Hipertensi vs Hipotensi
Hipertensi disebut juga tekanan darah tinggi, terjadi jika tekanan darh di atas 120/80 mmHg.
Gejala penderita hipertensi antara lain sakit kepala, kelelahan, pusing, pendarahan dari hidung, mual, muntah, dan sesak napas.
Hipertensi disebabkan karena ateriosklerosis (pengerasan pembuluh darah), obesitas (kegemukan), kurang olahraga, stres, mengkonsumsi minuman beralkolhol atau yang banyak mengandung garam, lemak, atau kolesterol.
Bagaimana cara mengatasi hipertensi?
Penderita hipertensi yang disebabkan karena obesitas harus menurunkan berat badannya, sehingga mencapai berat badan ideal, hindari mengkonsumsi minuman beralkohol dan makanan berlemak dan mengandung kolesterol tinggi, berolahraga secara rutin, menghindari kebiasaan merokok, dan hindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres.
Berbeda dengan hipertensi, hipotensi terjadi apabila tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg.
Hipotensi disebut juga dengan tekanan darah rendah.
Orang yang mengalami tekanan darah rendah umumnya akan mengeluhkan keadaan sering pusing, sering menguap, penglihatan terkadang dirasakan kurang jelas (berkunang-kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan, keringat dingin, merasa cepat lelah tak bertenaga, detak /denyut nadi lemah, dan tampak pucat.
Bagaimana cara mengatasi hipotensi?
Berikut ada beberapa cara untuk mengatasi hipotensi.
Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 sampai 10 gelas per hari, mengkonsumsi minuman yang dapat meningkatkan tekanan darah, misalnya kopi, mengkonsumi makanan yang cukup mengandung garam, dan berolahraga dengan teratur.
Artikel ini muncul pertama kali di:
Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital
Pada:
Hipertensi vs Hipotensi