Found 2 bookmarks
Newest
Pantangan Hal Pernikahan Dalam Budaya Tionghoa
Pantangan Hal Pernikahan Dalam Budaya Tionghoa
Pada pernikahan Tionghoa ada berbagai pantangan agar tak terkena sial. Lalu apa saja pantangan pernikahan Tionghoa ini? Tanggal Lahir Dalam budaya pernikahan tradisional Tiongkok, sebelum orang muda menikah, mereka membawa waktu kelahiran mereka ke peramal untuk memperhitungkan apakah mereka cocok satu sama lain. Jika mereka tidak cocok, pernikahan tidak dilaksanakan. Seperti pepatah kuno,”Orang tidak cocok untuk menikah dengan orang shio lembu,” dan “Orang shio babi dan orang shio monyet tidak bisa hidup bersama seumur hidup.” Untuk mereka yang cocok bisa untuk melangsungkan pernikahan. Seperti pepatah kuno,”Jika orang shio ular dan orang shio monyet menikah, mereka dapat menikmati kebahagiaan dan umur panjang.” Perbedaan Usia Enam Tahun Jika ada perbedaan usia enam tahun antara seorang pria dan seorang wanita, dua orang ini dilarang menikah. Tabu Saat Menjemput Mempelai Wanita Dalam perjalanan menjemput mempelai wanita, jika penyambut pengantin berkesempatan bertemu dengan upacara pemakaman, arak-arakan, mereka harus memecahkan sesuatu atau bertukar hadiah untuk keberuntungan. Tabu Untuk Tamu Wanita Pada Hari Pernikahan Pada hari pernikahan, wanita berbaju putih tidak boleh masuk ke kamar pengantin, dan wanita hamil dan janda tidak boleh masuk ke kamar pengantin. Calom Mempelai Sebelum Menikah Dalam tiga bulan menjelang pernikahan, calon pasangan mempelai harus menghindari pergi ke pemakaman atau bangun atau mengunjungi seorang wanita yang baru saja memiliki bayi. Jika salah satu orang tua pasangan meninggal sebelum pernikahan, pernikahan harus ditunda selama 100 hari, karena menghadiri perayaan bahagia selama berkabung dianggap tidak menghormati orang meninggal. Bagi calon mempelai ataupun seseorang yang belum menikah, ada larangan untuk tidak menggunakan baju pengantin sebelum acara pernikahan. Jika dilakukan, dipercaya bahwa orang tersebut akan susah mendapat jodoh. Artikel pertama muncul di: Tionghoa Indonesia - Budaya dan Tradisi Tionghoa Indonesia Pada: Pantangan Hal Pernikahan Dalam Budaya Tionghoa
·tionghoa.org·
Pantangan Hal Pernikahan Dalam Budaya Tionghoa
Pantangan Warna Dalam Budaya Tionghoa
Pantangan Warna Dalam Budaya Tionghoa
Warna memberikan corak dalam kehidupan kita sehari-hari. Tapi, dalam budaya Tionghoa, ada beberapa warna yang dianggap tabu. Warna apa saja ya? Hindari Warna Elegan Pada jaman Tiongkok kuno warna kuning, ungu, dan sampanye digolongkan menjadi warna yang elegan. Warna-warna ini dulunya khusus digunakan untuk keluarga kerajaan dan bangsawan, sehingga rakya biasa dilarang berpakaian dengan warna kuning, ungu, atau sampanye. Dalam masyarakat feodal Tiongkok kuno, kuning hanya digunakan untuk keluarga kerajaan dan jika rakyat biasa memakai pakaian kuning akan dipenggal. Hindari Warna Yang Merendahkan Warna hijau (Hanzi: 绿色, Pinyin: Lǜsè), hijau zamrud (Hanzi: 翠绿, Pinyin: Cuìlǜ), dan cyan/biru (Hanzi: 青色, Pinyin: Qīngsè) dianggap sebagai warna yang rendah, karena pada Dinasti Yuan, Ming, dan Qing, hanya pelacur dan gadis penyanyi yang mengenakan warna-warna ini. Hindari Warna Tidak Beruntung atau Sial Putih dan hitam dianggap sebagai warna tidak beruntung dan sial, sehingga ada pantangan dalam berpakaian dengan warna ini. Dalam pemakaman, orang memakai ban lengan hitam atau pakaian berkabung putih. Jadi di hari-hari bahagia, seperti pernikahan, ulang tahun, bulan pertama anak, tahun baru, festival, dan sebagainya, berpakaian putih atau hitam dihindari. Hindari Warna Cerah Make-up yang berlebihan dan pakaian yang indah juga lebih baik dihindari. Dalam budaya tradisional Tiongkok, orang percaya bahwa warna pakaian harus sesuai dengan usia, karier, dan perilaku orang. Wanita dengan riasan berlebihan akan terlihat genit, dan pria dengan warna cerah juga akan dianggap tidak berbobot. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Pantangan Warna Dalam Budaya Tionghoa