Found 9 bookmarks
Custom sorting
Selamat Festival Pertengahan Musim Gugur
Selamat Festival Pertengahan Musim Gugur
Festival Pertengahan Musim Gugur, Makan malam reuni Pertengahan Musim Gugur, Memandang dan menikmati keindahan bulan purnama, Minum anggur Osmanthus, Membuat dan menggantung lentera, Dan mengucapkan Selamat Festival Pertengahan Musim Gugur (Hanzi: 中秋节快乐 ; Pinyin: zhōngqiū jié kuàilè). Artikel pertama muncul di: Tionghoa Indonesia - Budaya dan Tradisi Tionghoa Indonesia Pada: Selamat Festival Pertengahan Musim Gugur
·tionghoa.org·
Selamat Festival Pertengahan Musim Gugur
Tradisi Perayaan Festival Kue Bulan aka Festival Pertengahan Musim Gugur
Tradisi Perayaan Festival Kue Bulan aka Festival Pertengahan Musim Gugur
Ada banyak kegiatan Festival Pertengahan Musim Gugur berlangsung selama periode perayaan ini. Beberapa kegiatan Festival Pertengahan Musim Gugur yang paling populer dapat disimak sebagai berikut. Makan Kue Bulan Makan kue bulan aka mooncake adalah tradisi perayaan Festival Kue Bulan yang dilakukan oleh hampir setiap orang Tionghoa. Ada berbagai macam kue bulan dengan aneka varian isian. Aneka isian tersebut bisa berupa kenari, hawthorn, almond, wijen, biji teratai, kacang merah, jujube, buah-buahan, telur, dll. Awalnya kue bulan hanya sejenis makanan ringan dan digunakan untuk memuja dewi bulan. Lalu, secara bertahap memaknainya sebagai reuni keluarga dan menganggapnya sebagai makanan festival karena kue bulan berbentuk bulat, dan dibagikan untuk semua anggota keluarga. Memandang dan Menikmati Keindahan Bulan Purnama Dalam budaya Tiongkok, bulan purnama yang bulat penuh melambangkan berkumpulnya keluarga. Memandang bulan saat perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur menjadi aktivitas yang populer. Anggota keluarga yang tinggalnya berjauhan, dengan memandang bulan yang sama, menjadikannya seperti tidak ada jarak di antara mereka. Memuja Bulan Pemujaan bulan adalah ritual kerajaan kuno dan kegiatan Festival Pertengahan Musim Gugur Tiongkok yang penting, untuk berdoa agar bulan memberkati orang-orang. Ini adalah tradisi yang telah berusia 3000 tahun lebih. Pada malam Fetisval Pertengahan Musim Gugur, orang-orang menempatkan meja yang menghadap ke bulan, meletakkan kue bulan dan sesajian lainnya di atas meja, membuat permintaan dan mempersembahkan dupa ke bulan. Di akhir pemujaan, orang-orang membakar kertas khusus. Permintaan yang biasanya mereka buat adalah reuni keluarga, kebahagiaan, kesuksesan, dan kecantikan. Upacara pemujaan adalah untuk menunjukkan rasa hormat kepada dewi bulan. Makan Malam Reuni Pertengahan Musim Gugur Pada Festival Pertengahan Musim Gugur, semua anggota keluarga pulang ke rumah untuk mengadakan pesta keluarga besar, yang disebut makan malam reuni Pertengahan Musim Gugur. Mereka berbicara, minum, dan menikmati hidangan, buah-buahan, serta kue bulan. Ini benar-benar pertemuan keluarga yang menyenangkan. Minum Anggur Osmanthus Festival Pertengahan Musim Gugur adalah saat bunga osmanthus beraroma manis sedang bermekaran. Kemudian secara secara bertahap mengaitkan osmanthus dengan festival dan mengembangkan beberapa tradisi perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur, yakni minum anggur osmanthus. Anggur Osmanthus terbuat dari osmanthus dan anggur beras berkualitas tinggi, berwarna kuning muda dengan aroma osmanthus yang khas. Rasanya manis, asam dan lembut, dan memiliki rasa unik mirip dengan anggur. Dikatakan orang yang minum anggur osmanthus pada malam festival akan menikmati hidup lebih lama. Membuat dan Menggantung Lentera Ini adalah kegiatan Festival Pertengahan Musim Gugur favorit untuk anak-anak yang populer di Guangzhou dan Hong Kong. Pada hari itu, anak-anak menggunakan kertas bambu untuk membuat lentera, dan menggantung lentera di tiang yang didirikan tinggi. Orang tua mereka membantu mereka untuk menyelesaikan kegiatan tersebut. Anak-anak bersaing satu sama lain untuk melihat lentera mana yang menggantung lebih tinggi, dan lentera siapa yang paling halus. Selama festival, orang-orang di beberapa daerah di Tiongkok selatan juga memasang lentera Kongming, yaitu lentera persegi besar yang dibuat dengan kertas. Lilin dibakar di dalam lentera, dan panasnya membuatnya naik ke langit. Selain itu, ada berbagai model lampion untuk dimainkan anak-anak. Mengirim Pesan dan Ucapan Perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur Kepada Mereka yang Jauh Pada perayaan ini orang akan mengirim pesan dan ucapan perayaan ke teman, kerabat, atau orang yang jauh. Ini juga merupakan cara yang baik untuk mencairkan suasana jika belum memulai percakapan melalui telepon. . Memberikan Hadiah Selama perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur orang-orang akan melakukan kunjungan singkat ke teman atau kerabat, membawa hadiah bersama mereka. Biasanya mereka berangkat sebelum jam makan malam. Ini adalah saat yang tepat untuk lebih dekat dengan teman dan kerabat. Hadiah yang paling populer dan umum adalah kue bulan dan buah. Bernyanyi Bersama Keluarga Aktivitas Festival Pertengahan Musim Gugur yang menyenangkan dan paling mudah lainnya saat reuni keluarga adalah bernyanyi bersama keluarga. Sajikan beberapa kue bulan dan nikmati malam Pertengahan Musim Gugur yang sempurna. Lagu yang paling cocok untuk dinyanyikan saat perayaan festival pertengahan musim gugur diantaranya adalah Yue Liang Dai Biao Wo De Xin (月亮代表我的心) , Wan Wan De Yue Liang (弯弯的月亮), Dan Yuan Ren Chang Jiu (但愿人长久) , Cheng Li De Yue Guang (城裡的月光), dan Wo Men De Yue Liang Yi Ding Yuan (我们的月亮一定圆) Artikel pertama muncul di: Tionghoa Indonesia - Budaya dan Tradisi Tionghoa Indonesia Pada: Tradisi Perayaan Festival Kue Bulan aka Festival Pertengahan Musim Gugur
·tionghoa.org·
Tradisi Perayaan Festival Kue Bulan aka Festival Pertengahan Musim Gugur
Perbedaan Festival Hantu (鬼节) dan Halloween
Perbedaan Festival Hantu (鬼节) dan Halloween
Tidak peduli Timur atau Barat, ketakutan dan pemujaan terhadap hantu telah ada sejak zaman kuno. Dalam budaya Tionghoa, “Hantu” adalah tabu, kematian adalah tabu. Orang tidak terbiasa bercanda dengan “hantu”, mereka juga tidak terbiasa hidup “hantu”. Festival Hantu (Hanzi: 鬼节, Pinyin: Guǐ jié) disebut juga Festival Hantu Lapar (Hanzi: 饿鬼节, Pinyin: È guǐ jié), adalah sebuah tradisi perayaan dalam kebudayaan Tionghoa. Festival ini juga sering disebut Festival Zhongyuan (Hanzi: 中元, Pinyin: Zhōng yuán). Perayaan ini jatuh pada tanggal lima belas bulan tujuh penanggalan imlek. Bulan ketujuh imlek juga dikenal sebagai Bulan Hantu, di mana ada kepercayaan bahwa dalam kurun waktu satu bulan ini, pintu alam baka terbuka dan hantu-hantu di dalamnya dapat bersuka ria berpesiar ke alam manusia. Demikian halnya sehingga pada pertengahan bulan tujuh penanggalan imlek diadakan perayaan dan sembahyang sebagai penghormatan kepada hantu-hantu tersebut. Tradisi ini sebenarnya merupakan produk masyarakat agraris pada zaman dahulu yang bermula dari penghormatan kepada leluhur serta dewa-dewa supaya panen yang biasanya jatuh di musim gugur dapat terberkati dan berlimpah. Di negara-negara Barat, Halloween adalah festival yang dirayakan secara luas. Bahkan demi menambah kemeriahan dan suasana festival yang menarik, anak-anak dihimbau untuk tidak takut dengan hantu sejak kecil. Bahkan pria dan wanita tua, mereka mungkin berdandan sebagai “hantu” untuk bermain. Halloween berasal dari festival bangsa Celtic kuno, yaitu festival Samhain, merayakan tahun baru mereka pada 1 November. Mereka percaya bahwa pada malam sebelum tahun baru, batas antara dunia orang hidup dan orang mati menjadi kabur. Oleh karenanya, pada malam 31 Oktober mereka merayakan Samhain, ketika diyakini bahwa roh orang mati kembali ke bumi. Selain menyebabkan masalah dan merusak tanaman, kehadiran roh dari dunia lain konon dapat membantu pendeta Celtic untuk meramal masa depan. Untuk memeringati peristiwa itu, pendeta Celtic akan membuat api unggun yang besar, di mana orang-orang akan berkumpul untuk membakar tanaman dan hewan sebagai persembahan kepada dewa mereka. Selama perayaan berlangsung, mereka mengenakan kostum yang biasanya berupa kepala dan kulit binatang, untuk mengusir para hantu. Setelah perayaan berakhir, bangsa Celtic akan menyalakan kembali perapian untuk melindungi mereka selama musim dingin yang akan datang. Dengan berlalunya waktu, makna Halloween di Barat secara bertahap menjadi festival yang lucu dan tidak mengerikan. Festival Hantu Tionghoa berbeda dari Halloween. Halloween modern hampir menjadi karnaval, yang dengan sendirinya tidak memiliki fungsi untuk mengenang leluhur, sedangkan Festival Hantu Tionghoa aka Festiva Zhongyuan, lebih serius dan berbakti, serta memiliki banyak pantangan. Festival Hantu berasal dari kebajikan tradisional berbakti. Pada tanggal lima belas bulan tujuh penanggalan imlek, masyarakat Tionghoa membakar uang kertas untuk memberi penghormatan kepada leluhur yang telah pergi lebih awal. Hal ini ditujukan untuk mengungkapkan kerinduan mereka kepada orang yang mereka cintai. Meskipun metode pengorbanannya sederhana, pada dasarnya mempertahankan makna sederhana dari Festival Hantu. Yakni ingat akan kekerabatan, keterikatan perasaan, dan pengingat masa depan seseorang, Festival Hantu diberkahi dengan konotasi humanistik yang kaya. The post Perbedaan Festival Hantu (鬼节) dan Halloween first appeared on Tionghoa Indonesia .
·tionghoa.org·
Perbedaan Festival Hantu (鬼节) dan Halloween
Tradisi Festival Perahu Naga
Tradisi Festival Perahu Naga
Festival Perahu Naga merupakan salah satu dari festival penting dalam kebudayaan dan sejarah Tiongkok. Dalam bahasa Tionghoa, Festival Perahu Naga disebut sebagai Duanwu Jie (Hanzi: 端午节, Pinyin: Duānwǔ jié). Orang-orang menggunakan kalender lunar untuk merayakan festival dalam budaya Tiongkok. Festival Perahu Naga selalu jatuh pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan lunar. Oleh karena itu, untuk tahun 2022, Festival Perahu Naga jatuh pada tanggal 3 Juni 2022. Tradisi yang dilakukan saat perayaan festival perahu naga adalah balap perahu naga, makan bakcang (zongzi), menggantung mugwort dan calamus, minum anggur realgar, dan memakai kantong parfum. Balap Perahu Naga Balap perahu naga adalah kegiatan terpenting dari Festival Perahu Naga. Kegiatan ini berasal dari legenda orang mendayung di atas perahu untuk mencari tubuh penyair patriotik Qu Yuan (Hanzi: 屈原, Pinyin: Qūyuán) (343–278 SM), yang menenggelamkan dirinya di Sungai Miluo (Hanzi: 汨罗河, Pinyin: Mìluó hé). Ada juga yang meyakini bahwa balap perahu naga sudah ada sejak 2.000 tahun yang lalu. Waktu itu balap perahu naga adalah cara untuk menyembah Dewa Naga atau Dewa Air. Perahu kayu itu dibentuk dan didekorasi dengan bentuk naga. Ukuran perahu bervariasi menurut wilayah dan biasanya membutuhkan 30–60 orang untuk mendayungnya. Selama perlombaan, tim perahu naga mendayung dengan serasi dan besemangat, diiringi dengan suara tabuhan genderang. Dikatakan bahwa tim pemenang akan memiliki keberuntungan dan kehidupan yang bahagia di tahun berikutnya. Makan Bakcang Pada perayaan Festival Perahu Naga, tradisi penting bagi orang Tionghoa adalah makan Bakcang/Zongzi (hanzi: 粽子, Pinyin: Zòngzi). Zongzi merupakan makanan tradisional Tiongkok yang terbuat dari beras ketan, dibungkus dengan daun bambu dan didalamnya terdapat aneka isian yang nikmat. Alasan mengapa orang Tionghoa makan bakcang saat Festival Perahu Naga berhubungan dengan cerita populer tentang Qu Yuan. Setelah penyair besar Qu Yuan menenggelamkan dirinya di sungai, orang-orang menaburkan beras ke dalam air untuk memberi makan ikan, untuk mencegah mereka memakan tubuh Qu Yuan. Zongzi dibuat secara berbeda di berbagai daerah di Tiongkok. Orang-orang di utara menikmati zongzi dengan kurma, sementara orang-orang di selatan lebih suka bahan-bahan campuran, seperti daging, sosis, dan telur. Kebiasaan ini tidak hanya sangat populer di Tiongkok, tetapi juga dipraktikkan di negara-negara lain di Asia Tenggara. Menggantung Mugwort dan Calamus Festival Perahu Naga diadakan pada awal musim panas ketika penyakit lebih banyak menyerang. Daun mugwort digunakan sebagai obat di Tiongkok untuk memerangi penyakit tersebut. Aroma mereka menghalangi lalat dan nyamuk. Calamus adalah tanaman air yang memiliki efek serupa. Karena bentuk daun calamus seperti pedang dan karena baunya yang kuat, calamus dipercaya dapat mengusir hama dan roh jahat. Jadi, Festival Perahu Naga juga disebut “Festival Calamus” (Hanzi: 菖蒲节, Pinyin: Chāngpú Jié). Pada hari kelima bulan kelima penanggalan lunar, orang biasanya membersihkan rumah, halaman, dan menggantung mugwort dan calamus di ambang pintu untuk mencegah penyakit. Juga dikatakan menggantung mugwort dan calamus dapat membawa keberuntungan bagi keluarga. Minum Anggur Realgar Ada pepatah lama: ‘Minum anggur realgar mengusir penyakit dan kejahatan!’ Anggur Realgar adalah minuman beralkohol Tiongkok yang terdiri dari sereal yang difermentasi dan bubuk realgar (arsenik sulfida seperti rubi). Pada jaman kuno, orang percaya bahwa realgar adalah penangkal semua racun, dan efektif untuk membunuh serangga dan mengusir roh jahat. Jadi, semua orang akan minum anggur realgar selama Festival Perahu Naga. Mengenakan Kantung Parfum Sebelum Festival Perahu Naga tiba, para orang tua biasanya menyiapkan kantong parfum untuk anak-anaknya. Mereka menjahit tas kecil dengan kain sutra warna-warni, mengisi tas dengan parfum atau obat-obatan herbal, dan kemudian mengikatnya dengan benang sutra. Selama Festival Perahu Naga, kantong parfum digantungkan di leher anak-anak atau diikat di bagian depan pakaian sebagai hiasan. Kantong parfum dikatakan untuk melindungi mereka dari kejahatan. Melukis Dahi Anak dengan Anggur Realgar Tradisi Festival Perahu Naga populer lainnya adalah mengecat dahi anak-anak dengan anggur realgar. Orang tua akan melukis karakter Tionghoa ‘王’ (wang, secara harfiah berarti ‘raja’) menggunakan anggur realgar. ‘王’ terlihat seperti empat garis di dahi harimau. Dalam budaya Tionghoa, harimau mewakili prinsip maskulin di alam dan merupakan raja dari semua binatang. Kegiatan ini dipercaya dapat mengusir makhluk-makhluk beracun dan menjauhkan penyakit dan hal-hal jahat. Selain di dahi, anggur realgar juga dioleskan di hidung, telinga, atau bagian tubuh lainnya. Mengikat Benang Sutra Lima Warna Di beberapa daerah di Tiongkok, pada hari Festival Perahu Naga, orang tua menjalin benang sutra lima warna dan mengenakannya di pergelangan tangan anak-anak mereka. Lima warna itu adalah hijau, merah, putih, hitam, dan kuning. Lima warna ini adalah warna keberuntungan di Tiongkok kuno. Orang-orang percaya bahwa ini akan membantu menjauhkan roh jahat dan penyakit. Meletakkan telur dalam posisi berdiri Pada pukul 12:00 siang pada hari Festival Perahu Naga, ada acara besar untuk semua orang di komunitas Tionghoa. Acara seru ini adalah meletakkan telur dalam posisi berdiri pada siang hari pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan lunar. Menurut tradisi, ini adalah hari dan waktu terbaik dalam setahun untuk melakukannya. Jika kamu melakukannya pada siang hari di Festival Perahu Naga, kamu akan memiliki keberuntungan terbaik untuk tahun ini. Secara ilmiah, ini adalah waktu termudah untuk meletakkan telur dalam posisi berdiri karena pada tanggal ini dekat dengan titik balik matahari musim panas. Pada hari Festival Perahu Naga, pada siang hari, gravitasi antara matahari dan bumi yang menarik satu sama lain adalah yang paling kuat. Itulah mengapa meletakkan telur dalam posisi berdiri menjadi lebih mudah. Kegiatan tradisional lainnya termasuk menggantung ikon Zhong Kui (sosok penjaga mitos), mandi di air herbal, merebus bawang putih, dan banyak lagi. Semua kegiatan ini diyakini dapat menjauhkan penyakit atau kejahatan, sambil meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Tradisi Festival Perahu Naga
Tradisi Festival Qingming
Tradisi Festival Qingming
Festival Qingming (Hanzi: 清明节, Pinyin: qīng míng jié) atau Cheng Beng (dalam bahasa Hokkian) adalah ritual tahunan etnis Tionghoa untuk bersembahyang dan ziarah kubur sesuai dengan ajaran Khong Hu Cu. Festival tradisional Tiongkok ini dilaksanakan pada hari ke-104 setelah titik balik matahari di musim dingin (atau hari ke-15 pada hari persamaan panjang siang dan malam di musim semi), biasanya antara tanggal 3 April hingga 5 April. Ada berbagai tradisi yang dilakukan saat perayaan Festival Qingming. Apa saja ya? Pemeliharaan dan perbaikan makam, tamasya musim semi, menerbangkan layang-layang, dan meletakkan cabang willow di gerbang. Semuanya itu menjadi bagian penting dari festival ini sejak awal. Pembersihan Makam, Kebiasaan Paling Penting dari Festival Qingming Orang-orang memperingati dan menunjukkan rasa hormat kepada leluhur mereka dengan mengunjungi kuburan mereka, menawarkan makanan, teh atau anggur, membakar dupa, membakar atau mempersembahkan kertas sembahyang (mewakili uang), dll. Mereka menyapu kuburan, menghilangkan gulma, dan menambahkan tanah segar ke kuburan. Mereka mungkin menempelkan cabang willow, bunga, atau tanaman plastik di makam. Saat Qingming, orang biasanya memuja leluhur mereka dengan membakar dupa dan ‘uang kertas’ di kuburan leluhur mereka. Mereka berdoa di depan kuburan leluhur mereka dan memohon agar mereka memberkati keluarga mereka. Namun, kebiasaan tersebut telah sangat disederhanakan hari ini, terutama di kota-kota, di mana banyak orang hanya menaruh bunga untuk kerabat yang sudah meninggal. Menempatkan Cabang Willow di Gerbang Selama Festival Qingming, beberapa orang mengenakan ranting pohon willow yang lembut dan meletakkannya di gerbang dan pintu depan. Orang-orang percaya bahwa kebiasaan ini akan mengusir roh jahat yang berkeliaran selama Qingming. Menurut catatan sejarah, ada pepatah lama: “Letakkan cabang willow di gerbang, usir hantu dari rumah.” Tamasya Musim Semi Festival Qingming adalah saat yang tepat untuk merasakan nafas musim semi. Qingming juga disebut Festival Taqing (Hanzi:踏青, Pinyin: Tàqīng) berarti tamasya musim semi, ketika orang-orang keluar dan menikmati bunga musim semi. Festival ini biasanya jatuh pada hari yang tidak lama sebelum semuanya berubah menjadi hijau di utara, dan memasuki musim bunga musim semi di selatan. Ini menandai awal musim ketika orang menghabiskan lebih banyak waktu di luar saat cuaca menghangat. Menerbangkan Layang-layang Menerbangkan layang-layang juga merupakan kebiasaan penting yang dinikmati oleh banyak orang, tua dan muda, selama Festival Qingming. Keunikan menerbangkan layang-layang selama Festival Qingming terletak pada layang-layang yang tidak hanya diterbangkan pada siang hari tetapi juga pada malam hari. Lentera-lentera kecil berwarna diikatkan pada layang-layang atau pada tali yang menahan layang-layang. Saat layang-layang terbang di malam hari, lenteranya terlihat seperti bintang yang berkelap-kelip. Di masa lalu, orang memotong tali untuk membiarkan layang-layang terbang bebas. Orang percaya bahwa kebiasaan ini dapat membawa keberuntungan dan menghilangkan penyakit. Inilah sebabnya mengapa terkadang ditemukan layang-layang kertas tergeletak di tanah di taman dan ladang. Menerbangkan layang-layang sangat populer di seluruh Tiongkok dan orang-orang melakukannya di alun-alun besar atau di taman-taman di seluruh negeri. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Tradisi Festival Qingming