Gending Rare Bali Semut Semut Api
Semut, semut api.
Kija ambahin mulih.
Tembok bolong.
Saling atat, saling pentil.
Ketipat nasi pasil.
Bene dongkang kipa.
Enjok enjok cunguh besil.
Unggit unggit.
Artikel ini muncul pertama kali di:
Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital
Pada:
Gending Rare Bali Semut Semut Api
Lirik Lagu Anak Daerah Bali Juru Pencar
Juru pencar juru pencar
Mai jalan mencar ngejuk ebe
Be gede gede
Be gede gede
Di sowane ajaka liu
Artikel ini muncul pertama kali di:
Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital
Pada:
Lirik Lagu Anak Daerah Bali Juru Pencar
Teks Lagu Anak Dua Mata Saya Dalam Bahasa Bali
Dadua matan tiange,
cunguh tiange besik.
Dadua batis tiange,
nganggo sepatu anyar.
Dadua kuping tiange,
kebot lan tengawan.
Besik cangkem tiange,
tusing suwud madaar.
Artikel ini muncul pertama kali di:
Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital
Pada:
Teks Lagu Anak Dua Mata Saya Dalam Bahasa Bali
Teks Lagu Anak Bali Katak Ngongkek
Peteng lemah ujan bales magrudugan,
katak dongkang pada girang ia macanda,
kung kek kong kek kung kek kong kek,
kung kek kong kek kung kek kong kek.
Dingin pesan awak tiange ngetor,
nyemak saput ngojog bale tur masare.
Artikel ini muncul pertama kali di:
Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital
Pada:
Teks Lagu Anak Bali Katak Ngongkek
Bagi yang pertama kali liburan ke Bali, anda akan menemui banyak penduduk lokal.
Namun akan ada satu hal yang akan membuat anda bertanya, kenapa banyak orang Bali nama depannya sama?
Unsur jenis kelamin umumnya mengawali nama orang Bali.
Kata seperti ‘I’ atau ‘Ni’ digunakan untuk membedakan jenis kelamin dimana ‘I’ diberikan untuk laki-laki sedangkan ‘Ni’ untuk perempuan.
Selain menunjukkan jenis kelamin, nama orang Bali juga menunjukkan urutan lahir seseorang.
Perempuan atau laki-laki sama-sama boleh memakai nama berikut ini.
Anak pertama biasanya diberi awalan Wayan diambil dari kata wayahan yang artinya tertua / lebih tua, yang paling matang.
Selain Wayan, nama depan untuk anak pertama juga kerap kali digunakan Putu atau Gede.
Dua nama ini biasanya digunakan oleh orang Bali di belahan utara dan barat, sedangkan di Bali Timur dan Selatan cenderung memilih nama Wayan.
Made diambil dari kata madya (tengah) sehingga digunakan sebagai nama depan anak kedua.
Di beberapa daerah di Bali, anak kedua juga kerap diberi nama depa Nengah yang juga diambil dari kata tengah.
Ada juga yang menggunakan kata Kadek yang merupakan serapan dari adi yang kemudian menjadi adek yang bermakna utama, atau adik.
Anak ketiga biasanya diberikan nama depan Nyoman atau Komang.
Konon diambil dari kata nyeman (lebih tawar) yang mengambil perbandingan kepada lapisan kulit pohon pisang, di mana ada bagian yang selapis sebelum kulit terluar yang rasanya cukup tawar.
Nyoman ini konon berasal dari serapan anom + an yang berarti muda.
Anak keempat diawali dengan sebutan Ketut, yang merupakan serapan ke + tuut ngetut yang bermakna mengikuti atau mengekor.
Ada juga yang mengkaitkan dengan kata kuno Kitut yang berarti sebuah pisang kecil di ujung terluar dari sesisir pisang.
Lalu, bagaimana jika anak kelima? Biasanya orangtua akan memberi nama Wayan namun akan ditambahkan Balik di belakangnya.
Kata ‘Balik’ memiliki arti kembali atau lagi. Tak hanya di Bali, ternyata pulau sekitarnya seperti Penida, Ceningan dan Lembongan juga memakai sistem nama yang sama.
Unsur terakhir yang membentuk nama orang Bali adalah kasta atau golongan sosial.
Dewasa ini kasta tak lagi berfungsi sebagai pembagian tugas dalam masyarakat tetapi masih digunakan dalam silsilah keluarga seperti pada penamaan seseorang.
Kasta yang tercantum dalam catur wangsa terdiri atas empat golongan yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra.
Brahmana merupakan keturunan pemuka agama yang pada masa kerajaan dipercaya untuk memimpin upacara keagamaan.
Orang-orang dari kasta ini umumnya akan punya nama depan Ida Bagus untuk laki-laki dan Ida Ayu untuk perempuan.
Untuk kasta Brahmana, kata ‘I’ dan ‘Ni’ itu otomatis diganti dengan ‘Bagus’ yang berati tampan dan ‘Ayu’ yang berarti cantik.
Selanjutnya Ksatria merupakan keturunan raja, bangsawan, atau golongan kerajaan.
Orang-orang dari Kasta ini umumnya punya gelar Anak Agung, Cokorda, atau Gusti.
Untuk perempuan biasanya bernama Dewa Ayu, Desak, atau Sagung.
Kemudian untuk kalangan Waisya yang merupakan keturunan pedagang dan pengusaha jaman kerajaan, punya nama seperti Ngakan, Kompyang, Sang, dan Si.
Namun nama-nama ini sudah jarang ditemui dan biasanya mereka lebih memilih nama sesuai urutan kelahiran.
Terakhir adalah golongan Sudra yang dulunya berprofesi sebagai pekerja atau buruh tetapi masa sekarang pekerjaannya sudah lebih bervariasi seperti bekerja di pemerintahaan atau swasta.
Nama orang Sudra menggunakan urutan kelahiran tanpa adanya gelar tertentu.
Artikel ini muncul pertama kali di:
Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital
Pada:
Nama Depan Yang Sama – Hal Unik Yang Ada di Bali
Nama Hari Dalam Bahasa Bali
Ada 7 hari dalam 1 minggu.
Apa saja nama-nama hari?
Dalam bahasa Indonesia nama-nama hari adalah Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu.
Namun, apa saja ya nama-nama hari dalam bahasa Bali?
Adan Dina : Nama Hari
Soma : Senin
Anggara : Selasa
Buda : Rabu
Wrespati : Kamis
Sukra : Jumat
Saniscara : Sabtu
Redite : Minggu
Artikel ini muncul pertama kali di:
Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital
Pada:
Nama Hari Dalam Bahasa Bali
Lirik Lagu Anak Ratu Anom, Lagu Anak dari Daerah Bali
Lirik Lagu Anak Ratu Anom, Lagu Anak dari Daerah Bali
Ratu Anom
Ratu Anom matangi mailen-ilen
Ratu Anom matangi mailen-ilen
Dong pirengang munyin sulinge di jaba
Dong pirengang munyin sulinge di jaba
Enyen ento manyuling di jaba tengah
Enyen ento manyuling di jaba tengah
Gusti Ngurah Alit Jambe Pemecutan
Gusti Ngurah Alit Jambe Pemecutan
Artikel ini muncul pertama kali di:
Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital
Pada:
Lirik Lagu Anak Ratu Anom, Lagu Anak dari Daerah Bali
Teks Lagu Anak Daerah Bali : Meong Meong
Meong-meong
Alih je bikule
Bikul gede gede
Buin mokoh-mokoh
Kereng pesan ngerusuhin
Artikel ini muncul pertama kali di:
Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital
Pada:
Teks Lagu Anak Daerah Bali : Meong Meong
Bali menjadi salah satu daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya.
Setiap proses pernikahan yang dilaksanakan oleh masyarakat Bali sangatlah sakral mulai dari proses pengenalan kedua keluarga sampai ke proses lamaran.
Walaupun sakral proses adat pernikahan orang Bali juga terkesan mewah dan meriah.
Berikut proses pernikahan pada suku Bali.
Mesedek
Mesedek adalah tahapan acara pertama pada adat pernikahan Bali.
Pada acara ini kedua orang tua dari mempelai pria mendatangi rumah mempelai wanita untuk memperkenalkan diri.
Mesedek juga dilakukan untuk meminang wanita dan bersungguh-sungguh ingin menjadi pasangan hidupnya.
Mesedek juga dilakukan agar orang tua calon pengantin wanita mengetahui seberapa mantap mempelai pria ingin membangun rumah tangga dan bagaimana sikapnya.
Acara ini dianggap sukses ketika orang tua mempelai wanita menyatakan setuju.
Ngindih
Ini adalah proses dimana kedua keluarga menentukan tanggal pernikahan yang baik.
Menurut masyarakat Bali menentukan tanggal yang baik untuk pernikahan adalah ritual penting yang melibatkan seluruh keluarga baik pihak wanita dan pria.
Tanggal baik biasanya ditentukan mempelai pria berdasarkan nasihat dari seorang Sulinggih atau orang yang sudah dianggap mengerti tentang nikabang padewasaan (tanggal pernikahan yang baik).
Ngekeb (Siraman)
Proses ini dilakukan sehari sebelum pernikahan.
Calon mempelai wanita akan mandi dengan berbagai ramuan rempah-rempah yang disebut sebagai ritual penyambutan hari pernikahan.
Dalam proses ini calon mempelai wanita tidak boleh keluar kamar sampai dijemput oleh pihak pria.
Ketika mempelai pria sudah sampai di kamar pengantin, sang wanita wajib ditutupi dengan selembar kain tipis berwarna kuning dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Upacara ngekeb ini bermakna sang wanita telah mengubur masa lalunya dalam-dalam dan siap menjalani lembaran kehidupan baru bersama calon suami.
Mungkah Lawang
Tahapan upacara pernikahan adat Bali selanjutnya adalah mungkah lawang atau yang berarti membuka pintu.
Upacara ini bertujuan untuk menjemput mempelai wanita yang berada di kamarnya.
Dalam upacara ini, utusan pihak mempelai pria akan mengetuk pintu kamar mempelai wanita sebanyak tiga kali dengan diiringi musik khas Bali yang bermakna bahwa mempelai pria telah datang dan siap menjemput mempelai wanitanya.
Mesegehagung
Tahapan selanjutnya adalah melakukan upacara mesegehagung.
Upacara ini bertujuan untuk menyambut kedatangan kedua belah mempelai terutama mempelai wanita.
Setelah itu pengantin wanita dapat masuk ke dalam kamar yang telah disediakan dan akan disusul oleh ibu dari mempelai pria.
Di dalam kamar mempelai wanita, ibu dari mempelai pria akan meminta mempelai wanita untuk melepas kain kuning yang dia kenakan dan akan ditukar dengan kepingan uang.
Medagang-dagangan
Upacara selanjutnya adalah medagang-dagangan yang dalam bahasa daerah Bali berarti berdagang.
Dalam proses ini mempelai wanita dan pria diminta untuk melakukan tawar-menawar tentang barang dagangan hingga mencapai tahap pembayaran.
Madengen-dengen
Tahapan berikutnya adalah madengen-dengen.
Upacara ini bertujuan untuk menyucikan kedua belah pihak dari hal-hal negatif yang ada pada diri mereka.
Dalam upacara adat pernikahan di Bali, prosesi ini akan dipimpin oleh seorang pemimpin agama seperti pendeta ataupun pemangku adat sesuai dengan adat dan budaya masing-masing daerah.
Upacara ini bertujuan untuk membersihkan diri kedua mempelai disertai dengan sejumlah prosesi.
Mewidhi Widana
Tahapan yang paling penting dalam pernikahan adat Bali adalah mewidhi widana.
Upacara ini adalah upacara penyempurnaan proses pembersihan diri dari kedua belah pihak.
Dalam upacara ini mempelai pria dan wanita mengenakan pakaian kebesaran.
Upacara ini juga bertujuan untuk meminta restu dari Tuhan Yang Maha Esa agar acara pernikahan diberkahi dan juga kehidupan bersuami istri juga akan direstui.
Majauman
Setelah beberapa hari mengikuti sang suami, kemudian seluruh keluarga suami mengantar istri untuk kembali ke rumah mereka dan memohon restu kepada keluarga mempelai wanita karena anak mereka telah menjadi bagian dari keluarga besar sang pria.
Upacara ini dinamakan upacara majauman ngabe tipat bantal.