Anggur Beras – Mijiu – 米酒 Untuk Menjaga Kesehatan
Dewa Pelindung Pertanian Shen Nong Da Di (神农大帝)
Shen Nong Da Di 神农大帝 ( Sin Long Tay Te – Hokkian ) memerintah sesudah Fu Xi (伏羲) . Nama Shen Nong (神农) yang berarti “Petani Malaikat”, dikaitkan karena beliau dianggap sebagai seorang pertama yang mengajarkan penduduk untuk mengolah tanah. Ia dianggap penemu beberapa macam alat untuk pertanian seperti cangkul, garu dan bajak. Dia juga di ceritakan sebagai orang pertama yang menemukan cara-cara memperoleh garam dengan menguapkan air laut.
Dalam legenda, Shen Nong dianggap sebagai Dewa matahari yang disebut Yan Di (炎帝). Yan Di dengan penuh kesabaran mengajar orang menanam palawija, sehingga rakyat tidak kelaparan. Sebab itu orang menyebutnya sebagai Shen Nong (神农). Seringkali dalam dongeng Shen Nong (神农) disebut sebagai berkepala kerbau. Ini disebabkan karena ia mengajar cara-cara memanfaatkan tenaga hewan membantu bercocok tanam.
Yan Di (炎帝) alias Shen Nong (神农) ini ternyata tidak hanya seorang Dewa pertanian, dia juga seorang Dewa pengobatan. Konon Shen Nong mempunyai sebatang cambuk wasiat. Segala macam rumput obat yang tersentuh cambuknya akan segera memperlihatkan sifat-sifatnya yang khusus seperti beracun dan tidak, panas atau dingin. Berdasarkan sifat khusus inilah Shen Nong (神农) memakai rumput obat untuk mengobati rakyatnya.
Kisah lain mengatakan bahwa ia selalu menggunakan lidahnya dalam mengecap rumput-rumput obat (神農嘗百草) untuk mengetahui rasa dan sifatnya.
Suatu ketika ia mengecap rumput beracun yang disebut duan-chang-cao atau rumput pemutus usus. Ia tewas karena mengorbankan dirinya untuk kemajuan ilmu pengobatan.
Dikalangan rakyat Shen Nong disebut sebagai Wu Gu Wang (五穀王) atau Raja Palawija, atau Shen Nong Da Di (神农大帝) yang berarti Kaisar pertanian.
Ia dianggap sebagai Dewa pertanian, Perdagangan beras dan palawija.
Patung Shen Nong Da Di ditampilkan dengan kepala bertanduk, telanjang dada, memakai pakaian dari daun-daunan dan telanjang kaki.
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
Musim Dingin Tiba Setelah Musim Panas Berlalu
寒来暑往
Hán lái shǔ wǎng
Musim dingin tiba setelah musim panas berlalu
寒 – hán – musim dingin
来 – lái – datang/tiba
暑 – shǔ – musim panas
往 – wǎng – berlalu
Ada empat musim di Tiongkok. Musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin.
Musim dingin berhawa dingin, musim panas berhawa panas atau hangat.
Musim dingin yang dingin datang setelah musim panas yang panas telah berlalu.
Ungkapan yang dikutip dari Seribu Karakter Klasik (Hanzi: 千字文, Pinyin: Qiānzì Wén) ini menggambarkan perjalanan waktu.
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.