Found 4 bookmarks
Custom sorting
Kenapa Orang Tua Tetap Memilih Jadi Gaptek
Kenapa Orang Tua Tetap Memilih Jadi Gaptek
Seorang pria muda telah menghabiskan waktu 1 jam di bank bersama bosnya hanya untuk mentransfer sejumlah uang. Pria itu tidak bisa menahan diri & bertanya, “Bos, kenapa tidak mengaktifkan internet banking?” “Mengapa aku harus melakukan itu?”, tanya bos. “Nah, Bos tidak perlu menghabiskan waktu 1 jam di sini untuk melakukan hal-hal seperti mentransfer uang. Bos bahkan bisa melakukan belanja online. Semuanya akan sangat mudah!” Pria itu, jadi sangat bersemangat untuk membujuk bosnya beralih ke dunia internet banking. Lalu bos kembali bertanya, “Jika saya melakukan itu, saya tidak perlu keluar rumah?” “Ya, ya!”, jawab pria itu. Ia menjelaskan kepada bos, bagaimana barang-barang kelontong bisa dikirim sampai di depan pintu rumah sekarang dan bagaimana toko online bisa memberikan segalanya! Tapi, jawaban bos membuat pria itu bungkam. Bos berkata … “Sejak aku memasuki bank hari ini, aku telah bertemu dengan 4 orang temanku. Aku mengobrol sebentar dengan staf yang mengenalku dengan baik. Kamu tahu aku ini hidup sendiri. Inilah waktu bertemu teman yang aku butuhkan. Aku bersemangat dan bersiap-siap datang ke bank. Aku menyediakan cukup waktu. Itu adalah sentuhan fisik yang aku idamkan.” “Dua tahun lalu waktu aku sakit, pemilik toko tempat aku membeli buah, datang menjengukku dan duduk di samping tempat tidurku bahkan menangis.” “Saat istriku jatuh beberapa waktu lalu saat berolahraga jalan pagi, tukang kelontong setempat melihatnya dan segera membawa mobilnya untuk mengantar istriku pulang.” “Apakah aku bisa mendapatkan sentuhan manusia seperti itu jika semuanya dilakukan dengan online?” “Mengapa aku menginginkan semuanya dikirimkan kepadaku dan memaksaku untuk berinteraksi hanya dengan komputer atau smartphone?” “Apakah Aku salah jika Aku ingin mengenal orang yang berbincang denganku dan bukan hanya sebagai penjual?” Ini menciptakan ikatan. Relasi… Apakah toko online juga bisa memberikan semua ini? Technology isn’ t life, Spend time with people. Not with devices. Teknologi bukanlah kehidupan. Luangkan waktu bersama dengan orang. Bukan dengan perangkat canggih. Atau Anda akan menyesal selamanya. Karena waktu tidak akan pernah kembali. Selagi masih bisa dan ada waktu. Mari kita menyapa, menghargai orang-orang di sekeliling kita yang kita jumpai setiap hari. Semoga Bermanfaat! Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Kenapa Orang Tua Tetap Memilih Jadi Gaptek
·id.vesiraja.com·
Kenapa Orang Tua Tetap Memilih Jadi Gaptek
Hidup Seimbang
Hidup Seimbang
Maru adalah seorang anak muda yang begitu gemilang karirnya. Namun ia merasa hidupnya masih saja tidak bahagia terutama ketika berpikir tentang keluarganya. Istrinya dianggapnya terlalu sering mengomel karena merasa Maru jarang memberikan waktu dan perhatiannya pada keluarga. Orang tua serta saudara-saudaranya pun juga menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli pada mereka. Tuntutan pekerjaan membuatnya tidak punya waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan untuk merenung bagi dirinya sendiri. Hingga suatu hari hidupnya berubah karena kejadian di bawah ini. Waktu itu Maru sedang menghadapi masalah pelik di perusahaan sehingga ia harus mendatangi rumah salah seorang petinggi perusahaan. Tiba di rumah petinggi perusahaan itu, Maru sangat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah. “Hai Maru. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus saya selesaikan,” seru tuan rumah. Bukannya masuk, Maru malahan menghampiri dan bertanya, “Maaf, Pak. Hebat sekali Bapak ini. Bagaimana caranya bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?” Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, “Maru, mau lihat keindahan yang lain? Kamu coba boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil keliling, bawa mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari”. Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tersebut tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, “Maru. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?” Sambil tersipu malu, Maru menjawab, “Maaf Pak, saya tidak bisa lihat apa pun karena fokus saya dari tadi hanya pada mangkok susu ini supaya tidak tumpah. Baiklah, saya akan pergi melihatnya.” Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum ia berkata, “Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman.” tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yg dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang hampir habis. Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, Maru berkata, “Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua”. “Hahaha! Maru. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak akan tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan lebih harmonis dan indah”. Dunia kita tidak stabil, ekonomi sulit, penyakit datang silih berganti, kadang kita dilanda pandemi, kadang kita dilanda resesi ekonomi. Semua itu butuh perhatian kita. Jika kita hanya perhatikan keluarga kita saja, tentu saja pekerjaan kita, ekonomi kita bisa jadi masalah. Lalu memperhatikan hanya pekerjaan dan ekonomi serta melupakan keluarga kita, itu juga akan menimbulkan masalah. Kesehatan kita saat ini juga dituntut tinggi. Kurang tidur, hidup serampangan, mengabaikan keselamatan diri juga akan bisa membahayakan bukan saja untuk diri kita tapi juga untuk keluarga kita. Perlu Olah raga, makan makanan bernutrisi yang sehat. Oleh karena itu mari kita seimbangkan semuanya. “Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.” (Albert Einstein) By Galatia Chandra Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital Pada: Hidup Seimbang
·id.vesiraja.com·
Hidup Seimbang
Tips Menulis Nama Tamu Undangan Pada Undangan Pernikahan
Tips Menulis Nama Tamu Undangan Pada Undangan Pernikahan
Di antara sekian banyak persiapan yang dilakukan oleh calon pengantin, salah satu yang tak boleh terlewatkan adalah undangan pernikahan. Undangan pernikahan merupakan pesan yang berisi pengumuman tentang hari bahagia. Penulisan nama tamu undangan jadi hal penting yang juga harus diperhatikan. Oleh karena kamu mengharapkan kehadiran mereka, maka kamu bisa menghargainya dengan menuliskan nama tamu undangan dengan benar. Tamu undangan akan merasa senang jika kamu menuliskan nama mereka dengan tepat. Sebaliknya, mereka akan kecewa jika kamu salah menuliskannya. Lalu, bagaimana penulisan nama tamu undangan yang baik? Berikut informasinya. Teman dan Kenalan Jika kamu menggunaan sapaan dengan panggilan dalam bahasa Inggris, gunakan “Mrs.” jika sudah menikah dan “Miss” jika belum untuk tamu undangan perempuan. Sedangkan “Mr.” untuk semua tamu undangan laki-laki. Demikan juga kamu bisa menggunakan panggilan yang jelas seperti Tuan, Nyonya, Bapak, Ibu, Saudara/i. Tamu Undangan yang Sudah Berumur Untuk tamu undangan yang sudah berumur, tuliskan nama lengkap, hindari menuliskan nama panggilan atau nama kecil. Kalau memungkinkan tuliskan juga gelar dari orang tersebut. Hal ini akan membuat tamu undangan yang sudah berumur akan meresa dihormati. Tetapi jika kamu tidak tahu, kamu bisa menuliskan “Bapak” atau “Ibu” sebelum nama mereka. Atasan di Tempat Kerja Jika berencana mengundang atasan kamu, penulisan nama juga harus kamu perhatikan. Penulisan nama undangan untuk atasan sama seperti sebelumnya, kamu bisa menggunakan nama lengkap dengan gelar. Tamu Beserta Keluarga Cantumkan “dan keluarga” apabila yang kamu undang satu keluarga beserta anak-anaknya. Namun, beri undangan tersendiri bagi tamu yang sudah berumur lebih dari 18 tahun. Tamu Undangan Beserta Pasangan Untuk mengundang tamu beserta pasangan kamu bisa menuliskan “nama temanmu & partner”. Hal itu berarti bahwa undangannya kamu tujukan untuk dia beserta partner undangan. Akhir kata, dari penjelasan di atas, sebaiknya kamu hindari menuliskan nama panggilan pada undangan pernikahan. Selalu ikuti panduan di atas agar kamu tidak salah dalam menuliskan nama pada undangan pernikahan kamu. Artikel ini muncul pertama kali di: Vesiraja Indonesia - Pembuatan Website & Pemasaran Digital di Bali Pada: Tips Menulis Nama Tamu Undangan Pada Undangan Pernikahan
·id.vesiraja.com·
Tips Menulis Nama Tamu Undangan Pada Undangan Pernikahan
Pesta Bersama Teman & Tetangga
Pesta Bersama Teman & Tetangga
Seorang pria menyembelih seekor sapi besar, menyalakan panggangan dan berkata kepada putranya, “Nak”, panggil orang yang kita cintai, teman dan tetangga sekitar, untuk makan bersama kita…. Mari kita berpesta!”…. Putranya turun ke jalan dan mulai berteriak: “Tolong bantu memadamkan api di rumah ayah saya! Setelah beberapa saat, sekelompok kecil orang keluar, dan sisanya bertindak seolah-olah mereka tidak mendengar teriakan minta tolong. Mereka yang datang makan dan minum sampai kenyang. Ayah yang tertegun menoleh ke putranya dan berkata kepadanya; “Orang-orang yang datang sebagian saya tidak mengenal mereka dan belum pernah melihat mereka sebelumnya, bagaimana bisa mereka datang?.” Putranya berkata, “Mereka yang keluar dari rumah mereka datang untuk membantu kita memadamkan api di rumah kita dan bukan untuk pesta….Merekalah yang pantas mendapatkan kemurahan hati dan keramahan kita”. KESIMPULAN: Terkadang, menyamarlah untuk mengetahui orang-orang yang benar benar peduli dengan Anda….
·id.vesiraja.com·
Pesta Bersama Teman & Tetangga