Tionghoa Indonesia

Tionghoa Indonesia

#tradisi #鬼节 #lapar #perbedaan
Perbedaan Festival Hantu (鬼节) dan Halloween
Perbedaan Festival Hantu (鬼节) dan Halloween
Tidak peduli Timur atau Barat, ketakutan dan pemujaan terhadap hantu telah ada sejak zaman kuno. Dalam budaya Tionghoa, “Hantu” adalah tabu, kematian adalah tabu. Orang tidak terbiasa bercanda dengan “hantu”, mereka juga tidak terbiasa hidup “hantu”. Festival Hantu (Hanzi: 鬼节, Pinyin: Guǐ jié) disebut juga Festival Hantu Lapar (Hanzi: 饿鬼节, Pinyin: È guǐ jié), adalah sebuah tradisi perayaan dalam kebudayaan Tionghoa. Festival ini juga sering disebut Festival Zhongyuan (Hanzi: 中元, Pinyin: Zhōng yuán). Perayaan ini jatuh pada tanggal lima belas bulan tujuh penanggalan imlek. Bulan ketujuh imlek juga dikenal sebagai Bulan Hantu, di mana ada kepercayaan bahwa dalam kurun waktu satu bulan ini, pintu alam baka terbuka dan hantu-hantu di dalamnya dapat bersuka ria berpesiar ke alam manusia. Demikian halnya sehingga pada pertengahan bulan tujuh penanggalan imlek diadakan perayaan dan sembahyang sebagai penghormatan kepada hantu-hantu tersebut. Tradisi ini sebenarnya merupakan produk masyarakat agraris pada zaman dahulu yang bermula dari penghormatan kepada leluhur serta dewa-dewa supaya panen yang biasanya jatuh di musim gugur dapat terberkati dan berlimpah. Di negara-negara Barat, Halloween adalah festival yang dirayakan secara luas. Bahkan demi menambah kemeriahan dan suasana festival yang menarik, anak-anak dihimbau untuk tidak takut dengan hantu sejak kecil. Bahkan pria dan wanita tua, mereka mungkin berdandan sebagai “hantu” untuk bermain. Halloween berasal dari festival bangsa Celtic kuno, yaitu festival Samhain, merayakan tahun baru mereka pada 1 November. Mereka percaya bahwa pada malam sebelum tahun baru, batas antara dunia orang hidup dan orang mati menjadi kabur. Oleh karenanya, pada malam 31 Oktober mereka merayakan Samhain, ketika diyakini bahwa roh orang mati kembali ke bumi. Selain menyebabkan masalah dan merusak tanaman, kehadiran roh dari dunia lain konon dapat membantu pendeta Celtic untuk meramal masa depan. Untuk memeringati peristiwa itu, pendeta Celtic akan membuat api unggun yang besar, di mana orang-orang akan berkumpul untuk membakar tanaman dan hewan sebagai persembahan kepada dewa mereka. Selama perayaan berlangsung, mereka mengenakan kostum yang biasanya berupa kepala dan kulit binatang, untuk mengusir para hantu. Setelah perayaan berakhir, bangsa Celtic akan menyalakan kembali perapian untuk melindungi mereka selama musim dingin yang akan datang. Dengan berlalunya waktu, makna Halloween di Barat secara bertahap menjadi festival yang lucu dan tidak mengerikan. Festival Hantu Tionghoa berbeda dari Halloween. Halloween modern hampir menjadi karnaval, yang dengan sendirinya tidak memiliki fungsi untuk mengenang leluhur, sedangkan Festival Hantu Tionghoa aka Festiva Zhongyuan, lebih serius dan berbakti, serta memiliki banyak pantangan. Festival Hantu berasal dari kebajikan tradisional berbakti. Pada tanggal lima belas bulan tujuh penanggalan imlek, masyarakat Tionghoa membakar uang kertas untuk memberi penghormatan kepada leluhur yang telah pergi lebih awal. Hal ini ditujukan untuk mengungkapkan kerinduan mereka kepada orang yang mereka cintai. Meskipun metode pengorbanannya sederhana, pada dasarnya mempertahankan makna sederhana dari Festival Hantu. Yakni ingat akan kekerabatan, keterikatan perasaan, dan pengingat masa depan seseorang, Festival Hantu diberkahi dengan konotasi humanistik yang kaya. The post Perbedaan Festival Hantu (鬼节) dan Halloween first appeared on Tionghoa Indonesia .
·tionghoa.org·
Perbedaan Festival Hantu (鬼节) dan Halloween