Found 3 bookmarks
Custom sorting
Tradisi Pernikahan Adat Bali
Tradisi Pernikahan Adat Bali
Bali menjadi salah satu daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya. Setiap proses pernikahan yang dilaksanakan oleh masyarakat Bali sangatlah sakral mulai dari proses pengenalan kedua keluarga sampai ke proses lamaran. Walaupun sakral proses adat pernikahan orang Bali juga terkesan mewah dan meriah. Berikut proses pernikahan pada suku Bali. Mesedek Mesedek adalah tahapan acara pertama pada adat pernikahan Bali. Pada acara ini kedua orang tua dari mempelai pria mendatangi rumah mempelai wanita untuk memperkenalkan diri. Mesedek juga dilakukan untuk meminang wanita dan bersungguh-sungguh ingin menjadi pasangan hidupnya. Mesedek juga dilakukan agar orang tua calon pengantin wanita mengetahui seberapa mantap mempelai pria ingin membangun rumah tangga dan bagaimana sikapnya. Acara ini dianggap sukses ketika orang tua mempelai wanita menyatakan setuju. Ngindih Ini adalah proses dimana kedua keluarga menentukan tanggal pernikahan yang baik. Menurut masyarakat Bali menentukan tanggal yang baik untuk pernikahan adalah ritual penting yang melibatkan seluruh keluarga baik pihak wanita dan pria. Tanggal baik biasanya ditentukan mempelai pria berdasarkan nasihat dari seorang Sulinggih atau orang yang sudah dianggap mengerti tentang nikabang padewasaan (tanggal pernikahan yang baik). Ngekeb (Siraman) Proses ini dilakukan sehari sebelum pernikahan. Calon mempelai wanita akan mandi dengan berbagai ramuan rempah-rempah yang disebut sebagai ritual penyambutan hari pernikahan. Dalam proses ini calon mempelai wanita tidak boleh keluar kamar sampai dijemput oleh pihak pria. Ketika mempelai pria sudah sampai di kamar pengantin, sang wanita wajib ditutupi dengan selembar kain tipis berwarna kuning dari ujung kepala hingga ujung kaki. Upacara ngekeb ini bermakna sang wanita telah mengubur masa lalunya dalam-dalam dan siap menjalani lembaran kehidupan baru bersama calon suami. Mungkah Lawang Tahapan upacara pernikahan adat Bali selanjutnya adalah mungkah lawang atau yang berarti membuka pintu. Upacara ini bertujuan untuk menjemput mempelai wanita yang berada di kamarnya. Dalam upacara ini, utusan pihak mempelai pria akan mengetuk pintu kamar mempelai wanita sebanyak tiga kali dengan diiringi musik khas Bali yang bermakna bahwa mempelai pria telah datang dan siap menjemput mempelai wanitanya. Mesegehagung Tahapan selanjutnya adalah melakukan upacara mesegehagung. Upacara ini bertujuan untuk menyambut kedatangan kedua belah mempelai terutama mempelai wanita. Setelah itu pengantin wanita dapat masuk ke dalam kamar yang telah disediakan dan akan disusul oleh ibu dari mempelai pria. Di dalam kamar mempelai wanita, ibu dari mempelai pria akan meminta mempelai wanita untuk melepas kain kuning yang dia kenakan dan akan ditukar dengan kepingan uang. Medagang-dagangan Upacara selanjutnya adalah medagang-dagangan yang dalam bahasa daerah Bali berarti berdagang. Dalam proses ini mempelai wanita dan pria diminta untuk melakukan tawar-menawar tentang barang dagangan hingga mencapai tahap pembayaran. Madengen-dengen Tahapan berikutnya adalah madengen-dengen. Upacara ini bertujuan untuk menyucikan kedua belah pihak dari hal-hal negatif yang ada pada diri mereka. Dalam upacara adat pernikahan di Bali, prosesi ini akan dipimpin oleh seorang pemimpin agama seperti pendeta ataupun pemangku adat sesuai dengan adat dan budaya masing-masing daerah. Upacara ini bertujuan untuk membersihkan diri kedua mempelai disertai dengan sejumlah prosesi. Mewidhi Widana Tahapan yang paling penting dalam pernikahan adat Bali adalah mewidhi widana. Upacara ini adalah upacara penyempurnaan proses pembersihan diri dari kedua belah pihak. Dalam upacara ini mempelai pria dan wanita mengenakan pakaian kebesaran. Upacara ini juga bertujuan untuk meminta restu dari Tuhan Yang Maha Esa agar acara pernikahan diberkahi dan juga kehidupan bersuami istri juga akan direstui. Majauman Setelah beberapa hari mengikuti sang suami, kemudian seluruh keluarga suami mengantar istri untuk kembali ke rumah mereka dan memohon restu kepada keluarga mempelai wanita karena anak mereka telah menjadi bagian dari keluarga besar sang pria. Upacara ini dinamakan upacara majauman ngabe tipat bantal.
·id.vesiraja.com·
Tradisi Pernikahan Adat Bali
Pengadangan, Tradisi Pernikahan Adat Suku Ogan
Pengadangan, Tradisi Pernikahan Adat Suku Ogan
Sumber: Pinterest Masyarakat nusantara mengenal berbagai tradisi seputar pernikahan, mengingat pernikahan merupakan suatu hal penting dan dianggap sakral dalam siklus hidup manusia, tak terkecuali pada masyarakat Suku Ogan. Suku yang mendiami wilayah dataran tinggi Sumatera Selatan ini mengenal suatu tradisi seputar pernikahan warisan leluhur yang disebut dengan tradisi Pengadangan. Pengadangan adalah tradisi seputar pernikahan masyarakat Suku Ogan, yang dilakukan dengan cara menghalang-halangi pengantin pria dengan menggunakan selendang panjang. Untuk bisa melewati selendang tersebut, mempelai pria dan rombongannya harus memenuhi apa saja yang diminta oleh mempelai perempuan. Pengadangan, selain sebagi bentuk penghormatan, juga dilaksanakan untuk mempererat silaturahmi antar dua keluarga yang akan disatukan dalam suatu pernikahan. Dalam prosesi pengadangan, pihak mempelai laki-laki akan diiringi dengan tetabuhan rebana, sambil tidak lupa membawa berbagai bawaan yang diinginkan oleh mempelai perempuan. Pada saat pengadangan dibutuhkan seorang juru bicara yang berasal dari pemangku adat yang bertugas untuk melobi dan meyakinkan pihak mempelai perempuan. Setelah persetujuan telah disepakati kedua belah pihak, prosesi kemudian dilanjutkan dengan akad nikah. Setelah akad nikah diucapkan, dan kedua mempelai telah sah secara adat dan hukum negara, pesta pernikahan kemudian dimeriahkan dengan tarian penghibur pengantin. Seiring perubahan jaman, tradisi pengadangan dalam pernikahan adat Suku Ogan sudah jarang dilakukan. Padahal banyak nilai luhur yang dapat diambil dari prosesi adat tersebut, seperti saling menghormati, mempererat tali silaturahmi, dan menghargai perempuan seperti menghargai ibu kita sendiri. Sumber: Indonesia Kaya
·id.vesiraja.com·
Pengadangan, Tradisi Pernikahan Adat Suku Ogan
Tradisi Pernikahan Adat Banjar Kalimantan Selatan
Tradisi Pernikahan Adat Banjar Kalimantan Selatan
Sumber: lkpnoeralita.wordpress.com Suku Banjar juga memiliki tradisi pernikahan yang wajib diikuti. Pernikahan suku Banjar dikenal sebagai pernikahan dengan prosesi yang meriah dan cukup panjang. Prosesi pernikahan suku Banjar melibatkan banyak orang, baik dari pihak keluarga, orang sekitar tempat tinggal, dan tokoh-tokoh adat. Berikut proses pernikahan pada suku Banjar Basasuluh Adalah proses dimana pihak pria akan datang ke rumah calon mempelai wanita untuk melakukan proses penjajakan atau perkenalan keluarga. Hal ini ditandai dengan keluarga pria datang berjalan ramai-ramai ke rumah keluarga wanita dengan menyalakan dan membawa obor pada malam hari. Badatang Tahap ini adalah dimana pihak pria datang ke ke rumah pihak wanita untuk meminang. Hal ini dilakukan oleh seluruh anggota kedua keluarga. Maatar Patalian Proses ini sama saja dengan pertunangan. Karena arti dari maatar patalian adalah pengikat. Ketika akan melamar pihak pria akan memberikan aneka ragam barang seperti pakaian, perhiasan, alat rias, serta berbagai barang lainnya yang di maksudkan sebagai simbol bekal sang mempelai untuk menjalani kehidupan baru berumah tangga. Maatar Jujuran Dalam adat Kalimantan proses pemberian mas kawin dilakukan sesaat sebelum atau setelah akad nikah dilaksanakan. Mas kawin yang diberikan biasanya dalam bentuk uang, emas (cincin) dan seperangkat alat sholat.
·id.vesiraja.com·
Tradisi Pernikahan Adat Banjar Kalimantan Selatan