Festival Perahu Naga merupakan salah satu dari festival penting dalam kebudayaan dan sejarah Tiongkok.
Dalam bahasa Tionghoa, Festival Perahu Naga disebut sebagai Duanwu Jie (Hanzi: 端午节, Pinyin: Duānwǔ jié).
Orang-orang menggunakan kalender lunar untuk merayakan festival dalam budaya Tiongkok.
Festival Perahu Naga selalu jatuh pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan lunar.
Oleh karena itu, untuk tahun 2022, Festival Perahu Naga jatuh pada tanggal 3 Juni 2022.
Tradisi yang dilakukan saat perayaan festival perahu naga adalah balap perahu naga, makan bakcang (zongzi), menggantung mugwort dan calamus, minum anggur realgar, dan memakai kantong parfum.
Balap Perahu Naga
Balap perahu naga adalah kegiatan terpenting dari Festival Perahu Naga. Kegiatan ini berasal dari legenda orang mendayung di atas perahu untuk mencari tubuh penyair patriotik Qu Yuan (Hanzi: 屈原, Pinyin: Qūyuán) (343–278 SM), yang menenggelamkan dirinya di Sungai Miluo (Hanzi: 汨罗河, Pinyin: Mìluó hé).
Ada juga yang meyakini bahwa balap perahu naga sudah ada sejak 2.000 tahun yang lalu. Waktu itu balap perahu naga adalah cara untuk menyembah Dewa Naga atau Dewa Air.
Perahu kayu itu dibentuk dan didekorasi dengan bentuk naga. Ukuran perahu bervariasi menurut wilayah dan biasanya membutuhkan 30–60 orang untuk mendayungnya. Selama perlombaan, tim perahu naga mendayung dengan serasi dan besemangat, diiringi dengan suara tabuhan genderang. Dikatakan bahwa tim pemenang akan memiliki keberuntungan dan kehidupan yang bahagia di tahun berikutnya.
Makan Bakcang
Pada perayaan Festival Perahu Naga, tradisi penting bagi orang Tionghoa adalah makan Bakcang/Zongzi (hanzi: 粽子, Pinyin: Zòngzi). Zongzi merupakan makanan tradisional Tiongkok yang terbuat dari beras ketan, dibungkus dengan daun bambu dan didalamnya terdapat aneka isian yang nikmat.
Alasan mengapa orang Tionghoa makan bakcang saat Festival Perahu Naga berhubungan dengan cerita populer tentang Qu Yuan. Setelah penyair besar Qu Yuan menenggelamkan dirinya di sungai, orang-orang menaburkan beras ke dalam air untuk memberi makan ikan, untuk mencegah mereka memakan tubuh Qu Yuan.
Zongzi dibuat secara berbeda di berbagai daerah di Tiongkok. Orang-orang di utara menikmati zongzi dengan kurma, sementara orang-orang di selatan lebih suka bahan-bahan campuran, seperti daging, sosis, dan telur. Kebiasaan ini tidak hanya sangat populer di Tiongkok, tetapi juga dipraktikkan di negara-negara lain di Asia Tenggara.
Menggantung Mugwort dan Calamus
Festival Perahu Naga diadakan pada awal musim panas ketika penyakit lebih banyak menyerang. Daun mugwort digunakan sebagai obat di Tiongkok untuk memerangi penyakit tersebut. Aroma mereka menghalangi lalat dan nyamuk. Calamus adalah tanaman air yang memiliki efek serupa.
Karena bentuk daun calamus seperti pedang dan karena baunya yang kuat, calamus dipercaya dapat mengusir hama dan roh jahat. Jadi, Festival Perahu Naga juga disebut “Festival Calamus” (Hanzi: 菖蒲节, Pinyin: Chāngpú Jié).
Pada hari kelima bulan kelima penanggalan lunar, orang biasanya membersihkan rumah, halaman, dan menggantung mugwort dan calamus di ambang pintu untuk mencegah penyakit. Juga dikatakan menggantung mugwort dan calamus dapat membawa keberuntungan bagi keluarga.
Minum Anggur Realgar
Ada pepatah lama: ‘Minum anggur realgar mengusir penyakit dan kejahatan!’ Anggur Realgar adalah minuman beralkohol Tiongkok yang terdiri dari sereal yang difermentasi dan bubuk realgar (arsenik sulfida seperti rubi).
Pada jaman kuno, orang percaya bahwa realgar adalah penangkal semua racun, dan efektif untuk membunuh serangga dan mengusir roh jahat. Jadi, semua orang akan minum anggur realgar selama Festival Perahu Naga.
Mengenakan Kantung Parfum
Sebelum Festival Perahu Naga tiba, para orang tua biasanya menyiapkan kantong parfum untuk anak-anaknya. Mereka menjahit tas kecil dengan kain sutra warna-warni, mengisi tas dengan parfum atau obat-obatan herbal, dan kemudian mengikatnya dengan benang sutra.
Selama Festival Perahu Naga, kantong parfum digantungkan di leher anak-anak atau diikat di bagian depan pakaian sebagai hiasan. Kantong parfum dikatakan untuk melindungi mereka dari kejahatan.
Melukis Dahi Anak dengan Anggur Realgar
Tradisi Festival Perahu Naga populer lainnya adalah mengecat dahi anak-anak dengan anggur realgar.
Orang tua akan melukis karakter Tionghoa ‘王’ (wang, secara harfiah berarti ‘raja’) menggunakan anggur realgar. ‘王’ terlihat seperti empat garis di dahi harimau. Dalam budaya Tionghoa, harimau mewakili prinsip maskulin di alam dan merupakan raja dari semua binatang.
Kegiatan ini dipercaya dapat mengusir makhluk-makhluk beracun dan menjauhkan penyakit dan hal-hal jahat. Selain di dahi, anggur realgar juga dioleskan di hidung, telinga, atau bagian tubuh lainnya.
Mengikat Benang Sutra Lima Warna
Di beberapa daerah di Tiongkok, pada hari Festival Perahu Naga, orang tua menjalin benang sutra lima warna dan mengenakannya di pergelangan tangan anak-anak mereka.
Lima warna itu adalah hijau, merah, putih, hitam, dan kuning.
Lima warna ini adalah warna keberuntungan di Tiongkok kuno. Orang-orang percaya bahwa ini akan membantu menjauhkan roh jahat dan penyakit.
Meletakkan telur dalam posisi berdiri
Pada pukul 12:00 siang pada hari Festival Perahu Naga, ada acara besar untuk semua orang di komunitas Tionghoa.
Acara seru ini adalah meletakkan telur dalam posisi berdiri pada siang hari pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan lunar.
Menurut tradisi, ini adalah hari dan waktu terbaik dalam setahun untuk melakukannya. Jika kamu melakukannya pada siang hari di Festival Perahu Naga, kamu akan memiliki keberuntungan terbaik untuk tahun ini.
Secara ilmiah, ini adalah waktu termudah untuk meletakkan telur dalam posisi berdiri karena pada tanggal ini dekat dengan titik balik matahari musim panas.
Pada hari Festival Perahu Naga, pada siang hari, gravitasi antara matahari dan bumi yang menarik satu sama lain adalah yang paling kuat. Itulah mengapa meletakkan telur dalam posisi berdiri menjadi lebih mudah.
Kegiatan tradisional lainnya termasuk menggantung ikon Zhong Kui (sosok penjaga mitos), mandi di air herbal, merebus bawang putih, dan banyak lagi. Semua kegiatan ini diyakini dapat menjauhkan penyakit atau kejahatan, sambil meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.