Found 8 bookmarks
Custom sorting
Arti Simbolis Makan Ronde/Tangyuan (汤圆) Saat Festival Lampion/Cap Go Meh (元宵节)
Idiom Tiongkok – Jiachou Buke Waiyang (家丑不可外扬)
Idiom Tiongkok – Jiachou Buke Waiyang (家丑不可外扬)
家丑不可外扬 Jiāchǒu bùkě wàiyáng Kejelekan keluarga jangan dipublikasikan 家 – jiā – keluarga 丑 – chǒu – keburukan 不可 – bùkě – tidak boleh 外 – wài – luar 扬 – yáng – disiarkan 外扬 – wàiyáng – diberitakan/disebarkan keluar Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Idiom Tiongkok – Jiachou Buke Waiyang (家丑不可外扬)
Kejelekan Keluarga Jangan Dipublikasikan
Kejelekan Keluarga Jangan Dipublikasikan
Ada pepatah Tiongkok: “Kejelekan keluarga jangan dipublikasikan” Apa maksudnya? Tidak ada emas yang murni, tidak ada yang sempurna, semua orang pasti pernah melakukan kesalahan dan memiliki kekurangan. Jadi dalam sebuah keluarga, beberapa hal buruk terjadi, ini sangat normal dan tak terhindarkan. Konfusius memiliki pepatah, “Ayah bersembunyi untuk putranya, dan putranya bersembunyi untuk ayahnya.” Jika ada sesuatu yang buruk dalam keluarga, kamu harus menasihati secara pribadi, bersembunyi dari satu sama lain, dan tidak mempublikasikannya di mana-mana. Meskipun hal ini mungkin tidak terlihat baik, tetapi karena sejalan dengan fitrah manusia, hal ini mencerminkan integritas manusia. Jika kamu mengkhianati keluarga kamu sendiri atas nama kebenaran dan pemusnahan, itu benar secara teori, tetapi itu tidak manusiawi. Siapa yang berani mempercayai kamu di masa depan? Poin lainnya adalah jika kamu sering berbicara buruk tentang keluarga kamu kepada orang lain dan mempublikasikan skandal keluarga kamu, maka orang lain secara alami akan membenci keluarga kamu dan menertawakan kamu. Kamu akan dipandang rendah oleh orang lain hanya karena kamu mengekspos kekurangan kamu. Jika kamu bertemu dengan beberapa penjahat dengan niat buruk, mereka juga akan mengambil kesempatan untuk menghancurkan keluarga kamu, sehingga ia dapat mengambil keuntungan darinya. Tidak hanya keluarga, tetapi juga masyarakat. Orang dahulu mengajarkan kita untuk “menyembunyikan kejahatan dan mempromosikan kebaikan” kepada masyarakat dan orang banyak. Ketika kita melihat hal-hal buruk pada orang lain, kita tidak mengatakannya, kita tidak mempublikasikannya di mana-mana, dan kita tidak memasukkannya ke dalam hati. Ketika kita melihat orang baik dan perbuatan baik, kita memuji dan menyemangati mereka. Hati manusia penuh dengan daging, dan tidak ada orang yang murni baik dan jahat. Jika kamu melakukan ini, mereka yang tidak baik akan merasa malu ketika melihatnya, “Saya telah melakukan begitu banyak hal buruk, dan orang-orang dapat mentolerir dan memaafkan saya. Saya melakukan sedikit kebaikan, dan orang-orang akan memuji saya. Ini bisa menginspirasi seseorang. Tentu saja, hanya karena tidak mempublikasikannya bukan berarti orang jahat tidak akan dihukum, dan mereka harus dihukum ketika mereka pantas mendapatkannya, tetapi hanya saja tidak mempublikasikannya di mana-mana. Jika kamu menyebarkan perbuatan jahat orang lain di mana-mana, kamu mengajar semua orang untuk mengikuti contoh orang jahat, dan orang jahat akan mendapatkan pemikiran, “Begitu banyak orang telah melakukan hal-hal buruk, jadi saya bukan salah satu dari mereka”. Orang yang berbuat baik akan berkecil hati, kehilangan kepercayaan, orang baik tidak mendapat pahala, orang jahat senang, dan berbuat baik menjadi tidak mungkin. Oleh karena itu, tidak peduli keluarga atau masyarakat, perlu untuk mencapai “kejelekan keluarga jangan dipublikasikan”. Namun tetap perlu diingat, tidaklah benar untuk menyembunyikan dan menutupi secara membabi buta. Perlu untuk membujuknya pada waktu yang tepat untuk mengubah kejahatannya dan menjadi baik. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Kejelekan Keluarga Jangan Dipublikasikan
8 Anjuran Pengertian Dasar Tao
8 Anjuran Pengertian Dasar Tao
Pemahaman atau pengertian dasar tentang 8 Anjuran yang selalu disampaikan yaitu sebagai berikut : 1. Belajar Tao tidak ada ikatan. Disini kata “ikatan” pengertiannya lebih ke arah “BEBAN “, jadi jangan menjadikan diri kita terbebani oleh Agama, justru sebaliknya memeluk suatu Agama bertujuan meringankan beban hidup atau kehidupan kita. Belajar Tao diajarkan Bicara, Kelakuan dan Amal baik, tujuannya supaya dalam kehidupannya seseorang dapat mengurangi gesekan negatif dengan orang lain, bahkan disukai banyak orang. 2. Rendah hati tapi tidak minder. Percaya diri namun tidak kolot, menghargai diri tetapi bukan sombong. Tujuannya mengajarkan kita untuk selalu mengendalikan mental dan emosi secara fleksibel mengikuti arus kenyataan kehidupan tanpa benturan-benturan ekstrem. 3. Cuen Se Cung Tao, Fu Tao Wei Tao. Setia membela mendukung mengembangkan dan memajukan Tao. Ini adalah konsekuensi positif yang mengikat secara hakekat pada diri masing-masing umat Tao (yang menganggap dirinya seorang Tao), karena Tao itu harus ada dalam hati yang terdalam dari kita semua, bukan cuma untuk alat pembungkus atau mengemas diri saja. 4. Hati dan batin yg bersih dan baik (Hao Sing Jang). Tujuannya menanam dan memupuk moral kebaikan, ketulusan dan kesabaran sehingga mengurangi duri-duri tajam pada diri kita yang berpotensi menyakiti org lain. 5. Menganggap sesama umat Tao adalah satu keluarga. Tujuannya menciptakan ikatan dan keakraban yang sifatnya kekeluargaan yang hangat dan saling membantu secara positif. 6. Tidak bikin-bikin dan menyebarkan serta gampang kena isu-isu atau gosip. Tujuannya tidak membuat hal atau masalah menjadi negatif, namun justru menyelesaikan segala masalah secara dini. 7. Kemajuan tergantung diri sendiri. Tujuannya agar setiap umat Tao dapat benar-benar berkonsentrasi pada usaha belajar Tao nya masing-masing demi kemajuan Tao-nya juga, bukan malah tanpa arah justru malah mempelajari Tao yang tidak benar. 8. Wei Fu Taoyu (membela dan mendukung Taoyu). Sudah selayaknya sebagai satu keluarga Tao kitalah yang saling menjaga, mendorong dan memajukan sesama Taoyu sebelum orang lain. Tuhan YME (dan pada Dewa dewi) pasti akan memberkati dan memberi jalan bagi yang positif. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
8 Anjuran Pengertian Dasar Tao
Ronde Almond, Bikin Acara Kumpul Keluarga Tambah Seru
Ronde Almond, Bikin Acara Kumpul Keluarga Tambah Seru
Masyarakat Tionghoa biasa mengkonsumsi ronde/tangyuan (Hanzi: 汤圆; Pinyin: Tāngyuán) saat Festival Lampion (Hanzi:元宵节, Pinyin: Yuánxiāo jié), Festival Dongzhi (Hanzi: 冬至, Pinyin: Dōngzhì) atau pada setiap kesempatan diadakan perkumpulan keluarga, misalnya saat pesta pernikahan. Cara penyajian ronde/tang yuan biasanya, adalah disajikan dalam sebuah mangkuk dengan kuah jahe gula merah, kacang tanah, dan lain-lain. Sajian ronde/tang yuan merupakan sebuah simbol persatuan keluarga dan juga kebersamaan. Selain pada perayaan tahun baru Imlek, tang yuan juga menjadi sajian saat Festival Dongzhi. Festival Lampion merupakan perayaan pada malam bulan purnama pertama setelah perayaan tahun baru Imlek . Sedangkan Festival Dongzhi adalah acara berkumpul dengan keluarga saat musim dingin. Karena kuah ronde/tang yuan mengandung jahe, memberikan efek hangat saat musim dingin. Isian ronde biasanya dibuat dari kacang tanah. Kini, bisa dicoba menggantikan kacang tanah dengan almond. Mau coba, berikut adalah bahan dan cara membuat ronde almond. Ronde Almond Bahan ronde: 150 g tepung ketan putih 1 sdm tepung tapioka 1/2 sdt garam 50 ml air air untuk merebus Bahan isian: 75 g almond sangrai 25 g gula lontar Bahan kuah jahe: 750 ml air 100 g jahe, cuci bersih, memarkan 100 g gula pasir Bahan taburan: Almond sangrai Bagaimana membuat: 1. Isi: Haluskan almond sangrai. Tambahkan gula lontar. Aduk rata. Buat bulatan kecil, sisihkan. 2. Ronde: Campur tepung ketan putih, tepung tapioka, dan garam. Aduk rata. Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diuleni. Uleni hingga halus. Ambil sejumput adonan, pipihkan. Beri isian, tutup lagi, bentuk bulat. Lakukan hingga semua adonan ronde dan isian habis. Panaskan air hingga mendidih, masukkan adonan. Rebus hingga matang dan mengapung. Angkat, sisihkan. 3. Kuah jahe: Rebus semua bahan kuah hingga mendidih, angkat. 4. Penyajian: Ambil mangkuk saji, beri ronde, tambahkan kuah jahe. Sajikan segera. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Ronde Almond, Bikin Acara Kumpul Keluarga Tambah Seru