Found 2 bookmarks
Custom sorting
Bapak Penjual Cemilan
Bapak Penjual Cemilan
Di tepi jalan ada Bapak jualan cemilan. Aku beli 3 bungkus kripik. Kutanya, “Berapa, Pak?” Sambil nunduk bapak itu jawab, “Ibu ambil apa saja?” Aku spontan mengernyitkan dahi, batinku, “Koq Bapaknya kenapa tanya, yah?” “3 kripik, Pak.” “28 ribu, ibu”, jawabnya. Kusodorkan uang selembar 100 ribu. “Berapa ibu uangnya?”, masih dalam posisi nunduk nanyanya. Aku mulai bingung dengan pertanyaannya. Kujawab, “100 ribu, Pak.” Bapak itu lalu berdiri meraba-raba kantong celananya sambil ngeluarin beberapa uang. Astaga…. ternyata bapak itu ada masalah di matanya dan sepertinya gak bisa lihat. Ya Tuhan.. kenapa aku tak pandai menjaga hati. Maafkan jika hati ini belum mampu berbaik sangka sama orang lain. Bapaknya sibuk membongkar uang yang dikeluarkan dari kantong celananya. Nyaris dikeluarkan semua di tangannya. Lalu dia bilang, “ambil saja ibu kembaliannya.” Seketika aku terkejut mendengar intruksi dari si Bapak. Lalu secara spontan aku bertanya pada Bapak itu, “Pak, Klo saya kasih uangnya 10 ribu terus saya ambil kembalinya 50 ribu dari tangan Bapak dan Bapak kan ga tau. Terus nanti bapak rugi dong?” Lagi-lagi jawaban yang sederhana muncul dari mulutnya, “Tuhan tidak akan salah alamat kasih rejeki ibu, kalo sekarang saya harus rugi, saya yakin Tuhan pasti lagi nyiapin rejeki lain buat saya. Hidup tidak hanya sebatas untung dan rugi, tetapi hidup belajar tentang sabar dan ikhlas,” katanya. Ah aku nih memang sensitif kalau ketemu orang hebat seperti ini, rasanya gak bisa nahan air dari pelupuk mata ini. Ooh Tuhan… Gemetar hati ini mendengarnya. Bapak itu nanya lagi, “Sudah ambil kembaliannya belum bu ?” (Agak bingung & ragu), akhirnya kujawab, “Ga usah, Pak! Hari ini Tuhan kirim rejeki untuk Jenengan.” Bapaknya senyum sambil bilang, “Terima kasih, ibu.” Aku terus sadar.. Ya Tuhan..ampuni aku.. Maafkan aku dari setiap kegelisahan dan keraguan hati ini akan Rezeki dari-Mu.. Disaat semakin susahnya mencari uang.. Si Bapak penjual cemilan ini dengan keterbatasan matanya tetap bertahan dan yakin bahwa Tuhan selalu ada bersamanya.. Hari ini belajar lagi dari manusia hebat penjual cemilan bahwa hidup tidak hanya sebatas untung dan rugi. Semoga Tuhan Senantiasa Melindungi. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Bapak Penjual Cemilan
·id.vesiraja.com·
Bapak Penjual Cemilan
Hidup Seimbang
Hidup Seimbang
Maru adalah seorang anak muda yang begitu gemilang karirnya. Namun ia merasa hidupnya masih saja tidak bahagia terutama ketika berpikir tentang keluarganya. Istrinya dianggapnya terlalu sering mengomel karena merasa Maru jarang memberikan waktu dan perhatiannya pada keluarga. Orang tua serta saudara-saudaranya pun juga menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli pada mereka. Tuntutan pekerjaan membuatnya tidak punya waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan untuk merenung bagi dirinya sendiri. Hingga suatu hari hidupnya berubah karena kejadian di bawah ini. Waktu itu Maru sedang menghadapi masalah pelik di perusahaan sehingga ia harus mendatangi rumah salah seorang petinggi perusahaan. Tiba di rumah petinggi perusahaan itu, Maru sangat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah. “Hai Maru. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus saya selesaikan,” seru tuan rumah. Bukannya masuk, Maru malahan menghampiri dan bertanya, “Maaf, Pak. Hebat sekali Bapak ini. Bagaimana caranya bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?” Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, “Maru, mau lihat keindahan yang lain? Kamu coba boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil keliling, bawa mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari”. Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tersebut tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, “Maru. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?” Sambil tersipu malu, Maru menjawab, “Maaf Pak, saya tidak bisa lihat apa pun karena fokus saya dari tadi hanya pada mangkok susu ini supaya tidak tumpah. Baiklah, saya akan pergi melihatnya.” Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum ia berkata, “Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman.” tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yg dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang hampir habis. Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, Maru berkata, “Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua”. “Hahaha! Maru. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak akan tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan lebih harmonis dan indah”. Dunia kita tidak stabil, ekonomi sulit, penyakit datang silih berganti, kadang kita dilanda pandemi, kadang kita dilanda resesi ekonomi. Semua itu butuh perhatian kita. Jika kita hanya perhatikan keluarga kita saja, tentu saja pekerjaan kita, ekonomi kita bisa jadi masalah. Lalu memperhatikan hanya pekerjaan dan ekonomi serta melupakan keluarga kita, itu juga akan menimbulkan masalah. Kesehatan kita saat ini juga dituntut tinggi. Kurang tidur, hidup serampangan, mengabaikan keselamatan diri juga akan bisa membahayakan bukan saja untuk diri kita tapi juga untuk keluarga kita. Perlu Olah raga, makan makanan bernutrisi yang sehat. Oleh karena itu mari kita seimbangkan semuanya. “Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.” (Albert Einstein) By Galatia Chandra Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Hidup Seimbang
·id.vesiraja.com·
Hidup Seimbang