Found 2 bookmarks
Custom sorting
Fungsi Ekologis dan Fungsi Ekonomis Hutan Mangrove
Fungsi Ekologis dan Fungsi Ekonomis Hutan Mangrove
Hutan mangrove atau lebih dikenal masyarakat sebagai hutan bakau merupakan tipe hutan yang terletak di daerah pasang surut air laut. Pada saat air pasang, hutan mangrove tergenang oleh air laut dan pada saat surut, hutan mangrove bebas dari genangan air laut. Biasanya hutan mangrove berkembang dengan baik pada pantai yang terlindung, muara sungai, ataupun laguna. Tumbuhan yang hidup di hutan mangrove tahan terhadap garam yang terkandung dalam air laut. Hutan mangrove memiliki fungsi ekologis dan fungsi ekonomis. Fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai habitat atau tempat tinggal binatang laut untuk berlindung, mencari makan, atau berkembang biak. Fungsi ekologis lainnya dari hutan mangrove adalah melindungi pantai dari abrasi air laut. Fungsi ekonomis hutan mangrove berupa nilai ekonomi dari kayu dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Penduduk biasanya memanfaatkan kayu sebagai bahan kayu bakar dan bahan pembuat arang. Kayu bakau dapat juga dijadikan bahan pembuat kertas. Selain kayu, hutan mangrove juga dihuni oleh beragam jenis hewan yang bernilai ekonomi, misalnya udang dan jenis ikan lainnya yang berkembang biak di wilayah ini. Hutan mangrove tersebar di pesisir barat pulau Sumatra, beberapa bagian dai pantai utara pulau Jawa, sepanjang pesisir Kalimantan, pesisir pulau Sulawesi, pesisir selatan Papua, dan sejumalh pulau kecil lainnya. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Fungsi Ekologis dan Fungsi Ekonomis Hutan Mangrove
·id.vesiraja.com·
Fungsi Ekologis dan Fungsi Ekonomis Hutan Mangrove
Tradisi Pernikahan Adat Bugis (Sulawesi Selatan)
Tradisi Pernikahan Adat Bugis (Sulawesi Selatan)
Sumber: Pinterest Suku Bugis sudah dikenal sebagai pernikahan suku yang mahal karena nilai mahar yang harus diberikan yaitu emas. Proses adat yang dimiliki oleh suku Bugis pun cukup panjang dan meriah karena melibatkan seluruh orang dari keluarga kedua belah pihak hampir disetiap prosesnya. Berikut proses pernikahan pada suku Bugis. Mammanu-manu Ini adalah tahap penjajakan yang dilakukan oleh anggota keluarga wanita dari pihak pria untuk mencari tahu informasi selengkapnya tentang calon wanita yang ingin dinikahi. Tapi proses ini dilakukan secara rahasia dan tidak boleh diketahui oleh pihak keluarga wanita. Madduta Setelah mengirimkan kabar mengenai calon wanita yang memang belum terikat dan dikatakan cocok untuk dipinang berikutnya adalah tahap madutta dimana utusan dari pihak laki-laki baik keluarga ataupun tokoh adat akan langsung mendatangi keluarga pihak perempuan untuk memberi kabar mengenai ingin melamar anak perempuan. Mappasiarekeng Proses ini adalah pemberian simbol ikatan, yang mengatakan bahwa calon mempelai wanita telah diikat dan akan dinikahi. Simbol ikatan ini dapat berupa cincin dan hal simbolis lainnya. Proses ini dilakukan di rumah keluarga pihak perempuan. Setelah pemberian barang-barang simbolis, terdapat sesi pemberian hadiah oleh keluarga dan rekan-rekan pihak laki-laki. Jumlah hadiah dan harganya yang akan diberikan adalah hasil keputusan dari kedua keluarga. Mappaiseng dan Mattampa Proses ini disebut juga, proses menyebarkan informasi kepada seluruh anggota keluarga, tetangga, tokoh masyarakat dan warga sekitar mengenai pernikahan yang akan dilaksanakan. Acara ini juga dilaksanakan sebagai bentuk memohon bantuan baik doa dan restu, tenaga dan pikiran juga bantuan harta demi lancarnya pelaksanaan acara. Proses ini dilakukan 10 hari sebelum pernikahan. Mappatetong Sareto Ini adalah proses di mana warga akan bergotong royong membantu keluarga pasangan untuk merapikan lokasi pernikahan. Baik itu membantu membangun pelaminan atau panggung untuk hiburan.
·id.vesiraja.com·
Tradisi Pernikahan Adat Bugis (Sulawesi Selatan)