Found 3 bookmarks
Custom sorting
Kebijaksanaan Jenghis Khan
Kebijaksanaan Jenghis Khan
Setelah lelah karena habis berperang, Jenghis Khan (1162-1227), Raja Mongol termasyhur penguasa benua Asia yang meluluh lantakkan dan penakluk semenanjung Balkan di Eropa Timur, di suatu hari memutuskan untuk berburu ke hutan bersama beberapa Panglima Perang andalannya. Selain membawa Anjing Pemburu, Jenghis Khan juga membawa Burung Rajawali nya yang sudah terlatih untuk berburu dan juga dapat menuntun Jenghis Khan pulang ke Istana bila mereka tersesat di tengah hutan. Usai berburu dan mendapatkan hasil yang lumayan banyak, mereka pun memutuskan pulang. Ternyata dalam perjalanan Jenghis Khan merasa kehausan, mereka lalu mencari sumber air. Untunglah, tak seberapa jauh ditemukan tetesan air bening di sebuah bebatuan besar. Jenghis Khan kemudian menampung tetesan air itu dalam sebuah mangkuk. Ketika ia hendak minum, tiba-tiba Burung Rajawalinya menukik dan memukul tangan Jenghis Khan sehingga air dalam mangkuk itu tumpah. Beberapa kali ia mencoba lagi (menampung air di mangkuknya dan mau diminum), tapi selalu terulang kembali gangguan dari Burung Rajawali peliharaannya itu. Hal ini membuat Jenghis Khan marah, maka ketika Sang Rajawali kesekian kali menumpahkan air yang hendak diminumnya, ia kemudian menebas leher Rajawali dengan pedangnya sampai Rajawali tergeletak di kakinya, mati seketika dengan kepala terputus. Rasa hausnya pun hilang seketika. Dengan rasa penasaran yang teramat sangat, Jenghis Khan naik ke atas bebatuan itu untuk mencari sumber air tersebut. Ketika sampai di atas, ternyata sumber tetesan air itu sebuah telaga kecil, Jenghis Khan terkejut bukan main karena ia melihat seekor ular berbisa mati dengan luka menganga di pinggiran telaga air itu dan bisa (racun)-nya mencemari telaga itu dan airnya mengalir ke arah bebatuan tempat ia tadi menampung dengan mangkok. Hati Jenghis Khan seketika sesak mengingat kematian Rajawali yang berusaha keras menyelamatkan nya. Ia kemudian menuruni bukit itu, lalu mengambil mayat Burung Rajawalinya yang sudah mati itu dan menggendongnya dengan rasa penyesalan yang amat sangat. Hati kecilnya menjerit, Jenghis Khan tak kuasa menahan air matanya. Dengan lirih ia berkata: Hari ini aku mendapat pelajaran berharga yang sangat menyedihkan, dan sejak hari ini aku tidak akan melakukan sesuatu apapun jika sedang marah. Kemudian pulang ke Istananya dan memanggil seluruh Panglima Perangnya berikut pasukannya. Atas perintah Jenghis Khan, dilakukanlah upacara penguburan sang Rajawali. Burung Rajawali yang sudah tewas itu dibungkus dengan baju perang milik Jenghis Khan. Usai pemakaman sang Rajawali, Jenghis Khan berpidato di hadapan ribuan pasukannya: “Hari ini kita bisa memenangkan satu pertempuran yang besar. Kita bisa mengalahkan musuh.Tapi, pada saat ini saya tidak bisa mengalah kan diri saya sendiri. Dan pelajaran yang sangat mahal itu baru saya dapatkan dari seekor Rajawali yang sangat berjasa dan baru kita makamkan itu.” Keesokan harinya Jenghis Khan memerintahkan seorang seniman terkenal membuatkan patung emas Burung Rajawali itu. Di sayap kiri Patung Rajawali itu tertulis : Saat seorang sahabat melakukan hal yang tidak berkenan di hatimu sekalipun, dia tetaplah sahabatmu… Sementara di sayap kanan patung Rajawali satunya tertulis: Tindakan apapun yang dilakukan dalam angkara murka hanya akan membuahkan kegagalan. Sahabatku, Dalam keadaan marah, biasanya semua tindakan kita tidak bisa terkontrol dengan baik. Lebih baik redakan dulu amarah kamu, tenangkan diri kamu. Selama amarah kamu belum reda, tundalah dulu keputusan-keputusan penting yang harus kamu ambil bila kamu tidak ingin menyesalinya di kemudian hari. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Kebijaksanaan Jenghis Khan
·id.vesiraja.com·
Kebijaksanaan Jenghis Khan
Antara Pasrah dan Putus Asa
Antara Pasrah dan Putus Asa
Antara Pasrah dan Putus Asa Oleh: Adi W. Gunawan “Pak Adi, saya ini sudah pasrah, tapi kenapa ya hati saya masih terus gundah, susah. Apa yang salah dengan diri saya? Katanya kalau orang pasrah, hidupnya bisa tenang,” tanya seorang klien. “Bisa Ibu jelaskan lebih detil kondisi yang Ibu alami dan apa yang telah Ibu lakukan untuk pasrah?” tanya saya. Klien ini, sebut saja sebagai Bu Tanti, 47 tahun, merasa dalam posisi terjepit. Sudah setahun ini ia tinggal serumah dengan mertua perempuan. Sejak mertua lakinya meninggal, ibu mertua ini ikut Bu Tanti karena suami Bu Tanti adalah anak tunggal. Luar biasanya, si Ibu mertua, menurut Bu Tanti, sangat cerewet, sangat pengatur, mendominasi rumah tangganya. Bu Tanti bingung dan galau. Kebahagiaannya terusik dengan hadirnya si mertua. Tapi, ia tidak mungkin menempatkan mertua di panti jompo. Suaminya pasti tidak setuju. Bila ibu mertua diminta tinggal di rumahnya sendiri, suami Bu Tanti tidak tega. Saya tanya Bu Tanti, “Ibu yakin sudah benar-benar pasrah?” “Saya sudah pasrah, Pak Adi. Terserah Ibu mertua saya mau apa di rumah saya, saya tidak ambil pusing, tidak mau tahu, dan tidak mau ngurusi,” jawabnya agak ketus. Saya tertawa geli dan tergelak saat mendengar jawaban Bu Tanti. Dari caranya menjawab saya tahu sebenarnya ia tidak pasrah. Bahkan, mencoba pasrah saja belum ia lakukan. Yang terjadi sebenarnya adalah ia PUTUS ASA, bukan PASRAH. “Ibu tidak pasrah. Tapi Ibu putus asa,” jawab saya. “Ah.. saya sudah pasrah total nih, Pak,” jawabnya lagi. Saya sampaikan padanya bahwa yang sering orang katakan sebagai “pasrah” sebenarnya adalah “putus asa”. Mereka tidak bisa atau tidak mengerti bedanya atau cara membedakannya. Saat kita telah benar-benar pasrah, kita tidak lagi terikat, melekat, atau dipengaruhi oleh hal di luar diri. Saat benar-benar pasrah, hati dipenuhi perasaan tenang, damai, bahagia. Masalah bisa tetap ada, namun ia tidak lagi berpengaruh pada diri kita. Namun, saat seseorang telah berusaha mengatasi kondisi yang membuatnya tidak nyaman dan tidak berhasil, akhirnya ia frustrasi, dan putus asa. Setelahnya, ia berusaha untuk tidak lagi mau memikirkan masalah ini. Ini yang sering mereka sebut sebagai pasrah. Cara membedakan antara pasrah dan putus asa ada pada kualitas pikiran dan emosi yang dialami seseorang. Saat benar pasrah, kita merasa tenang, damai, bahagia. Saat putus asa, perasaan yang dirasakan adalah andilau, antara dilema dan galau, tidak nyaman, sangat terganggu. Kita bisa bersikeras sudah pasrah namun perasaan, pikiran, dan kondisi tubuh tidak bisa bohong. Orang yang putus asa tapi bersikeras mengatakan dirinya pasrah pasti merasa tidak nyaman dan menderita dengan “kepasrahannya” ini. Demikianlah adanya… Demikianlah kenyataannya…. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital di Bali Pada: Antara Pasrah dan Putus Asa
·id.vesiraja.com·
Antara Pasrah dan Putus Asa
Inilah 7 Cara Orang Sukses Menghabiskan Waktunya
Inilah 7 Cara Orang Sukses Menghabiskan Waktunya
Ada tiga pilihan untuk menghabiskan waktu. Investasi, belanja, atau menyia-nyiakannya. Kamu pilih yang mana? Buang-buang waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak penting, atau benar-benar berusaha menginvestasikan dan menghabiskan waktu dengan bijaksana? Ini adalah pertanyaan penting untuk ditanyakan tetapi jangan menilai diri sendiri jika merasa terlalu banyak membuang-buang waktu. Saat menilai diri sendiri, bisa menimbulkan rasa bersalah dan rasa bersalah akan menghalangi pertumbuhan. Ketika kamu merasa bersalah, kamu merasa lelah dan lesu. Kamu merasa malas dan buruk tentang diri sendiri. Itu membuat kehilangan energi. Berikut adalah tujuh cara orang-orang sukses menghabiskan waktu mereka dan bagaimana kamu dapat belajar untuk berhenti membuang-buang waktu, tetapi menghabiskannya dengan berinvestasi pada hal-hal yang akan memberdayakan hidup kamu. 1. Ciptakan pola pikir yang bermanfaat Apakah kamu terburu-buru membeli ponsel model terbaru yang sedang hits di pasaran? Jika demikian, kamu tidak sendirian. Hanya karena telepon berumur beberapa tahun, bukan berarti itu usang dan tidak berguna. Seringkali kita mengabaikan dan membuang hal-hal yang tidak berguna padahal masih memiliki banyak kehidupan di dalamnya. Orang-orang sukses bertanya pada diri sendiri apakah apa yang mereka lakukan akan membantu mereka mencapai tujuan mereka. Akankah pengalaman atau tugas membantu membawa mereka ke tempat yang mereka inginkan? Itu bisa apa saja mulai dari tidur siang atau istirahat. Apa pun itu, mereka melihatnya dari segi kegunaan, bukan kesia-siaan. Tetap terbuka terhadap kemungkinan yang dimiliki setiap momen. Temukan aspek situasi yang akan berguna bagi kamu, dan fokus untuk menerapkannya dalam hidup kamu. 2. Lebih baik belajar daripada merasa iri Perbandingan mengarah pada masalah harga diri. Sayangnya, kita semua mendapati diri kita merasakan hal-hal itu di beberapa titik dalam hidup. Orang-orang sukses, bagaimanapun, tidak membiarkan kecemburuan atau rasa iri menyelinap masuk. Sebaliknya, ketika mereka melihat orang mencapai hal-hal hebat, mereka menggunakannya untuk memotivasi diri mereka sendiri. Mereka mengambil perasaan negatif dan mengubahnya menjadi perasaan positif dengan mempelajari orang lain. Semakin dalam menyelami perjalanan seseorang, semakin baik memahami langkah dan proses yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Pengetahuan itu memberdayakan kamu untuk menjalankan rencana untuk diri sendiri. 3. Gantikan hiburan dengan hal bermanfaat Gantikan hal-hal yang membuang-buang waktu dengan hal-hal bermanfaat. Gunakan waktu dengan baik. Mulai dengan langkah kecil, dan jangan mengandalkan kemauan keras. Ini akan membuat stres ketika mencoba dan memaksa diri untuk membuat perubahan sekaligus. Bangun pagi kebiasaan sehat. Mulailah dengan membuat perubahan untuk satu hari, lalu tambahkan lagi sampai terbentuk rutinitas. Saat mempraktikkannya, pola pikir akan berubah, dan kamu mematahkan pola itu suatu hari nanti. Kebiasaan baru menjadi hal yang dinantikan. 4. Gunakan Kecerdasan, jangan emosi Jangan sampai terbawa emosi. Tanyakan pada diri sendiri apakah perasaan yang kamu rasakan benar. Emosi didasarkan pada apa yang dikatakan atau diasumsikan seseorang, jadi perlu mencari informasi yang akurat. Tanyakan pada diri sendiri apakah informasi itu berguna. Apakah itu membuat kamu menjadi orang yang lebih baik, atau membuat saya lebih dekat dengan tujuan saya? Tanyakan pada diri sendiri apakah emosi itu dapat ditindaklanjuti. Tindakan apa yang akan menyelesaikan emosi yang kamu rasakan. Menempatkan emosi melalui filter ini memberi waktu untuk mendapatkan kebenaran dari masalah ini. Emosi akan tetap terkendali dalam proses menemukan kebenaran. Kebenaran itu berguna, dan membuat perilaku untuk menindaklanjuti. Tindakan adalah bagian terpenting. Orang sukses hanya bekerja berdasarkan kebenaran. 5. Pertumbuhan menuju tujuan Setiap orang harus menetapkan tujuan. Menetapkan tujuan itu baik karena memberi alat untuk mengukur, terutama ketika kamu merasa gagal. Orang-orang sukses menetapkan pertumbuhan menuju tujuan mereka. Mereka tahu arah mereka, dan mereka tahu bagaimana mereka akan sampai di sana. Yang kamu butuhkan adalah rencana tentang bagaimana kamu akan mencapai tujuan itu. Saat menetapkan tujuan, tetapkan juga rencana pertumbuhan. Sertakan dalam rencana segala sesuatu mulai dari keterampilan yang dibutuhkan untuk berkembang, pelatihan yang dibutuhkan, apa yang ingin dipelajari dari prosesnya, dan strategi yang perlu diambil untuk mencapainya. 6. Terapi dan pelatihan Terapi membantu orang memahami masa lalu mereka, dan pelatihan membantu orang bekerja menuju masa depan mereka. Dua hal ini adalah kombinasi yang luar biasa. Kebanyakan orang membuang waktu, dan waktu berlalu begitu saja. Jika kita tidak mengontrol waktu kita dengan bijak, tidak pernah ada cukup waktu untuk menyelesaikan semua yang kita inginkan. Dengan memodelkan apa yang dilakukan orang-orang sukses dengan waktu mereka, kamu dapat lebih memahami di mana kamu perlu mengatur waktu kamu. 7. Meditasi Bermeditasi setiap hari selama tujuh menit akan membuat hidup kamu lebih rileks dan tenang.
·id.vesiraja.com·
Inilah 7 Cara Orang Sukses Menghabiskan Waktunya