Found 4 bookmarks
Newest
Si Da Wu Chang (四大五常)
Si Da Wu Chang (四大五常)
四大五常 Sì dà wǔcháng Dikutip dari Seribu Karakter Klasik (Hanzi: 千字文, Pinyin: Qiānzì Wén) 四 – sì – empat 大 – dà – besar/hebat 五 – wǔ – iima 常 – cháng – sering/normal/selalu Empat Besar / Empat Agung (四大) dijelaskan sebagai berikut. Taoisme menganggap Tao (Hanzi: 道, Pinyin: dào), langit/surga (Hanzi: 天, Pinyin: tiān), bumi (Hanzi: 地, Pinyin: dì), dan raja (Hanzi: 王, Pinyin: wáng) sebagai empat elemen utama. Lao Zi (Hanzi:老子, Pinyin: Lǎozi) berkata: “Dao itu agung, langitnya agung, bumi itu agung, dan rajanya agung. Ada empat hal agung di dunia ini, dan raja adalah salah satunya.” Sedangkan dalam ajaran Buddha, bumi, air, api, dan angin dianggap sebagai empat elemen penting yang membentuk alam semesta. Bumi memiliki kekuatan dan dapat membawa segala sesuatu. Air bersifat basah dan dapat menampung segala sesuatu. Api itu hangat dan dapat mematangkan segala sesuatu. Angin bergerak dan dapat menumbuhkan segala sesuatu. Tubuh manusia tersusun dari keempat unsur tersebut, sehingga keempat unsur tersebut sering digunakan sebagai proksi bagi tubuh manusia. Penjelasan Wu Chang (五常) Wu Chang (Hanzi:五常, Pinyin: wǔchán) adalah Lima Sifat Mulia / Lima Pedoman Kehidupan / Lima Kebajikan Ajaran Konfusius . Ini adalah hasil rumusan Dong Zhong Shu (Hanzi: 董仲舒, Pinyin: Dǒngzhòngshū) seorang tokoh ajaran Konfusius di awal dinasti Han, meliputi: 仁 – rén – kebajikan 义 – yì – kebenaran 礼 – lǐ – kepatutan 智 – zhì – kebijaksanaan 信 – xìn – iman Wu Chang juga dapat dijelaskan sebagai lima etiket feodal hubungan antar manusia . Yakni antara penguasa dan menteri, ayah dan anak, saudara laki-laki, suami dan istri, dan antar teman. Juga disebut Wu Lun (Hanzi: 五伦, Pinyin: Wǔ lún). Berdasarkan hal tersebut, Mencius menganjurkan: “Ayah dan anak memiliki rasa sayang, penguasa dan menteri memiliki rasa kebenaran, suami dan istri memiliki perbedaan, tua muda memiliki tatanan/urutan, dan antar teman memiliki kepercayaan. Selain itu, Wu Chang bisa dijelaskan sebagai Lima etika dan moral , yang disebut Lima Ajaran (Hanzi: 五教, Pinyin: wǔ jiào), meliputi kebenaran ayah, kebaikan ibu, baik pada saudara, hormat saudara, dan berbakti. Lima unsur / Wu Xing (Hanzi: 五行, Pinyin: Wǔ xíng) juga bisa disebut Wu chang, meliputi logam, kayu, air, api, dan tanah. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Si Da Wu Chang (四大五常)
Tiga Kepatuhan dan Empat Kebajikan (三从四德)
Tiga Kepatuhan dan Empat Kebajikan (三从四德)
三从四德 Sāncóngsìdé Tiga Kepatuhan dan Empat Kebajikan 三 – sān – tiga 从 – cóng – kepatuhan 四 – sì – empat 德 – dé – kebajikan Tiga Kepatuhan dan Empat Kebajikan adalah kode etik dan moralitas yang digunakan untuk membatasi wanita dalam masyarakat feodal Tiongkok kuno. Istilah “tiga kepatuhan” pertama kali muncul dalam klasik Konfusianisme Zhou dan Han “Upacara Ritual, Pakaian Berkabung, Biografi Zixia”. Ketika membahas batas waktu bagi seorang wanita yang sudah menikah, masa berkabung suaminya dan ayahnya (tiga tahun untuk suaminya dan satu tahun untuk ayahnya), dikatakan bahwa “Wanita memiliki ‘tiga kepatuhan’. Jika mereka tidak menikah, mereka mematuhi ayah mereka, tetapi ketika mereka menikah, mereka menuruti suaminya. Istilah “Empat Kebajikan” dapat ditemukan di “Zhou Li, Tian Guan, Nei Zai”. Apa itu Tiga Kepatuhan? Yang disebut “tiga kepatuhan” mengacu pada kepatuhan kepada ayah sebelum menikah, kepatuhan kepada suami setelah menikah, kepatuhan kepada anak setelah suami meninggal. Artinya anak perempuan harus menuruti ajaran orang tuanya sebelum menikah, dan tidak seenaknya menyanggah perintah orang yang lebih tua, karena yang lebih tua memiliki pengetahuan sosial yang kaya dan makna pembimbing yang mendasar. Berbakti kepada yang lebih tua, dan mendidik yang muda. Jika suamiya meninggal, ia harus mematuhi tugasnya, mencari cara untuk membesarkan anak-anak, dan menghormati filosofi hidup anak-anak mereka. Apa itu Empat Kebajikan? Yang disebut “empat kebajikan” mengacu pada moralitas, ucapan, penampilan, dan pekerjaan. Artinya, untuk menjadi seorang wanita, hal pertama dan terpenting adalah moralitas. Kedua, “kata-kata”. Harus memiliki pengetahuan dan pengembangan diri, ucapan yang benar, dan bahasa yang tepat. Ketiga, “penampilan”, yang menunjukkan bahwa seseorang harus bermartabat dan bijaksana, tidak sembrono. Keempat adalah “pekerjaan”. Yaitu, cara menjalankan keluarga. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Tiga Kepatuhan dan Empat Kebajikan (三从四德)
Feng Shui & Kita
Feng Shui & Kita
Zhao Zi Hao seorang pengusaha sukses di Tiongkok. Suatu ketika ia menghabiskan banyak uang membeli sebidang tanah di pinggiran kota dan membangun sebuah villa bertingkat tiga. Di dalamnya ada kolam renang yang mengesankan dan sebatang pohon Lychee berusia seratus tahun di halaman belakang. Sebenarnya… dia membeli properti itu hanya karena pohon ini. Istrinya suka sekali makan buah lychee. Selama renovasi, teman-temannya mendesaknya utk meminta pendapat seorang master fengshui. Zhao Zi Hao sendiri tidak pernah percaya pada Fengshui namun cukup mengejutkan ketika dia setuju menghubungi seorang master feng shui dari Hong Kong. Grand Master itu adalah Master Cao yang telah berpengalaman selama tiga puluh tahun dan sangat terkenal dalam dunia fengshui. Lalu Zhao Zi Hao mengantar sang Guru ke villanya di daerah pinggiran kota. Sepanjang jalan.. ketika mobil di belakang mereka mencoba menyalip, Zhao Zi Hao melambat dan memberi jalan. Master Cao dengan tertawa berkomentar: “Big Boss Zhao, Anda benar-benar mengemudi dengan aman.” Zhao Zhi Hao tertawa: “Biasanya orang yang menyalip memiliki beberapa masalah mendesak untuk diurus, jadi kita seharusnya tidak menahannya.” Sesampainya di sebuah kota kecil, jalan semakin sempit sehingga Zhao Zi Hao memperlambat laju mobilnya. Seorang anak sambil tertawa tiba tiba melesat keluar dari sebuah gang dan saat anak itu berlari melintasi jalan, Zao menghentikan mobilnya. Lalu dia terus menunggu sambil menatap ke gang, seolah sedang menunggu sesuatu. Dan betul saja… tiba-tiba seorg anak lain melesat keluar, mengejar anak tadi yang di depannya. Master Zao terkejut dan bertanya: “Bagaimana Anda tahu akan ada anak lain yang mengikuti?” Zhao Zi Hao mengangkat bahu: “Sebenarnya, anak-anak selalu mengejar satu sama lain dan tidak mungkin seorang anak berada dalam kegembiraan seperti itu tanpa teman bermain.” Master Cao memberinya jempol besar dan tertawa terbahak-bahak: “Anda sangat perhatian sekali! ” Sesampainya di Villa, mereka turun dari mobil. Tiba-tiba sekitar 7 – 8 burung berterbangan dari halaman belakang. Melihat hal itu, Zhao berkata kepada Master Cao: “Jika Anda tidak keberatan, tolong tunggu sebentar.” “Ada apa?” Master Cao tercengang. “Oh, tidak apa-apa hanya mungkin ada beberapa anak yang sedang mencuri lychee di halaman belakang. Jika kita masuk sekarang mungkin akan membuat mereka ketakutan. Jangan mengambil risiko sehingga menyebabkan ada anak yang mungkin akan jatuh dari Pohon Lychee.” Zhao menjawab dengan humor. Master Cao terdiam beberapa saat sebelum berkata : “Sejujurnya, rumah ini tidak memerlukan evaluasi Fengshui lagi.” Sekarang giliran Zhao yang terkejut: “Kenapa begitu?” “Setiap tempat yang Anda miliki, secara alami telah menjadi properti dengan fengshui yang paling baik dan menguntungkan…” “Kebaikan hati mengalahkan ilmu fengshui.” Bila pikiran dan kebaikan hati kita memprioritaskan kedamaian dan kebahagiaan orang lain, yang beruntung bukan hanya orang lain, tetapi juga diri kita sendiri. Bila seseorang memiliki kebaikan hati dan memperhatikan orang lain setiap saat, maka orang ini secara tidak sadar telah menjadi sumber energi positif. Orang yang memiliki energi positif seperti ini sebenarnya adalah orang yang selalu mendahulukan segala sesuatu untuk manfaat orang banyak sebelum menjadi tercerahkan. Nah itu pendapat master Cao untuk orang yang memiliki kebaikan hati. Mari kita hidup dengan penuh kebaikan hati dan kebajikan Ada pepatah yang mengatakan : “Jika kita berbuat baik, walaupun rejeki belum datang tetapi malapetaka sudah menjauh… Jika kita berbuat jahat, walaupun malapetaka belum datang, tetapi rejeki sudah menjauh” Mari belajar bersama seni kehidupan di universitas kehidupan kita ini, Art Of Life Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Feng Shui & Kita
Arti Pepatah Tiongkok 心静自然凉 (xin jing zi ran liang)
Arti Pepatah Tiongkok 心静自然凉 (xin jing zi ran liang)
心静自然凉 Xīnjìng zìrán liáng Hati yang tenang membuatmu tetap sejuk 心静 – xīnjìng – pikiran tenang 自然 – zìrán – alami 凉 – liáng – dingin Suasana hati akan terasa panas dan gerah, saat seseorang dalam keadaan terbawa emosi, dalam keadaan bingung, kacau, dan stres. Jika bisa diam dan menenangkan pikiran, akan terasa perasaan yang tenang dan menyejukkan. Kondisi batin yang tenang akan mendinginkan suasana hati. Jika semua orang bisa selalu memiliki sikap batin yang tenang dan selalu memupuk kebajikan, dunia akan lebih damai dan harmonis. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Arti Pepatah Tiongkok 心静自然凉 (xin jing zi ran liang)