Dua Puluh Empat Istilah Matahari – 二十四节气
Hari Dan Bulan Interkalari Membentuk Satu Tahun
闰余成岁
Rùn yú chéng suì
Hari dan bulan interkalari membentuk satu tahun
Dikutip dari Seribu Karakter Klasik (Hanzi: 千字文, Pinyin: Qiānzì Wén)
闰 – rùn – bulan interkalari
余 – yú – ekstra
成 – chéng – membentuk
岁 – suì – tahun
Kalender adalah metode menghitung waktu dengan menggunakan istilah seperti tahun, bulan, dan hari.
Pembuatan kalender umumnya didasarkan pada pengamatan astronomi.
Orangn Tiongkok kuno mulai membuat dan memakai kalender sejak lama. Konon, praktek ini dimulai oleh Kaisar Kuning (Hanzi: 黄帝, Pinyin: Huángdì).
Menurut banyak kalender yang digunakan sejak Periode Musim Semi dan Musim Gugur, satu tahun memiliki 365,25 hari.
Ilmuwan Dinasti Yuan, Guo Shoujing (Hanzi: 郭守敬, Pinyin: Guōshǒujìng), membuat kalender penunjuk waktu. Menurutnya, setahun terdiri atas 365,2425 hari. Angka ini sesuai dengan kalender Gregorian meskipun kalender buatan Guo muncul 300 tahun lebih awal.
Kalender terbagi menjadi tiga jenis. Kalender matahari, kalender bulan, dan kombinasinya.
Tahun kalender matahari adalah waktu yang dibutuhkan bumi untuk menyelesaikan rovolusi mengelilingi matahari.
Kalender bulan berdasarkan waktu yang dibutuhkan bulan untuk menyelesaikan revolusi mengelilingi bumi.
Kalender kombinasi memperhitungkan gerakan matahari dan bulan, serta menggunakan bulan kabisat untuk menyeimbangkan perbedaan lamanya tahun untuk kalender matahari dan bulan.
Kalender Tradisional Tiongkok (Hanzi: 农历, Pinyin: nónglì) berdasarkan bulan sinodik (Hanzi: 朔望月, Pinyin: Shuòwàngyuè), atau waktu yang dibutuhkan bulan untuk mengelilingi bumi.
Bulan ini dimulai dengan bulan baru (hari pertama), bergerak ke bulan purnama (hari ke-15), kemudian berakhir dengan bulan baru.
Satu bulan memiliki 29 hari (bulan minor) atau 30 hari (bulan mayor), sedangkan setahun terdiri atas 354 hari. Bulan kabisat akan diselipkan setiap tiga tahun.
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
Pertanyaan Adalah Permulaan Pengetahuan
Qu Yuan (Hanzi: 屈原, Pinyin: Qūyuán) adalah penyair besar Tiongkok yang hidup selama Periode Negara-Negar Berperang.
Ia mengarang puisi berjudul Pertanyaan Langit (Hanzi: 天问, Pinyin: Tiān wèn), yang terdiri dari 172 pertanyaan yang mengejutkan.
Kebanyakan pertanyaan ini menyelidiki alam dan menggambarkan kegemaran orang kuno akan penyelidikan ilmiah.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut mendorong eksplorasi dan pengembangan ilmiah.
Berikut ini beberapa pertanyannya:
Siapa gerangan yang mencipta kisah lahirnya alam semesta?
Bagaimana langit dan bumi dikenal sebelum mereka mengetahui bentuknya?
Apa yang menyatukan yin, yang, langit, dan bumi sehingga segalanya di bumi bisa terwujud?
Siapa gerangan yang merancang dan membangun sembilan langit?
Siapa gerangan yang menciptanya?
Bagaiman langit dan bumi bergerak dan bertemu?
Sejauh apakah jarak yang ditempuh matahari dari Jurang Mendidih di pagi hari ke tepi Sungai Meng di sore hari?
Kekuatan apakah yang dimiliki bulan sehingga ia bisa mati dan hidup kembali?
Apakah yang tertutup ketika langit menggelap?
Apa yang terbuka ketika langit menerang?
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
Kegunaaan Lain Dari Sempoa
Sempoa adalah alat hitung tradisional Tiongkok dan telah mengakar dalam kehidupan sehari-hari.
Selain untuk menghitung, sempoa bisa digunakan oleh para peramal untuk meramalkan kemalangan di masa depan dan sekarang.
Sempoa besar biasanya digantungkan di kuil dewa kota untuk melambangkan penilaian atas kebaikan dan keburukan orang.
Buku pada Dinasti Ming tentang sempoa, Risalah Sistematis Tentang Aritmetika (Hanzi: 算法統宗, Pinyin: Suànfǎ tǒng zōng), memuat cara menghafal untuk meramalkan jenis kelamin anak.
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
Lu Ban (鲁班) Pencipta Gergaji
Lu Ban (Hanzi: 鲁班, Pinyin: Lǔ Bān) adalah perajin paling terkenal dalam sejarah.
Ia juga penemu produktif yang menciptakan antara lain gergaji, pengetam, siku tukang, bor, sekop, tinta penanda, batu gerinda, dan tangga ukur.
Ia pernah memahat burung dari bambu yang bisa terbang selama tiga hari tiga malam.
Prototipe layangan ini menandai salah satu upaya manusia dalam penerbangan.
Kisah Lu Ban Menemukan Gergaji
Lu Ban tidak sengaja mengiris jarinya dnegan rumput liar.
Saat mengamati tepian rumput, ia menemukan bahwa tepiannya punyak banyak ‘gigi’ tajam.
Lalu, dilihatnya seekor belalang besar makan rumput dengan gigi tajamnya.
Daun dan belalang itulah menginspirasi Lu Ban untuk menciptakan alat yang bergerigi di sepanjang tepiannya untuk memotong pohon.
Alat ini kemudian dikenal dengan gergaji.
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
Qi Jiguang (戚继光) – Penemu Ranjau Pertama Di Dunia
Bangsa Tiongkok menggunakan ranjau 500 tahun sebelum bangsa Eropa.
Qi Jiguang (Hanzi: 戚继光, Pinyin: Qī Jìguāng) seorang jenderal pada Dinasti Ming yang terkenal karena pertempurannya melawan perompak Jepang, harus menghadapi serangan terus-menerus dari pasukan berkuda Mongol ketika menghadapi komandan garnisun di Jizhou.
Dia memerintahkan untuk membuat kotak kayu khusus dengan roda baja khusus dan batu api yang bisa menyala jika kotak tersebut diinjak.
Lalu ia menyuruh menggali lubang yang cukup jauh dari benteng.
Di dalamnya diletakkan bubuk mesiu dan keping batu, lalu menyambungkan sumbunya ke kotak kayu.
Saat bangsa Mongol menyerang kembali, mereka menginjak kotak tersebut dan menyalakan peledak yang terkubur.
Banyak prajurit Mongol terbunuh karena ledakan itu.
Sejak itu, pasukan musuh tidak berani menyerang Jizhou lagi karena percaya bahwa jenderal Qi Jiguang menggunakan ‘iblis bawah tanah’, yang sebenarnya adalah ranjau pertama di dunia.
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.