Gending Rare Bali Semut Semut Api
Semut, semut api.
Kija ambahin mulih.
Tembok bolong.
Saling atat, saling pentil.
Ketipat nasi pasil.
Bene dongkang kipa.
Enjok enjok cunguh besil.
Unggit unggit.
Artikel ini muncul pertama kali di:
Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital
Pada:
Gending Rare Bali Semut Semut Api
Lirik Lagu Anak Daerah Bali Juru Pencar
Juru pencar juru pencar
Mai jalan mencar ngejuk ebe
Be gede gede
Be gede gede
Di sowane ajaka liu
Artikel ini muncul pertama kali di:
Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital
Pada:
Lirik Lagu Anak Daerah Bali Juru Pencar
Teks Lagu Anak Dua Mata Saya Dalam Bahasa Bali
Dadua matan tiange,
cunguh tiange besik.
Dadua batis tiange,
nganggo sepatu anyar.
Dadua kuping tiange,
kebot lan tengawan.
Besik cangkem tiange,
tusing suwud madaar.
Artikel ini muncul pertama kali di:
Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital
Pada:
Teks Lagu Anak Dua Mata Saya Dalam Bahasa Bali
Teks Lagu Anak Bali Katak Ngongkek
Peteng lemah ujan bales magrudugan,
katak dongkang pada girang ia macanda,
kung kek kong kek kung kek kong kek,
kung kek kong kek kung kek kong kek.
Dingin pesan awak tiange ngetor,
nyemak saput ngojog bale tur masare.
Artikel ini muncul pertama kali di:
Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital
Pada:
Teks Lagu Anak Bali Katak Ngongkek
Bagi yang pertama kali liburan ke Bali, anda akan menemui banyak penduduk lokal.
Namun akan ada satu hal yang akan membuat anda bertanya, kenapa banyak orang Bali nama depannya sama?
Unsur jenis kelamin umumnya mengawali nama orang Bali.
Kata seperti ‘I’ atau ‘Ni’ digunakan untuk membedakan jenis kelamin dimana ‘I’ diberikan untuk laki-laki sedangkan ‘Ni’ untuk perempuan.
Selain menunjukkan jenis kelamin, nama orang Bali juga menunjukkan urutan lahir seseorang.
Perempuan atau laki-laki sama-sama boleh memakai nama berikut ini.
Anak pertama biasanya diberi awalan Wayan diambil dari kata wayahan yang artinya tertua / lebih tua, yang paling matang.
Selain Wayan, nama depan untuk anak pertama juga kerap kali digunakan Putu atau Gede.
Dua nama ini biasanya digunakan oleh orang Bali di belahan utara dan barat, sedangkan di Bali Timur dan Selatan cenderung memilih nama Wayan.
Made diambil dari kata madya (tengah) sehingga digunakan sebagai nama depan anak kedua.
Di beberapa daerah di Bali, anak kedua juga kerap diberi nama depa Nengah yang juga diambil dari kata tengah.
Ada juga yang menggunakan kata Kadek yang merupakan serapan dari adi yang kemudian menjadi adek yang bermakna utama, atau adik.
Anak ketiga biasanya diberikan nama depan Nyoman atau Komang.
Konon diambil dari kata nyeman (lebih tawar) yang mengambil perbandingan kepada lapisan kulit pohon pisang, di mana ada bagian yang selapis sebelum kulit terluar yang rasanya cukup tawar.
Nyoman ini konon berasal dari serapan anom + an yang berarti muda.
Anak keempat diawali dengan sebutan Ketut, yang merupakan serapan ke + tuut ngetut yang bermakna mengikuti atau mengekor.
Ada juga yang mengkaitkan dengan kata kuno Kitut yang berarti sebuah pisang kecil di ujung terluar dari sesisir pisang.
Lalu, bagaimana jika anak kelima? Biasanya orangtua akan memberi nama Wayan namun akan ditambahkan Balik di belakangnya.
Kata ‘Balik’ memiliki arti kembali atau lagi. Tak hanya di Bali, ternyata pulau sekitarnya seperti Penida, Ceningan dan Lembongan juga memakai sistem nama yang sama.
Unsur terakhir yang membentuk nama orang Bali adalah kasta atau golongan sosial.
Dewasa ini kasta tak lagi berfungsi sebagai pembagian tugas dalam masyarakat tetapi masih digunakan dalam silsilah keluarga seperti pada penamaan seseorang.
Kasta yang tercantum dalam catur wangsa terdiri atas empat golongan yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra.
Brahmana merupakan keturunan pemuka agama yang pada masa kerajaan dipercaya untuk memimpin upacara keagamaan.
Orang-orang dari kasta ini umumnya akan punya nama depan Ida Bagus untuk laki-laki dan Ida Ayu untuk perempuan.
Untuk kasta Brahmana, kata ‘I’ dan ‘Ni’ itu otomatis diganti dengan ‘Bagus’ yang berati tampan dan ‘Ayu’ yang berarti cantik.
Selanjutnya Ksatria merupakan keturunan raja, bangsawan, atau golongan kerajaan.
Orang-orang dari Kasta ini umumnya punya gelar Anak Agung, Cokorda, atau Gusti.
Untuk perempuan biasanya bernama Dewa Ayu, Desak, atau Sagung.
Kemudian untuk kalangan Waisya yang merupakan keturunan pedagang dan pengusaha jaman kerajaan, punya nama seperti Ngakan, Kompyang, Sang, dan Si.
Namun nama-nama ini sudah jarang ditemui dan biasanya mereka lebih memilih nama sesuai urutan kelahiran.
Terakhir adalah golongan Sudra yang dulunya berprofesi sebagai pekerja atau buruh tetapi masa sekarang pekerjaannya sudah lebih bervariasi seperti bekerja di pemerintahaan atau swasta.
Nama orang Sudra menggunakan urutan kelahiran tanpa adanya gelar tertentu.
Artikel ini muncul pertama kali di:
Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital
Pada:
Nama Depan Yang Sama – Hal Unik Yang Ada di Bali
Nama Hari Dalam Bahasa Bali
Ada 7 hari dalam 1 minggu.
Apa saja nama-nama hari?
Dalam bahasa Indonesia nama-nama hari adalah Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu.
Namun, apa saja ya nama-nama hari dalam bahasa Bali?
Adan Dina : Nama Hari
Soma : Senin
Anggara : Selasa
Buda : Rabu
Wrespati : Kamis
Sukra : Jumat
Saniscara : Sabtu
Redite : Minggu
Artikel ini muncul pertama kali di:
Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital
Pada:
Nama Hari Dalam Bahasa Bali
Lirik Lagu Anak Ratu Anom, Lagu Anak dari Daerah Bali
Lirik Lagu Anak Ratu Anom, Lagu Anak dari Daerah Bali
Ratu Anom
Ratu Anom matangi mailen-ilen
Ratu Anom matangi mailen-ilen
Dong pirengang munyin sulinge di jaba
Dong pirengang munyin sulinge di jaba
Enyen ento manyuling di jaba tengah
Enyen ento manyuling di jaba tengah
Gusti Ngurah Alit Jambe Pemecutan
Gusti Ngurah Alit Jambe Pemecutan
Artikel ini muncul pertama kali di:
Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital
Pada:
Lirik Lagu Anak Ratu Anom, Lagu Anak dari Daerah Bali
Teks Lagu Anak Daerah Bali : Meong Meong
Meong-meong
Alih je bikule
Bikul gede gede
Buin mokoh-mokoh
Kereng pesan ngerusuhin
Artikel ini muncul pertama kali di:
Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital
Pada:
Teks Lagu Anak Daerah Bali : Meong Meong
Suku Padang merupakan salah satu suku dengan tradisi pernikahan yang unik.
Biasanya keluarga pihak laki-laki yang mendatangi keluarga pihak perempuan, tapi suku Padang justru melakukan hal yang sebaliknya.
Mulai dari perkenalan kedua keluarga sampai ke proses lamaran.
Tradisi pernikahan suku Padang tidak hanya melibatkan keluarga dalam prosesi penyambutan hari pernikahan, tapi juga warga sekitar rumah dan juga para kepala adat.
Berikut proses pernikahan pada suku Minangkabau
Maresek
Maresek adalah proses dimana pihak keluarga wanita akan datang ke rumah pihak laki-laki untuk melakukan penjajakan atau perkenalan ke pada pihak keluarga pria.
Di acara ini pihak wanita akan membawa makanan seperti seserahan ke keluarga pihak laki-laki.
Maminang dan Batuka Tanda
Setelah kedua keluarga sudah pendekatan, berikutnya meminang.
Pihak wanita mendatangi rumah pihak laki-laki dan sekaligus melaksanakan acara pertunangan.
Dalam acara pertunangan suku Minangkabau, pasangan calon pengantin berjanji akan melanjutkan tahap hubungannya sampai tahap pernikahan dengan saling bertukar simbol perjanjian berbentuk cincin atau jenis perhiasan lainnya.
Dalam proses ini, tokoh-tokoh adat akan diundang untuk memimpin prosesi acara.
Mahanta
Mahanta adalah istilah pasangan meminta ijin, restu, dan doa dari seluruh pihak keluarga untuk acara pernikahan.
Di acara ini seluruh keluarga baik dari pihak laki-laki maupun perempuan harus hadir dan berikutnya melakukan acara doa bersama.
Babako-babaki
Ini adalah proses pihak keluarga ayah calon mempelai wanita mencoba membantu biaya pernikahan semampunya.
Acara ini dilakukan beberapa hari sebelum akad nikah.
Acara ini juga dihadiri oleh seluruh pihak keluarga.
Hal-hal yang harus dipersiapkan di acara ini adalah sirih lengkap (sebagai kepala adat), nasi kuning singgang ayam (makanan adat), antaran barang yang diperlukan calon mempelai wanita seperti seperangkat busana, perhiasan emas, lauk pauk baik yang sudah dimasak maupun yang masih mentah, kue-kue dan sebagainya.
Malam Bainai
Ini dilaksanakan oleh mempelai wanita sehari sebelum hari pernikahan.
Acara ini ditandai dengan menghias tangan calon mempelai wanita dengan inai (pacar) sebagai ritual unjuk kasih sayang kepada para sesepuh sebelum pernikahan.
Manjapuik Marapulai
Adalah proses pihak pria dijemput dan diantar ke lokasi pernikahan oleh pihak wanita.
Dalam proses ini pihak wanita harus menyediakan arak-arakan seperti parade dalam menjemput dan mengantar pihak laki-laki sampai ke tempat pernikahannya.
Artikel ini muncul pertama kali di:
Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital
Pada:
Tradisi Pernikahan Adat Minangkabau (Padang)
Ini Dia 4 Langkah Menuju Pernikahan Adat Tionghoa Yang Sempurna
Meski tradisi pernikahan adat Tionghoa telah berpadu dengan tradisi pernikahan Barat, sebagian besar pernikahan adat Tionghoa mempertahankan beberapa elemen budaya tradisional.
Dari pertunangan hingga upacara pernikahan, inilah yang harus kamu ketahui.
1. Rencanakan Pertunangan Sempurna
Seperti dalam budaya Barat, sebelum pernikahan, harus ada pertunangan terlebih dahulu.
Di masa lalu, sebagian besar keluarga Tionghoa mengandalkan perjodohan, tetapi saat ini, mayoritas pasangan menemukan pasangan mereka sendiri dan menikah karena cinta.
Beberapa elemen dari pertunangan dan pernikahan tradisional adat Tiongkok tetap utuh hingga saat ini.
Misalnya, keluarga mempelai pria biasanya akan mengirimkan “hadiah pertunangan” kepada keluarga mempelai wanita, yang biasanya berupa makanan dan kue.
Hadiah ini membantu mengesahkan pertunangan.
Selain hadiah pertunangan, keluarga pengantin akan berkonsultasi dengan peramal yang berperan membantu keluarga menentukan apakah pasangan itu cocok untuk menikah.
Peramal akan menggunakan berbagai hal seperti nama, tanggal lahir, dan waktu lahir untuk menganalisis kecocokan.
Jika semuanya berjalan dengan baik, pasangan itu akan menetapkan tanggal pernikahan mereka.
2. Pilih Gaun yang Tepat
Bagi banyak wanita Tionghoa, memilih gaun pengantin yang sempurna sebenarnya berarti memilih tiga gaun.
Pakaian tradisional khas disebut qipao , yang telah dipakai di Tiongkok sejak abad ke-17.
Kebanyakan wanita akan mengenakan satu qipao merah, gaun putih gaya Barat, dan gaun pesta ketiga sepanjang malam.
Gaun diganti di seluruh resepsi setelah hidangan disajikan.
Beberapa pengantin bahkan akan memilih gaun keempat, yang mereka kenakan saat mereka mengucapkan selamat tinggal saat para tamu meninggalkan pernikahan.
3. Undang Tamu
Undangan pernikahan tradisional Tiongkok biasanya berwarna merah dan ditempatkan di dalam amplop merah.
Berbeda dengan amplop merah yang digunakan untuk memberikan hadiah uang, amplop undangan pernikahan biasanya lebih lebar dan panjang.
Teks biasanya ditulis dengan emas, yang merupakan simbol kekayaan dalam budaya Tionghoa.
Seperti dalam budaya Barat, undangan memuat informasi penting tentang perayaan tersebut.
Karakter kebahagiaan ganda / double happiness biasanya tercantum pada undangan.
4. Pilih Dekorasi
Dekorasi pada pernikahan khas Tionghoa biasanya disediakan oleh tempat resepsi.
Karakter double happiness sering digantung terbalik sebagai simbol datangnya kebahagiaan.
Selain simbol bernuansa pernikahan, dekorasi mungkin termasuk lampu, lilin, dan bunga yang mirip dengan yang kamu temukan di pernikahan khas Barat.
Tempat sering kali memiliki panggung di mana pengantin berdiri sebelum resepsi dimulai dan saat bersulang.
The post Ini Dia 4 Langkah Menuju Pernikahan Adat Tionghoa Yang Sempurna first appeared on Vesiraja Indonesia .
Sumber: firewoodandearth.com
Suku Jawa juga terkenal memiliki proses adat pernikahan yang panjang dan sakral.
Uniknya, proses pernikahan adat Jawa yang digelar kaum bangsawan akan memiliki prosesi acara pesta yang lebih panjang, meriah dan mengundang masyarakat sekitar.
Ada banyak pertunjukan seni sebagai bentuk ritual yang dihadirkan dalam pesta pernikahan adat Jawa.
Mulai dari penyambutan sampai pengiringan pengantin menuju pelaminan.
Terdapat 3 jenis adat pernikahan di Jawa, antara lain Jawa Solo, Jawa Semarang dan Jawa Yogyakarta.
Namun, secara umum prosesnya jika diurutkan seperti berikut.
Pembicaraan
Ini adalah proses dimana kedua keluarga bertemu dirumah calon mempelai wanita untuk proses perkenalan sampai ke proses lamaran dan pemilihan tanggal untuk pernikahan (Gethok Dina).
Proses ini juga dinamakan dengan proses pembicaraan.
Kesaksian
Proses ini adalah langkah selanjutnya, yaitu proses pihak pria atau wanita akan membawa kerabat dekat sebagai saksi untuk peneguhan pembicaraan proses Gethok Dina sebelumnya sampai ke pembicaraan langkah pernikahan selanjutnya.
Di dalam proses ini terdapat beberapa ritual yang wajib dilakukan seperti Srah-srahan (pemberian cincin), Peningsetan (bertukar cincin), Asak Tukon (penyerahan sejumlah uang dari pihak laki-laki ke pada pihak perempuan), Gethok Dina (penentuan tanggal pernikahan).
Siaga
Tahapan ini dilakukan oleh pihak wanita di rumahnya sendiri.
Tahapan ini melibatkan seluruh keluarga dari pihak wanita.
Tujuan tahapan ini adalah untuk membentuk panitia acara pada saat tanggal pernikahan tiba.
Didalam proses ini terdapat beberapa ritual seperti sedhahan (pembagian undangan kepada anggota keluarga yang akan menjadi panitia), kumbakarnan (pertemuan para anggota keluarga yang menjadi panitia), janggolan (membuat laporan ke KUA) dan terakhir tandhakan (memberi tanda di Kantor Pencatatan Sipil bahwasanya ada acara hajatan mantu dengan cara ijab).
Upacara
Terdapat 5 tahapan yang harus dilakukan oleh pasangan dan keluarga yaitu pasang tarub dan tratag (penanda lokasi pernikahan), kembar mayang, tuwuhan (pemasangan dekorasi pernikahan), siraman, adol dhawet.
Midodareni
Midodareni merupakan upacara pada malam sebelum akad nikah dilaksanakan.
Kegiatannya adalah malam melepas masa lajang bagi kedua calon pengantin.
Acara ini dilaksanakan di rumah calon pengantin wanita.
Acara ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa calon pengantin pria akan hadir saat akad nikah, dan sebagai bukti bahwa keluarga calon pengantin perempuan memang benar-benar sudah siap melakukan prosesi pernikahan esok hari.
Ijob Qobul dan Resepsi
Puncak dari acara pernikahan adat Jawa adalah resepsi yang dilakukan tepat setelah Ijob Qobul (ijab kabul).
Pada resepsinya terdapat berbagai ritual lain juga yang dilakukan seperti menyambut pengantin, mengiringi pengantin dan masih banyak lagi.
Acara resepsi ini biasanya akan diakhiri dengan sungkeman, atau mengucapkan terimakasih atas restu yang diberikan kepada orang tua.
The post Tradisi Pernikahan Adat Jawa first appeared on Vesiraja Indonesia .
Dalam pernikahan tradisional Tiongkok, semuanya sesuai dengan adat.
Tanggal? Dipilih melalui konsultasi dengan seorang peramal.
Lokasinya? Dipilih feng shui yang harmonis.
Dekorasi dan pakaiannya? Kaya akan simbolisme keberuntungan.
Dapatkan inspirasi dari gaya gaun pengantin Tiongkok berikut ini untuk hari terpenting kamu.
Gaya Tradisional
Gaya gaun pengantin tradisional Tiongkok adalah bentuk pernikahan yang mengacu pada dinasti yang berbeda dan digunakan secara langsung dalam gaun pengantin modern untuk membentuk citra pengantin retro.
Banyak anak muda meniru bentuk pernikahan kuno, sehingga pernikahan retro memenuhi preferensi beberapa anak muda.
Misalnya, gaun pernikahan Hanfu yang naik daun dalam beberapa tahun terakhir.
Gaya Etnik
Gaya etnik adalah gaya gaun pengantin yang meniru kostum pernikahan semua suku di Tiongkok.
Gaun pengantin gaya etnik mengikuti gaya berbagai gaun pengantin tradisional secara umum, membentuk citra pengantin dengan pesona Tiongkok.
Gaya Modern
Berdasarkan gaun pengantin tradisional Tiongkok atau beberapa gaun pengantin etnik, gaun pengantin Tiongkok modern menggabungkan tren mode gaun pengantin modern dengan selera estetika modern, memadukan gaya fitur pernikahan modern, yang memiliki pesona klasik dan gaya modern.
Di masa lalu, orang tua dan mak comblang mengatur pertunangan dan pernikahan.
Pertunangan adat Tionghoa terdiri dari enam tahapan.
Lamaran pernikahan, menanyakan nama, berdoa untuk keberuntungan, mengirim hadiah pertunangan, mengirim undangan, dan menyambut pengantin wanita.
Mak comblang
Sebuah keluarga akan menyewa mak comblang, dan mak comblang akan pergi ke rumah keluarga lain untuk melakukan lamaran.
Kemudian kedua keluarga akan berkonsultasi dengan peramal yang menganalisis tanggal lahir pria dan wanita, waktu, nama, dan informasi penting lainnya.
Jika mereka dianggap cocok, kesepakatan pernikahan akan disetujui.
Hadiah pertunangan akan dipertukarkan dan pernikahan direncanakan.
Sementara beberapa keluarga mungkin masih memilih perjodohan atau menjodohkan anak-anak mereka dengan anak-anak teman mereka, kebanyakan orang Tionghoa modern menemukan jodoh mereka sendiri dan memutuskan kapan harus menikah.
Pria sering menghadiahkan wanita dengan cincin pertunangan berlian.
Tetapi banyak tradisi pertunangan Tionghoa termasuk pertukaran hadiah pertunangan, mahar pengantin, dan konsultasi dengan peramal tetap penting pada hari ini.
Hadiah Pertunangan
Setelah pasangan memutuskan untuk menikah, keluarga pengantin pria biasanya mengirimkan hadiah kepada keluarga pengantin wanita.
Ini biasanya termasuk makanan simbolis dan kue.
Namun, di beberapa daerah, ada tradisi mempelai pria memberikan uang kepada calon mertuanya untuk hak istimewa menikahi putri mereka.
Setelah keluarga pengantin wanita menerima hadiah, pernikahan tidak bisa dibatalkan begitu saja.
Mahar Pengantin
Di masa lalu, mahar pengantin terdiri dari hadiah yang dibawa pengantin wanita ke rumah suaminya setelah menikah.
Begitu seorang wanita menikah, dia meninggalkan rumah orang tuanya dan menjadi bagian dari keluarga suaminya.
Tanggung jawab utamanya beralih ke keluarga suaminya.
Nilai maharnya menentukan status perempuan dalam rumah tangga barunya.
Di jaman modern, mahar membantu pasangan itu mengatur rumah baru mereka, di mana mereka biasanya tinggal secara terpisah dari orang tua mempelai pria.
Mahar pengantin wanita dapat mencakup satu set teh, tempat tidur, perabotan, aksesori kamar mandi, peralatan kecil, dan pakaian serta perhiasan pribadinya.
Konsultasi Peramal
Sebelum mengkonfirmasi pertunangan, keluarga berkonsultasi dengan peramal untuk memastikan kecocokan pasangan.
Peramal menganalisis nama, tanggal lahir, tahun lahir, dan waktu lahir mereka untuk menentukan apakah mereka dapat hidup harmonis.
Akhirnya, keluarga berkonsultasi menentukan hari baik untuk pernikahan.
Bali menjadi salah satu daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya.
Setiap proses pernikahan yang dilaksanakan oleh masyarakat Bali sangatlah sakral mulai dari proses pengenalan kedua keluarga sampai ke proses lamaran.
Walaupun sakral proses adat pernikahan orang Bali juga terkesan mewah dan meriah.
Berikut proses pernikahan pada suku Bali.
Mesedek
Mesedek adalah tahapan acara pertama pada adat pernikahan Bali.
Pada acara ini kedua orang tua dari mempelai pria mendatangi rumah mempelai wanita untuk memperkenalkan diri.
Mesedek juga dilakukan untuk meminang wanita dan bersungguh-sungguh ingin menjadi pasangan hidupnya.
Mesedek juga dilakukan agar orang tua calon pengantin wanita mengetahui seberapa mantap mempelai pria ingin membangun rumah tangga dan bagaimana sikapnya.
Acara ini dianggap sukses ketika orang tua mempelai wanita menyatakan setuju.
Ngindih
Ini adalah proses dimana kedua keluarga menentukan tanggal pernikahan yang baik.
Menurut masyarakat Bali menentukan tanggal yang baik untuk pernikahan adalah ritual penting yang melibatkan seluruh keluarga baik pihak wanita dan pria.
Tanggal baik biasanya ditentukan mempelai pria berdasarkan nasihat dari seorang Sulinggih atau orang yang sudah dianggap mengerti tentang nikabang padewasaan (tanggal pernikahan yang baik).
Ngekeb (Siraman)
Proses ini dilakukan sehari sebelum pernikahan.
Calon mempelai wanita akan mandi dengan berbagai ramuan rempah-rempah yang disebut sebagai ritual penyambutan hari pernikahan.
Dalam proses ini calon mempelai wanita tidak boleh keluar kamar sampai dijemput oleh pihak pria.
Ketika mempelai pria sudah sampai di kamar pengantin, sang wanita wajib ditutupi dengan selembar kain tipis berwarna kuning dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Upacara ngekeb ini bermakna sang wanita telah mengubur masa lalunya dalam-dalam dan siap menjalani lembaran kehidupan baru bersama calon suami.
Mungkah Lawang
Tahapan upacara pernikahan adat Bali selanjutnya adalah mungkah lawang atau yang berarti membuka pintu.
Upacara ini bertujuan untuk menjemput mempelai wanita yang berada di kamarnya.
Dalam upacara ini, utusan pihak mempelai pria akan mengetuk pintu kamar mempelai wanita sebanyak tiga kali dengan diiringi musik khas Bali yang bermakna bahwa mempelai pria telah datang dan siap menjemput mempelai wanitanya.
Mesegehagung
Tahapan selanjutnya adalah melakukan upacara mesegehagung.
Upacara ini bertujuan untuk menyambut kedatangan kedua belah mempelai terutama mempelai wanita.
Setelah itu pengantin wanita dapat masuk ke dalam kamar yang telah disediakan dan akan disusul oleh ibu dari mempelai pria.
Di dalam kamar mempelai wanita, ibu dari mempelai pria akan meminta mempelai wanita untuk melepas kain kuning yang dia kenakan dan akan ditukar dengan kepingan uang.
Medagang-dagangan
Upacara selanjutnya adalah medagang-dagangan yang dalam bahasa daerah Bali berarti berdagang.
Dalam proses ini mempelai wanita dan pria diminta untuk melakukan tawar-menawar tentang barang dagangan hingga mencapai tahap pembayaran.
Madengen-dengen
Tahapan berikutnya adalah madengen-dengen.
Upacara ini bertujuan untuk menyucikan kedua belah pihak dari hal-hal negatif yang ada pada diri mereka.
Dalam upacara adat pernikahan di Bali, prosesi ini akan dipimpin oleh seorang pemimpin agama seperti pendeta ataupun pemangku adat sesuai dengan adat dan budaya masing-masing daerah.
Upacara ini bertujuan untuk membersihkan diri kedua mempelai disertai dengan sejumlah prosesi.
Mewidhi Widana
Tahapan yang paling penting dalam pernikahan adat Bali adalah mewidhi widana.
Upacara ini adalah upacara penyempurnaan proses pembersihan diri dari kedua belah pihak.
Dalam upacara ini mempelai pria dan wanita mengenakan pakaian kebesaran.
Upacara ini juga bertujuan untuk meminta restu dari Tuhan Yang Maha Esa agar acara pernikahan diberkahi dan juga kehidupan bersuami istri juga akan direstui.
Majauman
Setelah beberapa hari mengikuti sang suami, kemudian seluruh keluarga suami mengantar istri untuk kembali ke rumah mereka dan memohon restu kepada keluarga mempelai wanita karena anak mereka telah menjadi bagian dari keluarga besar sang pria.
Upacara ini dinamakan upacara majauman ngabe tipat bantal.
Sumber: Pinterest
Masyarakat nusantara mengenal berbagai tradisi seputar pernikahan, mengingat pernikahan merupakan suatu hal penting dan dianggap sakral dalam siklus hidup manusia, tak terkecuali pada masyarakat Suku Ogan.
Suku yang mendiami wilayah dataran tinggi Sumatera Selatan ini mengenal suatu tradisi seputar pernikahan warisan leluhur yang disebut dengan tradisi Pengadangan.
Pengadangan adalah tradisi seputar pernikahan masyarakat Suku Ogan, yang dilakukan dengan cara menghalang-halangi pengantin pria dengan menggunakan selendang panjang.
Untuk bisa melewati selendang tersebut, mempelai pria dan rombongannya harus memenuhi apa saja yang diminta oleh mempelai perempuan.
Pengadangan, selain sebagi bentuk penghormatan, juga dilaksanakan untuk mempererat silaturahmi antar dua keluarga yang akan disatukan dalam suatu pernikahan.
Dalam prosesi pengadangan, pihak mempelai laki-laki akan diiringi dengan tetabuhan rebana, sambil tidak lupa membawa berbagai bawaan yang diinginkan oleh mempelai perempuan.
Pada saat pengadangan dibutuhkan seorang juru bicara yang berasal dari pemangku adat yang bertugas untuk melobi dan meyakinkan pihak mempelai perempuan.
Setelah persetujuan telah disepakati kedua belah pihak, prosesi kemudian dilanjutkan dengan akad nikah.
Setelah akad nikah diucapkan, dan kedua mempelai telah sah secara adat dan hukum negara, pesta pernikahan kemudian dimeriahkan dengan tarian penghibur pengantin.
Seiring perubahan jaman, tradisi pengadangan dalam pernikahan adat Suku Ogan sudah jarang dilakukan.
Padahal banyak nilai luhur yang dapat diambil dari prosesi adat tersebut, seperti saling menghormati, mempererat tali silaturahmi, dan menghargai perempuan seperti menghargai ibu kita sendiri.
Sumber: Indonesia Kaya
Sumber: Pinterest
Suku Bugis sudah dikenal sebagai pernikahan suku yang mahal karena nilai mahar yang harus diberikan yaitu emas.
Proses adat yang dimiliki oleh suku Bugis pun cukup panjang dan meriah karena melibatkan seluruh orang dari keluarga kedua belah pihak hampir disetiap prosesnya.
Berikut proses pernikahan pada suku Bugis.
Mammanu-manu
Ini adalah tahap penjajakan yang dilakukan oleh anggota keluarga wanita dari pihak pria untuk mencari tahu informasi selengkapnya tentang calon wanita yang ingin dinikahi.
Tapi proses ini dilakukan secara rahasia dan tidak boleh diketahui oleh pihak keluarga wanita.
Madduta
Setelah mengirimkan kabar mengenai calon wanita yang memang belum terikat dan dikatakan cocok untuk dipinang berikutnya adalah tahap madutta dimana utusan dari pihak laki-laki baik keluarga ataupun tokoh adat akan langsung mendatangi keluarga pihak perempuan untuk memberi kabar mengenai ingin melamar anak perempuan.
Mappasiarekeng
Proses ini adalah pemberian simbol ikatan, yang mengatakan bahwa calon mempelai wanita telah diikat dan akan dinikahi.
Simbol ikatan ini dapat berupa cincin dan hal simbolis lainnya.
Proses ini dilakukan di rumah keluarga pihak perempuan.
Setelah pemberian barang-barang simbolis, terdapat sesi pemberian hadiah oleh keluarga dan rekan-rekan pihak laki-laki.
Jumlah hadiah dan harganya yang akan diberikan adalah hasil keputusan dari kedua keluarga.
Mappaiseng dan Mattampa
Proses ini disebut juga, proses menyebarkan informasi kepada seluruh anggota keluarga, tetangga, tokoh masyarakat dan warga sekitar mengenai pernikahan yang akan dilaksanakan.
Acara ini juga dilaksanakan sebagai bentuk memohon bantuan baik doa dan restu, tenaga dan pikiran juga bantuan harta demi lancarnya pelaksanaan acara.
Proses ini dilakukan 10 hari sebelum pernikahan.
Mappatetong Sareto
Ini adalah proses di mana warga akan bergotong royong membantu keluarga pasangan untuk merapikan lokasi pernikahan.
Baik itu membantu membangun pelaminan atau panggung untuk hiburan.
Sumber: lkpnoeralita.wordpress.com
Suku Banjar juga memiliki tradisi pernikahan yang wajib diikuti.
Pernikahan suku Banjar dikenal sebagai pernikahan dengan prosesi yang meriah dan cukup panjang.
Prosesi pernikahan suku Banjar melibatkan banyak orang, baik dari pihak keluarga, orang sekitar tempat tinggal, dan tokoh-tokoh adat.
Berikut proses pernikahan pada suku Banjar
Basasuluh
Adalah proses dimana pihak pria akan datang ke rumah calon mempelai wanita untuk melakukan proses penjajakan atau perkenalan keluarga.
Hal ini ditandai dengan keluarga pria datang berjalan ramai-ramai ke rumah keluarga wanita dengan menyalakan dan membawa obor pada malam hari.
Badatang
Tahap ini adalah dimana pihak pria datang ke ke rumah pihak wanita untuk meminang.
Hal ini dilakukan oleh seluruh anggota kedua keluarga.
Maatar Patalian
Proses ini sama saja dengan pertunangan.
Karena arti dari maatar patalian adalah pengikat.
Ketika akan melamar pihak pria akan memberikan aneka ragam barang seperti pakaian, perhiasan, alat rias, serta berbagai barang lainnya yang di maksudkan sebagai simbol bekal sang mempelai untuk menjalani kehidupan baru berumah tangga.
Maatar Jujuran
Dalam adat Kalimantan proses pemberian mas kawin dilakukan sesaat sebelum atau setelah akad nikah dilaksanakan.
Mas kawin yang diberikan biasanya dalam bentuk uang, emas (cincin) dan seperangkat alat sholat.
Suku Batak dikenal sebagai suku yang memiliki proses panjang yang harus dilalui sebelum pasangan menuju hari pernikahan.
Umumnya, proses tersebut ialah pertemuan antar keluarga yang rutin dilakukan, mulai dari proses perkenalan keluarga kedua belah pihak hingga ke acara pertunangan.
Dari serangkaian acara tersebut hampir seluruhnya melibatkan keluarga besar.
Berikut adalah proses pernikahan dengan adat Batak.
Sumber: thebridedept.com
Margarisika
Ini adalah proses dimana pihak pria dan beberapa anggota keluarga datang ke kediaman pihak wanita untuk proses penjajakan untuk mengenal pihak perempuan dan keluarganya.
Di proses ini pihak keluarga pria harus memberikan cincin sebagai simbol pengikat kepada pihak wanita.
Marhusip
Marhusip adalah proses selanjutnya dari margarisika dimana ketika pihak keluarga wanita terbuka terhadap keinginan pihak pria yang ingin meminang si wanita.
Pada proses ini pihak kedua belah pihak keluarga akan membahas tentang hal-hal pokok mengenai pernikahan.
Tahap ini melibatkan seluruh pihak keluarga pasangan.
Marhata Sinamot
Terdapat proses jual-beli wanita di adat Batak dan harga yang ditetapkan untuk bisa meminang si wanita disebut dengan sinamot (mahar).
Marhata sinamot dapat diartikan proses kedua belah pihak keluarga membicarakan serta tawar menawar mengenai jumlah harga yang harus dikeluarkan oleh pihak keluarga pria jika ingin meminang si wanita.
Semakin tinggi kualitas wanita seperti tingkat pendidikan maka harga mahar juga semakin mahal.
Selain itu, terdapat juga acara membagikan daging kepada seluruh pihak keluarga ketika proses tawar-menawar harga telah selesai.
Martumpol
Martumpol sama dengan pertunangan di dalam adat Batak.
Apabila kamu pasangan kristiani, maka Martumpol dilakukan di gereja dan disaksikan oleh keluarga kedua belah pihak, serta pejabat gereja dan jemaat gereja.
Martumpol dilakukan 2 minggu sebelum hari pernikahan.
Selama martumpol kamu harus menyiapkan konsumsi untuk semua yang menghadiri acara martumpol tersebut.
Martonggo raja
Adalah proses yang dilakukan sebelum kamu melakukan pemberkatan di gereja seperti perayaan pra-menikah.
Di proses ini kamu juga tetap menyiapkan konsumsi untuk seluruh keluarga yang menghandiri acara tersebut diluar dari konsumsi saat resepsi pernikahan atau acara utama dari pernikahan kamu.
Pesta Unjuk
Adalah tahap terakhir dari rangkaian pernikahan adat Batak.
Dilakukan setelah pemberkatan di gereja.
Pesta Unjuk layaknya sebuah resepsi pernikahan, dan terdapat acara penyambutan para tamu yang memiliki hubungan dengan pasangan.
Musik mengiringi sepanjang pesta berlangsung.
Biasanya Pesta Unjuk ini dilakukan di sebuah gedung atau aula pertemuan di gereja.
Sumber: cermati.com