Found 2 bookmarks
Custom sorting
Penguasaan Pengetahuan Butuh Waktu, Ketekunan, dan Kerja Keras
Penguasaan Pengetahuan Butuh Waktu, Ketekunan, dan Kerja Keras
Alkisah, ada seorang ayah yang meminta putranya untuk mempelajari 3 peribahasa empat karakter setiap hari. 3 peribahasa dalam sehari, 30 peribahasa dalam sepuluh hari, 60 peribahasa dalam dua puluh hari, dan seterusnya. Setelah bertahun-tahun, putranya dapat secara fasih dan fleksibel dalam menggunakan peribahasa empat karakter. Kisah ini memberi tahu kita bahwa penguasaan pengetahuan adalah proses yang terakumulasi dari waktu ke waktu. Selama kita terus mempelajari pengetahuan baru, tekun, dan bekerja keras, kita dapat mencapai kesuksesan. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Penguasaan Pengetahuan Butuh Waktu, Ketekunan, dan Kerja Keras
Belajar Dari Filosofi Kerang Mutiara
Belajar Dari Filosofi Kerang Mutiara
Kerang penghasil mutiara di lautan memang tidak punya kaki, tidak bisa bergerak, dan tidak bisa berenang. kerang terpaksa harus menjaga dirinya, dari apa yg masuk ke dalamnya, semua harus diproses dari kotoran, pasir dan debu pun mencemarinya, menyakitinya, dengan sabar membungkusnya selapis demi selapis. Semua proses pembentukan tidak seindah mutiara yang dihasilkan, namun melalui proses panjang ternyata semua itu menjadi mutiara yang terindah yang dimiliki oleh sebuah kerang. Manusia juga sama, terkadang kita harus melewati pahit getirnya kehidupan, melewati banyak halangan, sakit hati, penderitaan, tetapi semua merupakan proses kematangan jiwa, proses pembelajaran, proses pelatihan kesabaran, yang pada waktunya nanti akan menjadi harga yang sangat berharga dengan nilai yang tiada taranya. Memang segala sesuatu yang dikerjakan bila belum terasa hasilnya, dirasakan sangat lama, menguras semua tenaga dan pikiran. Tetapi bila waktunya tiba, kebahagiaan yang dirasakan dari setiap perjuangan, mampu menghilangkan semua beban dan penat di hati. Tidak ada sesuatu yang muncul tanpa sebab. Yang penting selama ini perbuatan dan pikiran harus baik, dalam menerima hal-hal apapun, termasuk hal yang kurang baik. Harus ada filter dan saringan dalam mengolahnya yang bagus akan menjadi barang bagus, yang kurang bagus akan didaur ulang menjadi lebih bagus lagi. Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
·tionghoa.org·
Belajar Dari Filosofi Kerang Mutiara