Mari Mengenal Lebih Dekat 8 Alat Musik Tradisional Tiongkok
Alat musik Tiongkok memiliki sejarah setidaknya selama 7.000 tahun.
Pada masa Dinasti Zhou 3.000 tahun yang lalu, ada sekitar 70 alat musik.
Saat ini, ada ratusan alat musik Tiongkok.
Secara keseluruhan alat musik Tiongkok dapat dikelompokkan ke dalam alat musk petik, perkusi, gesek, dan tiup.
Guqin (Hanzi: 古琴, Pinyin: Gǔqín)
Alat musik ini termasuk kerabat dari keluarga kecapi, dan memiliki sejarah panjang di Tiongkok.
Guqin merupakan raja alat musik kuno Tiongkok dan telah digunakan pada masa Dinasti Zhou.
Musik dihasilkan dengan memetik dawainya.
Awalnya memiliki lima dawai, kemudian pada masa Dinasti Wei dan Jin, Guqin dengan tujuh dawai menjadi alat musik yang umum dipakai.
Guqin memiliki gema yang kuat, dapat untuk memainkan lagu dengan rentang nada lebar dan sangat fleksibel.
Cocok untuk lagu yang kuat dan megah, juga lagu lembut dan tenang.
Alat musik ini memiliki warna suara yang dalam, tetapi tenang, yang tidak dimiliki oleh alat musik lain.
Guqin telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya Tiongkok yang harus dilestarikan.
Guzheng (Hanzi:古筝, Pinyin: Gǔzhēng)
Guzheng termasuk alat musik tradisional Tiongkok yang sangat populer pada masa Dinasti Qin.
Guzheng mempunyai bentuk seperti kotak yang cembung dan terbuat dari kayu sebagai kotak suara.
Alat musik ini digunakan khusus untuk meniru suara ombak dan lolongan angin.
Guzheng pada awalnya hanya memiliki 5 dawai.
Pada zaman dinasti Qin dan Han jumlah dawainya bertambah menjadi 12.
Pada zaman dinasti Ming dan Qing jumlah dawainya bertambah lagi menjadi 14 – 16.
Standar Guzheng yang digunakan sejak tahun 1970 hingga saat ini terdiri dari 21 dawai.
Pipa (Hanzi: 琵琶, Pinyin: Pípá)
Pipa merupakan alat musik petik berbentuk buah pir dengan 4 atau 5 dawai.
Cara memainkannya dengan dipetik mirip dengan Guqin.
Namun, Pipa memiliki perbedaan, yakni sangat fleksibel, dapat menghasilkan suara 10.000 kuda, lagu melankolis, juga lagu-lagu riang dan menyenangkan.
Alat musik pipa ini telah ada pada zaman Dinasti Qin (221 SM – 206 SM) dan telah dimainkan selama lebih dari 2.000 tahun.
Pada masa Dinasti Tang (618-907), Pipa menjadi populer dalam mengisi acara kerajaan.
Pada masa itu pipa dimainkan secara horizontal dengan empat sampai dengan lima dawai sutra dan lima sampai 6 fret.
Erhu (Hanzi: 二胡, Pinyin: Èrhú)
Erhu termasuk keluarga alat musik gesek, merupakan alat musik tradisional Tiongkok yang paling populer disamping Guzheng dan Dizi.
Erhu adalah alat musik yang dikembangkan dari Xiqin, Jiqin, dan Huqin pada masa Dinasti Tang dan Song.
Suara Erhu dapat berubah-ubah.
Erhu bisa dimainkan untuk musik lembut, juga bersemangat.
Banyak opera Tiongkok menggunakan Erhu sebagai alat musik utamanya.
Xiao (Hanzi: 箫, Pinyin: Xiāo)
Xiao adalah alat musik tiup berupa seruling vertikal yang berasal dari Tiongkok.
Xiao pada masa Dinasti Qin dan Han mengacu pada Paixiao, seruling dengan 16 buah seruling mendatar dengan banyak pipa untuk nada, berbentuk tabung-tabung yang disusun menjadi satu, tiap tabung menghasilkan suara yang berbeda.
Alat musik ini tidak lagi digunakan sejak Dinasti Song dan Yuan.
Xiao yang kita lihat sekarang adalah variasi dari Qiandi, dari masa Dinasti Han dan dibuat dari satu tabung.
Aslinya Xiao adalah alat musik kelompok minoritas.
Suara Xiao ringan dan elegan, cukup baik menggantikan Guqin.
Xiao adalah pilihan favorit bagi orang yang memilih hidup di lautan maupun gunung.
Dizi (Hanzi: 笛子, Pinyin: Dízi)
Dizi adalah nama alat musik tiup berupa seruling horizontal yang berasal dari Tiongkok, dengan membran getar.
Sebelum Dinasti Han, Di mengacu pada seruling vertikal.
Kemudian pada masa Dinasti Tang, nama Di untuk seruling horizontal dan Xiao untuk seruling vertikal.
Pada abad ke 7 M, sebuah selaput ditambahkan dan namanya berubah menjadi Dizi.
Dizi menghasilkan suara yang jernih, keras, menyenangkan, dan bergairah.
Dizi sangat cocok untuk menghadirkan kemsenangan dan kegembiraan.
Pembuatan Dizi cukup sederhana dan murah sehingga menjadi alat musik yang populer di kalangan rakyat jelata.
Yangqin (Hanzi: 扬琴, Pinyin: Yángqín)
Yangqin adalah alat musik perkusi yang memilik banyak dawai.
Komposisinya terdiri dari tiga bagian utama, yaitu rangka, dawai, dan kunci-kunci.
Cara memainkannya, memukul dengan alat pemukul berupa stik bambu.
Alat musik yang berasal dari Tiongkok ini, awalnya bernama Yangqin (洋琴), diadaptasi dari Persia. Karakter Yang (洋) disini berarti asing. Sesuai perkembangannya, karakter Yang (洋) berubah menjadi Yang (扬) yang berarti diakui.
Yangqin masuk ke Tiongkok pada masa Dinasti Ming lewat kota pesisir seperti Guangdong.
Yangqin disebut juga Hudie Qin (蝴蝶琴) yang secara harafiah berarti Siter Kupu-kupu, dan masih dimainkan sekarang di Shanghai dan grup musik Kanton.
Yangqin dapat dimainkan secara solo atau bagian dari grup musik.
Suara yang dihasilkan Yangqin bergema dan kuat, tetapi lembut.
Yangqin mudah dipadukan dengan alat musik lainnya.
Bianzhong (Hanzi: 编钟, Pinyin: Biānzhōng)
Bianzhong adalah sebuah alat musik perkusi Tiongkok yang terdiri dari sebuah set lonceng perunggu berbagai ukuran, yang dimainkan secara bermelodi. Lonceng-lonceng tersebut kosong dan masing-masing diukir dengan wajah hewan.
Set lonceng tersebut digunakan sebagai alat musik polifonik dan beberapa lonceng tersebut berasal dari 2.000 sampai 3.600 tahun yang lalu. Lonceng-lonceng tersebut digantung dalam sebuah frame berkayu dan dibunyikan dengan sebuah martil.
Ada beberapa jenis Bianzhong, tergantung pada jumlah lonceng yang dimilikinya.
Lonceng bisa berjumlah 9, 13, 16, 64, dan seterusnya.
Suara Bianzhong mirip deengan lonceng, yakni jernih, murni, dan menggema.
Alat musik ini berpengaruh dalam ritual dan musik Tionghoa jaman kuno.
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.