelah meninggalkan dunia ini. Kita sedang berkejaran dengan waktu. Bagaimana kita bisa berusaha dalam menjalankannya, inilah salah satu kunci suksesnya. Kita dibatasi oleh kemampuan finansial untuk membantu sesama taoyu yang sedang mengalami kesulitan finansial. Namun, tidak ada yang mampu membatasi kita untuk membantu mereka. Kita bisa memberikan informasi kepada pengurus taokuan atau taoyu lain yang kuat secara finansial dan siap membantu. Beberapa dari kita dibatasi dengan belum adanya kesempatan atau kemampuan untuk aktif di depan layar setiap acara taokuan. Akan tetapi, kita dapat memberikan bantuan di balik layar manakala dibutuhkan. Kita juga mungkin dibatasi oleh usia yang membuat kita tidak lagi energik seperti kaum muda untuk mendukung program shimen. Namun, saran, pengalaman hidup, dan sumbangsih materiel dapat kita berikan. Adanya keterbatasan untuk berkarya, berbuat kebaikan, dan memberikan sumbangsih untuk shimen dan sesama taoyu tidak membatasi kita untuk melampaui keterbatasan tersebut. Kita harus selalu mencari jalan, cara, dan solusi untuk tidak henti-hentinya berkarya dan memupuk sumbangsih kita untuk shimen. Berikut saya mengutip kalimat dari Jiang Yi, “Belajar Tao harus mengerti sungguh artinya yin yang, sekali-kali jangan dibekukan di atas suatu bentuk atau keadaan. Kalau tidak, tentu tak akan melihat keseluruhannya, karena teori Tao adalah teori yang hidup gerak. Jika tak mempunyai otak yang encer untuk mengimbangi, niscaya tak akan dapat menggunakannya.” Semoga bermanfaat. https://taotsm.org/memberi-tanpa-batas-dalam-keterbatasan/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=memberi-tanpa-batas-dalam-keterbatasan
·taotsm.org·
Memberi Tanpa Batas Dalam Keterbatasan
Mengorbankan Plum Untuk Mendapatkan Persik
Mengorbankan Plum Untuk Mendapatkan Persik
Mengorbankan Plum Untuk Mendapatkan Persik Pada masa negara-negara berperang, Raja Zhao mengutus Jenderal Li Mu untuk menjaga perbatasan. Area perbatasan  tersebut sering diserang oleh bangsa Hun dari Utara.  Jenderal Li Mu awalnya tidak menanggapi serangan lawan secara terbuka, tetapi menggunakan strategi bertahan.  Pada tahun 250 SM ia mengganti strategi bertahan dengan menyerang. Awalnya beberapa pasukan diutus untuk melindungi para gembala dan ternaknya. Melihat kesempatan tersebut, bangsa Hun dengan sigap menyerang dan mengambil paksa hasil ternak para gembala. Bangsa Hun meremehkan pasukan Zhao setelah puas menjarah wilayah tersebut. Berbeda halnya dengan Jenderal Li Mu yang memanfaatkan kesempatan tersebut dengan menyerang pasukan musuh. Bangsa Hun akhirnya dihancurkan oleh pasukan Jenderal Li Mu. Pengorbanan kecil Jenderal Li Mu memberikan hasil yang memuaskan. Jenderal tentunya sudah melakukan perhitungan dan mengatur siasat dengan matang. Ibarat mengorbankan buah plum untuk mendapatkan buah persik, dalam kehidupan kita terkadang harus melakukan pengorbanan, misalnya mengorbankan waktu istirahat untuk belajar, bekerja, ataupun berkarya. Kita perlu bersabar untuk memetik hasil jangka panjang. Kesabaran juga perlu didukung dengan konsistensi dan komitmen yang tinggi. Kesabaran diuji kala pencapaian tujuan terasa lama dan sulit untuk diraih, apalagi bila kita membandingkan diri dengan teman-teman yang terlihat gemerlap dengan kesuksesan mereka. Pada kenyataannya kita tidak mengetahui usaha apa di balik pencapaian mereka saat ini. Kita memerlukan tindakan untuk mengurangi dan mencegah gangguan yang akan menjauhkan kita dari target atau impian. Pembatasan penggunaan media sosial merupakan salah satu contohnya. Tanpa kita sadari, waktu kita yang terbuang untuk berinteraksi di media sosial sangatlah banyak dan kita menjadi tidak produktif. Memilih atau menyeleksi bacaan dan lingkaran pertemanan di media sosial bisa menjadi pilihan untuk dilakukan agar tidak menghabiskan waktu dan dapat mengoptimalkan pekerjaan. Tiap langkah dan keputusan yang kita ambil pada hari ini memberikan dampak pada masa yang akan datang. https://taotsm.org/mengorbankan-plum-untuk-mendapatkan-persik/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=mengorbankan-plum-untuk-mendapatkan-persik
·taotsm.org·
Mengorbankan Plum Untuk Mendapatkan Persik
Suara Hati
Suara Hati
Suara Hati Suara hati adalah kata konotasi yang mewakili pengertian adanya semacam pendapat/ide halus yang muncul dari dalam hati manusia pada saat-saat tertentu. Suara hati bukanlah berbentuk gelombang suara yang terdengar langsung oleh telinga, tetapi biasanya berupa semacam bisikan ide yang tiba-tiba muncul di luar dari apa yang kita pikirkan. Dari manakah suara hati tersebut muncul? Suara hati umumnya muncul dari lubuk hati nurani setiap manusia secara alami. Suara hati biasanya adalah benteng moral dan budi pekerti dasar setiap insan manusia. Apakah suara hati dapat berkembang dan terbenam? Suara hati dapat berkembang jika kita meningkatkan kepekaan yang disertai pemikiran positif tentang kebajikan dan moralitas. Sebaliknya, suara hati juga dapat luntur, terbenam, atau  membisu karena ketidakpekaan, tekanan pikiran, dan otak yang mengabaikannya. Bagi seorang taoyu yang xiu xin yang xing, bagaimana mengembangkan suara hati agar tidak menjadi bisu? Tidak ada cara lain, selain dengan memperdalam pengertian-pengertian positif tentang moral dan kebajikan serta rajin berlatih Tao Ying Suk, khususnya jing zuo (cing co). Latihan ini dapat menenangkan batin serta membuka batin keberanian dan kejujuran pada diri sendiri saat sesi-sesi refleksi diri. Proses latihan tersebut tentunya didampingi dan dipandu oleh Dewa. Biasanya seorang taoyu yang tulus akan mendapatkan fenomena-fenomena dengan lebih mudah dan cepat mencapai pengertian yang lebih nyata. Akan tetapi dalam proses menyelami batin ini, hambatan utamanya adalah pengaruh egoisme (keakuan) yang mendominasi, tidak terkendali, dan sering timbul karena kekuatan kepercayaan diri yang meluap-luap untuk menutupi segala kekurangan diri yang berlanjut dengan pembenaran segala kekurangan diri sebagai sesuatu yang baik, yang muncul dari hati nurani, bahkan dianggap sebagai ‘suara dewa’ yang masuk ke hati nurani. Kejujuran diri dan rendah hati sangat penting untuk membuka batin dan mendengarkan, baik  suara hati maupun suara dewa. Jika selalu menutup dan membenamkan suara hati atau suara dewa, maka perlahan-lahan suara itu seakan-akan menjadi bisu karena tak terdengar lagi. Pada akhirnya seseorang menjadi sepenuhnya dikendalikan oleh ego yang mengatasnamakan kepentingan atau keuntungan pribadi, kepuasan diri, keserakahan diri, dan pemenuhan hasrat pribadi. Kondisi seperti ini dapat dikatakan seperti memiliki AKU yang sangat kuat, padahal sesungguhnya justru telah kehilangan AKU yang sebenarnya. Apakah orang yang sudah berada di level kehilangan AKU seperti di atas ini (yang sudah memiliki kadar mampu menipu diri sendiri) dapat berbalik untuk menghidupkan suara hati atau suara dewa (jika ada)? Tentunya bisa selama masih ada waktu dan setitik penyesalan. Apabila seseorang mau menerima dan mengakui kekurangan dirinya serta mau memperbaiki diri dan berbalik ke arah positif, maka jalan selalu terbuka untuk kembali menjadi baik dan positif. Kesulitan utamanya bukan ada di mana-mana, tetapi pada diri sendiri. Demikian. Semoga bermanfaat untuk kemajuan siutao bersama. https://taotsm.org/suara-hati/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=suara-hati
·taotsm.org·
Suara Hati
Ahay. Bersih2 Taokwan di Zheng Ceng Gong Jakarta
Ahay. Bersih2 Taokwan di Zheng Ceng Gong Jakarta
Ahay…. Bersih2 Taokwan di Zheng Ceng Gong Jakarta Pada tanggal 16 Januari 2022 para Taoyu Jakarta mengadakan acara bersih2 taokwan di Jakarta. Acara juga tidak hanya sekedar bersih2 tapi ada acara Muda Mudi yang diprakarsai oleh SS Rieky Shen. Jl. Kedoya Raya No.42, RT.12/RW.2, South Kedoya, Kebonjeruk, West Jakarta City, Jakarta 11520 Dengan total ±14 peserta yang telah ikut berpartisipasi bersih bersih Taokwan. Semoga tahun Macan 2022 ini, penuh dengan berkah, jauh dari halangan dan rintangan, sukses selalu dan WuFuk berlimpah. Xie Shen En. #StaySafe Revisi Diri – Siutao – Kita Bisa ~ siutao.com https://siutao.com/news/regional/jakarta/ahay-bersih2-taokwan-di-zheng-ceng-gong-jakarta/
·siutao.com·
Ahay. Bersih2 Taokwan di Zheng Ceng Gong Jakarta
Asal-Usul Dewa Thay Sui (太岁) Kenapa Berjumlah 60?
Asal-Usul Dewa Thay Sui (太岁) Kenapa Berjumlah 60?
Asal-Usul Dewa Thay Sui (太岁), Kenapa Berjumlah 60? Posted by : Admin Manado – 15 January 2022 Sedikit sekali masyarakat Tionghoa yang mengetahui tentang Thay Shui (太岁; Tai Sui). Sudah begitu, sedikit sekali pula yang mengetahui kalau Dewa Thay Sui itu sebenarnya berjumlah 60. Lalu apakah ada yang mengetahui tentang sejarah masing2 Dewa Thay Sui yang berjumlah 60 itu ? Siapa saja mereka ? Kenapa mereka terpilih menjadi Dewa-Dewa Thay Sui ? Dari cerita2 legenda yang berkembang di masyarakat Tiongkok kuno, Thay Sui adalah sekelompok Dewa yang berjumlah 60, yang menguasai peredaran waktu. Oleh sebab itu, Dewa-Dewa Thay Sui ini sangat dihormati oleh masyarakat Tiongkok dan perantauannya di seluruh dunia! Pemujaan terhadap Dewa Thay Sui tercatat dimulai sejak jaman Dinasti Yuan (1280-1368), yaitu pada waktu diadakannya sembahyang besar yang dilakukan oleh para Menteri dan Cendekiawan2, yang tergabung dalam akademi penelitian sejarah Kekaisaran. Dalam upacara2 keagamaan pada jaman2 sebelumnya, yaitu pada jaman Tang (618-904) dan Song (960-1279), catatan persembahyangan terhadap Dewa Thay sui belum ditemukan. Sembahyang terhadap Dewa Thay Sui dilakukan apabila ada sesuatu pekerjaan besar dan penting akan dilaksanakan. Oleh karena itu, altar untuk upacara sembahyang kepadanya didirikan di tempat terbuka. Thay Sui sendiri termasuk “Dewa Bintang”, yang kira-kira disamakan dengan Jupiter (mitologi Yunani). Pemujaan besar2an di altar seperti ini dimulai pada jaman Dinasti Ming (1368-1644), ketika Kaisar Ming pertama, Ming Taizu (a.k.a Zhu Yuanzhang) memerintahkan agar pemujaan Dewa ini dilakukan seluruh negeri. Menurut legenda, Thay Sui Ye adalah putra Raja terakhir dari Dinasti Shang (juga dikenal dengan Dinasti Yin), Shang Zhou Wang (商紂王), seorang Raja yang lalim, Ibunya, permaisuri Jiang, dibunuh secara kejam oleh Kaisar atas hasutan selirnya, Daji (妲己). Ketika dilahirkan, Ia berbentuk gumpalan daging yang aneh. Daji menghasut sang Raja, agar bayi aneh itu segera dibuang saja, sebab dianggap berasal dari penjelmaan siluman. Tapi seorang pertapa kemudian menemukan sang bayi yang berbentuk gumpalan aneh itu, dan membelah selaput pembungkusnya dengan pisau, dan tiba2 seorang bayi muncul dari dalamnya. Pertapa ini kemudian menyerahkan bayi itu kepada He Xian Gu (何仙姑), salah satu dari 8 Dewa Ba Xian, yang selanjutnya mengasuh dan membesarkannya. Oleh pertapa itu, bayi ini diberi nama Yin Qiao, alias Yin Ting Nu. Setelah berusia cukup, He Xian Gu memberitahu bahwa ia bukan anaknya, melainkan Putra Kaisar Zhou yang dibuang atas hasutan selir Daji. Yin Qiao kemudian minta ijin pada penolongnya untuk membalas kematian Ibunya. Dewi Tian Shang Sheng Mu kemudian memberinya 2 macam senjata pusaka, berupa sebuah kapak perang dan sebatang toya emas. Ketika pasukan Shang kalah perang, Yin Qiao menangkap Daji di menara tempat Daji tinggal, dan membawa ke hadapan kaisar Wu Wang, yang kemudian mengijinkan membunuh Daji untuk membalas sakit hatinya. Setelah peperangan selesai, Yu Huang Da Di kemudian menganugerahkan jabatan “Thay Sui” kepadanya. Dalam Novel Feng Shen Bang (封神榜) atau Feng Shen Yanyi (封神 演義)¹, ada versi yang agak berbeda dengan yang dikatakan di atas. Dikisahkan bahwa Yin Qiao dalam perjalanan turun gunung untuk bergabung dengan pasukan Jiang Zi Ya atas perintah Gurunya untuk menumbangkan Dinasti Shang, lantas bertemu dengan Shen Gong Bao, yang kemudian menghasutnya berbalik melawan Jiang Zi Ya. Ketika dalam pertempuran, ia berhadapan dengan Ran Deng Dao Ren, pertapa sakti dari pihak Jiang Zi Ya, ia terbunuh. Setelah diadakan pelantikan para Dewa, Yin Qiao diangkat sebagai Tai Sui Xing Jun. Cerita ini bersumber dari buku Dewa-Dewi Kelenteng. Setiap tahun, upacara kepada Thay Sui diadakan sesudah Tahun Baru Imlek oleh umat Taoisme, yaitu upacara Po Un. Begitulah sejarah ilmiahnya (secara astronomi, bintang Thay sui). Sebenarnya, Thay Sui itu bukan wujud sesosok Dewa atau apa. Namun, cuma sebuah istilah dalam ilmu Astronomi Tiongkok kuno. Ahli2 Astronomi Tiongkok kuno dulu telah menyadari, bahwa dari 5 bintang (planet) yang besar, terutama Mu Xing 木星 (bintang kayu, Jupiter), yang dalam peredarannya mengorbit selama 12 tahun, tepatnya 11,88 tahun (hitungan tahun bumi) dalam 1 lintasan lengkap. Artinya kalau dihitung dari 1 titik di langit, Mu Xing ini akan beredar sesuai lintasan orbitnya, dan kembali ke titik tersebut dalam kurun waktu 12 tahun bumi. Ini berarti saat Mu Xing bergerak dengan jarak 1/12 lintasan orbitnya, maka waktu di bumi sudah berlalu selama 1 tahun. Maka dari itu, orang2 jaman dulu menyebut Mu Xing sebagai Sue Xing (bintang umur, Sue = umur). Mu Xing beredar 1 putaran, yang berarti 12 tahun, dan 12 tahun inilah yang dipakai untuk menentukan standar tahun dan umur, yang dijabarkan dalam 12 istilah tahun waktu, yang lebih mudahnya dilambangkan dalam nama2 binatang (Shio). Para ahli Astronomi Tiongkok juga mengamati bahwa Mu Xing ini beredar dari arah barat ke timur, sedangkan bintang2 lainnya beredar dari arah timur ke barat. Hal ini akan menyulitkan mereka dalam menentukan tahun dengan khusus melihat Mu Xing saja. Oleh karena itu, mereka lantas secara abstrak menentukan seolah2 diseberang posisi Mu Xing, diandaikan ada sebuah “bintang” yang tidak kelihatan. Yang bergerak berbalik/berlawanan arah dari gerakan Mu Xing. Dengan demikian, maka akan sesuai dengan arah gerakan bintang2 lainnya, sehingga memudahkan dalam menentukan waktu dalam astronomi Tiongkok Kuno. Nah “bintang” yang tidak kelihatan/nampak itulah dinamakan Thay Sue (Sue Yin, bintang Sue yang abstrak). Kata “Thay Sui” berarti Sue” yang paling awal. Karena itu, kita tahu kalau para Astronomi Tiongkok kuno itu menggunakan arah dan posisi “bintang maya” ini sebagai petunjuk untuk menentukan awal sebuah tahun baru. Sedangkan bagi manusia, setiap penambahan 1 tahun berarti penambahan umur juga. Makanya “bintang maya” diberi nama Thay = yang awal, sedangkan Sue = Umur. Jadi, Thay Sue adalah bintang yang paling awal dalam menentukan hitungan umur seseorang. Lantas kenapa dalam sistem peramalan tertentu menggunakan “sosok” tertentu”? Itu tidak lain sama seperti pertanyaan kenapa Shio menggunakan nama2 binatang tertentu sebagai lambangnya. Itu tak lain cuma sebagai patokan semu saja, untuk sekedar mempermudah suatu perhitungan (dan dalam mengingat) dalam praktek suatu ritual keagamaan. Lalu Kenapa Ada yang Dilambangkan Dengan Sosok Para Jenderal? Itulah sebabnya, kenapa kita selalu diwanti2 agar jangan sampai terjerumus ke dalam jurang ketahyulan, hanya karena tidak bisa membedakan mana yang nyata, dan mana yang abstrak. Tapi juga jangan sampai tidak bisa menangkap sebuah kesempatan spiritual, gara2 terlanjur menganggap sesuatu yang nyata sebagai ilusi belaka. 60 Dewa Thay Sui di Kelenteng Tek Hay Kiong, Tegal Kalau Begitu, Istilah “Ciong Thay Sui” Itu Apa Benar? Seperti halnya pengertian kata Thay Sui, maka Ciong Thay Sui adalah istilah dalam “Xiang Ming Xue”, yang dipakai untuk menunjukkan bahwa pada tahun itu merupakan tahun yang banyak halangan bagi orang2 yang mempunyai umur tertentu. Sehingga oleh orang2 Taoisme, diusahakan untuk dicarikan suatu cara solusinya, maka ada ritual khusus yang dinamakan “Po Un”. Nah di dalam ritual2 inilah digunakan tanda/gambar khusus untuk memudahkan jalannya ritual supaya lebih sempurna. Lantas, kalau dikatakan bahwa nama Dewa-Dewa Tay Sui yang berjumlah 60, beserta lukisan/rupang hanyalah suatu rekaan belaka, apakah ini tidak akan menimbulkan pertanyaan selanjutnya? Misalnya, berarti ini semua hanyalah hayalan belaka? Ini semua hanyalah suatu “kebohongan”? Apa yang ditulis oleh para ahli Astronomi Tiongkok itu memang benar adanya. Namun apa yang dilakukan oleh para ahli spiritual Tao juga tidak salah. Hanya pemahaman kita saja yang sering kebablasan, sehingga malah menyesatkan orang lainnya. Pengertian bintang Thay Sui, memang seperti penjelasan diatas. Namun dalam Taoisme, ada sistem perhitungan tahun dan peramalan, berdasarkan posisi beredarnya bintang Thay Sui itu tadi. Oleh karenanya, setiap manusia yang lahir pada tahun kelahirannya, mewakili arti dan posisi waktunya tersendiri. Makanya setiap tahun pasti ada yang “Ciong” dengan tahun yang sedang berlaku. Itupun berdasarkan perhitungan ramalan khusus. Nah, untuk menetralisir efek “Ciong” tersebut, ada semacam ritual yang biasa kita sebut “Po Un”. Disini, tentu ada Dewa tertentu yang akan bertugas khusus untuk itu. Jadi Dewanya ya tetap Dewa, dan bintang Thay Sui-nya ya tetap bintang biasa, jangan dicampur-adukkan. Hanya saja untuk lebih memudahkan, biasanya oleh orang2 disingkat saja sebagai “Pai Thay Sui”, atau sembahyang Thay Sui. Ini sebetulnya sebuah kesalahan yang salah kaprah. Kalau Anda tahu asal riwayat adanya “Yu Huang Da Di”, maka Anda akan paham secara otomatis persoalan diatas. Karena itu, orang2 Siutao harusnya bisa menelusuri mengapa sampai ada ritual ini. Jangan asal telan saja, akibatnya kita akan mudah terjerumus ke dalam jurang ketahyulan. Oleh : Nie Tjing Wen (telah direvisi seperlunya oleh penulis) Diambil dari : arsip diskusi forum siutao.com Diskusi antara : DaoRen, R3Qul3M, ZOOM, SHAN MAO & Conan, pada Oktober 2006. https://siutao.com/news/regional/asal-usul-dewa-thay-sui-%e5%a4%aa%e5%b2%81-kenapa-berjumlah-60/
·siutao.com·
Asal-Usul Dewa Thay Sui (太岁) Kenapa Berjumlah 60?
Sembahyang Ce IT & Ciang Tao 13 January 2022
Sembahyang Ce IT & Ciang Tao 13 January 2022
Sembahyang Ce IT & Ciang Tao 13 January 2022 Pada tanggal 13 Januari 2022 para Taoyu Jakarta mengadakan sesi Sembahyang Ce IT Bersama dan Ciang Tao oleh SS Lie Ming Shen Jl. Kedoya Raya No.42, RT.12/RW.2, South Kedoya, Kebonjeruk, West Jakarta City, Jakarta 11520 Dengan total ±30 peserta yang telah ikut berpartisipasi. Semoga tahun ini, penuh dengan berkah, jauh dari halangan dan rintangan, sukses selalu dan WuFuk berlimpah. Xie Shen En. #StaySafe Revisi Diri – Siutao – Kita Bisa ~ siutao.com https://siutao.com/news/regional/jakarta/sembahyang-ce-it-ciang-tao-13-january-2022/
·siutao.com·
Sembahyang Ce IT & Ciang Tao 13 January 2022
PERTANYAAN TENTANG PERKABUNGAN TIGA TAHUN
PERTANYAAN TENTANG PERKABUNGAN TIGA TAHUN
PERTANYAAN TENTANG PERKABUNGAN TIGA TAHUN Salam Kebajikan,  惟德動天, Pada zaman sekarang yang serba praktis dan instan, perkabungan tiga tahun semakin jarang dilaksanakan. Orang-orang lebih banyak memilih melaksanakan perkabungan 49 hari, 100 hari, 1 tahun, atau bahkan sama sekali tidak melaksanakan. Bab XXXV Kitab Liji (Catatan Kesusilaan) dengan judul San Nian Wen atau Pertanyaan tentang Perkabungan Tiga Tahun layak kita baca dan renungkan sehingga kita memahami alasan mengapa perkabungan tiga tahun dilaksanakan dan sebetulnya layak dilaksanakan oleh kita sebagai manusia dengan beberapa penyesuaian kecil. Mari kita simak. 1. Apa maksud dilakukan perkabungan tiga tahun? Berbagai peraturan tentang perkabungan itu ditegakkan berdasar harmoninya dengan perasaan manusia. Dengan itu diungkapkan jalinan hubungan di dalam masyarakat; dalam kekerabatan ditunjukkan jauh-dekatnya hubungan dan dalam peringkatnya dibedakan mulia atau rendahnya kedudukan. Ketentuan itu tidak boleh dikurangi atau ditambah; maka disebut, ‘Itulah Jalan Suci yang tiada perubahan (Wu Yi Zhi Dao).’ 2. Bila luka lebih besar akan lebih lama terasa sakit; dan bila lebih terasa sakit akan lebih lambat sembuhnya. Berkabung tiga tahun ditegakkan harmonis dengan berbagai perasaan yang terjadi untuk mengungkapkan betapa besar peringkat kepedihannya. Jubah berkabung dengan pinggiran tidak rata, jubah berkabung berwarna gelap yang dibuat dari rami jantan (Qu) disertakan tongkat, ruang duka dekat tembok, bubur, tidur beralas gelagah dan berbantal gumpalan tanah: —Semuanya itu untuk menunjukkan duka yang sangat. 3. Upacara perkabungan tiga tahun diakhiri setelah dua puluh lima bulan. Saat itu rasa sedih dan sakit belum berakhir. Pikiran yang merindukan belum hilang; tetapi pengenaan pakaian perkabungan wajib dihentikan; bagaimana boleh pengantaran kepada yang meninggal dunia tiada akhirnya; wajib kembali kepada kehidupan adalah menjadi batasnya. 4. Semua makhluk yang hidup di antara langit dan bumi, yang berdarah dan bernafas tentu mempunyai pengetahuan; mereka pasti mempunyai pengetahuan akan golongannya; tidak ada satupun yang tidak tahu untuk mencintai jenisnya. Burung dan hewan besar: —Bila diantaranya ada yang kehilangan pasangan, setelah sebulan atau semusim tentu akan kembali dan pergi ke tempat perburuannya yang lama. Makhluk itu akan berputar-putar dan menjerit; sebentar bergerak dan sebentar berhenti; nampak benar-benar kebingungan dan melakukan gerakan-gerakan yang tidak menentu sebelum makhluk itu meninggalkan tempat itu. Seperti walet dan burung gereja akan mencuit dan menjerit kecil sebelum meninggalkan tempat. Tetapi diantara makhluk yang berdarah dan bernafas, tidak ada yang lebih cerdas dari manusia; dan karenanya perasaan seseorang yang kematian orang tua akan tetap tidak melupakan sampai matinya. 5. Akankah orang mengikuti contoh dari orang-orang yang terlanda kesesatan dan kemaksiatan? Orang yang demikian itu bila pagi hari kematian keluarganya, sore hari akan melupakannya. Tetapi orang yang mengikuti hal semacam itu, telah jatuh martabatnya yang bahkan tidak sepadan dengan burung dan hewan. Betapa mereka dapat hidup bersama kelompoknya dengan tidak jatuh ke dalam kekacauan? 6. Adakah tidak sebaiknya mereka mengikuti suri tauladan para Junzi yang membina perilakunya mematuhi peraturan yang mengatur perasaan dukanya? Dalam hal itu, 25 bulan yang menjadi akhir masa perkabungan akan dirasakan seperti cepatnya kereta yang ditarik 4 ekor kuda melewati suatu celah. Bila perasaan duka itu diperturut, itupun akan menjadi tiada batasnya. 7. Maka raja suci yang telah mendahulu itu menegakkan secara tengah—tepat (zhong)—dalam perkabungan dan ditunjukkan batasnya yang satu (tidak mendua). Segera setelah mencukupi penggenapan tata tertib untuk berbagai perasaan duka itu, semuanya wajib diakhiri. 8. Bila demikian, mengapa ada yang hanya berlaku setahun? Jawabnya ialah: —untuk famili yang terdekat ada waktu jeda setelah berlangsung perkabungan setahun. 9. Bagaimana begitu? Jawabnya ialah: —Saling pengaruh antara langit dan bumi menjadikan semuanya bergulir; dan keempat musim ganti-berganti mengalami perubahan. Segala sesuatu yang ada di antara langit dan bumi tiada yang tidak mengalami proses pembaharuan. Peraturan perkabungan bermaksud menggambarkan hal itu. 10. Mengapa kemudian ada perkabungan tiga tahun (untuk orang tua)? Jawabnya ialah: —Itu karena berharap dapat mengagungkan dan lebih memberi kesan, sehingga waktunya dilipatkan yang meliputi dua tahun. 11. Mengapa ada perkabungan sembilan bulan dan yang lebih pendek? Jawabnya ialah: —Itu untuk menghindari agar perkabungannya tidak menyamai (perkabungan yang lebih panjang). 12. Maka perkabungan tiga tahun dinyatakan sebagai pernyataan duka yang tertinggi dalam perkabungan; perkabungan tiga bulan dan lima bulan (Si Ma dan Xiao Gong) sebagai yang terendah; sedang perkabungan setahun dan sembilan bulan berada diantaranya. Langit diatas memberi contoh; bumi dibawah membawakan hukum dan manusia ada ditengah-tengahnya. Keharmonisan dan persatuan yang wajib dibangun di dalam hidup manusia di tengah-tengah rumpunnya semuanya nampak benar-benar ditunjukkan. 13. Maka di dalam perkabungan tiga tahun, bentuk tertinggi yang menunjukkan keagungan dan kemuliaan Jalan Suci manusia dibabarkan. Ya, demikianlah yang dinamai ungkapan perilaku paling agung. 14. Dalam hal ini, beratus raja (segala dinasti) setuju. Yang berlaku pada zaman kuno dan jaman sekarang, satu dan sama, tetapi kapan itu berawal, tidak diketahui. 15. Nabi Kongzi bersabda, “Seorang anak sampai usia tiga tahun, baru lepas dari pelukan ayah-bunda. Perkabungan tiga tahun karenanya berlaku bagi semua dibawah langit ini.” Mungkinkah perkabungan tiga tahun tidak dilaksanakan karena hubungan orang tua dan anak telah merenggang dan kemanusiaan kita telah memudar?  Entahlah. (US) 13012022 https://www.uungsendana.com/2022/01/pertanyaan-tentang-perkabungan-tiga.html
·uungsendana.com·
PERTANYAAN TENTANG PERKABUNGAN TIGA TAHUN