Manfaat Kesehatan Teh Hitam Tiongkok (红茶) Dalam Pengobatan Tradisional Tiongkok
Penemuan dan Sejarah Singkat Teh Hitam Tiongkok (红茶)
Seribu Karakter Klasik : Ji Kang Pemain Guqin Andal, Ruan Ji Penyair Yang Mahir Bersiul (嵇琴阮啸)
Seribu Karakter Klasik : Lü Bu Pandai Memanah, Yi Liao Pandai Bermain Bola (布射僚丸)
Seribu Karakter Klasik : Ma Jun Menemukan Kereta Berkompas dan Kincir Air Untuk Irigasi, Ren Gongzi Pandai Memancing (钧巧任钓)
Seribu Karakter Klasik : Meng Tian Membuat Kuas,Cai Lun Menemukan Kertas (恬笔伦纸)
Idiom Tiongkok : Penuh Dengan Emas Dan Batu Giok (金玉满堂)
Seribu Karakter Klasik : Batu Giok Dihasilkan Di Pegunungan Kunlun (玉出昆冈)
Seribu Karakter Klasik : Emas Dihasilkan Di Sungai Jinsha (金生丽水)
Kisah Legenda Festival Pertengahan Musim Gugur Tiongkok – Li Longji Berkunjung Ke Istana Bulan (玄宗游月)
Menurut legenda Festival Pertengahan Musim Gugur Tiongkok, diceritakan Li Longji (Hanzi: 李隆基, Pinyin: Lǐ lóngjī), seorang Kaisar Dinasti Tang (618-907 M), seorang guru Tao, dan seorang pendeta Tao sedang menikmati keindahan bulan di Festival Pertengahan Musim Gugur.
Tiba-tiba, Li Longji memunculkan pikiran untuk mengunjungi Istana Bulan.
Jadi ketiga pria itu terbang ke bulan dengan awan dan berkunjung ke Istana Bulan.
Namun, ada penjaga di depan istana dan mereka tidak bisa masuk.
Pada saat ini, Li Longji mendengar lagu yang dinyanyikan oleh para peri.
Musiknya menyenangkan, indah dan menyentuh.
Karena Li Longji pandai dalam musik, jadi dia sangat mengingat melodinya.
Setelah kembali, dia mengingat melodi dan menyusun sebuah lagu, yang merupakan Melody of White Feathers Garment (Hanzi: 霓裳羽衣曲, Pinyin: Níshang yǔyī qū) yang terkenal dalam sejarah.
Artikel pertama muncul di:
Tionghoa Indonesia - Budaya dan Tradisi Tionghoa Indonesia
Pada:
Kisah Legenda Festival Pertengahan Musim Gugur Tiongkok – Li Longji Berkunjung Ke Istana Bulan (玄宗游月)
Menikmati Keamanan dan Perdamaian Selamanya (永绥吉劭)
永绥吉劭
Yǒng suí jí shào
Nikmati keamanan dan perdamaian selamanya
Dikutip dari Seribu Karakter Klasik (Hanzi: 千字文, Pinyin: Qiānzì Wén).
永 - yǒng -selamanya
绥 - suí -damai, tenang
吉 - jí -kemujuran
劭 -shào – dukungan, membesarkan hati, nasihat
Betapa bagusnya jika selalu memiliki rasa aman dan damai, kemakmuran, dan semangat.
Ungkapan ini juga menyatakan bahwa seseorang harus membimbing dan mengajari anaknya.
Setiap anak hendaknya menerima curahan kearifan dari orang tuanya.
Artikel pertama muncul di:
Tionghoa Indonesia - Budaya dan Tradisi Tionghoa Indonesia
Pada:
Menikmati Keamanan dan Perdamaian Selamanya (永绥吉劭)
Perluas Wawasan Guna Membangun Kesejahteraan (指薪修祜)
指薪修祜
Zhǐ xīn xiū hù
Perluas wawasanmu guna membangun kesejahteraan
Dikutip dari Seribu Karakter Klasik (Hanzi: 千字文, Pinyin: Qiānzì Wén).
指 – zhǐ – tanda
薪 – xīn – kayu bakar
指薪 – zhǐ xīn – mengacu pada gaji, istilah ini berasal dari Zhuangzi – Guru Kesehatan (Hanzi: 庄子·养生主, Pinyin: Zhuāngzi- Yǎngshēng zhǔ)
修 – xiū – memperbaiki
祜 - hù -berkah besar
Ungkapan ini 指薪修祜 secara harfiah artinya menggunakan kayu untuk membakar api.
Ketika kayu habis, api diturunkan, tetapi tidak padam.
Artinya tubuh manusia akan mati, dan kehidupan manusia akan terus berlanjut tanpa batas.
Ungkapan ini juga menyatakan bahwa ide-ide harus dipikirkan dan ditelaah lagi.
Seseorang hendaknya membagi wawasan dan keahliannya pada generasi muda dan begitu seterusnya.
Karena untuk menata perapian baru, apinya adalah pengetahuan, ide, pengalaman, dan keahlian.
Artikel pertama muncul di:
Tionghoa Indonesia - Budaya dan Tradisi Tionghoa Indonesia
Pada:
Perluas Wawasan Guna Membangun Kesejahteraan (指薪修祜)
Bertindak Setelah Pertimbangkan Baik Buruknya (徘徊瞻眺)
徘徊瞻眺
Páihuái zhān tiào
Bertindak Setelah Dipertimbangkan Baik Buruknya
徘徊 – páihuái – mondar-mandir
瞻 – zhān – menengadah
眺 – tiào – menatap jauh
Ungkapan ini dikutip dari Seribu Karakter Klasik (Hanzi: 千字文, Pinyin: Qiānzì Wén).
Arti harfiah ungkapan ini adalah menghabiskan waktu untuk melihat pemandangan dengan hati-hati.
Ini juga menyatakan supaya melakukan segala sesuatu dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.
Berperilaku dan bertindak dengan tenang adalah menghormati diri sendiri.
Sebelum memutuskan berbuat sesuatu, pikirkan baik-baik dan hati-hati.
Hati-hati berbeda dengan menahan diri.
Kewaspadaan adalah mempertimbangkan satu hal secara menyeluruh sebelum memutuskan untuk melakukannya atau tidak.
Setelah keputusan dibuat, majulah dengan berani.
Dalam Kitab Perubahan (Hanzi: 易经, Pinyin: Yì jīng), yang termasuk dalam Lima Klasik (Hanzi: 五经, Pinyin: Wǔjīng), mengajar orang untuk “memurnikan yang halus”, dan yang halus adalah untuk berhati-hati dan berani.
Jika seseorang tidak memiliki pikiran terbuka dan tidak dapat berpandangan jauh ke depan, tidak mungkin untuk mengambil tanggung jawab penting.
Dengan kata lain, harus berhati-hati dalam segala hal, menghindari kecurigaan di mana-mana.
Oleh karena itu, ketika hati cerah dan murah hati, barulah kita dapat berjalan dengan gagah.
Hanya ketika kita memiliki ambisi dan pandangan jauh ke depan, kita dapat melakukan tugas-tugas penting.
Artikel pertama muncul di:
Tionghoa Indonesia - Budaya dan Tradisi Tionghoa Indonesia
Pada:
Bertindak Setelah Pertimbangkan Baik Buruknya (徘徊瞻眺)
Berpakaian Yang Pantas Di Setiap Kesempatan (束带矜庄)
束带矜庄
Shù dài jīn zhuāng
Berpakaian yang pantas di setiap kesempatan
束 – shù – mengikat, membalut
带 – dài – sabuk, ikat pinggang
矜庄 – jīn zhuāng – layak
Ungkapan ini dikutip dari Seribu Karakter Klasik (Hanzi: 千字文, Pinyin: Qiānzì Wén), berarti berpakaian rapi.
Pakaian merupakan peninggalan budaya selalu menjadi bagian penting dari sejarah peradaban Tiongkok.
Pada jaman dahulu dan modern, pakaian Tiongkok memperhatikan perbedaan antara pakaian untuk di rumah dan pakaian untuk keluar rumah.
Pakaian di rumah harus longgar dan nyaman, dan membuat santai.
Pakaian untuk keluar rumah harus pas dan konsisten dengan kedudukan dan identitas diri.
Berpakaian yang baik adalah menghormati orang lain.
Ungkapan ini juga menyebutkan jubah yang dipakai seorang pangeran.
Jubah itu diikat dengan sebuah ikat pinggang, dan terlihat agung.
Karena meluangkan banyak waktu untuk mempelajari sesuatu, seseorang hendaknya bersiap untuk mengenakan apa saja, bahkan sesuatu yang semegah jubah kekaisaran.
Artikel pertama muncul di:
Tionghoa Indonesia - Budaya dan Tradisi Tionghoa Indonesia
Pada:
Berpakaian Yang Pantas Di Setiap Kesempatan (束带矜庄)
Idiom Tiongkok – Dua Persik Bunuh Tiga Pria (二桃杀三士)
Idiom Tiongkok – Dua buah persik membunuh tiga pria (Hanzi: 二桃杀三士, Pinyin: Èrtáoshāsānshì) ini berasal dari cerita sejarah.
Kiasan terkait pertama kali dicatat dalam Artikel Dalam Yanzi Sejarah Musim Semi dan Musim Gugur (Hanzi: 晏子春秋·内篇谏下, Pinyin: Yànzi Chūnqiū – Nèi piān jiàn xià).
Cerita Idiom 二桃杀三士
Selama Periode Musim Semi dan Gugur, Adipati Jing dari Qi (HanzI: 齐景公, Pinyin: Qí Jnggōng) memiliki tiga prajurit, yaitu Gongsun Jie (Hanzi: 公孙接, Pinyin: Gōngsūn Jiē), Tian Kaijiang (Hanzi: 田开疆, Pinyin: Tián Kāijiāng), dan Gu Yezi (Hanzi: 古冶子, Pinyin: Gǔ Yězi).
Ketiganya mampu melawan harimau dengan tangan kosong, sehingga mereka terkenal di seluruh dunia karena keberanian mereka.
.
Suatu hari, Perdna Menteri Yan Ying (Hanzi: 晏婴, Pinyin: Yàn Yīng) melewati mereka dan berjalan dengan rendah hati dan cepat, tetapi ketiga orang ini tidak berdiri, bersikap tidak sopan.
Yan Ying pergi untuk menemui Adipati Jing dan berkata, “Saya mendengar bahwa raja memelihara orang-orang yang gagah berani. Mereka telah berjasa dan dikagumi karena keberanian mereka, sehingga negara telah meningkatkan status dan gaji mereka. Tetapi sekarang para pejuang yang diangkat oleh raja tidak memiliki kebenaran terhadap yang lebih tinggi. Kerusuhan tidak dapat dihindari secara internal, dan musuh tidak dapat dihalangi secara eksternal. Ini hanya orang-orang yang membawa kerugian bagi negara dan rakyat, lebih baik singkirkan dengan cepat.”
Adipati Jing menjawab, “Ketiga orang ini sangat berani. Saya khawatir mereka tidak akan berhasil dalam pertarungan sembrono mereka, dan saya khawatir mereka tidak akan berhasil dalam pembunuhan.”
Yan Ying berkata, “Meskipun mereka berani dan pandai bertarung dan tidak takut pada musuh yang kuat, mereka tidak berbicara tentang etika antara orang tua dan anak-anak.”
Yan Ying meminta Adipati Jing untuk mengirim seseorang untuk menghadiahi mereka dengan dua buah persik, dan meminta mereka untuk berkompetisi memperebutkan dua buah persik tersebut berdasarkan jasa mereka.
Gongsun Jie menghela nafas dan berkata: “Yan Ying benar-benar orang yang banyak akal. Ini adalah penghargaan yang dia minta kepada Adipati Jing untuk mengevaluasi kami. Jika kamu tidak menerima buah persik, itu berarti kamu tidak cukup berani. Kita bertiga dan hanya ada dua buah persik. Ada lebih banyak orang dan lebih sedikit buah persik. Dengan cara ini, kita hanya bisa makan buah persik sesuai besar jasa. Saya pernah mengalahkan babi hutan dan pernah mengalahkan harimau betina yang sedang menyusui. Jasa ini setara sebuah buah persik tanpa membaginya dengan orang lain.”
Gongsun Jie kemudian mengambil buah persik dan berdiri.
Tian Kaijiang melanjutkan dengan mengatakan: “Saya memiliki senjata di tangan saya dan saya telah memukul mundur musuh dua kali berturut-turut. Untuk jasa saya, saya bisa makan buah persik sendirian tanpa membaginya dengan orang lain.”
Tian Kaijiang selesai berbicara mengambil buah persik dan berdiri.
Gu Yezi berkata: “Saya pernah mengikuti raja menyeberangi Sungai Kuning, dan kura-kura menggigit kuda di sebelah kiri kereta raja dan menyeretnya ke tengah sungai. Saat itu, saya tidak bisa berenang di permukaan, tetapi menyelam ke dalam air, melawan arus balik, dan menyelam ratusan kali. Saya mengambil langkah lain, mengikuti arus, menyelinap sejauh sembilan mil, dan akhirnya menemukan kura-kura besar dan membunuhnya. Saya memegang ekor kuda di tangan kiri saya dan kepala kura-kura di tangan kanan saya, melompat keluar dari air seperti bangau. Orang-orang yang melihat pemandangan ini, sangat terkejut dan berkata: ‘Dewa sungai telah keluar.’ Setelah melihat lebih dekat, saya menyadari bahwa itu adalah kepala kura-kura. Untuk jasa sepertiku, juga bisa makan buah persik sendirian, tanpa harus membaginya dengan orang lain. Bagikan! Kenapa kalian berdua tidak mengembalikan buah persik itu kepadaku!”
Setelah Gu Yezi selesai berbicara, dia menghunus pedangnya dan berdiri.
Setelah melihat ini, Gongsun Jie dan Tian Kaijiang berkata: “Keberanian kami tidak sebagus milikmu, dan jasa kami tidak sebaik milikmu, tapi kami mengambil buah persik di depanmu dan tidak menunjukkan kerendahan hati. Ini adalah keserakahan, hidup tanpa malu.”
Jadi keduanya menyerahkan buah persik dan bunuh diri dengan menyayat leher mereka.
Gu Yezi melihat situasi ini dan berkata: “Keduanya sudah mati, tetapi saya, Gu Yezi, hidup sendiri, ini tidak baik. Menggunakan kata-kata untuk mempermalukan orang lain dan menyanjung diri sendiri, ini adalah ketidakadilan. Menyesali kata-kata dan perbuatan saya , tetapi tidak berani mati, ini kurang berani. Karena itu, jika mereka berdua makan buah persik bersama, itu wajar. Dan saya harus makan buah persik sendirian.”
Dia merasa sangat malu, jadi dia juga meletakkan buah persik dan bunuh diri dengan menyayat leher.
Utusa kembali dan lapor pada Adipati Jing: “Mereka bertiga sudah mati.”
Adipati Jing mengirim orang untuk memasukkan mereka ke dalam peti mati dan menguburkan mereka sesuai dengan pemakaman prajurit.
Artikel pertama muncul di:
Tionghoa Indonesia - Budaya dan Tradisi Tionghoa Indonesia
Pada:
Idiom Tiongkok – Dua Persik Bunuh Tiga Pria (二桃杀三士)
Langit Hitam Bumi Kuning, Alam Semesta Luas Tiada Batas (天地玄黄, 宇宙洪荒)
天地玄黄, 宇宙洪荒
Tiāndì xuán huáng, yǔzhòu hónghuāng
Langit Hitam Bumi Kuning, Alam Semesta Luas Tiada Batas
Penjelasan Untuk 天地玄黄
Hanzi: 天地玄黄
Pinyin: Tiāndì xuán huáng
Langit berwarna hitam dan bumi berwarna kuning
天 – tiān – langit
地 – dì – bumi
玄 – xuán – hitam
黄 – huáng – kuning
元 – yuán – pada awalnya
Ada periode dimana ungkapan ini pada awalnya tertulis 天地玄黄, tapi diubah menjadi 天地元黄.
Hal ini dikarenakan Kaisar Kangxi (Hanzi: 康熙, Pinyin: Kāngxī) dari Dinasti Qing mempunyai nama lahir Xuan Ye (Hanzi: 玄烨,Pinyin: Xuán yè), sehingga tabu untuk digunakan.
Ungkapan ini berasal dari Kitab Perubahan (Hanzi: 易经, Pinyin: Yì jīng, berarti langit berwarna hitam dan bumi berwarna kuning.
Penjelasan Untuk 宇宙洪荒
Hanzi: 宇宙洪荒
Pinyin: Yǔzhòu hónghuāng
Alam semesta luas dan tiada batas
宇宙 – yǔ zhòu – kosmos, alam semesta, jagat raya
洪 – hóng – luas, besar
荒 – huāng – gurun, tanah tandus
Ungkapan ini berasal dari naskah kuno Huainanzi (Hanzi: 淮南子, Pinyin: Huáinán zi) dan Tai Xuan Jing (Hanzi: 太玄经, Pinyin: Tài xuán jīng).
Dalam naskah kuno Huainanzi, Zhou (Hanzi: 宙, Pinyin: zhòu) melambangkan masa lalu dan sekarang, sedangkan Yu (Hanzi: 宇, Pinyin: yǔ) merujuk ke segalanya.
Jadi, kalimat pertama dari Seribu Karakter Klasik (Hanzi: 千字文, Pinyin: Qiānzì Wén) ini artinya ini adalah langit berwarna biru dan hitam, bumi berwarna kuning, dan alam semesta terbentuk dalam keadaan kacau dan ketidaktahuan.
Artikel pertama muncul di:
Tionghoa Indonesia - Budaya dan Tradisi Tionghoa Indonesia
Pada:
Langit Hitam Bumi Kuning, Alam Semesta Luas Tiada Batas (天地玄黄, 宇宙洪荒)
Dengan Keharuman Anggrek, Tumbuh Subur Seperti Pinus (似兰斯馨,如松之盛)
似兰斯馨,如松之盛
Sì lán sī xīn, rú sōng zhī shèng
Dengan keharuman setangkai bunga anggrek, tumbuh subur seperti pohon pinus
Ungkapan ini memiliki 8 karakter dengan penjelasan berikut.
Hanzi:似兰斯馨
Pinyin: sì lán sī xīn
Dengan keharuman setangkai bunga anggrek
似 – sì – serupa
兰 – lán – anggrek
斯 – sī – ini
馨 – xīn – keharuman
Hanzi: 如松之盛
Pinyin: rú sōng zhī shèng
Tumbuh subur seperti pohon pinus
如 – rú – seperti
松 – sōng – pohon pinus
盛 – shèng – subur
Ungkapan delapan karakter ini dikutip dari Seribu Karakter Klasik (Hanzi: 千字文, Pinyin: Qiānzì Wén).
Merupakan sepasang kalimat, yang berarti bahwa kebajikan orang dibudidayakan, harum seperti herbal, dan rimbun seperti pinus.
Artikel pertama muncul di:
Tionghoa Indonesia - Budaya dan Tradisi Tionghoa Indonesia
Pada:
Dengan Keharuman Anggrek, Tumbuh Subur Seperti Pinus (似兰斯馨,如松之盛)
Chabaixi (茶百戏 ) – Lukisan Pada Minuman Teh Yang Telah Berusia Lebih 1000 Tahun
Chabaixi (Hanzi: 茶百戏, Pinyin: Chá bǎi xì) adalah teknik unik yang menciptakan pola di permukaan minuman teh melalui injeksi dan pengadukan air.
Chabaixi disebut juga Fen Cha, Shui Dan Qing (Hanzi: 分茶、水丹青, Pinyin: Fēn chá, shuǐ dānqīng).
Pertama kali muncul di Dinasti Tang (618-907) dan mencapai masa kejayaannya di Dinasti Song (960-1279). Telah berusia lebih dari 1000 tahun.
Pada tahun 2017, Chabaixi masuk dalam warisan budaya tak benda Provinsi Fujian.
Chabaixi memiliki ekspresi artistik yang unik.
Ini adalah bentuk seni yang unik dari ekspresi cair kaligrafi dan lukisan.
Karena teh menunjukkan tekstur yang kaya dan kelincahan alami, pada saat yang sama, teh yang sama dapat mengubah pola berkali-kali.
Dengan kekuatan ekspresifnya yang unik, Chabaixi mengekspresikan keindahan konsepsi artistik, keindahan garis, dan keindahan kabur dari seni Tiongkok.
Kekuatan ekspresifnya yang baru dan unik sangat cocok untuk mengekspresikan gaya lanskap, bunga, dan burung tradisional Tiongkok.
Memiliki keindahan yang luar biasa, daya tarik, dan pengaruh pada orang-orang yang melihat dan menikmatinya.
Cocok untuk dilihat, diminum, dan dinikmati.
Juga cocok untuk berbagai resepsi dan perayaan besar, serta dapat meningkatkan nilai tambah industri teh dan tingkat wisata budaya.
Chabaixi adalah produk teh jenis baru yang dapat dinikmati dan diminum, memiliki nilai minum yang unik.
Memiliki fungsi perawatan kesehatan yang unik, yang dapat memperkaya budaya kultivasi diri Tiongkok.
The post Chabaixi (茶百戏 ) – Lukisan Pada Minuman Teh Yang Telah Berusia Lebih 1000 Tahun first appeared on Tionghoa Indonesia .
Idiom Tiongkok – Menari, Bahagia, dan Sehat (矫手顿足, 悦豫且康)
矫手顿足, 悦豫且康
jiǎo shǒu dùn zú, yuè yù qiě kāng
Menari, Bahagia, dan Sehat
矫 - jiǎo - memegang
手 - shǒu – tangan
顿足 – dùn zú – menghentakkan kaki
悦 – yuè – kegembiraan, yang mengacu pada kebahagiaan hati dan diungkapkan dalam kata-kata
豫 – yù – senang
且 – qiě – juga
康 – kāng – sehat
矫手顿足 – jiǎo shǒu dùn zú – mengangkat tangan dan menghentakkan kaki.
Menyatakan bahwa saat seseorang bahagia, kata-kata tidak cukup untuk mengungkapkannya.
Secara tidak sadar, kedua tangan dan kaki mulai bergerak dan menari.
悦豫且康 – yuè yù qiě kāng – sukacita dalam hati, sukacita dalam tindakan, dan kesejahteraan.
Arti harfiahnya, bahagia, sehat, dan bergerak mengikuti irama.
Arti ungkapan yang dikutip dari Seribu Karakter Klasik (Hanzi: 千字文, Pinyin: Qiānzì Wén) adalah dengan menari dan melakukan gerakan tubuh, tubuh akan menjadi sehat. Adanya kondisi tubuh yang sehat akan membuat bahagia.
The post Idiom Tiongkok – Menari, Bahagia, dan Sehat (矫手顿足, 悦豫且康) first appeared on Tionghoa Indonesia .
Pantangan Saat Berkunjung Dalam Budaya Tionghoa
Saat mengunjungi rumah orang lain atau pergi ke pesta makan malam, ada juga banyak tabu dalam tata krama tamu yang harus diperhatikan untuk menghindari rasa malu.
Jangan sampai datang dengan tangan kosong.
Jika mengunjungi rumah seseorang untuk mengadakan pertemuan yang telah diatur sebelumnya, tidak boleh datang dengan tangan kosong.
Pertukaran hadiah sangat umum dan orang-orang suka memberikan hadiah kecil satu sama lain untuk kebaikan.
Saat minum anggur, hindari memutar gelas.
Saat makan, hindari menanggalkan pakaian atau melonggarkan ikat pinggang.
Juga, hindari memberikan komentar negatif tentang makanan, berdiri untuk mengambil hidangan di kejauhan, dan memakan seluruh hidangan dengan sukarela untuk lebih banyak nasi atau hidangan.
Saat makan ikan, dengan sukarela membalik ikan harus dihindari ketika satu sisi sudah selesai, karena ada pepatah lama yang berbunyi, “Tamu tidak bisa membalik ikan sendiri.”
The post Pantangan Saat Berkunjung Dalam Budaya Tionghoa first appeared on Tionghoa Indonesia .
Tidak Bicarakan Kekurangan Orang Lain, Tidak Menyombongkan Kelebihan Diri (罔談彼短, 靡恃己长)
罔談彼短, 靡恃己长
Wǎng tán bǐ duǎn, mí shì jǐ chǎng
Jangan membicarakan kekurangan orang lain, jangan menyombongkan kelebihanmu
罔 – wǎng – tidak
谈 – tán – bicara, menggosip
彼 – bǐ – pihak lain
短 – duǎn – kekurangan
靡 – mí – tidak
恃 – shì – mengandalkan
己 – jǐ – diri sendiri
长 – cháng – keunggulan
Ungkapan ini dikutip dari Seribu Karakter Klasik (Hanzi: 千字文, Pinyin: Qiānzì Wén)
Artinya, jangan membicarakan kekurangan orang lain, dan jangan mengandalkan kekuatan sendiri.
Kelebihan yang kita miliki, terus diperbaiki.
Sedangkan untuk kekurangan, kita perlu terus belajar dari kelebihan orang lain untuk menutupi kekurangan kita sendiri.
Kita tidak boleh dengan sengaja membicarakan kekurangan orang lain.
Kita dengan rendah hati belajar tentang kelebihan orang lain.
Dengan demikian, kita akan memiliki lebih banyak keuntungan dan lebih sedikit kerugian.
The post Tidak Bicarakan Kekurangan Orang Lain, Tidak Menyombongkan Kelebihan Diri (罔談彼短, 靡恃己长) first appeared on Tionghoa Indonesia .
Batu Permata Giok Dalam Budaya Tiongkok
Batu permata giok adalah batuan metamorf yang secara alami berwarna hijau, merah, kuning, atau putih.
Ketika dipoles dan dirawat, warna-warna cerah dari batu giok bisa menjadi luar biasa.
Jenis batu giok yang paling populer dalam budaya Tiongkok adalah batu giok hijau, yang memiliki warna zamrud.
Batu giok dalam bahasa Tionghoa disebut Yu (Hanzi: 玉, Pinyin: yù), merupakan batu yang penting bagi budaya Tiongkok karena keindahan, kegunaan, dan nilai sosial yang dimilikinya.
Pentingnya Giok dalam Budaya Tiongkok
Giok lebih dari sekadar batu di Tiongkok kuno.
Itu adalah simbol kesempurnaan, keabadian, kemuliaan, dan keteguhan, dan orang Tiongkok menganggapnya sebagai inti dari langit dan bumi.
Bagi orang Tiongkok, batu giok juga merupakan perwujudan dari kebajikan Konfusianisme seperti keberanian, kebijaksanaan, kesederhanaan, keadilan, dan kasih sayang.
Pemolesan dan kecemerlangan batu giok dianggap oleh orang Tiongkok sebagai perwakilan kemurnian sementara kekompakan dan kekerasannya mencerminkan kecerdasan.
Bukti penggunaan batu giok ditemukan di delta Sungai Yangtze selama periode budaya Liangzhu (3400 SM–2250 SM).
Potongan besar giok ritual seperti Cakram Bi (Hanzi: 碧盘, Pinyin: Bì pán), Kapak Yue (Hanzi: 月斧, Pinyin: Yuè fǔ), dan Silinder Cong (Hanzi: 琮缸, Pinyin: Cóng gāng)sangat populer.
Kesenian ini juga menampilkan berbagai hewan seperti penyu, burung, dan ikan.
Pembuatan batu giok mulai meningkat selama dinasti Shang (1600 SM – 1100 SM) ketika orang Tiongkok memiliki teknologi untuk secara efisien membuat setiap benda yang bisa dibayangkan dari batu giok.
The post Batu Permata Giok Dalam Budaya Tiongkok first appeared on Tionghoa Indonesia .
Asal Usul Dan Arti Idiom Tiongkok – Tiga Tukang Sepatu Lebih Baik Dari Satu Zhuge Liang (三个臭皮匠第一个诸葛亮)
Asal Usul Idiom Tiongkok 三个臭皮匠第一个诸葛亮
Zhou Yu (Hanzi: 周瑜, Pinyin: Zhōu Yú) bertemu dengan Zhuge Liang (Hanzi: 诸葛亮, Pinyin: Zhūgé Liàng) untuk membahas masalah, dan dengan sengaja bertanya kepada Zhuge Liang, “Senjata mana yang harus digunakan pertama kali saat berperang di air?” Ketika Zhuge Liang menjawab, “Hal terpenting dalam pertempuran di sungai adalah busur dan anak panah.”
Zhou Yu karena tidak senang terhadap Zhuge Liang, dia ingin mengambil keuntungan untuk membuat 100.000 anak panah guna menyingkirkan Zhuge Liang.
Setelah mendengar ini, Zhuge Liang tidak gugup.
Dia membawa tiga pengikutnya ke tepi sungai untuk memeriksa.
Diperkirakan akan ada kabut tebal dalam tiga hari, jadi dia memikirkan trik pintar “meminjam panah dari perahu jerami” untuk mendapat 100.000 anak panah, jadi dia memberi tahu Zhou Yu, “Jika semuanya tidak berhasil dalam tiga hari, saya bersedia dihukum.”
Pada hari yang sama, Zhuge Liang memerintahkan tiga orang tersebut untuk menempatkan rumput di kedua sisi dari dua puluh perahu, dan kemudian menutupinya dengan tirai kain.
Setelah ketiga pengikutnya selesai, mereka melaporkan kembali ke Zhuge Liang, dan juga menyarankan kepada Zhuge Liang: “Penasihat benar-benar punya rencana yang cerdas, tetapi jika pengaturan saat ini digunakan, mungkin terlihat ada kekurangan, dan Cao Jun tidak akan mudah dibodohi!”
Menghadapi saran seperti itu, Zhuge Liang ingin mendengar pendapat mereka bertiga, tetapi mereka berharap untuk membiarkan penasihat militer Zhuge melihatnya pada malam berikutnya.
Zhuge Liang tersenyum dan tidak membantahnya, hanya menunggu dan menonton.
Malam berikutnya, setelah tiga rombongan diatur, mereka meminta Zhuge Liang untuk pergi ke tepi sungai untuk memeriksa.
Mereka melihat ada dua atau tiga orang-orangan sawah berdiri di haluan setiap perahu. Mereka mengenakan mantel kulit dan topi, dan mereka tampak seperti orang sungguhan.
Ketika Zhuge Liang melihat desain seperti itu, dia tidak bisa menahan tawa dan berkata, “Ini adalah orang bijak yang berpikir sepanjang waktu, satu orang tidak bisa mengalahkan kebijaksanaan tiga orang!”
Setelah itu, Cao Jun panik dan tentu saja, semua anak panah ditembakkan ke kapal, dan Zhuge Liang dengan mudah meminjam lebih dari 100.000 anak panah.
Ini adalah “panah pinjaman Kongming”.
Karena ketiga pengikut itu berasal dari tukang sepatu, pepatah “Tiga tukang sepatu lebih baik dari satu Zhuge Liang” beredar luas.
Keterangan:
Zhou Yu (175-210M) adalah penasihat militer Tiongkok yang pertama dan terpenting dari Wu di Zaman Tiga Negara.
Arti Idiom Tiongkok 三个臭皮匠第一个诸葛亮
三个臭皮匠第一个诸葛亮
Sān gè chòu píjiàng dì yī gè zhūgéliàng
Tiga tukang sepatu lebih baik dari satu Zhuge Liang
皮匠 – píjiàng – tukang sepatu
皮匠 sebenarnya adalah homonim dari 裨将.
Di zaman kuno, Bi Jiang adalah wakil jenderal pertama. Belakangan, dalam proses penyebaran idiom ini, orang-orang justru menyebut Bi Jiang sebagai tukang sepatu.
诸葛亮 – Zhūgé Liàng – Zhuge Liang adalah seorang ahli strategi militer Tiongkok kuno yang terkenal pada periode Tiga Kerajaan, memiliki julukan Naga Tidur.
Idiom ini berasal dari Kisah Tiga Kerajaan, merupakan metafora untuk lebih banyak orang dan lebih banyak kebijaksanaan.
Terjemahan harfiah dari idiom ini adalah jika tiga orang biasa-biasa saja dapat bekerja sama untuk bertukar pikiran, mereka juga dapat menghasilkan strategi yang lebih bijaksana daripada Zhuge Liang .
The post Asal Usul Dan Arti Idiom Tiongkok – Tiga Tukang Sepatu Lebih Baik Dari Satu Zhuge Liang (三个臭皮匠第一个诸葛亮) first appeared on Tionghoa Indonesia .
Asal Usul Idiom Tiongkok 250 (二百五)
Meskipun idiom 250 (Hanzi: 二百五, Pinyin: Èrbǎiwǔ) mengacu pada kebodohan, asal usul idiom ini ada 3 cerita.
Berikut kisahnya…..
Cerita Pertama
Ada seorang politisi terkenal di Dinasti Musim Semi dan Musim Gugur bernama Su Qin (Hanzi: 苏秦, Pinyin: Sūqín), membujuk negara Han, Wei, Zhao, Qi, Yan, dan Chu untuk membentuk aliansi melawan Qin.
Suatu hari, dia terbunuh di negara Qi.
Raja negara Qi diberitahu dan merasa sangat marah, jadi dia memutuskan untuk membalas dendam untuk Su Qin dengan mengirimkan pemberitahuan yang menunjukkan bahwa Su Qin adalah mata-mata dan akan memberi hadiah seribu tael emas kepada orang yang membunuh Su Qin.
Tidak lama kemudian, datanglah empat orang untuk mengklaim hadiahnya.
Raja tahu Su Qin hanya dibunuh oleh satu orang sehingga keempat orang itu pasti berbohong, jadi dia bertanya kepada mereka, “Karena kalian berempat membunuh Su Qin bersama-sama, bagaimana saya bisa membagikan seribu tael emas kepada kalian?”
Keempatnya saling memandang dan menjawab tanpa ragu-ragu, “Dua ratus lima puluh tael emas untuk masing-masing seharusnya baik-baik saja.”
Kemudian, raja meminta penjaga untuk menyeret keempat “250” itu keluar dan memenggal mereka.
Sejak itu, orang-orang menggunakan istilah 二百五 untuk menggambarkan orang bodoh dan idiot.
Cerita Kedua
Pada masa Dinasti Tang, Chang’an Jingzhao Yin sangat kuat, dan penjagaan dalam perjalanan sangatlah ketat.
Pejabat kecil yang berjalan di depan jalan bernama Hedao Wubai (Hanzi: 喝道伍佰, Pinyin: Hèdào wǔbǎi), dan dia memegang tongkat panjang di tangannya untuk mengusir orang yang lewat.
Kemudian, dia berteriak bahwa Wu Bai ditingkatkan menjadi letnan dua, tetapi orang-orang di Chang’an menyebut keduanya juga Wu Bai, sehingga masing-masing menjadi Er Bai Wu (Hanzi: 二百五, Pinyin: èrbǎiwǔ).
Karena masing-masing memegang tongkat panjang di tangan mereka, mereka juga disebut Er Ganzi (Hanzi: 二秆子, Pinyin: Èr gānzi).
Saat ini, istilah Er Bai Wu (Hanzi: 二百五, Pinyin: èrbǎiwǔ) dan Er Gan Zi (Hanzi: 二秆子, Pinyin: Èr gānzi) identik dengan orang yang bodoh, sembrono, dan kasar.
Keterangan:
Jingzhaoyin (Hanzi: 京兆尹, Pinyin: Jīng zhào yǐn), nama resmi pejabat Dinasti Han di Tiongkok, adalah salah satu dari tiga pejabat (tiga pejabat yang memerintah wilayah ibukota, yaitu Jingzhaoyin, Zuo Fengyi , dan Youfufeng). Bertanggung jawab atas ibukota dan daerah sekitarnya, statusnya setara dengan walikota.
Er Ganzi (Hanzi: 二秆子, Pinyin: Èr gānzi) merupakan Dialek Utara di Tiongkok, biasanya mengacu pada orang yang tidak dapat diandalkan,
Cerita Ketiga
Ada seseorang memiliki dua putra, dan mereka diberi nama Sukses (Hanzi: 成事, Pinyinm: Chéngshì) dan Gagal (Hanzi: 败事, Pinyin: Bài shì).
Suatu hari ketika orang tersebut akan pergi keluar, dia memberikan tugas belajar kepada kedua putranya.
Putra sulung menulis 300 karakter dan putra bungsu 200 karakter.
Putra tertua menulis 50 lebih sedikit sehingga total menjadi 250 karakter, sedangkan putra bungsu menulis 50 karakter lebih banyak sehingga menjadi 250 karakter.
Ketika ayah mereka kembali untuk memeriksa penyelesaiannya, ibu mereka berkata, “Tidak ada cukup keberhasilan, tetapi ada lebih dari kegagalan, keduanya dua ratus lima puluh!” (Hanzi: 成事不足,败事有余,两个都是二百五, Pinyin: Chéngshì bùzú, bài shì yǒuyú, liǎng gè dōu shì èrbǎiwǔ) – Sama-sama bodoh…..
The post Asal Usul Idiom Tiongkok 250 (二百五) first appeared on Tionghoa Indonesia .
Manfaat Kandungan Antioksidan Dalam Matcha (抹茶) Untuk Kesehatan
Matcha (Hanzi: 抹茶, Pinyin: Mǒchá) adalah bentuk teh hijau (Hanzi: 绿茶. Pinyin: Lǜchá) yang banyak dinikmati di Tiongkok sejak jaman dulu.
Matcha dan teh hijau berasal dari tanaman yang sama, yaitu Camellia sinensis asal Tiongkok.
Sekitar 2 minggu sebelum panen, petani menaungi sekitar tanaman untuk membiarkan mereka hampir dalam kegelapan. Hal ini membuat daun lebih lembut, lebih manis, dan lebih cerah.
Setelah panen, daun teh dengan cepat dikukus, kemudian dikeringkan dan dimasukkan ke dalam oven yang dipanaskan selama sekitar 20 menit.
Pekerja kemudian membuang batang, ranting, dan bagian lain yang tidak dibutuhkan dan menggiling daun menjadi bubuk.
Meskipun dibuat dari daun yang sama, beberapa orang mengatakan matcha lebih manis dan lebih lembut daripada teh hijau biasa.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa karena cara pembuatannya, matcha memiliki kandungan antioksidan yang dapat membantu melindungi sel-sel dari kerusakan yang kadarnya yang lebih banyak daripada teh hijau dalam bentuk daun.
Katekin, antioksidan dalam matcha, dapat membantu menurunkan tekanan darah. sangat membantu jika tekanan atas adalah 130 atau lebih tinggi, yang dapat meningkatkan kemungkinan penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.
Katekin juga tampaknya membantu menurunkan kadar LDL si kolesterol jahat dan jumlah kolesterol total.
Polifenol dan antioksidan lain dalam matcha dapat membantu melindungi sel dari kanker.
Secangkir teh matcha dapat membantu menjaga kesehatan gigi. Hal ini dikarenakan ada kandungan fluoride dalam teh matcha yang membantu menjaga tingkat asam yang sehat di mulut.
Matcha dapat membantu tetap terjaga dan fokus saat dibutuhkan karena adanya kandungan kafein di dalamnya. Hanya saja, jangan berlebihan. Terlalu banyak dapat membuat gelisah dan gugup.
Antioksidan dalam matcha yang disebut polifenol dapat meringankan jenis yang disebabkan oleh kondisi seperti radang sendi. Ini juga dapat memperlambat kerusakan tulang rawan (jaringan yang melindungi sendi) yang dapat menyebabkan radang sendi.
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
Apa Saja Hal Tabu Pada Perayaan Tahun Baru Imlek ?
Tahun Baru Imlek merupakan festival tradisional paling penting bagi masyarakat Tionghoa.
Festival ini menandakan awal musim semi, dan awal tahun baru menurut kalender lunar Tiongkok.
Setiap tahunnya, masyarakat Tionghoa memeriahkannya dengan memasang atribut khas, seperti lampion, dekorasi berwarna merah, kue keranjang, pagelaran barongsai, dan angpao .
Tapi,ada sejumlah hal yang dianggap tabu dan tak boleh dilakukan saat perayaan Tahun Baru Imlek.
Pantangan ini sudah dijalankan secara turun temurun dan sudah jadi tradisi bagi masyarakat Tionghoa yang percaya.
Apa saja ya, simak info berikut…..
Hari Pertama Tahun Baru Imlek
Pada hari pertama tahun lunar, anak perempuan yang sudah menikah tidak boleh kembali ke rumah orang tuanya karena dikatakan bahwa jika mereka melakukannya, mereka akan memakan orang tua mereka di luar rumah dan di rumah.
Jadi anak perempuan hanya bisa kembali pada hari kedua atau ketiga Tahun Baru Imlek.
Pada hari pertama Tahun Baru Imlek, orang tidak boleh makan bubur karena konon jika melakukannya, akan menghadapi hujan lebat ketika mereka keluar.
Kegiatan menyiram, menyapu, dan membuang juga dilarang karena konon katanya rejeki akan tersapu habis.
Hindari tidur siang di hari pertama Tahun Baru Imlek.
Tidur siang pada hari pertama Tahun Baru Imelk melambangkan kemalasan, dan itu akan mempengaruhi keberuntungan dan karier kamu sepanjang tahun.
Selain itu, pada hari pertama Tahun Baru Imlek, orang tidak boleh memukul atau memarahi anak-anak karena dikatakan akan merusak kerukunan antar anggota keluarga.
Rambut tidak boleh dicuci pada hari pertama Tahun Baru Imlek.
Sebab, dalam bahasa Tionghoa, rambut memiliki pengucapan dan karakter huruf yang sama dengan Fa (Hanzi: 发, Pinyin: fǎ) dalam kata Facai (Hanzi: 发财, Pinyin: Fācái) yang berarti menjadi kaya.
Jarum dan benang tidak boleh digunakan karena istilah Benang Putus dalam bahasa Tionghoa diucapkan sebagai Duan Xian (Hanzi: 断线, Pinyin: duàn xiàn) yang berarti mati tanpa keturunan.
Orang harus berhati-hati dan tidak memecahkan mangkuk, piring, cangkir, dan sebagainya, yang melambangkan “orang berpisah”, “anggota keluarga menderita kematian” dan “menderita kerugian finansial”.
Makan daging atau ikan dihindari dengan alasan karena membunuh makhluk hidup, darahnya akan menyebabkan bencana berdarah.
Selain itu, pada hari pertama Imlek, orang-orang tabu untuk minum obat.
Obat yang dimaksud adalah obat herbal seperti jamu maupun obat-obatan medis.
Jika konsumsi obat tetap dilakukan, diyakini akan sakit selama setahun penuh.
Di beberapa tempat, orang-orang sakit memecah pot tempat obat mereka setelah pergantian tahun resmi diumumkan.
Dengan melakukan hal tersebut, mereka berkeyakinan bahwa segala penyakit akan terusir di tahun baru tersebut.
Kata-kata sial juga dihindari pada hari itu, misalnya kata-kata tentang putus, kematian, penyakit, kegagalan, dan kemiskinan tidak boleh disebutkan.
Hari pertama Tahun Baru Imlek melambangkan awal yang baru.
Karena itu, jangan menangis atau bertengkar dengan siapa pun, karena itu akan membawa kesialan sepanjang tahun.
Jika bertengkar dengan keluarga pada hari pertama Tahun Baru Imlek, diyakini bahwa rumah itu tidak akan damai untuk tahun yang akan datang.
Dan jika menangis, akan menghabiskan sisa tahun dalam kesedihan.
Hari Pertama dan Kedua Tahun Baru Imlek
Pada hari pertama dan kedua Tahun Baru Imlek, mencuci pakaian dihindari karena konon katanya hari lahir Dewa Air jatuh pada dua hari tersebut.
Hari Pertama hingga Hari Kelima Belas Tahun Baru Imlek
Dari hari pertama hingga hari kelima belas tahun lunar, bekerja di ladang dihindari karena akan menyinggung para dewa, dan tidak ada yang akan berjalan lancar sepanjang tahun.
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
Pantangan Warna Dalam Budaya Tionghoa
Warna memberikan corak dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tapi, dalam budaya Tionghoa, ada beberapa warna yang dianggap tabu.
Warna apa saja ya?
Hindari Warna Elegan
Pada jaman Tiongkok kuno warna kuning, ungu, dan sampanye digolongkan menjadi warna yang elegan.
Warna-warna ini dulunya khusus digunakan untuk keluarga kerajaan dan bangsawan, sehingga rakya biasa dilarang berpakaian dengan warna kuning, ungu, atau sampanye.
Dalam masyarakat feodal Tiongkok kuno, kuning hanya digunakan untuk keluarga kerajaan dan jika rakyat biasa memakai pakaian kuning akan dipenggal.
Hindari Warna Yang Merendahkan
Warna hijau (Hanzi: 绿色, Pinyin: Lǜsè), hijau zamrud (Hanzi: 翠绿, Pinyin: Cuìlǜ), dan cyan/biru (Hanzi: 青色, Pinyin: Qīngsè) dianggap sebagai warna yang rendah, karena pada Dinasti Yuan, Ming, dan Qing, hanya pelacur dan gadis penyanyi yang mengenakan warna-warna ini.
Hindari Warna Tidak Beruntung atau Sial
Putih dan hitam dianggap sebagai warna tidak beruntung dan sial, sehingga ada pantangan dalam berpakaian dengan warna ini.
Dalam pemakaman, orang memakai ban lengan hitam atau pakaian berkabung putih.
Jadi di hari-hari bahagia, seperti pernikahan, ulang tahun, bulan pertama anak, tahun baru, festival, dan sebagainya, berpakaian putih atau hitam dihindari.
Hindari Warna Cerah
Make-up yang berlebihan dan pakaian yang indah juga lebih baik dihindari.
Dalam budaya tradisional Tiongkok, orang percaya bahwa warna pakaian harus sesuai dengan usia, karier, dan perilaku orang.
Wanita dengan riasan berlebihan akan terlihat genit, dan pria dengan warna cerah juga akan dianggap tidak berbobot.
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
Bersakit-sakit Dahulu, Bersenang-senang Kemudian
一分耕耘, 一分收获
Yī fēn gēngyún, yī fēn shōuhuò
Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian
耕 – gēng – membajak sawah, menggarap sawah
耘 – yún – menyiangi
耕耘 – gēngyún – memmbajak sawah dan menyiangi
收 – shōu – menerima, mendapat
获 – huò – memperoleh
收获 – shōuhuò – panen, hasil
Secara harfiah, idiom ini menyampaikan bahwa lebih banyak membajak dan menyiangi sawah, akan memperoleh hasil panen yang lebih baik.
Artinya, tidak ada usaha, tidak ada hasil.
Perlu bekerja keras untuk mendapatkan hasil.
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
Asal Usul Idiom Tiongkok – Dipaksa Naik Ke Gunung Liang (逼上梁山)
Lin Chong (Hanzi: 林冲, Pinyin: Lín Chōng), memiliki nama panggilan Kepala Macan Tutul, adalah instruktur pelatihan kemiliteran 800.000 pengawal kekaisaran di Bianliang, ibu kota Dinasti Song Utara (sekarang Kaifeng, Henan).
Dia seorang yang jujur, lurus, dan disiplin.
Suatu hari, Lin Chong membawa istrinya ke kuil yang ada di gunung untuk bersembahyang.
Dalam perjalanan, Lu Zhishen (Hanzi: 鲁智深, Pinyin: Lǔ Zhìshēn), seorang biarawan bunga, memainkan tongkat Huntie Chan seberat 60 pon.
Semua orang bertepuk tangan, dan Lin Chong juga tertarik untuk menonton.
Kemudian, Lu Zhishen dan Lin Chong, menjadi teman pada pandangan pertama dan menjadi saudara.
Pada saat ini, pelayan istri Lin Chong, Jin’er, buru-buru datang untuk melaporkan bahwa Nyonya Lin dicegat oleh penjahat di jalan.
Lin Chong buru-buru mengucapkan selamat tinggal pada Lu Zhishen dan pergi ke kuil untuk mengejar gangster itu.
Ketika Lin Chong memukul dan menangkap penjahat, dia tahu bahwa pria itu adalah Gao Yannei (Hanzi: 高衙内, Pinyin: Gāo Yánèi), anak angkat dari atasan langsungnya, Gao Qiu (Hanzi: 高俅, Pinyin: Gāo Qiú).
Kelompok Gao Yanei mengetahui bahwa wanita itu adalah istri Lin Chong, jadi mereka berkata: “Maaf, saya tidak tahu wanita ini adalah istri pelatih.” Mereka buru-buru menarik Gao Yanei pergi.
Pada saat ini, Lu Zhishen juga buru-buru tiba, mengetahui situasinya dan akan mengejar Gao Yanei, tetapi dibujuk oleh Lin Chong.
Setelah Gao Yanei melarikan diri, dia masih tidak menyerah dan tidak bisa melupakan istri Lin Chong.
Jadi dia bersama dengan Gao Qiu merencanakan untuk menjebak Lin Chong. Gao Qiu mengundang Lin Chong datang ke rumahnya. Karena menunggu lama, Lin Chong menjadi emosi dan membobol Baihu Jietang (Hanzi: 白虎节堂, Pinyin: Báihǔ jié táng) dengan pisau. Lin Chong pun dianggap bersalah, dan dikirim ke penjara.
Kelompok Gao Qiu merasa tidak nyaman untuk membunuh Lin Chong di ibukota, jadi mereka mengirim Lin Chong ke Cangzhou (sekarang di Hebei). Lu Zhishen diam-diam melindungi Lin Chong dan membuat keributan, sehingga Lin Chong lolos dari maut.
Setelah tiba di Cangzhou (Hanzi: 沧州, Pinyin: Cāngzhōu), Lin Chong ditugaskan untuk menjaga ladang pakan ternak.
Gao Qiu mengirim orang ke Cangzhou untuk membakar ladang pakan ternak.
Dengan cara ini, diharapkan Lin Chong akan terbunuh, ataupun jika tidak terbunuh akan terkena hukuman mati.
Ketika ladang pakan ternak terbakar, Lin Chong mendengar orang kepercayaan Gao Qiu dengan bangga membicarakan rencana pembunuhan Lin Chong.
Pada saat ini, Lin Chong tidak bisa lagi menahan marah di hatinya dan membunuh semua musuhnya.
Dengan tegas pergi ke Liangshan dan bergabung dengan kelompok pahlawan.
Inilah kisah asal usul idiom Tiongkok 逼上梁山
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.
Sinar Matahari Bersinar Terang di Langit (曦晖朗曜)
曦晖朗曜
Xī huī lǎng yào
Sinar matahari bersinar terang di langit
曦 – Xī – sinar matahari pagi (subuh)
晖 – huī – sinar matahari
朗 – lǎng – terang, cerah
曜 – yào – menyinari, menyoroti
Idiom di atas dikutip dari Seribu Karakter Klasik (Hanzi: 千字文, Pinyin: Qiānzì Wén)
Kesiapan kita akan hari esok tidak sepenuhnya berada dalam kendali kita karena matahari terbit tiap hari yang menandakan pagi yang baru, awal yang baru.
Ini juga berarti selama kita hidup, masih ada harapan setiap harinya.
Terima kasih telah membaca, silahkan kunjungi Tionghoa Indonesia untuk artikel-artikel lain yang lebih menarik.