Idiom Tiongkok – Dipaksa Naik Ke Gunung Liang (逼上梁山)
逼上梁山
Bīshàngliángshān
Dipaksa naik ke gunung Liang
逼 – bī – memaksa
上 – shàng – naik
逼上 – bīshàng – mendorong ke atas
梁山 – liángshān – gunung Liang, sekarang berada di Shandong
Arti Idiom 逼上梁山
Ini adalah idiom Tiongkok, yang berasal dari bab kesebelas Tepi Air (Hanzi:水浒传Pinyin: Shuǐhǔ zhuàn) karangan Shi Naian (Hanzi: 施耐庵, Pinyin: Shī Nài ān) pada Dinasti Ming – Lin Chong (Hanzi: 林冲, Pinyin: Línchōng) pergi ke Liangshan (Hanzi: 梁山, Pinyin:Liángshān) pada malam bersalju.
Idiom ini umumnya digunakan sebagai predikat dan atribut dalam sebuah kalimat.
Merupakan metafora yang berarti dipaksa untuk melawan, tetapi juga metafora untuk terpaksa melakukan sesuatu.
Sekarang idiom ini sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang dipaksa melakukan sesuatu oleh suatu situasi.
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
Kegagalan Adalah Ibu Dari Kesuksesan
失败是成功之母
Shībài shì chénggōng zhī mǔ
Kegagalan adalah ibu dari kesuksesan
失败 – shībài – kegagalan
是 – shì – adalah
成功 – chénggōng – kesuksesan
母 – mǔ – ibu
Jadilah yang selalu optimis dan berusaha untuk melihat kesempatan di setiap kegagalan.
Jangan bersikap pesimis yang hanya melihat kegagalan di setiap kesempatan.
Orang optimis melihat donat, sedangkan orang pesimis melihat lubangnya saja.
Kesuksesan dapat dikembangkan dari setiap kegagalan.
Keputusasaan dan kegagalan adalah dua batu loncatan menuju kesuksesan.
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.