Found 22 bookmarks
Newest
Ban Mobil Kempes
Ban Mobil Kempes
Pada suatu hari seorang pria melihat seorang wanita lanjut usia sedang berdiri kebingungan di pinggir jalan. Pria itu dapat melihat bahwa sang nyonya sedang membutuhkan pertolongan. Maka pria itu menghentikan mobilnya di depan mobil Benz wanita itu dan keluar menghampirinya. Mobil Pontiac-nya masih menyala, ketika pria itu mendekati sang nyonya. Meskipun pria itu tersenyum, wanita itu masih ketakutan. Tak ada seorangpun berhenti menolongnya selama beberapa jam ini. Apakah pria ini akan melukainya ? Pria itu kelihatan tidak baik. Ia kelihatan miskin dan kelaparan. Sang pria dapat melihat bahwa wanita itu ketakutan, sementara berdiri disana kedinginan. Ia mengetahui bagaimana perasaan wanita itu. Ketakutan itu membuat sang nyonya tambah kedinginan. Kemudian pria itu berkata, “Saya disini untuk menolong anda, Nyonya. Masuk ke dalam mobil saja, supaya anda merasa hangat! Ngomong-ngomong, nama saya Bryan Anderson.” Oh, sebenarnya ia hanya mengalami ban kempes, namun bagi wanita lanjut usia seperti dia, kejadian itu cukup buruk. Bryan merangkak ke bawah bagian sedan, mencari tempat untuk memasang dongkrak. Selama mendongkrak itu beberapa kali jari-jarinya membentur tanah. Segera ia dapat mengganti ban itu… Namun, akibatnya ia jadi kotor dan tangannya terluka. Ketika pria itu mengencangkan baut-baut roda ban, wanita itu menurunkan kaca mobilnya dan mencoba ngobrol dengan pria itu. Ia mengatakan kepada pria itu bahwa ia berasal dari St. Louis dan hanya sedang lewat di jalan ini. Ia sangat berutang budi atas pertolongan pria itu. Bryan hanya tersenyum, ketika ia menutup bagasi mobil wanita itu. Sang nyonya menanyakan berapa yang harus ia bayar, sebagai ungkapan terima kasihnya. Berapa pun jumlahnya tidak menjadi masalah bagi wanita kaya itu. Ia sudah membayangkan semua hal mengerikan yang mungkin terjadi seandainya pria itu tak menolongnya. Bryan tak pernah berpikir untuk mendapat bayaran. Ia menolong orang lain tanpa pamrih. Ia biasa menolong orang yang dalam kesulitan dan melakukan karma baik, banyak orang telah ditolong dirinya pada waktu yang lalu. Ia biasa menjalani kehidupan seperti itu dan tidak pernah ia berbuat hal sebaliknya. Pria itu mengatakan kepada sang nyonya, bahwa seandainya ia ingin membalas kebaikannya, pada waktu berikutnya wanita itu melihat seseorang yang memerlukan bantuan, ia dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada orang itu dan Bryan menambahkan, “Dan ingatlah kepada saya.” Bryan menunggu sampai wanita itu menyalakan mobilnya dan berlalu. Hari itu dingin dan membuat orang depresi, namun pria itu merasa nyaman, ketika ia pulang ke rumah. Beberapa kilometer dari tempat itu sang nyonya melihat sebuah kafe kecil. Ia turun dari mobilnya untuk sekedar mencari makanan kecil dan menghangatkan badan sebelum pulang ke rumah. Restoran itu nampak agak kotor. Diluar kafe itu ada dua pompa bensin yang sudah tua. Pemandangan di sekitar tempat itu sangat asing baginya. Sang pelayan, seorang wanita mendatangi wanita tua itu dan membawakan handuk bersih untuk mengelap rambut wanita yang basah itu. Pelayan itu tersenyum manis, meskipun ia tak dapat menyembunyikan kelelahannya krn berdiri sepanjang hari. Sang nyonya melihat bahwa pelayan wanita itu sedang hamil hampir delapan bulan, namun pelayan itu tak membiarkan keadaan dirinya mempengaruhi sikap pelayanannya kepada para pelanggan restoran. Wanita lanjut itu heran bagaimana pelayan yang tidak punya apa-apa ini dapat memberikan suatu pelayanan yang baik kepada orang asing seperti dirinya. Dan wanita lanjut itu ingat kepada Bryan. Setelah wanita itu menyelesaikan makanannya, ia membayar dengan uang kertas $100. Pelayan wanita itu dengan cepat pergi untuk memberi uang kembalian kepada wanita itu. Ketika kembali ke mejanya, sayang sekali wanita itu sudah pergi. Pelayan itu bingung, kemana perginya wanita itu. Kemudian ia melihat sesuatu tertulis pada lap di meja itu. Ada butiran air mata, ketika pelayan itu membaca apa yang ditulis wanita itu: “Engkau tidak berutang apa-apa kepada saya. Saya juga pernah ditolong orang. Seseorang yang telah menolong saya, berbuat hal yang sama seperti yang saya lakukan. Jika engkau ingin membalas kebaikan saya, inilah yang harus engkau lakukan: ‘Jangan biarkan rantai kasih ini berhenti padamu.’” Dan di bawah lap itu terdapat empat lembar uang kertas $ 100 lagi. Wah, masih ada meja-meja yang harus dibersihkan, toples gula yang harus diisi, namun pelayan itu memutuskan untuk melakukannya esok hari saja. Malam itu, ketika ia pulang ke rumah dan setelah semuanya beres ia naik ke ranjang. Ia memikirkan tentang uang itu dan apa yang telah ditulis oleh wanita itu. Bagaimana wanita tua yg baik hati itu tahu tentang berapa jumlah uang yang ia dan suaminya butuhkan ? Dengan kelahiran bayinya bulan depan, sangat sulit mendapatkan uang yang cukup. Ia tahu betapa suaminya kuatir tentang keadaan mereka dan ketika suaminya sudah tertidur di sampingnya, pelayan wanita itu memberikan ciuman lembut dan berbisik lembut dan pelan, “Segalanya akan beres. Aku mengasihimu, Bryan Anderson!” Renungan: Ada pepatah lama yang mengatakan, “Berilah, maka engkau akan diberi”. Teman, hari ini saya mengirimkan kisah menyentuh ini dan saya harapkan anda meneruskannya. Biarkan terang kehidupan kita bersinar. Jangan hapus kisah ini, jangan biarkan saja ! Kirimkan kepada teman dan sahabat anda ! ‘Teman baik itu seperti bintang-bintang di langit. Kamu tidak selalu dapat melihatnya, namun kamu tahu mereka selalu ada’ … Yuk, kita bagikan kebaikan hari ini pada 1 orang saja, semoga rantai ini tidak akan pernah terputus.. percayalah, energi positif itu sifatnya menular. Semoga kita semua hidup bahagia. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Ban Mobil Kempes
·id.vesiraja.com·
Ban Mobil Kempes
Kebijaksanaan Jenghis Khan
Kebijaksanaan Jenghis Khan
Setelah lelah karena habis berperang, Jenghis Khan (1162-1227), Raja Mongol termasyhur penguasa benua Asia yang meluluh lantakkan dan penakluk semenanjung Balkan di Eropa Timur, di suatu hari memutuskan untuk berburu ke hutan bersama beberapa Panglima Perang andalannya. Selain membawa Anjing Pemburu, Jenghis Khan juga membawa Burung Rajawali nya yang sudah terlatih untuk berburu dan juga dapat menuntun Jenghis Khan pulang ke Istana bila mereka tersesat di tengah hutan. Usai berburu dan mendapatkan hasil yang lumayan banyak, mereka pun memutuskan pulang. Ternyata dalam perjalanan Jenghis Khan merasa kehausan, mereka lalu mencari sumber air. Untunglah, tak seberapa jauh ditemukan tetesan air bening di sebuah bebatuan besar. Jenghis Khan kemudian menampung tetesan air itu dalam sebuah mangkuk. Ketika ia hendak minum, tiba-tiba Burung Rajawalinya menukik dan memukul tangan Jenghis Khan sehingga air dalam mangkuk itu tumpah. Beberapa kali ia mencoba lagi (menampung air di mangkuknya dan mau diminum), tapi selalu terulang kembali gangguan dari Burung Rajawali peliharaannya itu. Hal ini membuat Jenghis Khan marah, maka ketika Sang Rajawali kesekian kali menumpahkan air yang hendak diminumnya, ia kemudian menebas leher Rajawali dengan pedangnya sampai Rajawali tergeletak di kakinya, mati seketika dengan kepala terputus. Rasa hausnya pun hilang seketika. Dengan rasa penasaran yang teramat sangat, Jenghis Khan naik ke atas bebatuan itu untuk mencari sumber air tersebut. Ketika sampai di atas, ternyata sumber tetesan air itu sebuah telaga kecil, Jenghis Khan terkejut bukan main karena ia melihat seekor ular berbisa mati dengan luka menganga di pinggiran telaga air itu dan bisa (racun)-nya mencemari telaga itu dan airnya mengalir ke arah bebatuan tempat ia tadi menampung dengan mangkok. Hati Jenghis Khan seketika sesak mengingat kematian Rajawali yang berusaha keras menyelamatkan nya. Ia kemudian menuruni bukit itu, lalu mengambil mayat Burung Rajawalinya yang sudah mati itu dan menggendongnya dengan rasa penyesalan yang amat sangat. Hati kecilnya menjerit, Jenghis Khan tak kuasa menahan air matanya. Dengan lirih ia berkata: Hari ini aku mendapat pelajaran berharga yang sangat menyedihkan, dan sejak hari ini aku tidak akan melakukan sesuatu apapun jika sedang marah. Kemudian pulang ke Istananya dan memanggil seluruh Panglima Perangnya berikut pasukannya. Atas perintah Jenghis Khan, dilakukanlah upacara penguburan sang Rajawali. Burung Rajawali yang sudah tewas itu dibungkus dengan baju perang milik Jenghis Khan. Usai pemakaman sang Rajawali, Jenghis Khan berpidato di hadapan ribuan pasukannya: “Hari ini kita bisa memenangkan satu pertempuran yang besar. Kita bisa mengalahkan musuh.Tapi, pada saat ini saya tidak bisa mengalah kan diri saya sendiri. Dan pelajaran yang sangat mahal itu baru saya dapatkan dari seekor Rajawali yang sangat berjasa dan baru kita makamkan itu.” Keesokan harinya Jenghis Khan memerintahkan seorang seniman terkenal membuatkan patung emas Burung Rajawali itu. Di sayap kiri Patung Rajawali itu tertulis : Saat seorang sahabat melakukan hal yang tidak berkenan di hatimu sekalipun, dia tetaplah sahabatmu… Sementara di sayap kanan patung Rajawali satunya tertulis: Tindakan apapun yang dilakukan dalam angkara murka hanya akan membuahkan kegagalan. Sahabatku, Dalam keadaan marah, biasanya semua tindakan kita tidak bisa terkontrol dengan baik. Lebih baik redakan dulu amarah kamu, tenangkan diri kamu. Selama amarah kamu belum reda, tundalah dulu keputusan-keputusan penting yang harus kamu ambil bila kamu tidak ingin menyesalinya di kemudian hari. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Kebijaksanaan Jenghis Khan
·id.vesiraja.com·
Kebijaksanaan Jenghis Khan
Diplomasi Cangkir
Diplomasi Cangkir
Jika kamu memegang secangkir kopi, tiba-tiba ada yang lewat dan menabrakmu atau tidak sengaja menyentuh lenganmu, dan hal itu membuatmu menumpahkan kopi di mana-mana. Pertanyaan: Kenapa kamu menumpahkan kopi? Jawaban: Tentu saja karena ada yαήg menabrakku. Jawaban itu : SALAH. Kamu menumpahkan kopi karena cangkirmu berisi kopi. Seandainya cangkirmu berisi teh, maka kamu akan menumpahkan teh. Apapun yang ada di dalam cangkir, itulah yang akan tumpah keluar. Cangkir itu ibarat pikiran. Ketika keadaan tidak baik datang menabrakmu dan mengguncangmu, apapun yang ada di dalam pikiranmu lah yang akan keluar. Pertanyaannya sekarang: Apakah yang ada di dalam pikiranmu? Ketika ada sesuatu yang mengguncang hidupmu, apa yang akan kamu tumpahkan? – Kasih, sukacita, – Damai sejahtera, kesabaran, – Kemurahan, kebaikan, kesetiaan, – Kelemahlembutan, – Penguasaan diri, atau – Kemarahan, kepahitan, – Makian bahkan kutukan yang keluar dari pikiran dan mulutmu. Kamu sendiri yang tentukan Isilah cangkirmu dengan cinta kasih. Ketika sesuatu yang tidak baik menabrak dan mengguncangmu maka cinta kasih yang akan tumpah keluar dari pikiranmu. Jadilah pribadi yang dipenuhi cinta kasih. Bukan lagi menjadi pribadi yang selalu menyalahkan orang lain atau faktor lain yang tidak baik. Tapi perbaiki apa yang seharusnya ada di dalammu. Ingatlah apapun yang mengguncangmu bukan faktor dari luar yang menentukan hari-harimu tapi responmu dan reaksimulah yang menentukan. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Diplomasi Cangkir
·id.vesiraja.com·
Diplomasi Cangkir
Pelajaran Passport
Pelajaran Passport
Pelajaran Passport by Rhenald Kasali Setiap saat mulai perkuliahan, saya selalu bertanya kepada mahasiswa berapa orang yang sudah memiliki pasport. Tidak mengherankan, ternyata hanya sekitar 5% yang mengangkat tangan. Ketika ditanya berapa yang sudah pernah naik pesawat, jawabannya melonjak tajam. Hampir 90% mahasiswa saya sudah pernah melihat awan dari atas. Ini berarti mayoritas anak-anak kita hanyalah pelancong lokal. Maka, berbeda dengan kebanyakan dosen yang memberi tugas kertas berupa PR dan paper, di kelas-kelas yang saya asuh saya memulainya dengan memberi tugas mengurus pasport. Setiap mahasiswa harus memiliki “surat ijin memasuki dunia global.”. Tanpa pasport manusia akan kesepian, cupet, terkurung dalam kesempitan, menjadi pemimpin yang steril. Dua minggu kemudian, mahasiswa sudah bisa berbangga karena punya pasport. Setelah itu mereka bertanya lagi, untuk apa pasport ini? Saya katakan, pergilah keluar negeri yang tak berbahasa Melayu. Tidak boleh ke Malaysia, Singapura, Timor Leste atau Brunei Darussalam. Pergilah sejauh yang mampu dan bisa dijangkau. “Uang untuk beli tiketnya bagaimana, pak?” Saya katakan saya tidak tahu. Dalam hidup ini, setahu saya hanya orang bodohlah yang selalu memulai pertanyaan hidup, apalagi memulai misi kehidupan dan tujuannya dari uang. Dan begitu seorang pemula bertanya uangnya dari mana, maka ia akan terbelenggu oleh constraint. Dan hampir pasti jawabannya hanyalah tidak ada uang, tidak bisa, dan tidak mungkin. Pertanyaan seperti itu tak hanya ada di kepala mahasiswa, melainkan juga para dosen steril yang kurang jalan-jalan. Bagi mereka yang tak pernah melihat dunia, luar negeri terasa jauh, mahal, mewah, menembus batas kewajaran dan buang-buang uang. Maka tak heran banyak dosen yang takut sekolah ke luar negeri sehingga memilih kuliah di almamaternya sendiri. Padahal dunia yang terbuka bisa membukakan sejuta kesempatan untuk maju. Anda bisa mendapatkan sesuatu yang yang terbayangkan, pengetahuan, teknologi, kedewasaan, dan wisdom. Namun beruntunglah, pertanyaan seperti itu tak pernah ada di kepala para pelancong, dan diantaranya adalah mahasiswa yang dikenal sebagai kelompok backpackers. Mereka adalah pemburu tiket dan penginapan super murah, menggendong ransel butut dan bersandal jepit, yang kalau kehabisan uang bekerja di warung sebagai pencuci piring. Perilaku melancong mereka sebenarnya tak ada bedanya dengan remaja-remaja Minang, Banjar, atau Bugis, yang merantau ke Pulau Jawa berbekal seadanya. Ini berarti tak banyak orang yang paham bahwa bepergian keluar negeri sudah tak semenyeramkan, sejauh, bahkan semewah di masa lalu. Seorang mahasiswa asal daerah yang saya dorong pergi jauh, sekarang malah rajin bepergian. Ia bergabung ke dalam kelompok Pedagang Kaki Lima Internasional yang tugasnya memetakan pameran-pameran besar yang dikoordinasi pemerintah. Di sana mereka membuka lapak, mengambil resiko, menjajakan aneka barang kerajinan, dan pulangnya mereka jalan-jalan, ikut kursus, dan membawa dolar. Saat diwisuda, ia menghampiri saya dengan menunjukkan pasportnya yang tertera stempel imigrasi dari 35 negara. Selain kaya teori, matanya tajam mengendus peluang dan rasa percaya tinggi. Saat teman-temannya yang lulus cum-laude masih mencari kerja, ia sudah menjadi eksekutif di sebuah perusahaan besar di luar negeri. The Next Convergence Dalam bukunya yang berjudul The Next Convergence, penerima hadiah Nobel ekonomi Michael Spence mengatakan, dunia tengah memasuki Abad Ke tiga dari Revolusi Industri. Dan sejak tahun 1950, rata-rata pendapatan penduduk dunia telah meningkat dua puluh kali lipat. Maka kendati penduduk miskin masih banyak, adalah hal yang biasa kalau kita menemukan perempuan miskin-lulusan SD dari sebuah dusun di Madura bolak-balik Surabaya-Hongkong. Tetapi kita juga biasa menemukan mahasiswa yang hanya sibuk demo dan tak pernah keluar negeri sekalipun. Jangankan ke luar negeri, tahu harga tiket pesawat saja tidak, apalagi memiliki pasport. Maka bagi saya, penting bagi para pendidik untuk membawa anak-anak didiknya melihat dunia. Berbekal lima ratus ribu rupiah, anak-anak SD dari Pontianak dapat diajak menumpang bis melewati perbatasan Entekong memasuki Kuching. Dalam jarak tempuh sembilan jam mereka sudah mendapatkan pelajaran PPKN yang sangat penting, yaitu pupusnya kebangsaan karena kita kurang urus daerah perbatasan. Rumah-rumah kumuh, jalan berlubang, pedagang kecil yang tak diurus Pemda, dan infrastruktur yang buruk ada di bagian sini. Sedangkan hal sebaliknya ada di sisi seberang. Anak-anak yang melihat dunia akan terbuka matanya dan memakai nuraninya saat memimpin bangsa di masa depan. Di universitas Indonesia, setiap mahasiswa saya diwajibkan memiliki pasport dan melihat minimal satu negara. Dulu saya sendiri yang menjadi gembala sekaligus guidenya. Kami menembus Chiangmay dan menyaksikan penduduk miskin di Thailand dan Vietnam bertarung melawan arus globalisasi. Namun belakangan saya berubah pikiran, kalau diantar oleh dosennya, kapan memiliki keberanian dan inisiatif? Maka perjalanan penuh pertanyaan pun mereka jalani. Saat anak-anak Indonesia ketakutan tak bisa berbahasa Inggris, anak-anak Korea dan Jepang yang huruf tulisannya jauh lebih rumit dan pronounciation-nya sulit dimengerti menjelajahi dunia tanpa rasa takut. Uniknya, anak-anak didik saya yang sudah punya pasport itu 99% akhirnya dapat pergi keluar negeri. Sekali lagi, jangan tanya darimana uangnya. Mereka memutar otak untuk mendapatkan tiket, menabung, mencari losmen-losmen murah, menghubungi sponsor dan mengedarkan kotak sumbangan. Tentu saja, kalau kurang sedikit ya ditomboki dosennya sendiri. Namun harap dimaklumi, anak-anak didik saya yang wajahnya ndeso sekalipun kini dipasportnya tertera satu dua cap imigrasi luar negeri. Apakah mereka anak-anak orang kaya yang orangtuanya mampu membelikan mereka tiket? Tentu tidak. Di UI, sebagian mahasiswa kami adalah anak PNS, bahkan tidak jarang mereka anak petani dan nelayan. Tetapi mereka tak mau kalah dengan TKW yang meski tak sepandai mereka, kini sudah pandai berbahasa asing. Anak-anak yang ditugaskan ke luar negeri secara mandiri ternyata memiliki daya inovasi dan inisiatif yang tumbuh. Rasa percaya diri mereka bangkit. Sekembalinya dari luar negeri mereka membawa segudang pengalaman, cerita, gambar dan foto yang ternyata sangat membentuk visi mereka. Saya pikir ada baiknya para guru mulai membiasakan anak didiknya memiliki pasport. Pasport adalah tiket untuk melihat dunia, dan berawal dari pasport pulalah seorang santri dari Jawa Timur menjadi pengusaha di luar negeri. Di Italia saya bertemu Dewi Francesca, perempuan asal Bali yang memiliki kafe yang indah di Rocca di Papa. Dan karena pasport pulalah, Yohannes Surya mendapat bea siswa di Amerika Serikat. Rhenald Kasali Guru Besar Universitas Indonesia Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Pelajaran Passport
·id.vesiraja.com·
Pelajaran Passport
Kenapa Orang Tua Tetap Memilih Jadi Gaptek
Kenapa Orang Tua Tetap Memilih Jadi Gaptek
Seorang pria muda telah menghabiskan waktu 1 jam di bank bersama bosnya hanya untuk mentransfer sejumlah uang. Pria itu tidak bisa menahan diri & bertanya, “Bos, kenapa tidak mengaktifkan internet banking?” “Mengapa aku harus melakukan itu?”, tanya bos. “Nah, Bos tidak perlu menghabiskan waktu 1 jam di sini untuk melakukan hal-hal seperti mentransfer uang. Bos bahkan bisa melakukan belanja online. Semuanya akan sangat mudah!” Pria itu, jadi sangat bersemangat untuk membujuk bosnya beralih ke dunia internet banking. Lalu bos kembali bertanya, “Jika saya melakukan itu, saya tidak perlu keluar rumah?” “Ya, ya!”, jawab pria itu. Ia menjelaskan kepada bos, bagaimana barang-barang kelontong bisa dikirim sampai di depan pintu rumah sekarang dan bagaimana toko online bisa memberikan segalanya! Tapi, jawaban bos membuat pria itu bungkam. Bos berkata … “Sejak aku memasuki bank hari ini, aku telah bertemu dengan 4 orang temanku. Aku mengobrol sebentar dengan staf yang mengenalku dengan baik. Kamu tahu aku ini hidup sendiri. Inilah waktu bertemu teman yang aku butuhkan. Aku bersemangat dan bersiap-siap datang ke bank. Aku menyediakan cukup waktu. Itu adalah sentuhan fisik yang aku idamkan.” “Dua tahun lalu waktu aku sakit, pemilik toko tempat aku membeli buah, datang menjengukku dan duduk di samping tempat tidurku bahkan menangis.” “Saat istriku jatuh beberapa waktu lalu saat berolahraga jalan pagi, tukang kelontong setempat melihatnya dan segera membawa mobilnya untuk mengantar istriku pulang.” “Apakah aku bisa mendapatkan sentuhan manusia seperti itu jika semuanya dilakukan dengan online?” “Mengapa aku menginginkan semuanya dikirimkan kepadaku dan memaksaku untuk berinteraksi hanya dengan komputer atau smartphone?” “Apakah Aku salah jika Aku ingin mengenal orang yang berbincang denganku dan bukan hanya sebagai penjual?” Ini menciptakan ikatan. Relasi… Apakah toko online juga bisa memberikan semua ini? Technology isn’ t life, Spend time with people. Not with devices. Teknologi bukanlah kehidupan. Luangkan waktu bersama dengan orang. Bukan dengan perangkat canggih. Atau Anda akan menyesal selamanya. Karena waktu tidak akan pernah kembali. Selagi masih bisa dan ada waktu. Mari kita menyapa, menghargai orang-orang di sekeliling kita yang kita jumpai setiap hari. Semoga Bermanfaat! Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Kenapa Orang Tua Tetap Memilih Jadi Gaptek
·id.vesiraja.com·
Kenapa Orang Tua Tetap Memilih Jadi Gaptek
Celana Sobek
Celana Sobek
Suatu hari, Aliong mengalami kecelakaan. Untungnya, kecelakaan itu tidak parah, dia hanya mengalami luka terkilir. Ketika membawa mobilnya yang rusak ke bengkel, tiba-tiba dia sadar bahwa rumah orangtuanya tidak jauh dari bengkel tersebut, dan karena sudah cukup lama tidak menjenguk mereka, dia pun mampir ke rumah orangtuanya. Aliong mampir ke rumah orangtuanya dan menginap semalam. Keesokan harinya, saat akan pulang, dia melihat pakaian robeknya kemarin telah dijahit oleh ibunya. Aliong sedikit tersentuh dan kemudian bergumam – uangku banyak, nanti dibuang saja sesampainya di rumah. Namun, karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya, Aliong pun lupa sesampainya di rumah. Dia mengenakan pakaian yang ditambal ibunya itu dan pergi ke berbagai jamuan. Bahkan berhasil mencapai kesepakatan bisnis besar yang sudah lama ditunggu-tunggu. Setelah sibuk sampai malam, tiba-tiba dia baru menyadari masih mengenakan pakaian yang ditambal ibunya, kemudian dia melepas pakaian itu dan dibuang ke tong sampah. Keesokan paginya, bisnis yang dibicarakan kemarin secara resmi ditandatangani. Klien bertanya kepadanya, “Mengapa pakaian tambal yang Anda kenakan kemarin itu tidak dipakai lagi hari ini?” “O..pakaian itu mau dicuci,” sahutnya tersenyum malu. Klien besarnya itu menepuk pundaknya dan berkata, “Anda mungkin tidak tahu, kami menandatangani kontrak dengan Anda karena melihat tambalan pada pakaian yang Anda kenakan. Dari pakaian itu, kami dapat menilai bahwa Anda adalah orang yang sederhana dan pekerja keras. Bagi kami, sosok orang yang sederhana dan pekerja keras itu jelas merupakan mitra terbaik!” Saat pulang ke rumah, Aliong mencari pakaian tambal itu dari tong sampah. Dia mencucinya dan digantung di sudut lemari yang tidak mencolok, siapa tahu nanti berguna, gumamnya. Satu minggu berlalu, suatu pagi saat akan berangkat kerja, Aliong didatangi dua petugas polisi. Ternyata pada malam minggu lalu, salah satu kliennya diculik dan dihabisi. Kawanan penculik ditangkap malam itu juga. Selama interogasi, mereka mengaku bahwa mereka awalnya ingin menculik Aliong, jadi pagi ini, polisi menemui Aliong untuk mengingatkannya. Sontak saja, Aliong tercengang mendengarnya dan bertanya kepada polisi, “Lalu mengapa mereka akhirnya tidak menculikku ?” “Karena mereka melihat Anda mengenakan pakaian yang ditambal, lalu menduga Anda tidak sekaya yang dibayangkan, mereka berpikir tidak mungkin seorang pengusaha kaya memakai pakaian yang ditambal,” kata polisi. Perasaan Aliong bergejolak tak menentu setelah mendengar keterangan polisi, tak disangka tambalan yang tak terduga itu telah menyelamatkan nyawanya. Setelah petugas polisi pergi, Aliong segera mengambil pakaian itu, dia mengelus jahitan di pakaiannya sambil membayangkan wajah ibunya, dan tanpa bisa ditahan dia pun menangis seperti anak kecil. Kasih ibu itu bagaikan tetesan air mata, meski tak bersuara, tetapi bisa meresap sampai ke relung hati yang kering; dia biasa-biasa saja, tetapi mengandung sebuah keagungan yang luar biasa ! Terkadang, ibu adalah setetes obat yang mujarab. Dapat menyelamatkan jiwa orang yang kritis. Terkadang, kasih ibu bagaikan seberkas cahaya penuntun di lautan kehidupan. Menuntun kita keluar dari kegelapan, mengikuti cahaya terang. Siapa yang bisa mengukur dan benar-benar bisa membalas jasa dari kasih ibu yang mulia ini ? Jadilah anak yang berbakti, sering-seringlah pulang menjenguk kedua orangtuamu ! Apakah Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Celana Sobek
·id.vesiraja.com·
Celana Sobek
Anak Anda Adalah Anak Cerdas Dengan Keunikan dan Kecerdasan-nya
Anak Anda Adalah Anak Cerdas Dengan Keunikan dan Kecerdasan-nya
Semoga dengan membaca ini tidak ada lagi perkataan : “anak dokter kok tidak pinter”, “anak dosen kok tidak pinter”, anak karyawan bank kok tidak pinter”, dll… Nih bagus buat para orang tua dan guru untuk mengetahui kecerdasan anak-anak kita. Yang tenyata sangat berbeda-beda, gak bisa dibanding-bandingkan… Silakan dibaca: Makna Kecerdasan Di papan tulis, saya menggambar sebatang pohon kelapa di tepi pantai, lalu sebutir kelapa yang jatuh dari tangkainya. Lalu saya bercerita, ada 4 anak yang mengamati fenomena alam jatuhnya buah kelapa di tepi pantai itu. Anak ke 1 : Dengan cekatan dia mengambil secarik kertas, membuat bidang segi tiga, menentukan sudut, mengira berat kelapa, dan dengan rumus matematikanya anak ini menjelaskan hasil perhitungan ketinggian pohon kelapa, dan energi potensial yang dihasilkan dari kelapa yang jatuh lengkap dengan persamaan matematika dan fisika. Lalu saya bertanya kepada siswa saya : “Apakah anak ini cerdas?” Dijawab serentak sekelas : “iya… Dia anak yang cerdas.” Lalu saya lanjutkan cerita … Anak ke 2 : Dengan gesit anak kedua ini datang memungut kelapa yang jatuh dan bergegas membawanya ke pasar, lalu menawarkan ke pedagang dan dia : “bersorak … yesss … laku Rp 5.000” Kembali saya bertanya ke anak-anak di kelas : “apakah anak ini cerdas?” Anak-anak menjawab : “iyaa … Dia anak yg cerdas.” Lalu saya lanjutkan cerita… Anak ke 3 : Dengan cekatan, dia ambil kelapanya kemudian dia bawa keliling sambil menanyakan, pohon kelapa itu milik siapa? Ini kelapanya jatuh, mau saya kembalikan kepada yang punya pohon. Saya bertanya kepada anak-anak : “Aakah anak ini cerdas?” Anak-anak dengan mantap menjawab : “Iya … dia anak yang cerdas.” Sayapun melanjutkan cerita ke empat … Anak ke 4 : Dengan cekatan, dia mengambil kelapanya kemudian dia melihat ada seorang kakek yang tengah kepanasan dan berteduh di pinggir jalan. “Kek, ini ada kelapa jatuh, tadi saya menemukannya, kakek boleh meminum dan memakan buah kelapanya”. Lalu saya bertanya : “Apakah anak ini, anak yg cerdas?” Anak-anak menjawab :”Iya … dia anak yang cerdas.” Anak-anak menyakini bahwa semua cerita di atas menunjukkan anak yang cerdas. Mereka jujur mengakui bahwa setiap anak memiliki “Kecerdas-unikan-nya”. Dan mereka ingin dihargai “Kecerdas-unikan-nya” tersebut. Namun yang sering terjadi, di dunia kita, dunia para orang tua dan pendidik, menilai kecerdasan anak hanya dari satu sisi, yakni ? “Kecerdasan Anak Pertama, Kecerdasan Akademik”, Lebih parahnya, kecerdasan yang dianggap oleh negara adalah kecerdasan anak pertama yang diukur dari nilai saat mengerjakan UN. Sedang … “Kecerdasan Finansial” (anak no 2), “Kecerdasan Karakter” (anak no 3) dan “Kecerdasan Sosial” (anak no 4). Belum ada ruang yg diberikan Negara untuk mengakui kecerdasan mereka. Anak Anda termasuk nomor berapa? Saya jadi ingat, dulu sering kami jadikan olok-olokan saat SMA, antara anak IPA dan anak IPS, siapa yg sebenarnya cerdas? Bagaimana kira-kira perasaan buat anak IPS? Terkadang terasa diperlakukan jadi siswa yang terpinggirkan…. Duh menyedihkan… Anak Anda semuanya adalah anak-anak yang cerdas dengan “Keunikan dan Kecerdasan-nya” masing-masing. Hargai dan jangan samakan dengan orang lain atau bahkan dengan diri Anda sendiri. Mari hargai kecerdasan anak kita masing-masing, dan siapkan mereka dengan “4 kecerdasan” (Akademik, Finansial, Karakter, dan Sosial) sebagai pedoman di mana mereka akan mengarungi lautan hidup kelak. Share by KOMPPAK (Komunitas Pecinta Pendidikan, Anak, dan Keluarga) Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Anak Anda Adalah Anak Cerdas Dengan Keunikan dan Kecerdasan-nya
·id.vesiraja.com·
Anak Anda Adalah Anak Cerdas Dengan Keunikan dan Kecerdasan-nya
Ketika Orang Lain Mengalami Kesulitan, Kau Cobalah Untuk Membantu
Ketika Orang Lain Mengalami Kesulitan, Kau Cobalah Untuk Membantu
Alkisah di Tiongkok pada suatu malam angin bertiup kencang dan hujan salju, seorang pemuda bernama Hao Ren terjebak di pinggiran kota karena kerusakan mobilnya. Ketika saat dia sangat cemas tidak berdaya, ada seorang pria menunggang kuda kebetulan lewat tempat itu. Melihat adegan ini, pria itu tidak bicara banyak, dia menggunakan kuda itu untuk membantu Hao Ren menarik mobilnya ke kota. Setelahnya, saat Hao Ren mengucap syukur dan mengeluarkan sejumlah uang untuk tanda terimakasihnya, pria itu berkata: “Ini tidak perlu di balas, tetapi aku ingin kau memberi aku suatu janji. Ketika orang lain mengalami kesulitan, kau juga cobalah untuk membantu orang lain.” Kemudian, di hari-hari berikutnya, Hao Ren berinisiatif untuk membantu banyak orang, dan tidak lupa mengulangi kata-kata yang sama kepada semua orang yang dibantu olehnya. Suatu hari di tahun-tahun kemudian, Hao Ren terperangkap di pulau terpencil oleh ledakan banjir yang tiba-tiba, seorang remaja pemberani telah menyelamatkannya dari bahaya nya dia justru akan tertelan banjir. Ketika dia mengucapkan terima kasih kepada remaja itu, remaja itu bahkan juga mengatakan seperti yang Hao Ren telah berkali-kali ucapkan : “Ini tidak memerlukan pembalasan, tetapi aku ingin kau memberi aku suatu janji … Ketika orang lain mengalami kesulitan, kau harus cobalah untuk membantu orang lain!” Dada Hao Ren seketika merasa terharu. Ternyata rantai cinta kasih yang saya rangkaikan telah mengubah banyak orang, dan akhirnya kembali lagi ke saya melalui seorang remaja, Semua hal baik yang saya lakukan dalam hidup saya, semuanya dilakukan untuk diri saya sendiri! Saya telah membantu orang lain, dan juga telah menolong diriku sendiri. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Ketika Orang Lain Mengalami Kesulitan, Kau Cobalah Untuk Membantu
·id.vesiraja.com·
Ketika Orang Lain Mengalami Kesulitan, Kau Cobalah Untuk Membantu
Memperpendek Garis Orang Lain Tidak Harus Dengan Menghapus Garis Itu
Memperpendek Garis Orang Lain Tidak Harus Dengan Menghapus Garis Itu
Alkisah pada suatu pagi di sebuah kelas, seorang guru tidak biasanya langsung menggambarkan sebuah garis panjang di papan tulis. Panjang garis yang digambarkannya sekitar 30 cm. Setelah menggambar garis tersebut, ia memandang tajam semua muridnya di kelas. Cukup lama ia terdiam sambil menatap semua murid-muridnya. Tiba-tiba sang guru berujar, “Silahkan perpendek garis yang saya gambar ini!” Tantangan sang guru ini disambar oleh seorang murid yang duduk di deretan depan. Sambil maju ke papan tulis, ia bergumam di dalam hatinya, “Sangat gampang memperpendek garis sang guru ini.” Maka ia pun mengambil penghapus dan menghapus seperempat garis 30 cm milik sang guru ini. Ia pun berujar dengan mantap, “Garis ini sekarang lebih pendek daripada garis yang guru gambarkan tadi. Jika garis tadi panjangnya 30 cm maka sekarang saya menghapus seperempatnya hingga panjangnya tinggal 22,5 cm.” Sang guru menggelengkan kepala tanda tidak setuju dengan perlakuan muridnya terhadap garis yang ia gambarkan. “Adakah diantara kalian yang mempunyai solusi lain untuk memperpendek garis ini?”, tantang sang guru lagi. Ketika mendengar hal ini, seorang murid yang duduk di deretan belakang maju dan mengambil kapur di papan tulis. Sang murid tanpa mengucapkan sepatah kata pun menggambarkan sebuah garis lebih panjang di bawah garis sang guru. Seandainya garis milik guru tinggal 22,5 cm maka ia menggambarkan garis lebih panjang di bawahnya sepanjang 32,5 cm. Sang guru tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepala sebagai tanda persetujuan terhadap tindakan sang murid yang berhasil memperpendek garis sang guru. “Inilah solusi yang saya inginkan! Memperpendek garis punya saya tidak harus dengan menghapusnya. Namun buatlah garis baru yang lebih panjang sehingga garis punya saya terlihat lebih pendek. Apakah anda semua terfikir tentang ini?” Betul kawan, memperpendek garis orang lain tidak harus dengan menghapus garis itu. Cukup buatlah garis yang lebih panjang daripada garis orang lain tersebut. Mengkritik orang lain tidak harus dengan menghapus karyanya atau menghujat karyanya. Cukup dengan membuat karya yang lebih baik dan fokus dengan karya kita. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Memperpendek Garis Orang Lain Tidak Harus Dengan Menghapus Garis Itu
·id.vesiraja.com·
Memperpendek Garis Orang Lain Tidak Harus Dengan Menghapus Garis Itu
Apakah Anda Pengeluh atau Pemenang ?
Apakah Anda Pengeluh atau Pemenang ?
Mungkin ada di antara kita yang tidak mengenal Jean-Dominique Bauby. Ia pemimpin redaksi majalah Perancis Elle. Tahun 1996 ia meninggal pada usia 45 tahun setelah menyelesaikan memoar yang “ditulisnya” secara istimewa dan diberinya judul “Le Scaphandre et le Papillon” (The Bubble and The Butterfly), yang mengisahkan tentang sang pemimpin redaksi itu. Pada 1995 Jean terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia mengalami apa yang disebut “locked-in syndrome”, kelumpuhan total yang ia sebut “seperti pikiran di dalam botol”. Memang Jean masih bisa berpikir jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara maupun bergerak. Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya adalah kelopak mata kiri. Jadi itulah caranya berkomunikasi dengan para perawatnya, dokter rumah sakit, keluarga dan teman-temannya. Mereka menunjukkan huruf demi huruf dan si Jean akan berkedip bila huruf yang ditunjukkan adalah yang dipilihnya. “Bukan main”, kata setiap orang yang membaca kisahnya. Buat kita, kegiatan menulis mungkin sepele dan menjadi hal yang biasa. Namun, kalau kita disuruh menulis dengan cara si Jean, barangkali kita harus menangis dulu berhari-hari. Betapa mengagumkan tekad dan semangat hidup si Jean untuk tetap menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa. Ia meninggal 3 hari setelah bukunya diterbitkan. Nah, berapa pun problem dan stress hidup kita, tiada artinya jika dibandingkan dengan problem si Jean. Dalam memoarnya ia menulis: “Aku akan jadi orang paling bahagia di dunia ini, jika aku bisa menelan ludahku saja”. Bisa dibayangkan, menelan ludah pun ia tak mampu, sementara banyak orang yang masih bisa makan bakmi dsb, mengeluh setiap hari, sepanjang tahun. Apa lagi yang dikerjakan Jean dalam kelumpuhan totalnya selain menulis buku? Ia mendirikan asosiasi penderita “locked-in syndrome” untuk membantu keluarga penderita. Ia juga menjadi “bintang film” sebagai pemeran utama dalam film yang dibuat TV Perancis yang menceritakan kisah Jean. Ia merencanakan untuk menulis, menulis dan menulis buku selanjutnya. Pokoknya ia hidup “to celebrate life, to do something good for others” (rayakan hidup ini, dengan melakukan kebaikan bagi orang lain). Adakah arti kisah nyata si Jean buat kita? Betapa pun dahsyat masalah kita saat ini, stress berat, konflik batin dengan diri sendiri maupun orang lain, tak bahagia dengan pasangan, kebutuhan hidup tak terpenuhi, baru saja di-PHK dst, saya yakin kita masih bisa menelan ludah bukan ? Mari, kita jangan terus menjadi “Whiner” (pengeluh abadi), melainkan jadi “Winner” (pemenang) atas kehidupan ini. “Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal” Semangat dan Semangat .. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Apakah Anda Pengeluh atau Pemenang ?
·id.vesiraja.com·
Apakah Anda Pengeluh atau Pemenang ?
Arthur Ashe Pemain Wimbledon Legendaris Sekarat Karena AIDS
Arthur Ashe Pemain Wimbledon Legendaris Sekarat Karena AIDS
Arthur Ashe, pemain Wimbledon legendaris sekarat karena AIDS yg berasal dari darah yang terinfeksi virus ketika operasi jantung pada 1983. Dia menerima surat dari para penggemarnya, salah satu dari mereka ada yg menyampaikan: “Mengapa Tuhan memilih Anda untuk mendapatkan penyakit yg buruk seperti ini??” Terhadapnya, Arthur Ashe menjawab: Lima puluh juta anak mulai bermain tenis, Lima juta dari mereka belajar bagaimana bermain tenis, Lima ratus ribu belajar tenis secara profesional, Lima puluh ribu bertanding dalam turnamen, Lima ribu mencapai Grand Slam, Lima puluh mencapai Wimbledon, Empat mencapai semifinal, Dua mencapai final dan ketika saya menggenggam pialanya, saya tak pernah bertanya pada Tuhan, “Kenapa (harus) saya?” Jadi ketika sekarang saya sakit, bagaimana bisa saya menanyakan kepada Tuhan, “Kenapa (harus) saya?” Kebahagiaan membuatmu tetap manis. Cobaan membuatmu kuat. Kesedihan membuatmu tetap menjadi manusia. Kegagalan membuatmu tetap rendah hati. Kesuksesan membuatmu tetap berpijar. Namun, hanya iman yg membuatmu tetap melangkah. Kadang engkau merasa tidak puas terhadap kehidupanmu sementara banyak orang di dunia ini memimpikan bisa hidup sepertimu. Anak kecil di ladang memandang pesawat terbang di atasnya, dan memimpikan bisa terbang, tetapi sang pilot di pesawat itu memandang ladang di bawahnya dan memimpikan bisa pulang ke rumah. Begitulah hidup. Jalani hidupmu dengan benar… Jika kekayaan adalah rahasia kebahagiaan, tentu orang-orang kaya akan menari-nari di jalanan. Tapi ….? Hanya anak-anak miskinlah yang melakukannya. Jika kekuatan memang menjamin keamanan, tentu orang-orang penting akan berjalan tanpa pengawalan. Tapi …..? Hanya mereka yang hidup sederhana yang bisa tidur nyenyak. Jika kecantikan dan kepopuleran memang membawa kita pada hubungan yang ideal, tentu para selebriti pasti punya perkawinan yang terbaik, nyatanya banyak dari mereka kawin cerai berulang-luang. Hiduplah sederhana. Berjalanlah dengan rendah hati. Dan belajarlah mengasihi sesamamu dengan sungguh-sungguh. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Arthur Ashe Pemain Wimbledon Legendaris Sekarat Karena AIDS
·id.vesiraja.com·
Arthur Ashe Pemain Wimbledon Legendaris Sekarat Karena AIDS
Bapak Penjual Cemilan
Bapak Penjual Cemilan
Di tepi jalan ada Bapak jualan cemilan. Aku beli 3 bungkus kripik. Kutanya, “Berapa, Pak?” Sambil nunduk bapak itu jawab, “Ibu ambil apa saja?” Aku spontan mengernyitkan dahi, batinku, “Koq Bapaknya kenapa tanya, yah?” “3 kripik, Pak.” “28 ribu, ibu”, jawabnya. Kusodorkan uang selembar 100 ribu. “Berapa ibu uangnya?”, masih dalam posisi nunduk nanyanya. Aku mulai bingung dengan pertanyaannya. Kujawab, “100 ribu, Pak.” Bapak itu lalu berdiri meraba-raba kantong celananya sambil ngeluarin beberapa uang. Astaga…. ternyata bapak itu ada masalah di matanya dan sepertinya gak bisa lihat. Ya Tuhan.. kenapa aku tak pandai menjaga hati. Maafkan jika hati ini belum mampu berbaik sangka sama orang lain. Bapaknya sibuk membongkar uang yang dikeluarkan dari kantong celananya. Nyaris dikeluarkan semua di tangannya. Lalu dia bilang, “ambil saja ibu kembaliannya.” Seketika aku terkejut mendengar intruksi dari si Bapak. Lalu secara spontan aku bertanya pada Bapak itu, “Pak, Klo saya kasih uangnya 10 ribu terus saya ambil kembalinya 50 ribu dari tangan Bapak dan Bapak kan ga tau. Terus nanti bapak rugi dong?” Lagi-lagi jawaban yang sederhana muncul dari mulutnya, “Tuhan tidak akan salah alamat kasih rejeki ibu, kalo sekarang saya harus rugi, saya yakin Tuhan pasti lagi nyiapin rejeki lain buat saya. Hidup tidak hanya sebatas untung dan rugi, tetapi hidup belajar tentang sabar dan ikhlas,” katanya. Ah aku nih memang sensitif kalau ketemu orang hebat seperti ini, rasanya gak bisa nahan air dari pelupuk mata ini. Ooh Tuhan… Gemetar hati ini mendengarnya. Bapak itu nanya lagi, “Sudah ambil kembaliannya belum bu ?” (Agak bingung & ragu), akhirnya kujawab, “Ga usah, Pak! Hari ini Tuhan kirim rejeki untuk Jenengan.” Bapaknya senyum sambil bilang, “Terima kasih, ibu.” Aku terus sadar.. Ya Tuhan..ampuni aku.. Maafkan aku dari setiap kegelisahan dan keraguan hati ini akan Rezeki dari-Mu.. Disaat semakin susahnya mencari uang.. Si Bapak penjual cemilan ini dengan keterbatasan matanya tetap bertahan dan yakin bahwa Tuhan selalu ada bersamanya.. Hari ini belajar lagi dari manusia hebat penjual cemilan bahwa hidup tidak hanya sebatas untung dan rugi. Semoga Tuhan Senantiasa Melindungi. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Bapak Penjual Cemilan
·id.vesiraja.com·
Bapak Penjual Cemilan
Jangan Hanya Berharap, Tetapi Putuskan Bertindak !
Jangan Hanya Berharap, Tetapi Putuskan Bertindak !
Dont’t Hope But Decide! By Galatia Chandra. Kisah di bawah ini diceritakan oleh Michael D. Hargrove ketika ia sedang menunggu sahabatnya di airport Portland, Oregon, Amerika Serikat. Tepat di depan matanya seorang pria setengah baya berhenti dan menyalami keluarganya. Pertama dia menaruh tasnya di lantai lalu dia memeluk anaknya yang kecil dengan pelukan yang lama dan mesra. Setelah itu Sang ayah berkata, “Senang jumpa lagi sama kamu anakku, Ayah kangen sekali dengan kamu.” Anaknya tersenyum dengan malu-malu dan menjawab, “Saya juga Dad!” Kemudian Sang Ayah mengarahkan mukanya ke anaknya yang tertua (sekitar usia 9/10 tahun). Dengan mengelus kepalanya dia berkata: Kamu sekarang kelihatan besar ya. Saya sayang sekali denganmu, Zach!” Merekapun berpelukan dengan penuh kasih sayang. Ketika ini berlangsung, Seorang bayi perempuan (sekitar 1 atau 1.5 tahun) tampak meronta-ronta di tangan ibunya dengan gembira, tidak ada sedikitpun pandangannya ke arah lain selain pada ayahnya yang baru balik tersebut. “Hi, Baby Girl! Sang Ayah mengambil bayi tersebut dengan lembut dari tangan istrinya. Dia mencium seluruh muka bayinya. Setelah itu Sang ayah menyerahkan bayi tersebut pada anaknya yang paling besar. Lalu Sang Ayah tersebut berkata: “I’ve saved the best for the last!” Dia memeluk istrinya serta menciumnya dengan semangat. Dia menatap mata istrinya dan dengan lembut dia berkata: “I love you so much”. “Wow! Berapa lama kalian sudah menikah?” Tiba-tiba tanpa sadar Michael bertanya. Pria itu berkata:”Bersama dengannya total 14 tahun dan menikah 12 tahun.” Dengan muka tetap tertuju pada istrinya. “Lalu berapa lama kamu sudah pergi?” Michael pun melanjutkan pertanyaannya. “2 full days” sambut Sang ayah akhirnya memalingkan mukanya pada Michael. Michael pun terkejut dan langsung berubah takjub mendengar hal tersebut. “Saya harap pernikahan saya bisa seperti kalian setelah 12 tahun.” Michael melanjutkan. Sang Ayah tersebut melihat mata Michael jauh ke dalam sanubari dan berkata sebuah kalimat yang tidak pernah di duga sebelumnya apalagi dilupakan. “Jangan berharap, sahabatku … Putuskanlah. Don’t hope, friend … decide!” Kemudian dia tersenyum & menjabat tangan Michael sambil berkata, “God bless!” Banyak orang punya mimpi yang indah, Kabayan juga punya mimpi yang indah. Tapi mimpi hanya akan menjadi sekedar mimpi dan tidak akan pernah menjadi kenyataan jika terlalu banyak pertimbangan dan takut untuk melangkah dan mengeksekusi mimpi tersebut. Oleh karenanya agar Mimpi menjadi kenyataan… Decide… don’t hope… Mulailah mengerjakan mimpi-mimpi kita. Mungkin tidak bisa banyak-banyak, tidak apa-apa, tapi sedikit demi sedikit secara persisten, secara konsisten. Kita tidak akan pernah bisa mewujudkan mimpi kita, jika kita hanya menyikapi mimpi kita dengan bermain games, nonton film, baca buku cerita, bersantai serta melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak menghasilkan apa-apa bagi mimpi kita. Mimpi kita tidak akan pernah terwujud dengan HOPE. Mimpi kita akan terwujud hanya jika kita DECIDE, putuskan untuk mengerjakan mimpi kita sekarang. “Decide what you want, Decide what you are willing to exchange for it. Establish your priorities and go to work.” (H. L. Hunt) ”Kelemahan banyak orang adalah terlalu banyak mikir membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. Padahal yang penting adalah ACTION!” (Bob Sadino) Salam sehat dan bahagia selalu.. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Jangan Hanya Berharap, Tetapi Putuskan Bertindak !
·id.vesiraja.com·
Jangan Hanya Berharap, Tetapi Putuskan Bertindak !
Tidak Bisa Atau Tidak Mau ?
Tidak Bisa Atau Tidak Mau ?
By Galatia Chandra Pagi itu Maru bangun dengan suasana hati yang sangat kacau! “Enough is enough!” Katanya… “Aku sudah tidak bisa lagi! Persoalannya sudah terlalu banyak… Setinggi gunung! Aku Nyerah kalah!” Setelah ia mempertimbangkan beberapa saat. Ia pun akhirnya memutuskan untuk meninggalkan semua beban pekerjaan yang rasanya sudah tidak bisa diselamatkannya lagi. Ia memutuskan untuk mengambil liburan menjumpai sahabatnya yang dulu merupakan mantan bossnya. Sekarang di masa pensiunnya ia tinggal di sebuah Lodge dekat sebuah hutan yang sangat asri dan nyaman. “Hallo, Boss boleh aku tinggal beberapa saat di Lodge kamu? Aku perlu istirahat beberapa saat di sana sebelum aku kirimkan surat pengunduran diriku dari perusahaan.” Dibalik telefon sana, Bill yang merupakan mantan boss Maru menjawab: “Silahkan Maru, with my pleasure. Tetapi ingat ya.. Ini desa, jadi jangan mengharapkan segala sesuatunya tersedia. Bawa perlengkapan sport ya… Kita akan banyak berolah raga.” Singkat cerita Maru pun tiba di Lodge milik sahabatnya Bill. Bill pun menyambutnya dengan hangat. Ia persilahkan sahabatnya untuk masuk dan karena hari juga sudah mulai larut malam. Bill pun mengajak Maru untuk menyantap makan malam yang sederhana. Pada saat makan itulah Maru menceritakan masalah-masalah kantor kepada Bill. Bill mendengarkan sambil meng-angguk-angguk. Maru menceritakan betapa masalahnya itu ruwet sekali seperti benang kusut dan begitu banyak sekali. Sehingga rasanya tidak mungkin untuk bisa diselamatkan. Cara satu-satunya yang ia pikirkan dan yang termudah adalah ya meninggalkannya. Bill tidak berkata apa-apa. Ia hanya mendengarkan dan mendengarkan. Hingga suatu ketika Bill berdiri sambil berkata. “Sudahlah sahabatku. Disini kan tidak ada pekerjaan, jadi buang jauh-jauh dulu pikiran tentang pekerjaan itu ya. Besok bangun pagi, bantu aku untuk membelah kayu bakar.” Pagi-pagi Maru di ajak menuju halaman belakang dimana setumpuk balok kayu sudah tergeletak di sana. “Nah, kamu tolong belah kayu ini dengan kapak ya menjadi bongkahan-bongkahan kecil. Ini kan tumpukannya tidak seberapa. Tuntaskan ya…” Kira-kira 1 jam kemudian, Maru pun menuntaskan pekerjaannya. Bill datang padanya dengan segelas susu dan makan pagi ala Amerika. Mereka pun sarapan sambil Bill menceritakan kehidupannya di Lodge tersebut. Sebelum habis makan paginya. Bill bertanya pada Maru: “Kamu tadi waktu masuk ke gudang saat menyimpan kayu-kayu bakar. Apakah kamu lihat bahwa gudang itu kosong? Dalam 1 minggu ini gudang itu harus aku penuhi dengan kayu bakar. Bagaimana menurutmu? Saya harus kejar mengisinya dengan kayu bakar sebelum musim hujan yang akan terjadi senin depan” Maru: “Ah… Impossible! Kamu gak akan bisa mengisinya Bill. Kecuali kamu kerja 24 jam sehari. Itu pun saya ragu apakah kamu akan berhasil menyelesaikannya.” Bill: “Besok pagi kita akan kerjakan. Sekarang mari kita masuk ke hutan untuk berburu. Singkat cerita setelah kurang lebih 4 jam mereka berusaha mencari jejak hewan dan berburu. Akhirnya mereka pun berhasil membawa pulang seekor rusa yang besar sekali dan lumayan berat.” Bill: “Maru, menurutmu apakah kita bisa menghabiskan semua rusa ini berdua?” Maru: “Ngak mungkin lah Bill. Mana muat perut kita?” Bill: “Nah jawaban kamu itulah yang sesungguhnya terjadi dalam kehidupan kamu saat ini. Kamu menghadapi MASALAH yang menurut kamu BESAR, lalu kamu mau menyelesaikannya saat ini juga dalam kurun waktu yang pendek. Mana bisa? Kita punya kapasitas kerja. Bekerjalah sesuai kapasitas kerja kita. Nah besok aku teruskan lagi… Oiya, Besok bangun pagi ya. Kita perlu membelah kayu bakar lagi.” Pagi-pagi, Bill sudah sibuk membuat sarapan pagi. Tidak berapa lama ada sekitar 5 orang pria datang ketempat Bill. Bill mengundang masuk mereka dan juga Maru untuk makan pagi bersama. Setelah itu mereka menuju halaman belakang untuk membelah kayu bakar. Sebelum membelah kayu bakar. Mereka pun mengasah kapak miliknya masing-masing agar tajam. Lalu mereka pun bekerja hingga siang hari. Segera saja, Gudang kayu bakar tersebut penuh terisi kayu bakar tersebut. Lelah mereka bekerja, Bill segera saja mengeluarkan daging rusa yang sudah dibumbui untuk segera dipanggang menjadi steik yang nikmat. Di malam hari Bill mengajak Maru duduk di pendiangan. Ia berkata pada Bill, Hari ini aku harap kamu belajar banyak hal. 1. Sebelum kamu mulai melakukan usaha keras. Makan pagi yang merupakan sumber energi kamu harus optimum. Apa makan pagi yang dimaksud? Bukan hanya makanan jasmani saja tetapi juga makanan spiritual yang dapat membangun kekuatan di dalam diri kita untuk berkarya secara optimum. 2. Jangan lupa mengasah kapak mu. Agar selalu tajam. Membaca buku seringkali memberikan ide-ide brilian yang mempertajam daya pikir kita membuat solusi-solusi atas masalah-masalah kita. 3. Kamu tidak akan pernah dapat menyelesaikan permasalahan kamu seorang diri. Kerjasama team itu perlu. Kamu perlu merekrut orang yang tepat. Dengan menggunakan peralatan atau tools yang tepat. Ketika kamu katakan tidak mungkin mengisi gudang tersebut dengan kayu bakar. Kamu benar. Karena kamu mengukur dengan hasil yang kamu hasilkan dari ketrampilan kamu yang kurang, tenaga mu yang kurang, serta menggunakan tools yang kurang tajam. Serta dikerjakan hanya berdua. 4. Ketika kamu mengatakan bahwa tidak mungkin rusa tersebut habis dimakan hanya berdua. Kamu juga benar. Karena kamu memikirkannya bahwa daging tersebut dimakan SEKALIGUS pada TIMING WAKTU yang terbatas dan oleh orang dengan KAPASITAS terbatas. Kita bisa lihat bagaimana jika 5 laki-laki desa yang sudah bekerja keras membelah kayu bakar memakan daging tersebut? Jika saya tidak simpan sebagian barangkali kita tidak akan kebagian daging untuk kita santap esok hari hehehe….. Tidak ada di dunia ini MASALAH BESAR yang TIDAK BISA diselesaikan, yang ada adalah orang yang menghadapi masalah tersebut TIDAK MAU menyelesaikannya. MASALAH SEBESAR apa pun jika kita bagi-bagi menjadi masalah-masalah dengan ukuran lebih kecil dan dibagi dengan waktu. Maka pasti bisa diselesaikan. Ingatlah juga bahwa MASALAH tidak akan bisa diselesaikan oleh kita seorang diri. MASALAH akan lebih mudah diselesaikan dengan adanya keterlibatan TEAM. Ingat bahwa masalah di rumah tangga juga perlu penyelesaian dari TEAM atau keterlibatan seluruh anggota keluarga. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Tidak Bisa Atau Tidak Mau ?
·id.vesiraja.com·
Tidak Bisa Atau Tidak Mau ?
Endorphin……. Jangan Lagi Berkata “Saya Sudah Tua”
Endorphin……. Jangan Lagi Berkata “Saya Sudah Tua”
Endorphin……. Jangan Lagi Berkata “Saya Sudah Tua” Guru Besar FK Unair, Surabaya, Prof. Dr. dr. Soejunus seorang Neurolog dan Psikoater yang sangat senior mengatakan: “Kalau anda ditanya orang berapa umurmu? Maka sebutkanlah umurmu, misalnya 60 tahun, 65 tahun atau 70 tahun dan jangan menjawab saya sudah tua “. Kata “Tua” secara psikologis akan mempengaruhi anda sehingga kurang bersemangat dalam hidup. Kata “Tua” akan berkonotasi berakhirnya fase perjuangan dan memasuki era pasif. Beribadah saja, dan paling jauh nungguin cucu. Ibadah dan kerja adalah dua kata yang tidak boleh terpisah. Kata “Tua” dibawah alam sadar akan menimbulkan: 1. Kesedihan. 2. Paling tidak akan terbayang masa muda ketika masih kuat melaksanakan segalanya. 3. Terbayang masa jaya ketika memiliki jabatan atau power lainnya. Peran Endorphin: Pertanyaan yang sering muncul: Mengapa ada dua orang yang usianya sama, bersahabat dari kecil, namun yang satunya kelihatan jauh lebih tua? Ternyata penyebabnya adalah perbedaan kebiasaan dalam kehidupan. Orang yang tampak lebih muda ternyata: 1. Periang, suka humor dan tidak pemarah. 2. Tenang, sabar dalam menyelesaikan setiap persoalan. 3. Bersyukur dan ikhlas dalam hidup. Setiap kita merasa senang dan tertawa, akan keluar hormon Endorphin yang di produksi oleh otak dan kelenjar pituitary. Tingginya kadar hormon ini akan membuat: 1. Perasaan kita senang. 2. Lebih kebal terhadap penyakit. 3. Lebih awet muda tentunya. Itulah salah satu sebab mengapa kita perlu cerita humor, membuat menjadi riang, karena tertawa akan memicu produksi Endorphin akan membuat menjadi sehat dan awet muda. Jauhkan predikat Tua atau Sepuh ganti dengan senior saja. Sehat dan semangat selalu. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Endorphin……. Jangan Lagi Berkata “Saya Sudah Tua”
·id.vesiraja.com·
Endorphin……. Jangan Lagi Berkata “Saya Sudah Tua”
Kesadaran Penuh Tentang Cinta Kasih
Kesadaran Penuh Tentang Cinta Kasih
Pada suatu hari ada seorang Ibu yang baru pulang dari pasar melihat ada 4 orang berjanggut di halaman rumahnya. Ke empat pria itu terlihat letih dan lapar, ibu itu mengajak mereka masuk untuk makan, tapi mereka bertanya, “Apakah suamimu sudah pulang ?” “Belum” jawab Ibu itu. “Kalau begitu kami tidak bisa masuk.” Ketika suaminya pulang, Ibu itu menceritakan tentang ke empat orang tersebut, dan suaminya menyuruhnya mengajak ke empat orang itu untuk masuk ke rumah. Ketika ibu menyuruh mereka masuk, salah seorang berjanggut itu berkata: “Yang itu bernama Kekayaan, yang itu Kesuksesan. yang itu bernama Cinta dan saya Kesadaran. Kamu harus memilih salah satu dari kami untuk masuk ke dalam rumahmu, kami tidak bisa masuk bersamaan.” Ibu itu masuk ke dalam dan menceritakan apa yang dikatakan orang itu, suaminya berkata: “suruh Kekayaan masuk, saya ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan.” Tapi Ibu itu berkata: “lebih baik Kesuksesan, biar semua pekerjaan kita selalu penuh dengan Kesuksesan.” Anak-anak mereka berkata: “lebih baik Cinta, biar rumah ini selalu penuh dengan Cinta” Ada satu anak nya nyeletuk “Cinta itu buta, tidak membedakan mana benar mana salah.” Akhirnya semua setuju untuk mengajak Kesadaran masuk… Ibu itu kembali ke depan dan berkata, “yang bernama Kesadaran silahkan masuk.” Ketika orang yang bernama Kesadaran berjalan masuk, ke tiga orang yang lain mengikutinya. Si Ibu heran dan berkata, “kami hanya mengundang Kesadaran…… kenapa kalian ikut?” Orang itu berkata, “Kalau Ibu memilih Kekayaan. Kesuksesan, atau Cinta kami hanya bisa berjalan sendiri. Tapi karena Ibu memilih KESADARAN kami ber tiga akan selalu mengikutinya kemanapun dia berjalan. Sebenarnya kami ber tiga ini buta, hanya Kesadaran yang bisa melihat dan menuntun kami kemanapun dan kapanpun juga. Jalani hidup ini dengan Penuh Kesadaran.” Dan bersyukurlah karena kita masih berada diantara orang-orang yang Punya Kesadaran penuh Kehangatan karena diikuti dengan Cinta Kasih. Bukan orang-orang yang di butakan oleh Kekayaan atau Kesuksesan dan Nama Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Kesadaran Penuh Tentang Cinta Kasih
·id.vesiraja.com·
Kesadaran Penuh Tentang Cinta Kasih
Hidup Seimbang
Hidup Seimbang
Maru adalah seorang anak muda yang begitu gemilang karirnya. Namun ia merasa hidupnya masih saja tidak bahagia terutama ketika berpikir tentang keluarganya. Istrinya dianggapnya terlalu sering mengomel karena merasa Maru jarang memberikan waktu dan perhatiannya pada keluarga. Orang tua serta saudara-saudaranya pun juga menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli pada mereka. Tuntutan pekerjaan membuatnya tidak punya waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan untuk merenung bagi dirinya sendiri. Hingga suatu hari hidupnya berubah karena kejadian di bawah ini. Waktu itu Maru sedang menghadapi masalah pelik di perusahaan sehingga ia harus mendatangi rumah salah seorang petinggi perusahaan. Tiba di rumah petinggi perusahaan itu, Maru sangat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah. “Hai Maru. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus saya selesaikan,” seru tuan rumah. Bukannya masuk, Maru malahan menghampiri dan bertanya, “Maaf, Pak. Hebat sekali Bapak ini. Bagaimana caranya bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?” Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, “Maru, mau lihat keindahan yang lain? Kamu coba boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil keliling, bawa mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari”. Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tersebut tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, “Maru. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?” Sambil tersipu malu, Maru menjawab, “Maaf Pak, saya tidak bisa lihat apa pun karena fokus saya dari tadi hanya pada mangkok susu ini supaya tidak tumpah. Baiklah, saya akan pergi melihatnya.” Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum ia berkata, “Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman.” tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yg dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang hampir habis. Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, Maru berkata, “Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua”. “Hahaha! Maru. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak akan tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan lebih harmonis dan indah”. Dunia kita tidak stabil, ekonomi sulit, penyakit datang silih berganti, kadang kita dilanda pandemi, kadang kita dilanda resesi ekonomi. Semua itu butuh perhatian kita. Jika kita hanya perhatikan keluarga kita saja, tentu saja pekerjaan kita, ekonomi kita bisa jadi masalah. Lalu memperhatikan hanya pekerjaan dan ekonomi serta melupakan keluarga kita, itu juga akan menimbulkan masalah. Kesehatan kita saat ini juga dituntut tinggi. Kurang tidur, hidup serampangan, mengabaikan keselamatan diri juga akan bisa membahayakan bukan saja untuk diri kita tapi juga untuk keluarga kita. Perlu Olah raga, makan makanan bernutrisi yang sehat. Oleh karena itu mari kita seimbangkan semuanya. “Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.” (Albert Einstein) By Galatia Chandra Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Hidup Seimbang
·id.vesiraja.com·
Hidup Seimbang
Apakah Aku Kaya ?
Apakah Aku Kaya ?
Ada seorang anak muda merasa dirinya tidak tampan dan gak bisa kaya serta gak punya rezeki, tiap saat merasa gelisah. Ada Dewa bijak datang kepadanya, “Anak muda, kenapa engkau tidak bahagia?” “Saya merasa bingung, mengapa aku miskin terus…” “Miskin? kamu bukannya kaya?” “Gimana bisa anda katakan kalo aku kaya? Dari mana anda menilainya?” “Kalo sekarang engkau kehilangan 1 jari tanganmu, aku beri 50 juta, mau?” “Ehm… Gak mau…” “Jikalau kamu kehilangan sebelah lenganmu, aku beri 500 juta, mau?” “Ehm… Gak mau …” “Kalo sepasang matamu buta, aku beri 10 miliard, mau ?” “Gak mau …” Kalo aku jadikan engkau menjadi seorang kakek yg berumur 80 tahun sakit sakitan lagi, aku beri 100 milliard, mau ?” Trus jual ke 2 organ ginjalmu bisa dapat 500 miliard, mau?” “Gak mau …” “Kalo sekarang engkau langsung meninggal,aku beri kamu 10 Trilliun, mau ?” “Gak mau…” “Hahahaha… Berati benar kan kalo kamu sudah memiliki kekayaan tak terhingga di dalam hatimu. Kenapa masih mengeluh miskin?” Anak muda itu tiba-tiba speechless tanpa kata-kata dan tiba-tiba mengerti semua arti kekayaan. BERSYUKURlah atas nafas yang masih kita miliki, BERSYUKURlah atas tubuh yang masih kita miliki, BERSYUKURlah atas kesehatan yang masih kita miliki, BERSYUKURlah atas keluarga yang masih kita miliki, BERSYUKURlah atas teman dan sahabat yang masih kita miliki, BERSYUKURlah atas pekerjaan yang masih kita miliki… Mari kita banyak-banyak BERSYUKUR di setiap saat atas apapun yg kita miliki dan atas semua hal yang terjadi… ”Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang disebut berkah kebahagiaan…. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Apakah Aku Kaya ?
·id.vesiraja.com·
Apakah Aku Kaya ?
Kerendahan Hati
Kerendahan Hati
By Galatia Chandra Pada suatu hari yang cerah, seorang filsuf yang sangat terkenal karena kepintarannya menaiki sebuah perahu boat kecil untuk pergi ke suatu tempat yang harus ditempuh kurang lebih selama 45 menit. Karena ia merasa bosan duduk di perahu tersebut, Filsuf itu pun mengajak pelaut yang ada di situ untuk berbincang-bincang. Filsuf menanyakan kepada pelaut itu: ”Apakah Anda mengerti filosofi atau barangkali pernah mempelajarinya?” “Ga mengerti saya apa itu filosofi.” kata si pelaut. “Wahh, sayang sekali, Jika saya lihat usia Anda sekitar 40 tahunan, tahukah Anda bahwa itu artinya Anda telah menyia-nyiakan 1/2 dari seluruh kehidupan Anda. Apakah Anda mengerti matematika?” Filsuf tersebut bertanya lagi. “Ah saya orang tidak pernah sekolah, mana mengerti saya.” Jawab pelaut tersebut. Filsuf itu tertawa-tawa sambil menggelengkan kepalanya seraya berkata: “Hahaha benar-benar deh… Sayang sekali, bahkan Anda juga tidak mengerti akan matematika. Berarti Anda telah menyia-nyiakan ½ lagi dari kehidupan Anda. Betapa sia-sianya hidup Anda. Menurut saya, Anda tidak punya kehidupan sama sekali.” Tiba-tiba ada ombak besar datang, membuat perahu tersebut terombang-ambing dengan kerasnya. Ada beberapa sisi bahkan mulai kemasukan air, Perahu tersebut akan tenggelam, filsuf tersebut sangat ketakutan. Tiba-tiba si pelaut pun bertanya pada filsuf: ”Tuan, apakah Anda bisa berenang?” Filsuf dengan cepat menggelengkan kepalanya & berkata: “Saya tidak bisa, cepat tolonglah saya.” Pelaut itu pun menertawakannya dan berkata: “Berenang saja Anda tidak bisa! Lalu apa arti dari kehidupan Anda? Anda sungguh menyia-nyiakannya sebab sebentar lagi semua ilmu yang Anda katakan berguna itu menjadi tidak ada artinya karena Anda akan tenggelam dan mati, Sayang sekali.” Semua orang sebenarnya memiliki kelebihan & kelemahan masing-masing. Bangga atas prestasi itu wajar-wajar saja, tetapi jangan sampai membuat diri sendiri menjadi sombong maupun angkuh akan prestasi tersebut. Ingatlah selalu bahwa diatas langit masih ada langit. Selalu ada orang yang lebih pintar dari kita & kita harus terus belajar dari kelebihan-kelebihan orang lain. Sekalipun kita tau posisi kita lebih tinggi, tidak perlu juga kita merendahkan orang lain. Tahukah teori NLP (Neuro Linguistic Program) yang Namanya Leading & Pacing. Di dalam berkomunikasi dengan orang lain salah satu unsur penting adalah melakukan Pacing atau kita membuat posisi diri kita sama dengan dia. Sebab itu jika posisi kita adalah sebagai orang dengan posisi yang lebih tinggi dan lebih baik maka kita wajib menurunkan posisi kita agar kita bisa berkomunikasi baik dengannya. Jadi ingatlah bahwa hanya orang-orang yang posisinya rendah lah yang selalu berusaha meninggikan dirinya. Orang yang posisinya sudah tinggi tidak perlu melakukannya. Sebab ia memang sudah tinggi. Inilah kunci dari Kerendahan Hati. Hargai setiap orang dengan kedudukan apa pun juga. Sebab mereka juga ada andilnya dalam kehidupan kita. Oleh karena merekalah kita bisa hidup lebih nyaman. Sebab itu hargailah dan stay humble. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Kerendahan Hati
·id.vesiraja.com·
Kerendahan Hati
Antara Pasrah dan Putus Asa
Antara Pasrah dan Putus Asa
Antara Pasrah dan Putus Asa Oleh: Adi W. Gunawan “Pak Adi, saya ini sudah pasrah, tapi kenapa ya hati saya masih terus gundah, susah. Apa yang salah dengan diri saya? Katanya kalau orang pasrah, hidupnya bisa tenang,” tanya seorang klien. “Bisa Ibu jelaskan lebih detil kondisi yang Ibu alami dan apa yang telah Ibu lakukan untuk pasrah?” tanya saya. Klien ini, sebut saja sebagai Bu Tanti, 47 tahun, merasa dalam posisi terjepit. Sudah setahun ini ia tinggal serumah dengan mertua perempuan. Sejak mertua lakinya meninggal, ibu mertua ini ikut Bu Tanti karena suami Bu Tanti adalah anak tunggal. Luar biasanya, si Ibu mertua, menurut Bu Tanti, sangat cerewet, sangat pengatur, mendominasi rumah tangganya. Bu Tanti bingung dan galau. Kebahagiaannya terusik dengan hadirnya si mertua. Tapi, ia tidak mungkin menempatkan mertua di panti jompo. Suaminya pasti tidak setuju. Bila ibu mertua diminta tinggal di rumahnya sendiri, suami Bu Tanti tidak tega. Saya tanya Bu Tanti, “Ibu yakin sudah benar-benar pasrah?” “Saya sudah pasrah, Pak Adi. Terserah Ibu mertua saya mau apa di rumah saya, saya tidak ambil pusing, tidak mau tahu, dan tidak mau ngurusi,” jawabnya agak ketus. Saya tertawa geli dan tergelak saat mendengar jawaban Bu Tanti. Dari caranya menjawab saya tahu sebenarnya ia tidak pasrah. Bahkan, mencoba pasrah saja belum ia lakukan. Yang terjadi sebenarnya adalah ia PUTUS ASA, bukan PASRAH. “Ibu tidak pasrah. Tapi Ibu putus asa,” jawab saya. “Ah.. saya sudah pasrah total nih, Pak,” jawabnya lagi. Saya sampaikan padanya bahwa yang sering orang katakan sebagai “pasrah” sebenarnya adalah “putus asa”. Mereka tidak bisa atau tidak mengerti bedanya atau cara membedakannya. Saat kita telah benar-benar pasrah, kita tidak lagi terikat, melekat, atau dipengaruhi oleh hal di luar diri. Saat benar-benar pasrah, hati dipenuhi perasaan tenang, damai, bahagia. Masalah bisa tetap ada, namun ia tidak lagi berpengaruh pada diri kita. Namun, saat seseorang telah berusaha mengatasi kondisi yang membuatnya tidak nyaman dan tidak berhasil, akhirnya ia frustrasi, dan putus asa. Setelahnya, ia berusaha untuk tidak lagi mau memikirkan masalah ini. Ini yang sering mereka sebut sebagai pasrah. Cara membedakan antara pasrah dan putus asa ada pada kualitas pikiran dan emosi yang dialami seseorang. Saat benar pasrah, kita merasa tenang, damai, bahagia. Saat putus asa, perasaan yang dirasakan adalah andilau, antara dilema dan galau, tidak nyaman, sangat terganggu. Kita bisa bersikeras sudah pasrah namun perasaan, pikiran, dan kondisi tubuh tidak bisa bohong. Orang yang putus asa tapi bersikeras mengatakan dirinya pasrah pasti merasa tidak nyaman dan menderita dengan “kepasrahannya” ini. Demikianlah adanya… Demikianlah kenyataannya…. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital di Bali Pada: Antara Pasrah dan Putus Asa
·id.vesiraja.com·
Antara Pasrah dan Putus Asa
Pesta Bersama Teman & Tetangga
Pesta Bersama Teman & Tetangga
Seorang pria menyembelih seekor sapi besar, menyalakan panggangan dan berkata kepada putranya, “Nak”, panggil orang yang kita cintai, teman dan tetangga sekitar, untuk makan bersama kita…. Mari kita berpesta!”…. Putranya turun ke jalan dan mulai berteriak: “Tolong bantu memadamkan api di rumah ayah saya! Setelah beberapa saat, sekelompok kecil orang keluar, dan sisanya bertindak seolah-olah mereka tidak mendengar teriakan minta tolong. Mereka yang datang makan dan minum sampai kenyang. Ayah yang tertegun menoleh ke putranya dan berkata kepadanya; “Orang-orang yang datang sebagian saya tidak mengenal mereka dan belum pernah melihat mereka sebelumnya, bagaimana bisa mereka datang?.” Putranya berkata, “Mereka yang keluar dari rumah mereka datang untuk membantu kita memadamkan api di rumah kita dan bukan untuk pesta….Merekalah yang pantas mendapatkan kemurahan hati dan keramahan kita”. KESIMPULAN: Terkadang, menyamarlah untuk mengetahui orang-orang yang benar benar peduli dengan Anda….
·id.vesiraja.com·
Pesta Bersama Teman & Tetangga
Lukisan Indah Raja Bermata dan Berkaki Satu
Lukisan Indah Raja Bermata dan Berkaki Satu
Pada jaman dahulu, hiduplah seorang raja yang hanya memiliki satu mata dan satu kaki. Raja ini adalah raja yang baik dan cerdas. Suatu hari, raja berjalan-jalan di galeri kerajaan dan melihat lukisan para pendahulunya. Ia lalu ingin memiliki lukisan dirinya, sebab ia merasa suatu hari anak cucunya akan melihat hal yang sama di sini. Sang Rajapun memanggil semua pelukis yang ada di seluruh negeri untuk datang ke istana. Ia meminta untuk dibuatkan lukisan yang indah dan terlihat gagah untuk dipajang di galeri istana. Pelukis yang berhasil menyelesaikannya akan diberi imbalan sesuai dengan keindahan lukisannya. Para pelukis mulai berpikir setelah mendengar titah raja. Mereka merasa mustahil untuk membuat lukisan yang indah sebab raja hanya punya satu mata dan kaki. Mereka takut jika nanti hasilnya buruk, mereka akan diberi hukuman karena dianggap menghina raja. Para pelukis tersebut satu per satu mengundurkan diri dengan berbagai alasan. Lalu, ada seorang pelukis yang memberanikan diri untuk melukis raja.Sang raja senang dengan keberanian pelukis itu. Si pelukis menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk mengerjakan lukisan yang diminta raja. Sampai akhirnya tiba hari saat lukisan itu dipamerkan kepada publik. Para pelukis yang mengundurkan diri datang ke istana, mereka sangsi lukisan itu akan indah. Anggapan para pelukis itu langsung sirna ketika kain penutup lukisan itu dibuka. Sebab, hasil lukisan itu sangatlah indah dan sang raja terlihat demikian gagah. Pada lukisan, raja digambarkan sedang menunggangi kuda yang menghadap ke samping, sambil bersiap memanah. Sehingga kakinya yang cacat tidak terlihat dan matanya yang buta terpejam seperti sedang membidik. Apa inti dari kisah inspiratif di atas? Inti dari cerita inspirasi singkat di atas adalah jangan mudah menyerah dengan segala hambatan. Berani mengambil risiko, berani berpikir di luar kebiasaan, bersedia menantang dirinya untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif adalah yang akan memenangkan pertempuran.
·id.vesiraja.com·
Lukisan Indah Raja Bermata dan Berkaki Satu