Idiom Tiongkok – Pohon Willow Gelap, Bunganya Cerah (柳暗花明)
Pantangan Warna Dalam Budaya Tionghoa
Warna memberikan corak dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tapi, dalam budaya Tionghoa, ada beberapa warna yang dianggap tabu.
Warna apa saja ya?
Hindari Warna Elegan
Pada jaman Tiongkok kuno warna kuning, ungu, dan sampanye digolongkan menjadi warna yang elegan.
Warna-warna ini dulunya khusus digunakan untuk keluarga kerajaan dan bangsawan, sehingga rakya biasa dilarang berpakaian dengan warna kuning, ungu, atau sampanye.
Dalam masyarakat feodal Tiongkok kuno, kuning hanya digunakan untuk keluarga kerajaan dan jika rakyat biasa memakai pakaian kuning akan dipenggal.
Hindari Warna Yang Merendahkan
Warna hijau (Hanzi: 绿色, Pinyin: Lǜsè), hijau zamrud (Hanzi: 翠绿, Pinyin: Cuìlǜ), dan cyan/biru (Hanzi: 青色, Pinyin: Qīngsè) dianggap sebagai warna yang rendah, karena pada Dinasti Yuan, Ming, dan Qing, hanya pelacur dan gadis penyanyi yang mengenakan warna-warna ini.
Hindari Warna Tidak Beruntung atau Sial
Putih dan hitam dianggap sebagai warna tidak beruntung dan sial, sehingga ada pantangan dalam berpakaian dengan warna ini.
Dalam pemakaman, orang memakai ban lengan hitam atau pakaian berkabung putih.
Jadi di hari-hari bahagia, seperti pernikahan, ulang tahun, bulan pertama anak, tahun baru, festival, dan sebagainya, berpakaian putih atau hitam dihindari.
Hindari Warna Cerah
Make-up yang berlebihan dan pakaian yang indah juga lebih baik dihindari.
Dalam budaya tradisional Tiongkok, orang percaya bahwa warna pakaian harus sesuai dengan usia, karier, dan perilaku orang.
Wanita dengan riasan berlebihan akan terlihat genit, dan pria dengan warna cerah juga akan dianggap tidak berbobot.
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
Sinar Matahari Bersinar Terang di Langit (曦晖朗曜)
曦晖朗曜
Xī huī lǎng yào
Sinar matahari bersinar terang di langit
曦 – Xī – sinar matahari pagi (subuh)
晖 – huī – sinar matahari
朗 – lǎng – terang, cerah
曜 – yào – menyinari, menyoroti
Idiom di atas dikutip dari Seribu Karakter Klasik (Hanzi: 千字文, Pinyin: Qiānzì Wén)
Kesiapan kita akan hari esok tidak sepenuhnya berada dalam kendali kita karena matahari terbit tiap hari yang menandakan pagi yang baru, awal yang baru.
Ini juga berarti selama kita hidup, masih ada harapan setiap harinya.
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.