Tionghoa Indonesia

Tionghoa Indonesia

"#Ilmu Pengetahuan"
Batu Fengshui Gunung Tai Shan
Batu Fengshui Gunung Tai Shan
Tai Shan Shi Gan Dang (泰山石敢當 ~ Tài Shān Shí Gǎn Dāng) Tai Shan Stone adalah batu khusus yang diambil dari gunung Tai Shan (dibaca: Dai San). Sedangkan gunung Tai Shan adalah salah satu dari 5 gunung yang dikeramatkan di Tiongkok. Gunung ini berada di propinsi Shandong, yang memiliki ketinggian 1545 meter di atas permukaan air laut. Begitu sakralnya gunung ini telah memiliki cerita lebih dari 3000 tahun yang lalu, yang mana selalu dipakai oleh para kaisar jaman dulu untuk berdoa kepada langit agar negaranya makmur dan dilindungi. Menurut cerita mitos yang ada, pada jaman dulu sekitar era dinasti Han (tahun 206 Sebelum Masehi sampai tahun 220 Masehi) terlahir seorang pemuda yang bernama Shi Gan Dang. Pemuda ini adalah roh suci yang ditugaskan oleh seorang Dewi yang bernama Bi Xia Yuan Jun, yaitu Dewi Penjaga Gunung Tai Shan. Pemuda ini sangatlah kuat dan berani, sehingga penduduk di sekitar desa tersebut merasa tentram dengan kehadiran pemuda ini dan ketika meninggal beliau dianggap sebagai “Dewa Pelindung Masyarakat Desa” di gunung Tai Shan. Seiring berkembangnya waktu, masyarakat mempercayai bahwasanya dengan menulis nama ‘Shi Gan Dang’ pada batu-batuan di gunung Tai Shan maka mereka akan dilindungi oleh figur tersebut. Akhirnya, lama-kelamaan tradisi ini berkembang sampai dinasti Tang (tahun 618 sampai 907 Masehi) dan dinasti Song (tahun 960 sampai 1279 Masehi) dimana waktu itu muncul sebuah tulisan di batu bernama ‘Tai Shan Shi Gan Dang’ yang berarti Shi Gan Dang yang berasal dari gunung Tai Shan. Batu tersebut biasanya diambil dari gunung Tai Shan dan memiliki ketinggian beberapa meter serta dipasang pada 4 sudut desa. Fungsinya adalah sebagai perlindungan penduduk desa dari roh-roh jahat dan menetralisir energi yang negatif. Kepopuleran dari batu Tai Shan lama-kelamaan telah mendunia dan akhirnya dipakai oleh para praktisi Feng Shui sebagai perlindungan dari roh jahat dan energi yang negatif. Sampai sekarang batu ‘Tai Shan Shi Gan Dang’ telah dimasukkan menjadi warisan budaya Tiongkok (Chinese Cultural Heritage) pada tahun 2006. Cara menggunakan batu Tai Shan Shi Gan Dang adalah sebagai berikut : 1. Jika rumah Anda memiliki sektor yang hilang atau bentuk rumah tidak persegi sehingga memunculkan salah satu sektor yang hilang, maka sektor yang hilang tersebut bisa diletakkan batu ‘Tai Shan Shi Gan Dang’. 2. Anda juga bisa memasang batu ‘Tai Shan Shi Gan Dang’ pada area depan rumah, yaitu area pagar depan atau area taman depan untuk melindungi dari berbagai macam roh jahat ataupun energi yang negatif. 3. Anda juga bisa memasang batu ‘Tai Shan Shi Gan Dang’ bilamana posisi rumah Anda adalah tusuk sate (persimpangan T atau Y) kemudian terkena posisi lekukan jalan seperti pisau. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Batu Fengshui Gunung Tai Shan
Hari Dan Bulan Interkalari Membentuk Satu Tahun
Hari Dan Bulan Interkalari Membentuk Satu Tahun
闰余成岁 Rùn yú chéng suì Hari dan bulan interkalari membentuk satu tahun Dikutip dari Seribu Karakter Klasik (Hanzi: 千字文, Pinyin: Qiānzì Wén) 闰 – rùn – bulan interkalari 余 – yú – ekstra 成 – chéng – membentuk 岁 – suì – tahun Kalender adalah metode menghitung waktu dengan menggunakan istilah seperti tahun, bulan, dan hari. Pembuatan kalender umumnya didasarkan pada pengamatan astronomi. Orangn Tiongkok kuno mulai membuat dan memakai kalender sejak lama. Konon, praktek ini dimulai oleh Kaisar Kuning (Hanzi: 黄帝, Pinyin: Huángdì). Menurut banyak kalender yang digunakan sejak Periode Musim Semi dan Musim Gugur, satu tahun memiliki 365,25 hari. Ilmuwan Dinasti Yuan, Guo Shoujing (Hanzi: 郭守敬, Pinyin: Guōshǒujìng), membuat kalender penunjuk waktu. Menurutnya, setahun terdiri atas 365,2425 hari. Angka ini sesuai dengan kalender Gregorian meskipun kalender buatan Guo muncul 300 tahun lebih awal. Kalender terbagi menjadi tiga jenis. Kalender matahari, kalender bulan, dan kombinasinya. Tahun kalender matahari adalah waktu yang dibutuhkan bumi untuk menyelesaikan rovolusi mengelilingi matahari. Kalender bulan berdasarkan waktu yang dibutuhkan bulan untuk menyelesaikan revolusi mengelilingi bumi. Kalender kombinasi memperhitungkan gerakan matahari dan bulan, serta menggunakan bulan kabisat untuk menyeimbangkan perbedaan lamanya tahun untuk kalender matahari dan bulan. Kalender Tradisional Tiongkok (Hanzi: 农历, Pinyin: nónglì) berdasarkan bulan sinodik (Hanzi: 朔望月, Pinyin: Shuòwàngyuè), atau waktu yang dibutuhkan bulan untuk mengelilingi bumi. Bulan ini dimulai dengan bulan baru (hari pertama), bergerak ke bulan purnama (hari ke-15), kemudian berakhir dengan bulan baru. Satu bulan memiliki 29 hari (bulan minor) atau 30 hari (bulan mayor), sedangkan setahun terdiri atas 354 hari. Bulan kabisat akan diselipkan setiap tiga tahun. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Hari Dan Bulan Interkalari Membentuk Satu Tahun
Feng Shui (风水) Itu Apa ?
Feng Shui (风水) Itu Apa ?
Fengshui (Hanzi:风水, Pinyin: Fēngshuǐ) ialah studi geografi tentang tempat tinggal, pengaturan perabotan dan benda-benda, juga lokasi tempat pemakaman untuk menentukan apakah mereka memberi kesejahteraan atau mengundang bencana. Fenghui adalah ilmu yang menggabungkan geofisika, hidrogeologi, sutdi lingkungan, arsitektur, ekologi, dan sains lainnya. Alat yang biasanya digunakan seorang ahli fengshui adalah Luopan (Hanzi: 罗盘, Pinyin: Luópán), yang merupakan salah satu dari Empat Penemuan Besar Tiongkok. Fengshui menggabungkan studi geografi dan astronomi. Dengan lebih memahami lingkungan sekitar, perubahan bisa dilakukan untuk menciptakan lingkungan hidup yang akan menguntungkan penghungi, sehingga menciptakan rumah ideal. Penting untuk mengambil pendekatan holistik pada lingkungan. Karena orang berinteraksi dengan lingkungan termaswuk alam dan rumah, perubahan lingkungan juga akan mempengaruhi mereka. Dalam fengshui, gunung mewakili denyut naga. Ini sebenarnay studi geologi modern, geografi, barisan pegunungan, aliran air, dan formasi batu. Kualitas air ditentukan oleh kandungan mineralnya, yang mungkin akan menguntungkan atau merugikan seseorang. Studi fengshui tradisional meliputi mengecap rasa tanah dan air. Jika air terasa mais, tanahnya bagus. Jika airnya pahit, tanahnya berbahaya. Qi dianggap sumber kehidupan. Tanpanya, takkan ada kehidupan. Maka, fengshui menyarankan untuk mendirikan bangunan di atas tanah yang punya unsur qi, guna memberikan kesehatan dan umur panjang pada penghuninya. Pintu masuk rumah ialah jalan qi. Jika pintu masuk dikelilingi oleh air dan berliku, ada qi. Jika pintu masuk di daerha tertutup, tidak ada qi. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Feng Shui (风水) Itu Apa ?
Pertanyaan Adalah Permulaan Pengetahuan
Pertanyaan Adalah Permulaan Pengetahuan
Qu Yuan (Hanzi: 屈原, Pinyin: Qūyuán) adalah penyair besar Tiongkok yang hidup selama Periode Negara-Negar Berperang. Ia mengarang puisi berjudul Pertanyaan Langit (Hanzi: 天问, Pinyin: Tiān wèn), yang terdiri dari 172 pertanyaan yang mengejutkan. Kebanyakan pertanyaan ini menyelidiki alam dan menggambarkan kegemaran orang kuno akan penyelidikan ilmiah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mendorong eksplorasi dan pengembangan ilmiah. Berikut ini beberapa pertanyannya: Siapa gerangan yang mencipta kisah lahirnya alam semesta? Bagaimana langit dan bumi dikenal sebelum mereka mengetahui bentuknya? Apa yang menyatukan yin, yang, langit, dan bumi sehingga segalanya di bumi bisa terwujud? Siapa gerangan yang merancang dan membangun sembilan langit? Siapa gerangan yang menciptanya? Bagaiman langit dan bumi bergerak dan bertemu? Sejauh apakah jarak yang ditempuh matahari dari Jurang Mendidih di pagi hari ke tepi Sungai Meng di sore hari? Kekuatan apakah yang dimiliki bulan sehingga ia bisa mati dan hidup kembali? Apakah yang tertutup ketika langit menggelap? Apa yang terbuka ketika langit menerang? Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Pertanyaan Adalah Permulaan Pengetahuan
Kegunaaan Lain Dari Sempoa
Kegunaaan Lain Dari Sempoa
Sempoa adalah alat hitung tradisional Tiongkok dan telah mengakar dalam kehidupan sehari-hari. Selain untuk menghitung, sempoa bisa digunakan oleh para peramal untuk meramalkan kemalangan di masa depan dan sekarang. Sempoa besar biasanya digantungkan di kuil dewa kota untuk melambangkan penilaian atas kebaikan dan keburukan orang. Buku pada Dinasti Ming tentang sempoa, Risalah Sistematis Tentang Aritmetika (Hanzi: 算法統宗, Pinyin: Suànfǎ tǒng zōng), memuat cara menghafal untuk meramalkan jenis kelamin anak. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Kegunaaan Lain Dari Sempoa
Lu Ban (鲁班) Pencipta Gergaji
Lu Ban (鲁班) Pencipta Gergaji
Lu Ban (Hanzi: 鲁班, Pinyin: Lǔ Bān) adalah perajin paling terkenal dalam sejarah. Ia juga penemu produktif yang menciptakan antara lain gergaji, pengetam, siku tukang, bor, sekop, tinta penanda, batu gerinda, dan tangga ukur. Ia pernah memahat burung dari bambu yang bisa terbang selama tiga hari tiga malam. Prototipe layangan ini menandai salah satu upaya manusia dalam penerbangan. Kisah Lu Ban Menemukan Gergaji Lu Ban tidak sengaja mengiris jarinya dnegan rumput liar. Saat mengamati tepian rumput, ia menemukan bahwa tepiannya punyak banyak ‘gigi’ tajam. Lalu, dilihatnya seekor belalang besar makan rumput dengan gigi tajamnya. Daun dan belalang itulah menginspirasi Lu Ban untuk menciptakan alat yang bergerigi di sepanjang tepiannya untuk memotong pohon. Alat ini kemudian dikenal dengan gergaji. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Lu Ban (鲁班) Pencipta Gergaji
Qi Jiguang (戚继光) – Penemu Ranjau Pertama Di Dunia
Qi Jiguang (戚继光) – Penemu Ranjau Pertama Di Dunia
Bangsa Tiongkok menggunakan ranjau 500 tahun sebelum bangsa Eropa. Qi Jiguang (Hanzi: 戚继光, Pinyin: Qī Jìguāng) seorang jenderal pada Dinasti Ming yang terkenal karena pertempurannya melawan perompak Jepang, harus menghadapi serangan terus-menerus dari pasukan berkuda Mongol ketika menghadapi komandan garnisun di Jizhou. Dia memerintahkan untuk membuat kotak kayu khusus dengan roda baja khusus dan batu api yang bisa menyala jika kotak tersebut diinjak. Lalu ia menyuruh menggali lubang yang cukup jauh dari benteng. Di dalamnya diletakkan bubuk mesiu dan keping batu, lalu menyambungkan sumbunya ke kotak kayu. Saat bangsa Mongol menyerang kembali, mereka menginjak kotak tersebut dan menyalakan peledak yang terkubur. Banyak prajurit Mongol terbunuh karena ledakan itu. Sejak itu, pasukan musuh tidak berani menyerang Jizhou lagi karena percaya bahwa jenderal Qi Jiguang menggunakan ‘iblis bawah tanah’, yang sebenarnya adalah ranjau pertama di dunia. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Qi Jiguang (戚继光) – Penemu Ranjau Pertama Di Dunia