Found 12 bookmarks
Custom sorting
Selamat Festival Pertengahan Musim Gugur
Selamat Festival Pertengahan Musim Gugur
Festival Pertengahan Musim Gugur, Makan malam reuni Pertengahan Musim Gugur, Memandang dan menikmati keindahan bulan purnama, Minum anggur Osmanthus, Membuat dan menggantung lentera, Dan mengucapkan Selamat Festival Pertengahan Musim Gugur (Hanzi: 中秋节快乐 ; Pinyin: zhōngqiū jié kuàilè). Artikel pertama muncul di: Tionghoa Indonesia - Budaya dan Tradisi Tionghoa Indonesia Pada: Selamat Festival Pertengahan Musim Gugur
·tionghoa.org·
Selamat Festival Pertengahan Musim Gugur
Tradisi Perayaan Festival Kue Bulan aka Festival Pertengahan Musim Gugur
Tradisi Perayaan Festival Kue Bulan aka Festival Pertengahan Musim Gugur
Ada banyak kegiatan Festival Pertengahan Musim Gugur berlangsung selama periode perayaan ini. Beberapa kegiatan Festival Pertengahan Musim Gugur yang paling populer dapat disimak sebagai berikut. Makan Kue Bulan Makan kue bulan aka mooncake adalah tradisi perayaan Festival Kue Bulan yang dilakukan oleh hampir setiap orang Tionghoa. Ada berbagai macam kue bulan dengan aneka varian isian. Aneka isian tersebut bisa berupa kenari, hawthorn, almond, wijen, biji teratai, kacang merah, jujube, buah-buahan, telur, dll. Awalnya kue bulan hanya sejenis makanan ringan dan digunakan untuk memuja dewi bulan. Lalu, secara bertahap memaknainya sebagai reuni keluarga dan menganggapnya sebagai makanan festival karena kue bulan berbentuk bulat, dan dibagikan untuk semua anggota keluarga. Memandang dan Menikmati Keindahan Bulan Purnama Dalam budaya Tiongkok, bulan purnama yang bulat penuh melambangkan berkumpulnya keluarga. Memandang bulan saat perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur menjadi aktivitas yang populer. Anggota keluarga yang tinggalnya berjauhan, dengan memandang bulan yang sama, menjadikannya seperti tidak ada jarak di antara mereka. Memuja Bulan Pemujaan bulan adalah ritual kerajaan kuno dan kegiatan Festival Pertengahan Musim Gugur Tiongkok yang penting, untuk berdoa agar bulan memberkati orang-orang. Ini adalah tradisi yang telah berusia 3000 tahun lebih. Pada malam Fetisval Pertengahan Musim Gugur, orang-orang menempatkan meja yang menghadap ke bulan, meletakkan kue bulan dan sesajian lainnya di atas meja, membuat permintaan dan mempersembahkan dupa ke bulan. Di akhir pemujaan, orang-orang membakar kertas khusus. Permintaan yang biasanya mereka buat adalah reuni keluarga, kebahagiaan, kesuksesan, dan kecantikan. Upacara pemujaan adalah untuk menunjukkan rasa hormat kepada dewi bulan. Makan Malam Reuni Pertengahan Musim Gugur Pada Festival Pertengahan Musim Gugur, semua anggota keluarga pulang ke rumah untuk mengadakan pesta keluarga besar, yang disebut makan malam reuni Pertengahan Musim Gugur. Mereka berbicara, minum, dan menikmati hidangan, buah-buahan, serta kue bulan. Ini benar-benar pertemuan keluarga yang menyenangkan. Minum Anggur Osmanthus Festival Pertengahan Musim Gugur adalah saat bunga osmanthus beraroma manis sedang bermekaran. Kemudian secara secara bertahap mengaitkan osmanthus dengan festival dan mengembangkan beberapa tradisi perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur, yakni minum anggur osmanthus. Anggur Osmanthus terbuat dari osmanthus dan anggur beras berkualitas tinggi, berwarna kuning muda dengan aroma osmanthus yang khas. Rasanya manis, asam dan lembut, dan memiliki rasa unik mirip dengan anggur. Dikatakan orang yang minum anggur osmanthus pada malam festival akan menikmati hidup lebih lama. Membuat dan Menggantung Lentera Ini adalah kegiatan Festival Pertengahan Musim Gugur favorit untuk anak-anak yang populer di Guangzhou dan Hong Kong. Pada hari itu, anak-anak menggunakan kertas bambu untuk membuat lentera, dan menggantung lentera di tiang yang didirikan tinggi. Orang tua mereka membantu mereka untuk menyelesaikan kegiatan tersebut. Anak-anak bersaing satu sama lain untuk melihat lentera mana yang menggantung lebih tinggi, dan lentera siapa yang paling halus. Selama festival, orang-orang di beberapa daerah di Tiongkok selatan juga memasang lentera Kongming, yaitu lentera persegi besar yang dibuat dengan kertas. Lilin dibakar di dalam lentera, dan panasnya membuatnya naik ke langit. Selain itu, ada berbagai model lampion untuk dimainkan anak-anak. Mengirim Pesan dan Ucapan Perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur Kepada Mereka yang Jauh Pada perayaan ini orang akan mengirim pesan dan ucapan perayaan ke teman, kerabat, atau orang yang jauh. Ini juga merupakan cara yang baik untuk mencairkan suasana jika belum memulai percakapan melalui telepon. . Memberikan Hadiah Selama perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur orang-orang akan melakukan kunjungan singkat ke teman atau kerabat, membawa hadiah bersama mereka. Biasanya mereka berangkat sebelum jam makan malam. Ini adalah saat yang tepat untuk lebih dekat dengan teman dan kerabat. Hadiah yang paling populer dan umum adalah kue bulan dan buah. Bernyanyi Bersama Keluarga Aktivitas Festival Pertengahan Musim Gugur yang menyenangkan dan paling mudah lainnya saat reuni keluarga adalah bernyanyi bersama keluarga. Sajikan beberapa kue bulan dan nikmati malam Pertengahan Musim Gugur yang sempurna. Lagu yang paling cocok untuk dinyanyikan saat perayaan festival pertengahan musim gugur diantaranya adalah Yue Liang Dai Biao Wo De Xin (月亮代表我的心) , Wan Wan De Yue Liang (弯弯的月亮), Dan Yuan Ren Chang Jiu (但愿人长久) , Cheng Li De Yue Guang (城裡的月光), dan Wo Men De Yue Liang Yi Ding Yuan (我们的月亮一定圆) Artikel pertama muncul di: Tionghoa Indonesia - Budaya dan Tradisi Tionghoa Indonesia Pada: Tradisi Perayaan Festival Kue Bulan aka Festival Pertengahan Musim Gugur
·tionghoa.org·
Tradisi Perayaan Festival Kue Bulan aka Festival Pertengahan Musim Gugur
Kumpulan Ucapan Perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur Terkini
Kumpulan Ucapan Perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur Terkini
Artikel pertama muncul di: Tionghoa Indonesia - Budaya dan Tradisi Tionghoa Indonesia Pada: Kumpulan Ucapan Perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur Terkini
·tionghoa.org·
Kumpulan Ucapan Perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur Terkini
Apa Saja Hal Tabu Pada Perayaan Tahun Baru Imlek ?
Apa Saja Hal Tabu Pada Perayaan Tahun Baru Imlek ?
Tahun Baru Imlek merupakan festival tradisional paling penting bagi masyarakat Tionghoa. Festival ini menandakan awal musim semi, dan awal tahun baru menurut kalender lunar Tiongkok. Setiap tahunnya, masyarakat Tionghoa memeriahkannya dengan memasang atribut khas, seperti lampion, dekorasi berwarna merah, kue keranjang, pagelaran barongsai, dan angpao . Tapi,ada sejumlah hal yang dianggap tabu dan tak boleh dilakukan saat perayaan Tahun Baru Imlek. Pantangan ini sudah dijalankan secara turun temurun dan sudah jadi tradisi bagi masyarakat Tionghoa yang percaya. Apa saja ya, simak info berikut….. Hari Pertama Tahun Baru Imlek Pada hari pertama tahun lunar, anak perempuan yang sudah menikah tidak boleh kembali ke rumah orang tuanya karena dikatakan bahwa jika mereka melakukannya, mereka akan memakan orang tua mereka di luar rumah dan di rumah. Jadi anak perempuan hanya bisa kembali pada hari kedua atau ketiga Tahun Baru Imlek. Pada hari pertama Tahun Baru Imlek, orang tidak boleh makan bubur karena konon jika melakukannya, akan menghadapi hujan lebat ketika mereka keluar. Kegiatan menyiram, menyapu, dan membuang juga dilarang karena konon katanya rejeki akan tersapu habis. Hindari tidur siang di hari pertama Tahun Baru Imlek. Tidur siang pada hari pertama Tahun Baru Imelk melambangkan kemalasan, dan itu akan mempengaruhi keberuntungan dan karier kamu sepanjang tahun. Selain itu, pada hari pertama Tahun Baru Imlek, orang tidak boleh memukul atau memarahi anak-anak karena dikatakan akan merusak kerukunan antar anggota keluarga. Rambut tidak boleh dicuci pada hari pertama Tahun Baru Imlek. Sebab, dalam bahasa Tionghoa, rambut memiliki pengucapan dan karakter huruf yang sama dengan Fa (Hanzi: 发, Pinyin: fǎ) dalam kata Facai (Hanzi: 发财, Pinyin: Fācái) yang berarti menjadi kaya. Jarum dan benang tidak boleh digunakan karena istilah Benang Putus dalam bahasa Tionghoa diucapkan sebagai Duan Xian (Hanzi: 断线, Pinyin: duàn xiàn) yang berarti mati tanpa keturunan. Orang harus berhati-hati dan tidak memecahkan mangkuk, piring, cangkir, dan sebagainya, yang melambangkan “orang berpisah”, “anggota keluarga menderita kematian” dan “menderita kerugian finansial”. Makan daging atau ikan dihindari dengan alasan karena membunuh makhluk hidup, darahnya akan menyebabkan bencana berdarah. Selain itu, pada hari pertama Imlek, orang-orang tabu untuk minum obat. Obat yang dimaksud adalah obat herbal seperti jamu maupun obat-obatan medis. Jika konsumsi obat tetap dilakukan, diyakini akan sakit selama setahun penuh. Di beberapa tempat, orang-orang sakit memecah pot tempat obat mereka setelah pergantian tahun resmi diumumkan. Dengan melakukan hal tersebut, mereka berkeyakinan bahwa segala penyakit akan terusir di tahun baru tersebut. Kata-kata sial juga dihindari pada hari itu, misalnya kata-kata tentang putus, kematian, penyakit, kegagalan, dan kemiskinan tidak boleh disebutkan. Hari pertama Tahun Baru Imlek melambangkan awal yang baru. Karena itu, jangan menangis atau bertengkar dengan siapa pun, karena itu akan membawa kesialan sepanjang tahun. Jika bertengkar dengan keluarga pada hari pertama Tahun Baru Imlek, diyakini bahwa rumah itu tidak akan damai untuk tahun yang akan datang. Dan jika menangis, akan menghabiskan sisa tahun dalam kesedihan. Hari Pertama dan Kedua Tahun Baru Imlek Pada hari pertama dan kedua Tahun Baru Imlek, mencuci pakaian dihindari karena konon katanya hari lahir Dewa Air jatuh pada dua hari tersebut. Hari Pertama hingga Hari Kelima Belas Tahun Baru Imlek Dari hari pertama hingga hari kelima belas tahun lunar, bekerja di ladang dihindari karena akan menyinggung para dewa, dan tidak ada yang akan berjalan lancar sepanjang tahun. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Apa Saja Hal Tabu Pada Perayaan Tahun Baru Imlek ?
Tradisi Festival Perahu Naga
Tradisi Festival Perahu Naga
Festival Perahu Naga merupakan salah satu dari festival penting dalam kebudayaan dan sejarah Tiongkok. Dalam bahasa Tionghoa, Festival Perahu Naga disebut sebagai Duanwu Jie (Hanzi: 端午节, Pinyin: Duānwǔ jié). Orang-orang menggunakan kalender lunar untuk merayakan festival dalam budaya Tiongkok. Festival Perahu Naga selalu jatuh pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan lunar. Oleh karena itu, untuk tahun 2022, Festival Perahu Naga jatuh pada tanggal 3 Juni 2022. Tradisi yang dilakukan saat perayaan festival perahu naga adalah balap perahu naga, makan bakcang (zongzi), menggantung mugwort dan calamus, minum anggur realgar, dan memakai kantong parfum. Balap Perahu Naga Balap perahu naga adalah kegiatan terpenting dari Festival Perahu Naga. Kegiatan ini berasal dari legenda orang mendayung di atas perahu untuk mencari tubuh penyair patriotik Qu Yuan (Hanzi: 屈原, Pinyin: Qūyuán) (343–278 SM), yang menenggelamkan dirinya di Sungai Miluo (Hanzi: 汨罗河, Pinyin: Mìluó hé). Ada juga yang meyakini bahwa balap perahu naga sudah ada sejak 2.000 tahun yang lalu. Waktu itu balap perahu naga adalah cara untuk menyembah Dewa Naga atau Dewa Air. Perahu kayu itu dibentuk dan didekorasi dengan bentuk naga. Ukuran perahu bervariasi menurut wilayah dan biasanya membutuhkan 30–60 orang untuk mendayungnya. Selama perlombaan, tim perahu naga mendayung dengan serasi dan besemangat, diiringi dengan suara tabuhan genderang. Dikatakan bahwa tim pemenang akan memiliki keberuntungan dan kehidupan yang bahagia di tahun berikutnya. Makan Bakcang Pada perayaan Festival Perahu Naga, tradisi penting bagi orang Tionghoa adalah makan Bakcang/Zongzi (hanzi: 粽子, Pinyin: Zòngzi). Zongzi merupakan makanan tradisional Tiongkok yang terbuat dari beras ketan, dibungkus dengan daun bambu dan didalamnya terdapat aneka isian yang nikmat. Alasan mengapa orang Tionghoa makan bakcang saat Festival Perahu Naga berhubungan dengan cerita populer tentang Qu Yuan. Setelah penyair besar Qu Yuan menenggelamkan dirinya di sungai, orang-orang menaburkan beras ke dalam air untuk memberi makan ikan, untuk mencegah mereka memakan tubuh Qu Yuan. Zongzi dibuat secara berbeda di berbagai daerah di Tiongkok. Orang-orang di utara menikmati zongzi dengan kurma, sementara orang-orang di selatan lebih suka bahan-bahan campuran, seperti daging, sosis, dan telur. Kebiasaan ini tidak hanya sangat populer di Tiongkok, tetapi juga dipraktikkan di negara-negara lain di Asia Tenggara. Menggantung Mugwort dan Calamus Festival Perahu Naga diadakan pada awal musim panas ketika penyakit lebih banyak menyerang. Daun mugwort digunakan sebagai obat di Tiongkok untuk memerangi penyakit tersebut. Aroma mereka menghalangi lalat dan nyamuk. Calamus adalah tanaman air yang memiliki efek serupa. Karena bentuk daun calamus seperti pedang dan karena baunya yang kuat, calamus dipercaya dapat mengusir hama dan roh jahat. Jadi, Festival Perahu Naga juga disebut “Festival Calamus” (Hanzi: 菖蒲节, Pinyin: Chāngpú Jié). Pada hari kelima bulan kelima penanggalan lunar, orang biasanya membersihkan rumah, halaman, dan menggantung mugwort dan calamus di ambang pintu untuk mencegah penyakit. Juga dikatakan menggantung mugwort dan calamus dapat membawa keberuntungan bagi keluarga. Minum Anggur Realgar Ada pepatah lama: ‘Minum anggur realgar mengusir penyakit dan kejahatan!’ Anggur Realgar adalah minuman beralkohol Tiongkok yang terdiri dari sereal yang difermentasi dan bubuk realgar (arsenik sulfida seperti rubi). Pada jaman kuno, orang percaya bahwa realgar adalah penangkal semua racun, dan efektif untuk membunuh serangga dan mengusir roh jahat. Jadi, semua orang akan minum anggur realgar selama Festival Perahu Naga. Mengenakan Kantung Parfum Sebelum Festival Perahu Naga tiba, para orang tua biasanya menyiapkan kantong parfum untuk anak-anaknya. Mereka menjahit tas kecil dengan kain sutra warna-warni, mengisi tas dengan parfum atau obat-obatan herbal, dan kemudian mengikatnya dengan benang sutra. Selama Festival Perahu Naga, kantong parfum digantungkan di leher anak-anak atau diikat di bagian depan pakaian sebagai hiasan. Kantong parfum dikatakan untuk melindungi mereka dari kejahatan. Melukis Dahi Anak dengan Anggur Realgar Tradisi Festival Perahu Naga populer lainnya adalah mengecat dahi anak-anak dengan anggur realgar. Orang tua akan melukis karakter Tionghoa ‘王’ (wang, secara harfiah berarti ‘raja’) menggunakan anggur realgar. ‘王’ terlihat seperti empat garis di dahi harimau. Dalam budaya Tionghoa, harimau mewakili prinsip maskulin di alam dan merupakan raja dari semua binatang. Kegiatan ini dipercaya dapat mengusir makhluk-makhluk beracun dan menjauhkan penyakit dan hal-hal jahat. Selain di dahi, anggur realgar juga dioleskan di hidung, telinga, atau bagian tubuh lainnya. Mengikat Benang Sutra Lima Warna Di beberapa daerah di Tiongkok, pada hari Festival Perahu Naga, orang tua menjalin benang sutra lima warna dan mengenakannya di pergelangan tangan anak-anak mereka. Lima warna itu adalah hijau, merah, putih, hitam, dan kuning. Lima warna ini adalah warna keberuntungan di Tiongkok kuno. Orang-orang percaya bahwa ini akan membantu menjauhkan roh jahat dan penyakit. Meletakkan telur dalam posisi berdiri Pada pukul 12:00 siang pada hari Festival Perahu Naga, ada acara besar untuk semua orang di komunitas Tionghoa. Acara seru ini adalah meletakkan telur dalam posisi berdiri pada siang hari pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan lunar. Menurut tradisi, ini adalah hari dan waktu terbaik dalam setahun untuk melakukannya. Jika kamu melakukannya pada siang hari di Festival Perahu Naga, kamu akan memiliki keberuntungan terbaik untuk tahun ini. Secara ilmiah, ini adalah waktu termudah untuk meletakkan telur dalam posisi berdiri karena pada tanggal ini dekat dengan titik balik matahari musim panas. Pada hari Festival Perahu Naga, pada siang hari, gravitasi antara matahari dan bumi yang menarik satu sama lain adalah yang paling kuat. Itulah mengapa meletakkan telur dalam posisi berdiri menjadi lebih mudah. Kegiatan tradisional lainnya termasuk menggantung ikon Zhong Kui (sosok penjaga mitos), mandi di air herbal, merebus bawang putih, dan banyak lagi. Semua kegiatan ini diyakini dapat menjauhkan penyakit atau kejahatan, sambil meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Tradisi Festival Perahu Naga
Kronologi Asal Usul Perayaan Festival Perahu Naga (端午节)
Kronologi Asal Usul Perayaan Festival Perahu Naga (端午节)
Festival Perahu Naga (Hanzi: 端午节, Pinyin: Duānwǔ jié) adalah salah satu festival paling kuno di Tiongkok. Tidak hanya di Tiongkok, tetapi juga di seluruh dunia, dengan sejarah lebih dari 2000 tahun. Hampir setiap orang Tionghoa mengetahui beberapa cerita tentang Festival Perahu Naga, yang menunjukkan bahwa festival tradisional ini telah mengakar kuat di benak masyarakat. Berikut adalah kronologi asal usul festival perahu naga. Kegiatan Penyembahan Totem (1,7 juta tahun yang lalu – abad ke-21 SM) Naga, makhluk imajiner, selalu menjadi totem bagi Tiongkok kuno, dan orang-orang di daerah Wuyue kuno ( sekarang adalah Propinsi Jiangsu dan Zhejiang,Tiongkok bagian tenggara) akan menyembah totem pada hari kelima bulan lunar kelima di Jaman Prasejarah (1,7 juta tahun lalu – abad ke-21 SM). Orang-orang membuat perahu dengan kepala dan ekor naga, dan mengadakan permainan hiburan. Pada saat itu, gambar naga dikaitkan erat dengan hari kelima bulan kelima lunar, di mana Festival Perahu Naga dirayakan. Inilah sejarah Festival Perahu Naga paling awal. Hari Jahat sebelum Periode Negara-Negara Berperang (Sebelum 476 SM) Dalam sejarah Tiongkok kuno sebelum Periode Negara-Negara Berperang, hari kelima bulan lunar kelima secara luas dianggap sebagai hari yang jahat, yang dapat membawa penyakit dan bencana. Pada hari itu, semua binatang dan serangga beracun akan keluar, seperti ular, kalajengking, dan kelabang. Diyakini bahwa orang yang lahir pada hari itu juga akan menyebabkan kemalangan bagi orang tua mereka. Oleh karena itu, orang menggantung daun calamus (jeringau) dan mugwort (daun baru Tiongkok) di kusen pintu untuk mengusir roh jahat, dan mandi air ramuan untuk mencegah penyakit kulit. Calamus / Jeringau Mugwort / Daun Baru Tiongkok Kisah Asal tentang Penasihat Negara Wu Zixu (伍子胥) (559 – 484 SM) Di beberapa tempat di Propinsi Jiangsu dan Zhejiang, sejarah Festival Perahu Naga berasal dari kisah Wu Zixu (Hanzi: 伍子胥, Wǔ Zixū) pada Periode Musim Semi dan Musim Gugur (770 – 476 SM). Wu Zixu adalah seorang negarawan yang setia kepada kedaulatannya, berasal dari negara bagian Chu. Ayahnya pernah menjadi guru kerajaan, dan akibat laporan palsu tentang plot pemberontakan, ayah dan kakak lali-laki Wu Zixu dibunuh. Dia bersedih, lalu pindah ke Kerajaan Wu dan membantu Raja berperang melawan Raja Chu. Bantuannya meletakkan landasan pencapaian yang dicapai oleh Negara Bagian Wu, lagi-lagi dia dijebak oleh orang jahat kemudian dipaksa untuk bunuh diri dan mayatnya dibuang pada hari kelima bulan kelima lunar. Untuk mengukir kesetiaan dan semangatnya, orang-orang menetapkan hari tersebut untuk menghormatinya. Memperingati Penyair Patriotik Qu Yuan (屈原) (340 – 278 SM) Di antara semua asal-usul Festival Perahu Naga, kisah legenda tentang Qu Yuan (Hanzi: 屈原, Pinyin: Qūyuán) adalah yang paling populer, yang secara luas dianggap sebagai asal mula yang sebenarnya. Qu Yuan adalah seorang penyair patriotik yang luar biasa serta politisi di akhir Periode Negara-Negara Berperang. Setelah menyaksikan keruntuhan negaranya, Negara Bagian Chu, dia tidak mau menyerahkan dirinya ke negara lain. Oleh karena itu, ia bunuh diri dengan tenggelam di Sungai Miluo pada hari kelima bulan kelima lunar. Mendengar berita menyedihkan itu, orang-orang berlayar dengan perahu untuk menyelamatkan tubuhnya. Untuk mencegah mayatnya digigit ikan, orang-orang juga melemparkan Zongzi (bakcang) (Hanzi: 粽子, Pinyin: Zòngzi) untuk memberi makan makhluk-makhluk itu ke dalam air. Anggur realgar juga dituangkan ke sungai untuk mengusir ikan. Secara bertahap balap perahu naga dan bakcang (nasi ketan yang dibungkus dengan bentuk piramida menggunakan bambu atau daun alang-alang), diturunkan dari generasi ke generasi sebagai tradisi. Legenda Putri Berbakti Cao E (曹娥) (130 – 143 M) Menurut legenda, Cao E (Hanzi: 曹娥, Pinyin: Cáo é) (130-143) adalah penduduk asli Caojiabao, Kotapraja Zaohu, Shangyu (sekarang Shaoxing, Zhejiang), tinggal di Dinasti Han Timur (23-220 M). Cao E (130-143) adalah penduduk asli Caojiabao, Kotapraja Zaohu, Shangyu (sekarang Shaoxing, Zhejiang). Dia menjalani kehidupan yang keras bersama ayahnya di sebuah desa nelayan. Setelah hujan turun pada hari kelima bulan lunar kelima, ayah Cao E ingin mengambil kesempatan untuk memancing di Sungai Shunjiang. Meskipun berbahaya dengan banjir, lelaki tua itu bersikeras untuk pergi. Cao E khawatir tentang keselamatan ayahnya, menunggu di rumah dengan cemas. Sampai matahari terbenam, ayahnya masih belum kembali. Cao E pergi ke pematang sungai untuk mencari ayahnya untuk waktu yang lama, tetapi dia gagal menemukan apa pun. Tetangga membujuknya untuk menyerah, tetapi dia tidak terpengaruh, menangis dan berteriak di sepanjang sungai. Akhirnya, dia melihat ayahnya berguling-guling di ombak, seolah-olah masih hidup. Dia melompat ke sungai dan mengejar ayahnya. Setelah beberapa hari, penduduk desa setempat menemukan Cao E, dengan ayahnya di punggungnya, keduanya tewas di sungai. Diyakini bahwa hati berbakti Cao E menggerakkan kehendak Tuhan, jadi bahkan dia meninggal, dia masih bisa menemukan tubuh ayahnya. Kemudian, orang-orang membangun kuil untuk mengenang kesalehannya, dan hari kelima bulan lunar kelima juga digunakan untuk menandai kebesarannya. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Kronologi Asal Usul Perayaan Festival Perahu Naga (端午节)
Tradisi Festival Qingming
Tradisi Festival Qingming
Festival Qingming (Hanzi: 清明节, Pinyin: qīng míng jié) atau Cheng Beng (dalam bahasa Hokkian) adalah ritual tahunan etnis Tionghoa untuk bersembahyang dan ziarah kubur sesuai dengan ajaran Khong Hu Cu. Festival tradisional Tiongkok ini dilaksanakan pada hari ke-104 setelah titik balik matahari di musim dingin (atau hari ke-15 pada hari persamaan panjang siang dan malam di musim semi), biasanya antara tanggal 3 April hingga 5 April. Ada berbagai tradisi yang dilakukan saat perayaan Festival Qingming. Apa saja ya? Pemeliharaan dan perbaikan makam, tamasya musim semi, menerbangkan layang-layang, dan meletakkan cabang willow di gerbang. Semuanya itu menjadi bagian penting dari festival ini sejak awal. Pembersihan Makam, Kebiasaan Paling Penting dari Festival Qingming Orang-orang memperingati dan menunjukkan rasa hormat kepada leluhur mereka dengan mengunjungi kuburan mereka, menawarkan makanan, teh atau anggur, membakar dupa, membakar atau mempersembahkan kertas sembahyang (mewakili uang), dll. Mereka menyapu kuburan, menghilangkan gulma, dan menambahkan tanah segar ke kuburan. Mereka mungkin menempelkan cabang willow, bunga, atau tanaman plastik di makam. Saat Qingming, orang biasanya memuja leluhur mereka dengan membakar dupa dan ‘uang kertas’ di kuburan leluhur mereka. Mereka berdoa di depan kuburan leluhur mereka dan memohon agar mereka memberkati keluarga mereka. Namun, kebiasaan tersebut telah sangat disederhanakan hari ini, terutama di kota-kota, di mana banyak orang hanya menaruh bunga untuk kerabat yang sudah meninggal. Menempatkan Cabang Willow di Gerbang Selama Festival Qingming, beberapa orang mengenakan ranting pohon willow yang lembut dan meletakkannya di gerbang dan pintu depan. Orang-orang percaya bahwa kebiasaan ini akan mengusir roh jahat yang berkeliaran selama Qingming. Menurut catatan sejarah, ada pepatah lama: “Letakkan cabang willow di gerbang, usir hantu dari rumah.” Tamasya Musim Semi Festival Qingming adalah saat yang tepat untuk merasakan nafas musim semi. Qingming juga disebut Festival Taqing (Hanzi:踏青, Pinyin: Tàqīng) berarti tamasya musim semi, ketika orang-orang keluar dan menikmati bunga musim semi. Festival ini biasanya jatuh pada hari yang tidak lama sebelum semuanya berubah menjadi hijau di utara, dan memasuki musim bunga musim semi di selatan. Ini menandai awal musim ketika orang menghabiskan lebih banyak waktu di luar saat cuaca menghangat. Menerbangkan Layang-layang Menerbangkan layang-layang juga merupakan kebiasaan penting yang dinikmati oleh banyak orang, tua dan muda, selama Festival Qingming. Keunikan menerbangkan layang-layang selama Festival Qingming terletak pada layang-layang yang tidak hanya diterbangkan pada siang hari tetapi juga pada malam hari. Lentera-lentera kecil berwarna diikatkan pada layang-layang atau pada tali yang menahan layang-layang. Saat layang-layang terbang di malam hari, lenteranya terlihat seperti bintang yang berkelap-kelip. Di masa lalu, orang memotong tali untuk membiarkan layang-layang terbang bebas. Orang percaya bahwa kebiasaan ini dapat membawa keberuntungan dan menghilangkan penyakit. Inilah sebabnya mengapa terkadang ditemukan layang-layang kertas tergeletak di tanah di taman dan ladang. Menerbangkan layang-layang sangat populer di seluruh Tiongkok dan orang-orang melakukannya di alun-alun besar atau di taman-taman di seluruh negeri. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Tradisi Festival Qingming
Ucapan Perayaan Cap Go Meh dalam Bahasa Tionghoa
Ucapan Perayaan Cap Go Meh dalam Bahasa Tionghoa
Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting masayakat Tionghoa. Malam tahun baru Imlek dikenal sebagai Chúxī (Hanzi: 除夕, Pinyin: Chúxì) yang berarti malam pergantian tahun. Perayaan tahun baru Imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama (Hanzi: 正月; pinyin: zhēng yuè) di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh (Hanzi: 十五暝 元宵节, Pinyin: Shíwǔ míng yuánxiāo jié) pada tanggal ke-15 (pada saat bulan purnama). Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkien (Hanzi: 福建话, Pinyin: Fújiàn huà). Cap berarti sepuluh. Go berarti lima. Meh berarti malam. Cap Go Meh (Hanzi: 十五暝, Pinyin: Shíwǔ míng) berarti malam kelima belas. Istilah Cap Go Meh umum digunakan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia dan Malaysia. Di Tiongkok, dikenal dengan festival lampion (Hanzi: 元宵节; Pinyin: Yuánxiāo jié). Buat yang ingin update status di sosial media atau berkirim pesan kepada sanak keluarga, teman, sahabat dan mitra kerja kalian yang merayakan Cap Go Meh, bisa gunakan kumpulan ucapan berikut ini. 1. 元宵佳节送你啥? Yuánxiāo jiājié sòng nǐ shà? 送上短信夹祝福。 Sòng shàng duǎnxìn jiā zhùfú. 愿你抱平安、 Yuàn nǐ bào píng’ān, 拥健康、 yōng jiànkāng, 揣幸福、 chuāi xìngfú, 携快乐、 xié kuàilè, 搂温馨、 lǒu wēnxīn, 带甜蜜、 dài tiánmì, 牵财运、 qiān cáiyùn, 拽吉祥、 zhuāi jíxiáng, 虎年吉祥。 hǔ nián jíxiáng. Apa yang akan saya berikan kepada Anda saat Cap Go Meh? Kirim folder pesan berkah. Semoga damai, Jadilah sehat, Menemukan kebahagiaan, Membawa kebahagiaan, Pelukan hangat, Dengan rasa manis, Keberuntungan untuk kekayaan, Peroleh keberuntungan, Tahun harimau penuh keberuntungan. 2.灯火良宵, Dēnghuǒ liángxiāo, 鱼龙百戏;琉璃盛世, yú lóng bǎi xì; liúlí shèngshì, 锦绣三春灯火万家, jǐnxiù sānchūn dēnghuǒ wàn jiā, 良宵美景;笙歌一曲, liángxiāo měijǐng; shēnggē yī qū 盛世佳音元宵节快乐! shèngshì jiāyīn yuánxiāo jié kuàilè! Malam yang cerah, Permainan ikan dan naga; usia makmur Liuli, Tiga mata air yang indah bersinar terang, Keindahan malam; Selamat Perayaan Cap Go Meh! 3. 祝你元宵节家人团圆, Zhù nǐ yuánxiāo jié jiārén tuányuán, 朋友欢聚, péngyǒu huānjù, 情人浪漫, qíngrén làngmàn, 手舞足蹈, shǒuwǔzúdǎo, 动感十足, dònggǎn shízú, 早晚笑脸, zǎowǎn xiàoliǎn, 欣慰的表情上演节日的异彩纷呈! xīnwèi de biǎoqíng shàngyǎn jiérì de yìcǎi fēnchéng! Mengucapkan selamat Perayaan Cap Go Meh. Kumpul bersama teman, bahagia, dan menari, Dinamis dan tersenyum, Tersenyum cepat atau lambat, Ekspresi gembira dalam kemegahan festival! 4. 元宵佳节庆团圆,男女老少舞蹁跹。 Yuánxiāo jiā jiéqìng tuányuán, nánnǚ lǎoshào wǔ piánxiān. 张灯结彩喜庆日,火树银花不夜天。 Zhāng dēng jiécǎi xǐqìng rì, huǒshùyínhuā bu yè tiān. 祝愿亲朋身体健,祝愿友人生活甜。 Zhùyuàn qīnpéng shēntǐ jiàn, zhùyuàn yǒurén shēnghuó tián. 步步登高步步喜,日日吉祥日日安。 Bù bù dēnggāo bù bù xǐ, rì rì jíxiáng rì rì ān. Saat Perayaan Cap Go Meh, pria dan wanita, tua dan muda, menari. Hari yang meriah dengan lentera dan hiasan, pohon api dan bunga perak tidak pernah berhenti. Saya berharap kerabat dan teman-teman saya dalam keadaan sehat dan bahagia. Langkah demi langkah, semakin maju, penuh keberuntungan setiap hari. 5. 元宵佳节明月圆, Yuánxiāo jiājié míngyuè yuán, 人间欢乐庆团圆, rénjiān huānlè qìng tuányuán, 花灯照亮好前程, huādēng zhào liàng hǎo qiánchéng, 日子好比汤圆甜, rìzi hǎobǐ tāngyuán tián, 健康快乐年过年, jiànkāng kuàilè nián guònián, 万事乐观随心愿; wànshì lèguān suí xīnyuàn; 祝元宵节快乐! zhù yuánxiāo jié kuàilè! Bulan purnama selama Festival Lentera, Berkumpul kembali di dunia, Lentera menerangi masa depan, Hari-hari lebih manis , Sehat, Semuanya optimis seperti yang Anda inginkan; Selamat Perayaan Cap Go Meh. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Ucapan Perayaan Cap Go Meh dalam Bahasa Tionghoa